Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Jumat, 03 Maret 2017

KELALAIAN MEMATIKAN

🌺 *KELALAIAN MEMATIKAN*

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ* حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

“Berbanyak-banyak telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur".
[ سورة التكاثر ]

🔵 Berbanyak-banyak harta,
berbanyak-banyak anak,
banyak-banyakan kepemilikan,
tinggi-tinggian karir jabatan,
perlombaan jabatan kekuasaan,
berbangga-banggaan materi dunia.
Kebanyakan fikiran yang macam-macam tentang harta dunia,
kebanyakan rencana dan kebanyakan angan-angan.
Hingga berakhir masuk kuburan, liang landak.

🔵 Surah ini mencela sifat lalai dan terperdaya dengan kehidupan dunia. Karena manusia banyak yang lalai karena kesibukannya saling berlomba meraih dunia. Lalai dari beribadah kepada Allah. Padahal ibadah itulah tujuan diciptakannya manusia di dunia.

🔵 Waktunya banyak dihabiskan untuk berbangga-bangga memperbanyak harta. Ini punyaku, ini lho hartaku, kalau ini mobilku, ini kebunku, ini propertiku, yang ini rumahku, ini jabatanku.

🔵 Mereka terlalaikan dengan yang murah (duniawi) lupa ibadah (ukhrowi)
Terperdaya dengan hal yang remeh, lupa hal yang penting.

🔵 Bagaikan para penyelam 'snorkeling' yang terperdaya dengan terumbu karang yang indah, lupa tujuannya mencari mutiara, lupa jatah oksigennya.

🔵 Bagaikan pembelanja yang terperdaya dengan berbagai pernak-pernik barang yang dijajakan, lupa apa yang hendak dibeli.

🔵 Bagaikan musafir yang sibuk dengan kecantikan orang lalu lalang di airport, sibuk dengan barang bawaan, sibuk main game, terperdaya dengan schedul pemberangkatan dan apa yang harus disiapkan.

🔵 Karena terlalu banyak, akhirnya harus menguras waktu, mengorbankan tenaga dan fikiran untuk mengurusnya. Akibatnya : membaca ALQuran pun tidak sempat, waktu sholat lewat, sholat sunnah tak tersedia, ta'lim pun sulit, bahkan sholat yang seharusnya mengingat akhiratpun juga dipakai menghitung target-target dan progress management, lebih parah dzikirpun berganti : Laa ilaaha illa duwit, Laa ilaaha illa harta. na'udzu billah.

ألهاكم : شغلكم عن طاعة ربكم
شغلكم حب الدنيا ونعيمها وزهرتها عن طلب الآخرة وابتغائها


🔵 Melalaikanmu, memperdayaimu dari beribadah dan metaati Robbmu.
Kesibukanmu dan rutinitasmu mencintai kenikmatan dunia dan kemewahannya melupakan akhirat.

🔵 Mencari harta tidak ada habis-haabisnya. Manusia akan terus berbangga satu dan lainnya hingga mereka masuk ke dalam kubur. Artinya, ketika mereka merasakan kematian, barulah mereka berhenti dari berbangga-bangga dengan harta.

🔵 Ayat ini turun saat ada kabilah Anshor, bani Haritsah dan Bani Haarits saling pamer berbangga-bangga harta, keduanya terus saling berkompetisi meraih harta. Mereka hampir tiap hari yang dibicarakan harta, yang dibahas, yang dihitung, yang diperlombakan hanya harta. Mereka saling berkata "Hartaku sudah sebanyak milik bani Fulan", yang lain menyanggah : "kalau punyaku sudah melebihi punya fulan yang sudah mati ini (sambil menunjuk kubur)". Padahal harta yang dibanggakan ketika masih hidup sudah tidak dimiliki saat sudah masuk kubur. Maka Allah menurunkan Surah ini. (tafsir Ibnu Katsir)


لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ مِنْ ذَهَبٍ الْتَمَسَ مَعَهُ وَادِيًا آخَرَ وَلَنْ يَمْلَأَ فَمَهُ إِلَّا التُّرَابُ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ )رواه مسلم)

"Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas, niscaya dia akan menginginkan yang lembah emas yang lain, dan tidak ada yang menutup mulutnya kecuali tanah kuburan..." (HR. Muslim)

🔵 Seandainya dia memiliki 99 ekor kambing dan tetangganya cuma memiliki 1, niscaya dia pasti berusaha memilki yang satu tadi biar genap 100. Tanggung 99.

🔵 Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

" ( يقول ابن آدم : مالي مالي . وهل لك من مالك إلا ما أكلت
فأفنيت ، أو لبست فأبليت ، أو تصدقت فأمضيت ؟ "

"Anak Adam berkata : 'hartaku....hartaku..... Padahal tidaklah harta milikmu kecuali hanya apa yang kau makan maka akan sirna, dan apa yang kau pakai akan usang, dan apa yang kau sedekahkan maka kekal" (HR. Ahmad)

🔵 Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

" يقول العبد : مالي مالي ؟ وإنما له من ماله ثلاث : ما أكل فأفنى ، أو لبس فأبلى ، أو تصدق فاقتنى وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس " . تفرد به مسلم .

"Anak Adam berkata : 'hartaku....hartaku..... Padahal sesungguhnya hartanya hanya tiga : apa yang dia makan maka habis, dan apa yang dia pakai maka usang, dan apa yang dia sedekahkan maka kekal" (HR. Muslim)

🔵 Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

" يتبع الميت ثلاثة ، فيرجع اثنان ويبقى معه واحد : يتبعه أهله وماله وعمله ، فيرجع أهله وماله ، ويبقى عمله "

"Mayat itu diiringi tiga hal : yang dua balik yang satu mengikuti : yang mengiringinya hartanya dan keluarganya, yang terus mengikutinya adalah amalannya" (HR. Bukhori)

🔵 Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

يهرم ابن آدم وتبقى منه اثنتان : الحرص والأمل " . أخرجاه في الصحيحين

"Anak Adam (manusia) itu bisa tua, tapi tetap saja dua hal (yang muda) : Kerakusan harta dan panjang angan" (Shohihain)

🌍 Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi, sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah sakarotul maut mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang ni’mat yang dibangga-banggakannya itu.

💰 Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya telah melalaikan dari keta’atan kepada Allah. Berlomba dan berbangga-bangga harta timbul dari hawa nafsu yang buruk. Seperti hewan yang bangga dengan kekuatannya. Seperti Qorun pamer dengan banyak harta dan pengikutnya. Sifat pamer harta, diselfi-selfi mobil kreditannya biar di'like'. Niyatnya biar dianggap hebat, professional dan pintar dalam mencari harta. Padahal berbangga dengan dunia tercela.

💰 Seandainya mereka tahu apa yang terjadi di depan mereka yaitu mengetahui dengan ilmu yang sampai ke hati, tentu mereka tidak lalai sehingga terus-terusan berbangga-bangga dengan harta. Jika mereka tahu, tentu mereka akan segera beramal sholeh.

💰 Obsesi memburu kesenangan dunia, mengejar kesuksesan dunia hanya akan berdampak pada terabaikannya urusan-urusan akhirat, hingga tanpa disadari maut datang menjemput dan kalian dimasukan kedalam kubur.

💰 Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah Azza wajalla berfirman :

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ, ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui” (QS. At-Takatsur: 3-4).

"Al-hasan mengatakan bahwa dalam ayat ini mengandung pengertian ancaman sesudah ancaman lainnya." Sahabat sekalian, sesungguhnya kita telah diancam sekaligus diingatkan oleh Allah Ta'ala, bahwa ketika kematian datang menjemput. Barulah kita sadar akan kelalaian kita, sadar bahwa apa yang kita lakukan adalah kesia-siaan. Barulah kita paham, bahwa harta yang telah susah payah kita kumpulkan akhirnya ditinggalkan. dan barulah kita ingat bahwa dunia itu amatlah singkat dan perjalanan akhirat yang kekal butuh perbekalan yang sangat banyak.

💰 Dalam kondisi demikian, manusia semakin sadar dan semakin mengetahui, bahwa ketika ia telah masuk ke dalam kubur. Ia tidak lagi bisa memohon agar dikembalikan ke dunia, yang ada hanyalah pertanggung-jawaban kepada Allah Ta'ala. Sementara harta yang bertahun-tahun ia kumpulkan, saat itu sedang dibagi-bagi oleh keluarganya, sedangkan ia harus susah payah mempertanggung-jawabkan harta hasil jerih payahnya itu. harta dari yang halal akan DIHISAB dan harta dari yang haram akan DIADZAB.

💰 Selanjutnya Allah berfirman :

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ

“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin (‘ilmu al-yaqin).” (QS. At-Takatsur: 5).

Dalam ayat ini, Allah mengingatkan manusia. Dan ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Allah ingatkan, janganlah kalian para hamba-Ku disibukkan dengan perlombaan dunia, Jangan terlena dengan kemewahan yang maya, jangan haus akan kekayaan yang fana, karena hal demikian akan melalaikan dan melupakan kalian dari mencari bekal akhirat. Ketahuilah...!! kemudian Yakinilah...!! bahwa kematian itu pasti akan terjadi. Dan tidak ada seorang pun yang akan luput dari kejaran MAUT.

Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya :

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ, ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ

“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ´ainul yaqin” (QS. At-Takatsur: 6-7).

Jahim adalah nama dari nama-nama neraka. dan ayat ini merupakan penjelasan dari ancaman yang telah disebutkan diatas, yaitu pada firman كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ, ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . Allah mengancam mereka dengan Neraka Jahim, yaitu saat ahli neraka melihat neraka yang sedang bergolak dengan dahsyat, maka menyungkurlah semua malaikat terdekat dan para nabi pun duduk bersediku diatas kedua lututnya karena sangat takut menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan itu.

Dan saat dibangkitkan itulah pengetahuan manusia yang sebelumnya sebatas keyakinan berdasarkan kabar dari ilmu (‘ilmu al-yaqin) berganti menjadi penginderaan (‘ainu al-yaqin), Pengetahuan akan hari kebangkitan yang sebatas keyakinan di dalam hati semakin dibuktikan dengan indera penglihatan. Semakin menyesallah orang-orang yang menyesal dan selamatlah orang-orang yang berbekal.

Surat At-Takatsur ini Allah tutup dengan firman-Nya,

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

“kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur: 6).

Semua manusia, baik mukmin maupun kafir akan ditanya tentang kenikmatan-kenikmatan dunia yang mereka kecap.

berkenaan dengan hal ini, Ada sebuah kisah yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Kitab Shahih-nya, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, (yang singkatnya) : Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersama Abu bakar as-shidiq bin Abi Kuhafah juga Umar bin khatab, keluar dalam keadaan lapar menuju rumah salah seorang sahabat Anshar ( Abu Ayyub al-Anshari). singkat cerita, ketika bertemu dengan sahabat yang dimaksud, sahabat itu memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dua orang rekannya. Dia berkata, “Segala puji bagi Allah, pada hari ini aku tidak mendapatkan tamu-tamu yang lebih mulia selain diri tamuku.”

Lalu sahabat itu menghidangkan korma segar dan korma yang sudah dikeringkan. Dia berkata, “Makanlah hidangan ini”. Lalu orang sahabat itu menyembelih domba, dan mereka semua makan dan minum. Setelah mereka kenyang, beliau bersabda shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Bakar dan Umar, “Demi yang diriku ada di Tangan-Nya, kalian benar-benar akan ditanya tentang kenikmatan ini pada hari kiamat. Rasa lapar telah membuat kalian keluar dari rumah, kemudian kalian tidak kembali melainkan setelah mendapat kenikmatan ini.”

sahabat sekalian, Jika makanan yang halal dan sedikit saja akan Allah tanyakan. lantas bagaimana dengan harta yang banyak yang dikumpulkan dalam perlombaan bermegah-megahan, serta kenikmatan-kenikmatan lain yang kita nikmati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari beberapa ayat yang Allah sebutkan tentang sifat kehidupan dunia, tidak satu pun ayat yang menyebutnya dengan bentuk pujian terhadap dunia. Sebagaimana firman-Nya,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20).

Sahabat sekalian, dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta'ala berfirman :

“Wahai Dunia jika hambaku mengejarmu maka perbudaklah dia olehmu. Namun, jika Allah tujuannya jadilah engkau (Dunia) takluk pada hambaku.”

Diakhir tulisan ini, saya ketengahkan sebuah perkataan seorang penyair :

أنت للمال إذاأمسكته # فاذا أنفقته فالمال لك

Engkau ditunggangi harta jika engkau pegang dia # maka jika engkau belanjakan dia, berarti itu adalah milik mu..


===================
ودكم ابو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar