Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 06 Maret 2018

bahaya ujub

🇧 🇦 🇭 🇦 🇾 🇦
'🇺 🇯 🇺 🇧 (1)

RIYA' (pamer) : mamerkan, membanggakan sesuatu kepada orang lain. Sementara UJUB : membanggakan sesuatu ke dalam diri sendiri)

*```BAHAYA UJUB```*
💬 'Umar al-Farûq radhiyallåhu anhu berkata :

(أخوف ما أخاف عليكم أن تهلكوا فيه ثلاث خلال: شحٌّ مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه)

Tidak ada yang paling aku takuti yang dapat membinasakan kalian kecuali tiga hal :
1⃣ Kebakhilan yang dituruti
2⃣ Hawa nafsu yang diikuti
3⃣ Seseorang yang takjub dengan diri sendiri.
(Ibnu Abdil Barr _Jâmi' Bayânil Ilmi wa Fadhlihi: (I/568)

💬 Dari Ka'ab, bahwa beliau pernah berkata kepada seseorang yang sibuk mengumpulkan hadits :

اتق الله، وارض بالدون من المجلس، ولا تؤذ أحدًا؛ فإنَّه لو ملأ علمك ما بين السماء والأرض مع العُجْب، ما زادك الله به إلا سفالًا ونقصانًا

Bertakwalah kepada Allāh dan carilah kedudukan yang rendah (tidak mencolok) di dalam majelis, dan janganlah kamu menyakiti seorangpun. Karena sesungguhnya, seandainya ilmumu sepenuh langit dan bumi namun disertai dengan perasaan _ujub_, niscaya Allah tidak akan menambahkan bagimu kecuali kehinaan dan kekurangan.
(Abu Nu'aim, _Hilyatul Auliyā'_ (V/376)

💬 Alī bin Abī Thālib berkata :

الإعجاب ضد الصواب وآفة الالباب

Rasa _ujub_ (bangga dengan diri sendiri) itu adalah lawan dari kebenaran dan penyakit akal sehat.
(Ādab ad-Dunya wad Dīn_ karya, al-Māwardī: 237).

💬 Aisyah Radhiyallåhu anhâ berkata :

لبست مرة درعًا جديدًا، فجعلت أنظر إليه، وأعجب به

Suatu waktu saya mengenakan mantel baru yang menyebabkan diriku senang memandangnya sehingga aku takjub dengannya. 

💬 Lantas Abû Bakr ¢ berkata kepada beliau :

أما علمت أنَّ العبد إذا دخله العجب بزينة الدنيا، مقته ربُّه حتى يفارق تلك الزينة؟

Bukankah engkau tahu jikalau seorang hamba telah disusupi perasan _ujub_ terhadap perhiasan dunia, maka Allah menjadi murka padanya hingga ia meninggalkan perhiasannya tersebut.

💬 Lalu Aisyah mengatakan :

فنزعته فتصدقت به.

Lantas saya pun melepaskan mantel tersebut dan menyedekahkannya.

💬 Kemudian Abu Bakar berkata :

عسى ذلك أن يكفِّر عنك

Semoga hal ini bisa menjadi penghapus dosamu.
(Riwayat Abu Nu'aim _Hilyatul Auliya_ (I/37)

💬 Aisyah Radhiyallåhu anhâ juga pernah mengatakan :

وإنَّ العُجْب لو كان رجلًا كان رجل سوء

Sesungguhnya, apabila rasa ujub itu berbentuk orang, maka akan berupa orang yang jelek / buruk.
(Riwayat Ibnu Wahb, _alJami'_ : 570
________
💬Abū Dardā' berkata :

علامة الجهل ثلاث: العُجْب، وكثرة المنطق فيما لا يعنيه، وأن ينهى عن شيء ويأتيه

Tanda kebodohan itu ada tiga :
1⃣ Rasa _ujub_ (bangga dengan diri sendiri)
2⃣ Banyak bicara hal yang tidak bermanfaat
3⃣ Melarang sesuatu yang ia sendiri mengerjakannya.
(Riwayat Ibnu Abdil Barr _Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_: I/569)

💬 Dari Masrūq beliau berkata :

كفى بالمرء علمًا أن يخشى الله، وكفى بالمرء جهلًا أن يُعجب بعلمه

Cukuplah seseorang itu dianggap berilmu lantaran dia takut kepada Allāh. Dan cukuplah pula seseorang dikatakan bodoh lantaran dia merasa _ujub_ dengan ilmunya. (_Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_ Ibnu Abdil Barr: I/143)

💬 Abū Wahb al-Marrūzī berkata :

سألت ابن المبارك: ما الكبر؟ قال: أن تزدري الناس. فسألته عن العُجْب؟ قال: أن ترى أن عندك شيئًا ليس عند غيرك، لا أعلم في المصلين شيئًا شرًّا من العُجْب

Aku pernah bertanya kepada Ibnul Mubārak, apakah kesombongan itu? Beliau menjawab, "Meremehkan manusia".
Lalu aku bertanya tentang _ujub_, lantas beliau menjawab, "Kamu melihat ada pada dirimu sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Saya tidak pernah tahu sesuatu yang paling buruk menimpa orang² yang sholat melebihi rasa _ujub_. ( _Siyar A'lāmin Nubalā'_ : VIII/407)

💬 Alī bin Tsābit berkata :

المال آفته التبذير والنهب، والعلم آفته الإعجاب والغضب

Harta itu, penyakitnya ada pada _tabdzīr_ (membuang² harta) dan sikap tamak. Sedangkan ilmu, penyakitnya ada pada rasa _ujub_ dan mudah marah. ( _Jāmi' Bayānil Ilmi wa Fadhlihi_ Ibnu Abdil Barr: I/143)

💬 Khālid bin Yazīd bin Mu'awiyah berkata :

إذا رأيت الرجل لجوجًا، مماريًا، معجبًا بنفسه، فقد تمت خسارته

Jika aku melihat orang yang suka debat, suka pamer dan _ujub_ dengan dirinya, maka lengkap sudah kerugiannya.
( _Musāwi al-Akhlāq_ al-Kharā'ithī hal. 567).

Riya' dan 'ujub merupakan dua senjata setan. Ada orang yang selamat dari senjata riyaa' akan tetapi terkena tembakan senjata ujub, sehingga gugurlah pula amalannya.

*BAHAYA 'UJUB*
🗑 Sungguh dua senjata Iblis yang sangat berbahaya… senjata yang hanya ditodongkan kepada orang-orang yang rajin beribadah… orang-orang yang rajin, puasa, sedekah, baca alQuran dan sholat. Karenanya para pelaku kriminal, kejahatan, dan kemaksiatan tidak kawatir dengan dua senjata ini. Justru orang-orang yang sholehlah yang dikhawatirkan terjangkiti penyakit riya' dan ujub.

🗑 Ibnul Mubaarok rahimahullah berkata :

ﻭَﻻَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠِّﻴْﻦَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺷَﺮٌّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐِ

"Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub"
(Riwayat Al-Baihaqi)

🗑 Rasulullah telah mengingatkan akan bahaya tersebut dalam sabdanya :

ﺛَﻼَﺙُ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٍ : ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ ﻭَﺇﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ

"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri" (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452

🗑 Rosulullah bersabda :

ﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮْﻧُﻮﺍ ﺗُﺬْﻧِﺒُﻮْﻥَ ﺧَﺸِﻴْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐَ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐَ

"Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !" (HR Al-Baihaqi, Syu'abul Iman no 6868)

🗑 Al-Munaawi berkata :

ﻛَﺮَّﺭَﻩُ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓً ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻨْﻔِﻴْﺮِ ﻭَﻣُﺒَﺎﻟَﻐَﺔً ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﺤْﺬِﻳْﺮِ ، ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺎﺻِﻲ ﻳَﻌْﺘَﺮِﻑُ ﺑِﻨَﻘْﺼِﻪِ ﻓَﻴُﺮْﺟَﻰ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﻭَﺍﻟْﻤُﻌْﺠَﺐُ ﻣَﻐْﺮُﻭْﺭٌ ﺑِﻌَﻤَﻠِﻪِ ﻓَﺘَﻮْﺑَﺘُﻪُ ﺑَﻌِﻴْﺪَﺓٌ

"Rasulullah [] mengulangi-ngulanginya (*ujub !, ujub !) sebagai tambahan (penekanan) untuk menjauhkan (*umatnya) dan sikap berlebih-lebihan dalam mengingatkan (*umatnya). Hal ini dikarenakan pelaku maksiat mengakui kekurangannya maka masih diharapkan ia akan bertaubat, adapun orang yang ujub maka ia terpedaya dengan amalannya, maka jauh/sulit baginya untuk bertaubat" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

🗑 Ibnu Mas'ud ¢ berkata :

ﺍﻟْﻬَﻼَﻙُ ﻓِﻲ ﺍﺛْﻨَﻴْﻦِ ﺍﻟْﻘُﻨُﻮْﻁُ ﻭَﺍﻟْﻌُﺠْﺐُ

"Kebinasaan pada dua perkara; putus asa dan ujub"

🗑 Al-Munaawi berkata,
"Ibnu Mas'ud mengumpulkan dua perkara ini karena orang yang putus asa tidak akan mencari kebahagiaan karena dia sudah putus asa, dan demikian juga orang yang ujub tidak akan mencari-cari kebahagiaan karena dia menyangka bahwa ia telah meraihnya" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

🗑 Dikatakan kepada Aisyah

ﻣَﺘَﻰ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣُﺴِﻴْﺄً

(Kapan seseorang dikatakan buruk)?, maka beliau berkata,

ﺇِﺫَﺍ ﻇَﻦَّ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣُﺤْﺴِﻦٌ

(Jika ia menyangka bahwa ia adalah orang baik)"
(At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

🗑 Ada seseorang melihat kepada Bisyr Al-Haafi yang dalam keadaan lama dan indah ibadahnya. Maka Bisyr berkata kepadanya :

ﻻَ ﻳَﻐُﺮَﻧَّﻚَ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﻣِﻨِّﻲ ﻓَﺈِﻥَّ ﺇِﺑْﻠِﻴْﺲَ ﺗَﻌَﺒَّﺪَ ﺁﻻَﻑَ ﺳِﻨِﻴْﻦَ ﺛُﻢَّ ﺻَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﺻَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ

"Janganlah engkau terpedaya dengan apa yang kau lihat dariku, sesungguhnya Iblis beribadah kepada Allah ribuan tahun kemudian dia menjadi kafir kepada Allah" (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

🗑 Semoga kita dijauhkan dari sifat 'ujub. Amiin.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

🇧 🇦 🇭 🇦 🇾 🇦
'🇺 🇯 🇺 🇧 (2)

*TANDA² TERJANGKIT 'UJUB*

💬 Al-Munaawi As-Syafii menyebutkan bahwasanya diantara tanda-tanda orang yang _'ujub_ adalah:
*Pertama* : Dia merasa heran jika doanya tidak dikabulkan oleh Allah (*Dia merasa bahwa ketakwaannya dan amalannya mengharuskan do'anya dikabulkan, yang hal ini menunjukkan 'ujubnya dengan amalan sholehnya. Karenanya tatkala doanya tidak dikabulkan maka iapun heran)
*Kedua* : Dia merasa heran jika orang yang menyakitinya dalam keadaan istiqomah'
*Ketiga* : Jika orang yang mengganggunya ditimpa dengan musibah maka dia merasa bahwa itu merupakan karomahnya, lalu ia berkata,
"Tidakkah kalian melihat apa yang telah Allah timpakan kepadanya",
atau ia berkata,
"Kalian akan melihat apa yang akan Allah timpakan kepadanya karena dia tidak menghormatiku"

💬 Al-Munaawi menimpali dengan perkataannya ;

"Orang dungu (*yang ujub) ini tidak tahu bahwasanya sebagian orang-orang kafir memukul sebagian para nabi lalu mereka diberi kenikmatan hidup di dunia, dan bisa jadi mereka kemudian masuk islam lalu akhir kehidupan mereka adalah kebahagiaan. Maka orang yang _'ujub_ ini seakan-akan merasa dirinya lebih baik dari pada para nabi. (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami' as-Shoghiir 2/606)

🏺 Mengobati penyakit ujub
Allah telah menegur sebagian sahabat yang tertimpa penyakit ujub dalam perang Hunain. Allah berfirman :

ﻟَﻘَﺪْ ﻧَﺼَﺮَﻛُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻣَﻮَﺍﻃِﻦَ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓٍ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺣُﻨَﻴْﻦٍ ﺇِﺫْ ﺃَﻋْﺠَﺒَﺘْﻜُﻢْ ﻛَﺜْﺮَﺗُﻜُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﺗُﻐْﻦِ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﺿَﺎﻗَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻷﺭْﺽُ ﺑِﻤَﺎ ﺭَﺣُﺒَﺖْ ﺛُﻢَّ ﻭَﻟَّﻴْﺘُﻢْ ﻣُﺪْﺑِﺮِﻳﻦَ ‏( ٢٥ )

"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) perang Hunain, Yaitu diwaktu *kalian ujub karena banyaknya jumlah* (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai". (QS At-Taubah : 25)

🏺 Ibnu Hajar berkata : "Yunus bin Bukair meriwayatkan dalam "Ziadaat Al-Maghoozi" dari Ar-Robii' bin Anas ia berkata,

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞ ﻳَﻮْﻡ ﺣُﻨَﻴْﻦٍ : ﻟَﻦْ ﻧُﻐْﻠَﺐ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡ ﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔ , ﻓَﺸَﻖَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻜَﺎﻧَﺖْ ﺍﻟْﻬَﺰِﻳﻤَﺔ ..

"Tatkala perang Hunain seseorang berkata : "Kita tidak akan kalah hari ini karena sedikitnya pasukan (*karena jumlah pasukan kaum muslimin banyak)", maka hal inipun memberatkan Nabi []. Maka terjadilah kekalahan" (Fathul Baari 8/27)

🏺 Ibnul Qoyiim rahimahullah berkata;

"Dengan hikmah Allah maka pada awalnya Allah menjadikan kaum muslimin merasakan pahitnya kekalahan padahal jumlah pasukan mereka banyak dengan persiapan tempur yang kuat. Hal ini agar Allah menundukkan kepala-kepala yang ditinggikan tatkala peristiwa Fathu Makkah, yang kepala-kepala tersebut tidak masuk dalam kota Mekah sebagaimana sikap Nabi [] yang dalam kondisi menundukkan kepalanya dan merendahkan tubuhnya di atas kudanya, bahkan sampai-sampai dagu beliau hampir mengenai pelana beliau, semua itu karena tawadhu' kepada Allah dan tunduk kepada keagunganNya dan rendah kepada keperkasaan Allah …

🏺 Dan agar Allah menjelaskan kepada orang yang telah berkata, "Kita tidak akan kalah karena jumlah yang sedikit" bahwasanya kemenangan hanyalah dari Allah, dan Allah menolong siapa yang menolong-Nya, maka tidak ada yang bisa mengalahkannya, dan barangsiapa yang dihinakan oleh Allah maka tidak ada yang bisa menolongnya.

🏺 Dan Allahlah yang telah memberikan kemenangan kepada RasulNya dan agamaNya dan bukan jumlah kalian yang banyak yang membuat kalian ujub. Sesungguhnya banyaknya pasukan kalian tidak memberi manfaat sama sekali, bahkan kalianpun lari ke belakang dengan bercerai berai" (Zaadul Ma'aad 3/477)

🏺 Setelah hilang sifat _ujub_ dari hati-hati mereka dan mereka sadar bahwasanya kemenangan mereka semata-mata karunia dari Allah dan tidak ada andil sama sekali dari mereka, maka Allahpun memberikan pertolongan kepada mereka dengan menurunkan ketenangan pada mereka dan pasukan malaikat yang tidak bisa dilihat.

🏺 Padahal ujub yang menimpa para sahabat bukanlah ujub terhadap amal sholeh, akan tetapi ujub terhadap jumlah pasukan yang banyak yang mereka andalkan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam.

🏺 Untuk mengobati penyakit _ujub_ di antara perkara-perkara lain yang membantu kita menolak penyakit ujub adalah :

*Pertama  Menyadari sesadar²nya bahwasanya kemampuan kita beramal sholeh adalah semata-mata kemudahan dan karunia dari Allah.

🏺 (Pen: Bahkan jika saja Allah berkehendak kita tidak mampu beramal sholih. Bahkan jika saja Allah tidak memberikan karuniaNya, niscaya kita tidak memiliki ilmu. Meskipun satu kata, bahkan satu titik sekalipun. Tanpa rahmat dan karuniaNya, kita tidak mampu membaca dan menghafal AlQuran hatta satu huruf pun. Lihat orang bisu, tuli, kafir, bisakah mereka fasih menghafal Quran?. Tanpa rahman dan rahimNya, kita tidak mampu memiliki harta kekayaan sepesérpun. Hatta uang 2.000 pun tidak ada di dompet. Maka jangan sekali² 'ujub !!)

🏺 Allah berfirman :

ﻭَﻟَﻮْﻻ ﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘُﻪُ ﻣَﺎ ﺯَﻛَﺎ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪٍ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺰَﻛِّﻲ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ

"Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya" (QS An-Nuur : 21)

🏺 Allah menceritakan tentang kaum mukminin yang masuk ke dalam surga, di mana mereka mengakui bahwasanya hidayah mereka semata-mata dari Allah.

ﻭَﻧَﺰَﻋْﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِﻫِﻢْ ﻣِﻦْ ﻏِﻞٍّ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬِﻢُ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﻟِﻬَﺬَﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻟِﻨَﻬْﺘَﺪِﻱَ ﻟَﻮْﻻ ﺃَﻥْ ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ

"Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk". (QS Al-A'raaf : 43)

🏺 Dari Al-Baro' bin 'Azib [] berkata :

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻨْﻘُﻞُ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻏْﻤَﺮَّ ﺑَﻄْﻨُﻪُ ﺃَﻭْ ﺍﻏْﺒَﺮَّ ﺑَﻄْﻨُﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣَﺎ ﺍﻫْﺘَﺪَﻳْﻨَﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﻨَﺎ ﻭَﻻَ ﺻَﻠَّﻴْﻨَﺎ

"Nabi [] mengangkat tanah tatkala peristiwa penggalian khondaq hingga perut beliau tertutup/terkotori tanah, seraya berkata : "Demi Allah, kalau bukan karena Allah tidaklah kami mendapatkan hidayah, dan tidak juga kami mampu bersedekah dan sholat” (HR Al-Bukhari no 4104 dan Muslim 1802)

*Kedua  Banyak ibadah yang agung yang disyari'atkan untuk diakhiri dengan istighfar, hal ini agar para pelaku ibadah-ibadah tersebut tidak merasa _ujub_ dengan ibadah-ibadah yang telah mereka lakukan, akan tetapi tetap merasa dan sadar bahwa ibadah yang mereka lakukan tetap ada kekurangannya.

🏺 Diantara ibadah-ibadah agung tersebut adalah :

_Pertama:_ Sholat lima waktu.

Dari Tsaubaan ¢ berkata :

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻧْﺼَﺮَﻑَ ﻣِﻦْ ﺻَﻼَﺗِﻪِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﺛَﻼَﺛًﺎ

"Rasulullah [] jika selesai dari sholatnya maka beliau beristighfar tiga kali" (HR Muslim no. 591)

🏺 Jika Nabi yang sholatnya begitu khusyu' namun setelah selesai sholat tetap beristighfar, maka bagaimana dengan kita ??.

🏺 Al-Aluusiy rahimahullah berkata :

"Kemungkinan istighfarnya Nabi [] karena ma'rifah (ilmu) beliau tentang keagungan dan kemuliaan Allah, maka meskipun ibadah beliau lebih mulia dari pada ibadahnya para ahli ibadah namun beliau memandangnya rendah dan tidak layak dengan kemuliaan dan keagungan Allah tersebut yang jauh di luar jangkauan pikiran seseorang. Maka Nabipun malu dan bersegera untuk beristighfar. Dan telah valid bahwasanya Nabi [] beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari semalam.

🏺 Dan untuk memberi isyarat akan kurangnya seorang yang beribadah untuk bisa melakukan ibadah yang layak dengan kemuliaan Allah meskipun ia telah berusaha semaksimal mungkin maka disyari'atkan beristighfar setelah banyak ketaatan-ketaatan" (Ruhul Ma'ani : 30/259)

_Kedua :_ Sholat malam/tahajjud yang merupakan ibadah yang sangat mulia dan merupakan kebiasaannya kaum sholihin.

🏺 Allah menyebutkan bahwasanya diantara sifat-sifat kaum mukminin yang dijanjikan surga bagi mereka adalah beristighfar setelah sholat malam.
Allah berfirman :

ﻗُﻞْ ﺃَﺅُﻧَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻜُﻢْ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﻘَﻮْﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٌ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺝٌ ﻣُﻄَﻬَّﺮَﺓٌ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻥٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﺼِﻴﺮٌ ﺑِﺎﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ‏( ١٥ ‏) ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻨَﺎ ﺁﻣَﻨَّﺎ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺫُﻧُﻮﺑَﻨَﺎ ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ‏( ١٦ ‏) ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻗِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻘَﺎﻧِﺘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻔِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻐْﻔِﺮِﻳﻦَ ﺑِﺎﻷﺳْﺤَﺎﺭِ ‏( ١٧ )

"Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
(yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah beriman, Maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS Ali Imroon : 15-17)

🏺 Lihatlah…mereka adalah orang-orang yang memenuhi siang hari mereka dengan ibadah, dengan sabar, senantiasa taat, sedekah, dan berbagai macam ketaatan… dan di malam hari mereka sholat malam hingga menjelang subuh… dan mereka menutup ibadah siang dan malam mereka dengan banyak istighfar.

🏺 As-Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya berkata :

ﻟَﻤَّﺎ ﺑَﻴَّﻦَ ﺻِﻔَﺎﺗِﻬِﻢْ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴْﺪَﺓِ ﺫَﻛَﺮَ ﺍﺣﺘﻘﺎﺭَﻫﻢ ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ ﻭﺃﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ ، ﺣﺎﻻً ﻭﻻ ﻣﻘﺎﻣًﺎ ، ﺑﻞ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺃﻧﻔﺴَﻬﻢ ﻣُﺬْﻧِﺒِﻴﻦ ﻣُﻘَﺼِّﺮﻳﻦ ﻓﻴﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ ﺭﺑﻬﻢ ، ﻭﻳﺘﻮﻗﻌﻮﻥ ﺃﻭﻗﺎﺕ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺴﺤﺮ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺴﻦ : ﻣﺪﻭﺍ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﺤﺮ ، ﺛﻢ ﺟﻠﺴﻮﺍ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ ﺭﺑﻬﻢ

"Tatkala Allah menjelaskan sifat-sifat mereka (*yaitu kaum muttaqiin yang dijanjikan surga oleh Allah), maka Allah menyebutkan bagaimana mereka memandang hina diri mereka, dan mereka tidak memandang bahwasanya mereka memiliki kedudukan, bahkan mereka memandang bahwasanya mereka adalah orang-orang pendosa, yang banyak kekurangan, maka merekapun beristighfar kepada Robb mereka, serta mereka memilih waktu-waktu yang mustajab (*untuk beristighfar) yaitu waktu sahur.

🏺 Al-Hasan Al-Bashri berkata :

"Mereka memanjangkan sholat (*malam/tahajjud) hingga waktu sahur lalu mereka duduk bersimpuh beristghfar kepada Allah" (Taisir Al-Karimir-Rahman hal 124)

_Ketiga :_ Ibadah haji. 

Allah berfirman :
ﺛُﻢَّ ﺃَﻓِﻴﻀُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﺃَﻓَﺎﺽَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ ‏( ١٩٩ )

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al-Baqoroh : 199)

🏺 Lihatlah… inti dari ibadah haji adalah wuquf di padang arofah sebagaimana sabda Nabi ﺍﻟْﺤَﺞُّ ﻋَﺮَﻓَﺔُ (Haji adalah Arofah). Dan di padang arofah lah para jama'ah haji berdoa dan memohon kepada Allah dengan menampakkan seluruh kehinaan dan perendahan. Dan sangatlah jelas jika wuquf di padang arofah merupakan ibadah yang sangat agung, bahkan Allah menjanjikan ampunanNya bagi orang-orang yang wuquf di padang Arofah. Akan tetapi setelah wuquf di padang Arofah Allah memerintahkan para jama'ah haji untuk beristighfar kepada Allah.

_Keempat :_ Istighfarnya Nabi [] setelah beliau menyempurnakan dakwah yang beliau bangun selama 23 tahun dan berhasil memperoleh kemenangan dan menyebabkan berbondong-bondongnya manusia masuk Islam.

🏺 Ibnu Abbas ¢ berkata :

ﻛَﺎﻥَ ﻋُﻤَﺮُ ﻳُﺪْﺧِﻠُﻨِﻲ ﻣَﻊَ ﺃَﺷْﻴَﺎﺥِ ﺑَﺪْﺭٍ ﻓَﻜَﺄَﻥَّ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻭَﺟَﺪَ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻟِﻢَ ﺗُﺪْﺧِﻞُ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﻌَﻨَﺎ ﻭَﻟَﻨَﺎ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀٌ ﻣِﺜْﻠُﻪُ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ : ﺇِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻗَﺪْ ﻋَﻠِﻤْﺘُﻢْ ، ﻓَﺪَﻋَﺎﻩُ ﺫَﺍﺕَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻓَﺄَﺩْﺧَﻠَﻪُ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻓَﻤَﺎ ﺭُﺋِﻴْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺩَﻋَﺎﻧِﻲ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴُﺮِﻳَﻬُﻢْ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻔَﺘْﺢُ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻧَﺤْﻤَﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮَﻩُ ﺇِﺫَﺍ ﻧُﺼِﺮْﻧَﺎ ﻭَﻓُﺘِﺢَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻭَﺳَﻜَﺖَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﻘﻞْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺃَﻛَﺬَﺍﻙَ ﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻳَﺎ ﺍﺑِﻦَ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ؟ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻻَ ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ؟ ﻗُﻠْﺖُ ﻫُﻮَ ﺃَﺟَﻞُ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻋْﻠَﻤَﻪُ ﻟَﻪُ ، ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻔَﺘْﺢُ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻼَﻣَﺔُ ﺃَﺟَﻠِﻚَ } ﻓﺴﺒﺢ ﺑﺤﻤﺪ ﺭﺑﻚ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮﻩ ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺗﻮﺍﺑﺎ { ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ : ﻣَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻝُ

"Umar bin Al-Khottob memasukan (menyertakan) aku (*untuk bermusyawarah) bersama para sesepuh sahabat yang pernah ikut perang Badar, maka seakan-akan ada diantara mereka merasakan sesuatu di hatinya, lalu berkata : Kenapa engkau menyertakan anak muda ini bersama kita, dan kita juga memiliki anak-anak sepertinya?. Maka Umar berkata : Sesungguhnya dia (*yaitu Ibnu Abbaas) sebagaimana yang telah kalian ketahui (*yaitu Umar memberi isyarat akan kekerabatan Ibnu Abbas dengan Nabi yang telah diketahui bersama, atau kepintaran Ibnu Abbas yang telah diketahui bersama" (Fathul Baari 8/735).

🏺 Maka Umar memanggil orang tersebut dan menyertakannya bersama para sesepuh perang Badar, dan aku tidak memandang Umar memanggilku (*untuk hadir menyertai mereka) kecuali untuk memperlihatkan (*kelebihanku) kepada mereka.

Umar berkata kepada mereka :

"Apa pendapat kalian tentang firman Allah "Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan"?. Maka sebagian mereka berkata : Allah memerintahkan kita untuk memujinya dan beristighfar jika kita tertolong dan menang. Sebagian mereka yang lain hanya terdiam dan tidak mengucapkan apapun. Lalu Umar berkata kepadaku, "Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas?", aku berkata : Tidak. Umar berkata : Apa pendapatmu?. Aku berkata : Itu adalah ajalnya Rasulullah [], Allah memberitahukannya kepadanya, Allah berfirman :

"Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan", dan hal itu adalah tanda ajal (kematian)mu, "Maka hendaknya engkau bertasbih kepada Robmu dengan memujiNya dan beristighfarlah kepadanya, sesungguhnya Robmu maha penerima taubat".

🏺 Umar berkata :
"Aku tidak mengetahui tentang ayat ini kecuali sebagaimana pendapatmu." (HR Al-Bukhari no 4970)

🏺 Ibnu Abbas memahami ayat ini sebagai pertanda akan wafatnya Nabi [] karena agama telah sempurna, pertolongan dan kemenangan dari Allah telah tiba, dan disusul dengan masuknya manusia secara berbondong-bondong dalam Islam. Hal ini semua menunjukkan akan keberhasilan dakwah Nabi selama kurang lebih 23 tahun.

🏺 Setelah menyebutkan tentang banyaknya ibadah yang diakhiri dan ditutup dengan istighfar Al-Aluusi rahimahullah berkata :

ﻓَﻔِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﺑِﺎﻻِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭِ ﺭَﻣْﺰٌ ﻣِﻦْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻗِﻴْﻞَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻓُﻬِﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﻌْﻲِ ﻭَﺍﻟْﻤَﺸْﻬُﻮْﺭِ ﺃَﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻠﺪَّﻻَﻟَﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺸَﺎﺭَﻓَﺔِ ﺗَﻤَﺎﻡِ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ ﻭَﺗَﻜَﺎﻣُﻞِ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ

"Maka dalam perintah untuk beristighfar ada bentuk dari sisi ini (*menutup ibadah dengan istighfar) sebagaimana yang dikatakan terhadap apa yang dipahami dari pemberitaan tentang wafatnya Nabi. Dan yang masyhur pemberitaan ini menunjukan bahwa telah menjelang kesempurnaan urusan dakwah dan sempurnanya agama" (Tafsiir Ruhul Ma'ani 30/258)

🏺 Hal ini menunjukkan bagaimana jauhnya Nabi [] dari sifat ujub, hal ini berbeda dengan sebagian dai yang baru sedikit berdakwah dan sedikit berhasil sudah berkoar-koar dengan berkata, "Sayalah yang membuka ladang dakwah di sana…!!", "Kalau bukan karena saya maka dakwah tidak akan berkembang hingga seperti ini…!!" dan ungkapan-ungkapan yang lain yang menunjukkan ujubnya sang da'i dan pandangannya terhadap dakwah yang telah ia jalankan dengan pandangan ta'jub.

🏺 Lihatlah Nabi yang berdakwah selama 23 tahun dengan berbagai cobaan dan rintangan…dan seluruh gerakan beliau karena Allah…, adapun sang da'i…??

_Ketiga :_ Membaca sejarah hidup orang-orang sholeh dari para imam kaum muslimin. Kita bisa melihat luar biasanya ibadah mereka, bagaimana sholat malam mereka.., bagaimana puasa mereka…, bagaimana bacaan Qur'an mereka…, bagaimana sedekah mereka…, bagaimana jihad mereka…, bagaimana dakwah mereka…, dan bagaimana keikhlasan mereka..??

🏺 Ternyata meskipun ibadah mereka begitu luar biasa namun mereka memiliki rasa takut dan khosyah kepada Allah yang sangat luar biasa. Mereka tidak terpedaya dan ujub dengan besarnya ibadah mereka.

🏺 Lantas apakah sebagian kita yang ibadahnya sangat minim…sholat malam sangat jarang…bahkan hampir-hampir tidak pernah…, tidak pernah berjihad…., pelit untuk sedekah…, jarang mengkhatamkan Al-Qur'an…, ngajipun ala kadarnya, kemudian banyak terjerumus dalam kemaksiatan… *maka apakah pantas bagi kita untuk ujub??!!.*

🏺 Amalan kita jika dibandingkan amalan mereka para imam kaum muslimin seperti sebuah kerikil dibandingkan gunung yang menjulang tinggi. Jika kondisi amalan kita demikian lantas apa yang hendak kita banggakan?, apa yang hendak kita ujubkan??!!

(bersambung….)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 07-01-1433 H / 02 November 2011 M
🖋 Abu AbdilMuhsin Firanda Andirja, MA

Tidak ada komentar :

Posting Komentar