





'




RIYA' (pamer) : mamerkan, membanggakan sesuatu kepada orang lain. Sementara UJUB : membanggakan sesuatu ke dalam diri sendiri)
*```BAHAYA UJUB```*

(أخوف ما أخاف عليكم أن تهلكوا فيه ثلاث خلال: شحٌّ مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه)
Tidak ada yang paling aku takuti yang dapat membinasakan kalian kecuali tiga hal :
1⃣ Kebakhilan yang dituruti
2⃣ Hawa nafsu yang diikuti
3⃣ Seseorang yang takjub dengan diri sendiri.
(Ibnu Abdil Barr _Jâmi' Bayânil Ilmi wa Fadhlihi: (I/568)



(Ibnu Abdil Barr _Jâmi' Bayânil Ilmi wa Fadhlihi: (I/568)

اتق الله، وارض بالدون من المجلس، ولا تؤذ أحدًا؛ فإنَّه لو ملأ علمك ما بين السماء والأرض مع العُجْب، ما زادك الله به إلا سفالًا ونقصانًا
Bertakwalah kepada Allāh dan carilah kedudukan yang rendah (tidak mencolok) di dalam majelis, dan janganlah kamu menyakiti seorangpun. Karena sesungguhnya, seandainya ilmumu sepenuh langit dan bumi namun disertai dengan perasaan _ujub_, niscaya Allah tidak akan menambahkan bagimu kecuali kehinaan dan kekurangan.
(Abu Nu'aim, _Hilyatul Auliyā'_ (V/376)
(Abu Nu'aim, _Hilyatul Auliyā'_ (V/376)

الإعجاب ضد الصواب وآفة الالباب
Rasa _ujub_ (bangga dengan diri sendiri) itu adalah lawan dari kebenaran dan penyakit akal sehat.
(Ādab ad-Dunya wad Dīn_ karya, al-Māwardī: 237).
(Ādab ad-Dunya wad Dīn_ karya, al-Māwardī: 237).

لبست مرة درعًا جديدًا، فجعلت أنظر إليه، وأعجب به
Suatu waktu saya mengenakan mantel baru yang menyebabkan diriku senang memandangnya sehingga aku takjub dengannya.

أما علمت أنَّ العبد إذا دخله العجب بزينة الدنيا، مقته ربُّه حتى يفارق تلك الزينة؟
Bukankah engkau tahu jikalau seorang hamba telah disusupi perasan _ujub_ terhadap perhiasan dunia, maka Allah menjadi murka padanya hingga ia meninggalkan perhiasannya tersebut.

فنزعته فتصدقت به.
Lantas saya pun melepaskan mantel tersebut dan menyedekahkannya.

عسى ذلك أن يكفِّر عنك
Semoga hal ini bisa menjadi penghapus dosamu.
(Riwayat Abu Nu'aim _Hilyatul Auliya_ (I/37)
(Riwayat Abu Nu'aim _Hilyatul Auliya_ (I/37)

وإنَّ العُجْب لو كان رجلًا كان رجل سوء
Sesungguhnya, apabila rasa ujub itu berbentuk orang, maka akan berupa orang yang jelek / buruk.
(Riwayat Ibnu Wahb, _alJami'_ : 570
(Riwayat Ibnu Wahb, _alJami'_ : 570
________

علامة الجهل ثلاث: العُجْب، وكثرة المنطق فيما لا يعنيه، وأن ينهى عن شيء ويأتيه
Tanda kebodohan itu ada tiga :
1⃣ Rasa _ujub_ (bangga dengan diri sendiri)
2⃣ Banyak bicara hal yang tidak bermanfaat
3⃣ Melarang sesuatu yang ia sendiri mengerjakannya.
(Riwayat Ibnu Abdil Barr _Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_: I/569)



(Riwayat Ibnu Abdil Barr _Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_: I/569)

كفى بالمرء علمًا أن يخشى الله، وكفى بالمرء جهلًا أن يُعجب بعلمه
Cukuplah seseorang itu dianggap berilmu lantaran dia takut kepada Allāh. Dan cukuplah pula seseorang dikatakan bodoh lantaran dia merasa _ujub_ dengan ilmunya. (_Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_ Ibnu Abdil Barr: I/143)

سألت ابن المبارك: ما الكبر؟ قال: أن تزدري الناس. فسألته عن العُجْب؟ قال: أن ترى أن عندك شيئًا ليس عند غيرك، لا أعلم في المصلين شيئًا شرًّا من العُجْب
Aku pernah bertanya kepada Ibnul Mubārak, apakah kesombongan itu? Beliau menjawab, "Meremehkan manusia".
Lalu aku bertanya tentang _ujub_, lantas beliau menjawab, "Kamu melihat ada pada dirimu sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Saya tidak pernah tahu sesuatu yang paling buruk menimpa orang² yang sholat melebihi rasa _ujub_. ( _Siyar A'lāmin Nubalā'_ : VIII/407)
Lalu aku bertanya tentang _ujub_, lantas beliau menjawab, "Kamu melihat ada pada dirimu sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Saya tidak pernah tahu sesuatu yang paling buruk menimpa orang² yang sholat melebihi rasa _ujub_. ( _Siyar A'lāmin Nubalā'_ : VIII/407)

المال آفته التبذير والنهب، والعلم آفته الإعجاب والغضب
Harta itu, penyakitnya ada pada _tabdzīr_ (membuang² harta) dan sikap tamak. Sedangkan ilmu, penyakitnya ada pada rasa _ujub_ dan mudah marah. ( _Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_ Ibnu Abdil Barr: I/143)

إذا رأيت الرجل لجوجًا، مماريًا، معجبًا بنفسه، فقد تمت خسارته
Jika aku melihat orang yang suka debat, suka pamer dan _ujub_ dengan dirinya, maka lengkap sudah kerugiannya.
( _Musāwi al-Akhlāq_ al-Kharā'ithī hal. 567).
( _Musāwi al-Akhlāq_ al-Kharā'ithī hal. 567).
Riya' dan 'ujub merupakan dua senjata setan. Ada orang yang selamat dari senjata riyaa' akan tetapi terkena tembakan senjata ujub, sehingga gugurlah pula amalannya.
*BAHAYA 'UJUB*


ﻭَﻻَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠِّﻴْﻦَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺷَﺮٌّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐِ
"Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub"
(Riwayat Al-Baihaqi)
(Riwayat Al-Baihaqi)

ﺛَﻼَﺙُ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٍ : ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ ﻭَﺇﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ
"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri" (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452

ﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮْﻧُﻮﺍ ﺗُﺬْﻧِﺒُﻮْﻥَ ﺧَﺸِﻴْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐَ
"Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !" (HR Al-Baihaqi, Syu'abul Iman no 6868)

ﻛَﺮَّﺭَﻩُ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓً ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻨْﻔِﻴْﺮِ ﻭَﻣُﺒَﺎﻟَﻐَﺔً ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﺤْﺬِﻳْﺮِ ، ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺎﺻِﻲ ﻳَﻌْﺘَﺮِﻑُ ﺑِﻨَﻘْﺼِﻪِ ﻓَﻴُﺮْﺟَﻰ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﻭَﺍﻟْﻤُﻌْﺠَﺐُ ﻣَﻐْﺮُﻭْﺭٌ ﺑِﻌَﻤَﻠِﻪِ ﻓَﺘَﻮْﺑَﺘُﻪُ ﺑَﻌِﻴْﺪَﺓٌ
"Rasulullah [] mengulangi-ngulanginya (*ujub !, ujub !) sebagai tambahan (penekanan) untuk menjauhkan (*umatnya) dan sikap berlebih-lebihan dalam mengingatkan (*umatnya). Hal ini dikarenakan pelaku maksiat mengakui kekurangannya maka masih diharapkan ia akan bertaubat, adapun orang yang ujub maka ia terpedaya dengan amalannya, maka jauh/sulit baginya untuk bertaubat" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

ﺍﻟْﻬَﻼَﻙُ ﻓِﻲ ﺍﺛْﻨَﻴْﻦِ ﺍﻟْﻘُﻨُﻮْﻁُ ﻭَﺍﻟْﻌُﺠْﺐُ
"Kebinasaan pada dua perkara; putus asa dan ujub"

"Ibnu Mas'ud mengumpulkan dua perkara ini karena orang yang putus asa tidak akan mencari kebahagiaan karena dia sudah putus asa, dan demikian juga orang yang ujub tidak akan mencari-cari kebahagiaan karena dia menyangka bahwa ia telah meraihnya" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

ﻣَﺘَﻰ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣُﺴِﻴْﺄً
(Kapan seseorang dikatakan buruk)?, maka beliau berkata,
ﺇِﺫَﺍ ﻇَﻦَّ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣُﺤْﺴِﻦٌ
(Jika ia menyangka bahwa ia adalah orang baik)"
(At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)
(At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

ﻻَ ﻳَﻐُﺮَﻧَّﻚَ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﻣِﻨِّﻲ ﻓَﺈِﻥَّ ﺇِﺑْﻠِﻴْﺲَ ﺗَﻌَﺒَّﺪَ ﺁﻻَﻑَ ﺳِﻨِﻴْﻦَ ﺛُﻢَّ ﺻَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﺻَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
"Janganlah engkau terpedaya dengan apa yang kau lihat dariku, sesungguhnya Iblis beribadah kepada Allah ribuan tahun kemudian dia menjadi kafir kepada Allah" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






'




*TANDA² TERJANGKIT 'UJUB*

*Pertama* : Dia merasa heran jika doanya tidak dikabulkan oleh Allah (*Dia merasa bahwa ketakwaannya dan amalannya mengharuskan do'anya dikabulkan, yang hal ini menunjukkan 'ujubnya dengan amalan sholehnya. Karenanya tatkala doanya tidak dikabulkan maka iapun heran)
*Kedua* : Dia merasa heran jika orang yang menyakitinya dalam keadaan istiqomah'
*Ketiga* : Jika orang yang mengganggunya ditimpa dengan musibah maka dia merasa bahwa itu merupakan karomahnya, lalu ia berkata,
"Tidakkah kalian melihat apa yang telah Allah timpakan kepadanya",
"Tidakkah kalian melihat apa yang telah Allah timpakan kepadanya",
atau ia berkata,
"Kalian akan melihat apa yang akan Allah timpakan kepadanya karena dia tidak menghormatiku"
"Kalian akan melihat apa yang akan Allah timpakan kepadanya karena dia tidak menghormatiku"

"Orang dungu (*yang ujub) ini tidak tahu bahwasanya sebagian orang-orang kafir memukul sebagian para nabi lalu mereka diberi kenikmatan hidup di dunia, dan bisa jadi mereka kemudian masuk islam lalu akhir kehidupan mereka adalah kebahagiaan. Maka orang yang _'ujub_ ini seakan-akan merasa dirinya lebih baik dari pada para nabi. (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

Allah telah menegur sebagian sahabat yang tertimpa penyakit ujub dalam perang Hunain. Allah berfirman :
ﻟَﻘَﺪْ ﻧَﺼَﺮَﻛُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻣَﻮَﺍﻃِﻦَ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓٍ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺣُﻨَﻴْﻦٍ ﺇِﺫْ ﺃَﻋْﺠَﺒَﺘْﻜُﻢْ ﻛَﺜْﺮَﺗُﻜُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﺗُﻐْﻦِ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﺿَﺎﻗَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻷﺭْﺽُ ﺑِﻤَﺎ ﺭَﺣُﺒَﺖْ ﺛُﻢَّ ﻭَﻟَّﻴْﺘُﻢْ ﻣُﺪْﺑِﺮِﻳﻦَ ( ٢٥ )
"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) perang Hunain, Yaitu diwaktu *kalian ujub karena banyaknya jumlah* (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai". (QS At-Taubah : 25)

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞ ﻳَﻮْﻡ ﺣُﻨَﻴْﻦٍ : ﻟَﻦْ ﻧُﻐْﻠَﺐ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡ ﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔ , ﻓَﺸَﻖَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻜَﺎﻧَﺖْ ﺍﻟْﻬَﺰِﻳﻤَﺔ ..
"Tatkala perang Hunain seseorang berkata : "Kita tidak akan kalah hari ini karena sedikitnya pasukan (*karena jumlah pasukan kaum muslimin banyak)", maka hal inipun memberatkan Nabi []. Maka terjadilah kekalahan" (Fathul Baari 8/27)

"Dengan hikmah Allah maka pada awalnya Allah menjadikan kaum muslimin merasakan pahitnya kekalahan padahal jumlah pasukan mereka banyak dengan persiapan tempur yang kuat. Hal ini agar Allah menundukkan kepala-kepala yang ditinggikan tatkala peristiwa Fathu Makkah, yang kepala-kepala tersebut tidak masuk dalam kota Mekah sebagaimana sikap Nabi [] yang dalam kondisi menundukkan kepalanya dan merendahkan tubuhnya di atas kudanya, bahkan sampai-sampai dagu beliau hampir mengenai pelana beliau, semua itu karena tawadhu' kepada Allah dan tunduk kepada keagunganNya dan rendah kepada keperkasaan Allah …





*Pertama
Menyadari sesadar²nya bahwasanya kemampuan kita beramal sholeh adalah semata-mata kemudahan dan karunia dari Allah.



ﻭَﻟَﻮْﻻ ﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘُﻪُ ﻣَﺎ ﺯَﻛَﺎ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪٍ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺰَﻛِّﻲ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ
"Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya" (QS An-Nuur : 21)

ﻭَﻧَﺰَﻋْﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِﻫِﻢْ ﻣِﻦْ ﻏِﻞٍّ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬِﻢُ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﻟِﻬَﺬَﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻟِﻨَﻬْﺘَﺪِﻱَ ﻟَﻮْﻻ ﺃَﻥْ ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ
"Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk". (QS Al-A'raaf : 43)

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻨْﻘُﻞُ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻏْﻤَﺮَّ ﺑَﻄْﻨُﻪُ ﺃَﻭْ ﺍﻏْﺒَﺮَّ ﺑَﻄْﻨُﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣَﺎ ﺍﻫْﺘَﺪَﻳْﻨَﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﻨَﺎ ﻭَﻻَ ﺻَﻠَّﻴْﻨَﺎ
"Nabi [] mengangkat tanah tatkala peristiwa penggalian khondaq hingga perut beliau tertutup/terkotori tanah, seraya berkata : "Demi Allah, kalau bukan karena Allah tidaklah kami mendapatkan hidayah, dan tidak juga kami mampu bersedekah dan sholat” (HR Al-Bukhari no 4104 dan Muslim 1802)
*Kedua
Banyak ibadah yang agung yang disyari'atkan untuk diakhiri dengan istighfar, hal ini agar para pelaku ibadah-ibadah tersebut tidak merasa _ujub_ dengan ibadah-ibadah yang telah mereka lakukan, akan tetapi tetap merasa dan sadar bahwa ibadah yang mereka lakukan tetap ada kekurangannya.


_Pertama:_ Sholat lima waktu.
Dari Tsaubaan ¢ berkata :
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻧْﺼَﺮَﻑَ ﻣِﻦْ ﺻَﻼَﺗِﻪِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﺛَﻼَﺛًﺎ
"Rasulullah [] jika selesai dari sholatnya maka beliau beristighfar tiga kali" (HR Muslim no. 591)


"Kemungkinan istighfarnya Nabi [] karena ma'rifah (ilmu) beliau tentang keagungan dan kemuliaan Allah, maka meskipun ibadah beliau lebih mulia dari pada ibadahnya para ahli ibadah namun beliau memandangnya rendah dan tidak layak dengan kemuliaan dan keagungan Allah tersebut yang jauh di luar jangkauan pikiran seseorang. Maka Nabipun malu dan bersegera untuk beristighfar. Dan telah valid bahwasanya Nabi [] beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari semalam.

_Kedua :_ Sholat malam/tahajjud yang merupakan ibadah yang sangat mulia dan merupakan kebiasaannya kaum sholihin.

Allah berfirman :
ﻗُﻞْ ﺃَﺅُﻧَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻜُﻢْ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﻘَﻮْﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٌ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺝٌ ﻣُﻄَﻬَّﺮَﺓٌ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻥٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﺼِﻴﺮٌ ﺑِﺎﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ( ١٥ ) ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻨَﺎ ﺁﻣَﻨَّﺎ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺫُﻧُﻮﺑَﻨَﺎ ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ( ١٦ ) ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻗِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻘَﺎﻧِﺘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻔِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻐْﻔِﺮِﻳﻦَ ﺑِﺎﻷﺳْﺤَﺎﺭِ ( ١٧ )
"Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
(yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah beriman, Maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS Ali Imroon : 15-17)
(yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah beriman, Maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS Ali Imroon : 15-17)


ﻟَﻤَّﺎ ﺑَﻴَّﻦَ ﺻِﻔَﺎﺗِﻬِﻢْ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴْﺪَﺓِ ﺫَﻛَﺮَ ﺍﺣﺘﻘﺎﺭَﻫﻢ ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ ﻭﺃﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ ، ﺣﺎﻻً ﻭﻻ ﻣﻘﺎﻣًﺎ ، ﺑﻞ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺃﻧﻔﺴَﻬﻢ ﻣُﺬْﻧِﺒِﻴﻦ ﻣُﻘَﺼِّﺮﻳﻦ ﻓﻴﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ ﺭﺑﻬﻢ ، ﻭﻳﺘﻮﻗﻌﻮﻥ ﺃﻭﻗﺎﺕ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺴﺤﺮ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺴﻦ : ﻣﺪﻭﺍ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﺤﺮ ، ﺛﻢ ﺟﻠﺴﻮﺍ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ ﺭﺑﻬﻢ
"Tatkala Allah menjelaskan sifat-sifat mereka (*yaitu kaum muttaqiin yang dijanjikan surga oleh Allah), maka Allah menyebutkan bagaimana mereka memandang hina diri mereka, dan mereka tidak memandang bahwasanya mereka memiliki kedudukan, bahkan mereka memandang bahwasanya mereka adalah orang-orang pendosa, yang banyak kekurangan, maka merekapun beristighfar kepada Robb mereka, serta mereka memilih waktu-waktu yang mustajab (*untuk beristighfar) yaitu waktu sahur.

"Mereka memanjangkan sholat (*malam/tahajjud) hingga waktu sahur lalu mereka duduk bersimpuh beristghfar kepada Allah" (Taisir Al-Karimir-Rahman hal 124)
_Ketiga :_ Ibadah haji.
Allah berfirman :
ﺛُﻢَّ ﺃَﻓِﻴﻀُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﺃَﻓَﺎﺽَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ ( ١٩٩ )
"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al-Baqoroh : 199)

_Keempat :_ Istighfarnya Nabi [] setelah beliau menyempurnakan dakwah yang beliau bangun selama 23 tahun dan berhasil memperoleh kemenangan dan menyebabkan berbondong-bondongnya manusia masuk Islam.

ﻛَﺎﻥَ ﻋُﻤَﺮُ ﻳُﺪْﺧِﻠُﻨِﻲ ﻣَﻊَ ﺃَﺷْﻴَﺎﺥِ ﺑَﺪْﺭٍ ﻓَﻜَﺄَﻥَّ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻭَﺟَﺪَ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻟِﻢَ ﺗُﺪْﺧِﻞُ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﻌَﻨَﺎ ﻭَﻟَﻨَﺎ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀٌ ﻣِﺜْﻠُﻪُ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ : ﺇِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻗَﺪْ ﻋَﻠِﻤْﺘُﻢْ ، ﻓَﺪَﻋَﺎﻩُ ﺫَﺍﺕَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻓَﺄَﺩْﺧَﻠَﻪُ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻓَﻤَﺎ ﺭُﺋِﻴْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺩَﻋَﺎﻧِﻲ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴُﺮِﻳَﻬُﻢْ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻔَﺘْﺢُ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻧَﺤْﻤَﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮَﻩُ ﺇِﺫَﺍ ﻧُﺼِﺮْﻧَﺎ ﻭَﻓُﺘِﺢَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻭَﺳَﻜَﺖَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﻘﻞْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺃَﻛَﺬَﺍﻙَ ﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻳَﺎ ﺍﺑِﻦَ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ؟ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻻَ ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ؟ ﻗُﻠْﺖُ ﻫُﻮَ ﺃَﺟَﻞُ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻋْﻠَﻤَﻪُ ﻟَﻪُ ، ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻔَﺘْﺢُ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻼَﻣَﺔُ ﺃَﺟَﻠِﻚَ } ﻓﺴﺒﺢ ﺑﺤﻤﺪ ﺭﺑﻚ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮﻩ ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺗﻮﺍﺑﺎ { ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ : ﻣَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ
"Umar bin Al-Khottob memasukan (menyertakan) aku (*untuk bermusyawarah) bersama para sesepuh sahabat yang pernah ikut perang Badar, maka seakan-akan ada diantara mereka merasakan sesuatu di hatinya, lalu berkata : Kenapa engkau menyertakan anak muda ini bersama kita, dan kita juga memiliki anak-anak sepertinya?. Maka Umar berkata : Sesungguhnya dia (*yaitu Ibnu Abbaas) sebagaimana yang telah kalian ketahui (*yaitu Umar memberi isyarat akan kekerabatan Ibnu Abbas dengan Nabi yang telah diketahui bersama, atau kepintaran Ibnu Abbas yang telah diketahui bersama" (Fathul Baari 8/735).

Umar berkata kepada mereka :
"Apa pendapat kalian tentang firman Allah "Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan"?. Maka sebagian mereka berkata : Allah memerintahkan kita untuk memujinya dan beristighfar jika kita tertolong dan menang. Sebagian mereka yang lain hanya terdiam dan tidak mengucapkan apapun. Lalu Umar berkata kepadaku, "Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas?", aku berkata : Tidak. Umar berkata : Apa pendapatmu?. Aku berkata : Itu adalah ajalnya Rasulullah [], Allah memberitahukannya kepadanya, Allah berfirman :
"Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan", dan hal itu adalah tanda ajal (kematian)mu, "Maka hendaknya engkau bertasbih kepada Robmu dengan memujiNya dan beristighfarlah kepadanya, sesungguhnya Robmu maha penerima taubat".

"Aku tidak mengetahui tentang ayat ini kecuali sebagaimana pendapatmu." (HR Al-Bukhari no 4970)


ﻓَﻔِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﺑِﺎﻻِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭِ ﺭَﻣْﺰٌ ﻣِﻦْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻗِﻴْﻞَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻓُﻬِﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﻌْﻲِ ﻭَﺍﻟْﻤَﺸْﻬُﻮْﺭِ ﺃَﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻠﺪَّﻻَﻟَﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺸَﺎﺭَﻓَﺔِ ﺗَﻤَﺎﻡِ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ ﻭَﺗَﻜَﺎﻣُﻞِ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
"Maka dalam perintah untuk beristighfar ada bentuk dari sisi ini (*menutup ibadah dengan istighfar) sebagaimana yang dikatakan terhadap apa yang dipahami dari pemberitaan tentang wafatnya Nabi. Dan yang masyhur pemberitaan ini menunjukan bahwa telah menjelang kesempurnaan urusan dakwah dan sempurnanya agama" (Tafsiir Ruhul Ma'ani 30/258)


_Ketiga :_ Membaca sejarah hidup orang-orang sholeh dari para imam kaum muslimin. Kita bisa melihat luar biasanya ibadah mereka, bagaimana sholat malam mereka.., bagaimana puasa mereka…, bagaimana bacaan Qur'an mereka…, bagaimana sedekah mereka…, bagaimana jihad mereka…, bagaimana dakwah mereka…, dan bagaimana keikhlasan mereka..??



(bersambung….)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 07-01-1433 H / 02 November 2011 M

Tidak ada komentar :
Posting Komentar