
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ* حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
“Berbanyak-banyak telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur".
[ سورة التكاثر ]

berbanyak-banyak anak,
banyak-banyakan kepemilikan,
tinggi-tinggian karir jabatan,
perlombaan jabatan kekuasaan,
berbangga-banggaan materi dunia.
Kebanyakan fikiran yang macam-macam tentang harta dunia,
kebanyakan rencana dan kebanyakan angan-angan.
Hingga berakhir masuk kuburan, liang landak.



Terperdaya dengan hal yang remeh, lupa hal yang penting.




ألهاكم : شغلكم عن طاعة ربكم
شغلكم حب الدنيا ونعيمها وزهرتها عن طلب الآخرة وابتغائها

Kesibukanmu dan rutinitasmu mencintai kenikmatan dunia dan kemewahannya melupakan akhirat.


لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ مِنْ ذَهَبٍ الْتَمَسَ مَعَهُ وَادِيًا آخَرَ وَلَنْ يَمْلَأَ فَمَهُ إِلَّا التُّرَابُ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ )رواه مسلم)
"Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas, niscaya dia akan menginginkan yang lembah emas yang lain, dan tidak ada yang menutup mulutnya kecuali tanah kuburan..." (HR. Muslim)


" ( يقول ابن آدم : مالي مالي . وهل لك من مالك إلا ما أكلت
فأفنيت ، أو لبست فأبليت ، أو تصدقت فأمضيت ؟ "
"Anak Adam berkata : 'hartaku....hartaku..... Padahal tidaklah harta milikmu kecuali hanya apa yang kau makan maka akan sirna, dan apa yang kau pakai akan usang, dan apa yang kau sedekahkan maka kekal" (HR. Ahmad)

" يقول العبد : مالي مالي ؟ وإنما له من ماله ثلاث : ما أكل فأفنى ، أو لبس فأبلى ، أو تصدق فاقتنى وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس " . تفرد به مسلم .
"Anak Adam berkata : 'hartaku....hartaku..... Padahal sesungguhnya hartanya hanya tiga : apa yang dia makan maka habis, dan apa yang dia pakai maka usang, dan apa yang dia sedekahkan maka kekal" (HR. Muslim)

" يتبع الميت ثلاثة ، فيرجع اثنان ويبقى معه واحد : يتبعه أهله وماله وعمله ، فيرجع أهله وماله ، ويبقى عمله "
"Mayat itu diiringi tiga hal : yang dua balik yang satu mengikuti : yang mengiringinya hartanya dan keluarganya, yang terus mengikutinya adalah amalannya" (HR. Bukhori)

يهرم ابن آدم وتبقى منه اثنتان : الحرص والأمل " . أخرجاه في الصحيحين
"Anak Adam (manusia) itu bisa tua, tapi tetap saja dua hal (yang muda) : Kerakusan harta dan panjang angan" (Shohihain)





كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ, ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui” (QS. At-Takatsur: 3-4).
"Al-hasan mengatakan bahwa dalam ayat ini mengandung pengertian ancaman sesudah ancaman lainnya." Sahabat sekalian, sesungguhnya kita telah diancam sekaligus diingatkan oleh Allah Ta'ala, bahwa ketika kematian datang menjemput. Barulah kita sadar akan kelalaian kita, sadar bahwa apa yang kita lakukan adalah kesia-siaan. Barulah kita paham, bahwa harta yang telah susah payah kita kumpulkan akhirnya ditinggalkan. dan barulah kita ingat bahwa dunia itu amatlah singkat dan perjalanan akhirat yang kekal butuh perbekalan yang sangat banyak.


كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin (‘ilmu al-yaqin).” (QS. At-Takatsur: 5).
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan manusia. Dan ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Allah ingatkan, janganlah kalian para hamba-Ku disibukkan dengan perlombaan dunia, Jangan terlena dengan kemewahan yang maya, jangan haus akan kekayaan yang fana, karena hal demikian akan melalaikan dan melupakan kalian dari mencari bekal akhirat. Ketahuilah...!! kemudian Yakinilah...!! bahwa kematian itu pasti akan terjadi. Dan tidak ada seorang pun yang akan luput dari kejaran MAUT.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya :
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ, ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ´ainul yaqin” (QS. At-Takatsur: 6-7).
Jahim adalah nama dari nama-nama neraka. dan ayat ini merupakan penjelasan dari ancaman yang telah disebutkan diatas, yaitu pada firman كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ, ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . Allah mengancam mereka dengan Neraka Jahim, yaitu saat ahli neraka melihat neraka yang sedang bergolak dengan dahsyat, maka menyungkurlah semua malaikat terdekat dan para nabi pun duduk bersediku diatas kedua lututnya karena sangat takut menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan itu.
Dan saat dibangkitkan itulah pengetahuan manusia yang sebelumnya sebatas keyakinan berdasarkan kabar dari ilmu (‘ilmu al-yaqin) berganti menjadi penginderaan (‘ainu al-yaqin), Pengetahuan akan hari kebangkitan yang sebatas keyakinan di dalam hati semakin dibuktikan dengan indera penglihatan. Semakin menyesallah orang-orang yang menyesal dan selamatlah orang-orang yang berbekal.
Surat At-Takatsur ini Allah tutup dengan firman-Nya,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur: 6).
Semua manusia, baik mukmin maupun kafir akan ditanya tentang kenikmatan-kenikmatan dunia yang mereka kecap.
berkenaan dengan hal ini, Ada sebuah kisah yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Kitab Shahih-nya, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, (yang singkatnya) : Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersama Abu bakar as-shidiq bin Abi Kuhafah juga Umar bin khatab, keluar dalam keadaan lapar menuju rumah salah seorang sahabat Anshar ( Abu Ayyub al-Anshari). singkat cerita, ketika bertemu dengan sahabat yang dimaksud, sahabat itu memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dua orang rekannya. Dia berkata, “Segala puji bagi Allah, pada hari ini aku tidak mendapatkan tamu-tamu yang lebih mulia selain diri tamuku.”
Lalu sahabat itu menghidangkan korma segar dan korma yang sudah dikeringkan. Dia berkata, “Makanlah hidangan ini”. Lalu orang sahabat itu menyembelih domba, dan mereka semua makan dan minum. Setelah mereka kenyang, beliau bersabda shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Bakar dan Umar, “Demi yang diriku ada di Tangan-Nya, kalian benar-benar akan ditanya tentang kenikmatan ini pada hari kiamat. Rasa lapar telah membuat kalian keluar dari rumah, kemudian kalian tidak kembali melainkan setelah mendapat kenikmatan ini.”
sahabat sekalian, Jika makanan yang halal dan sedikit saja akan Allah tanyakan. lantas bagaimana dengan harta yang banyak yang dikumpulkan dalam perlombaan bermegah-megahan, serta kenikmatan-kenikmatan lain yang kita nikmati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari beberapa ayat yang Allah sebutkan tentang sifat kehidupan dunia, tidak satu pun ayat yang menyebutnya dengan bentuk pujian terhadap dunia. Sebagaimana firman-Nya,
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20).
Sahabat sekalian, dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta'ala berfirman :
“Wahai Dunia jika hambaku mengejarmu maka perbudaklah dia olehmu. Namun, jika Allah tujuannya jadilah engkau (Dunia) takluk pada hambaku.”
Diakhir tulisan ini, saya ketengahkan sebuah perkataan seorang penyair :
أنت للمال إذاأمسكته # فاذا أنفقته فالمال لك
Engkau ditunggangi harta jika engkau pegang dia # maka jika engkau belanjakan dia, berarti itu adalah milik mu..
===================
ودكم ابو الحسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar