Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 06 November 2018

Nasehat Salaf

*NASEHAT BERMANFAAT*

🛑 Berkata Malik bin Dinar رحمه الله :

إِنَّ الْبَدَنَ إِذَا سَقِمَ لَمْ يَنْجَحْ فِيهِ طَعَامٌ وَلا شَرَابٌ وَلا نَوْمٌ وَلا رَاحَةٌ ، وَكَذَلِكَ الْقَلْبُ إِذَا عَلِقَهُ حُبُّ الدُّنْيَا لَمْ تَنْجَحْ فِيهِ الْمَوْعِظَة
“Sesungguhnya apabila badan sakit, maka makan,minum, tidur dan istirahat tidak enak baginya. Begitu juga dengan HATI...apabila ia cenderung kepada DUNIA maka nasihat-nasihat tidak lagi berguna baginya.” - (Shifatush Shafwah: 3/278).

🛑 Berkata Ja’far bin Muhammad kepada Sufyan Ats-Tsauri رحمهما الله:

لاَ يَتِمُّ المَعْرُوْفُ إِلاَّ بِثَلاَثَةٍ: بِتَعجِيْلِه، وَتَصْغِيْرِه، وَسَترِه.
"Tidaklah sempurna perbuatan baik kecuali dengan tiga perkara :
- Segera mengerjakannya [ tanpa menunda-nunda ]
- Menganggapnya sebagai amalan yang kecil [ meskipun amalan yang besar ]
- Menyembunyikannya [dari manusia].”
[Hilyatul Auliya': 3/198]

🛑 *Contoh dari Lembaran Kaum Salaf Menjaga Keikhlasan*
Al-Qâdhi ‘Alâ`uddin Ibnul Lahhâm berkata, “Pada suatu saat, Syaikh (Ibnu Rajab Al-Hanbaly) menyebutkan sebuah masalah kemudian beliau sangat meluas dalam (menjelaskan)nya. Saya sangat kagum terhadap beliau dan penguasaan beliau yang sangat kuat terhadap masalah itu. Setelah itu, terjadi (pembahasan) masalah tersebut dihadiri oleh pembesar-pembesar dari berbagai madzhab, dan (Ibnu Rajab) tidak berucap satu kalimat pun. Begitu (Ibnu Rajab) berdiri, saya berkata kepadanya, ‘Bukankah engkau telah menjelaskan (masalah tersebut) dengan pembicaraan (yang telah lalu)?’ (Ibnu Rajab) menjawab, ‘Saya hanya berbicara pada hal yang saya harapkan pahalanya, dan sangat khawatir untuk berbicara dalam majelis ini.’…” [Dzail ‘Alâ Dzail Thabaqât Al-Hanâbilah karya Ibnul Mibrad hal. 39].

*Nikmat Membawa Petaka*
🛑 Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata,

كُلُّ نِعْمَةٍ لا تُقَرِّبُ مِنَ اللهِ فَهِيَ بَلِيَّةٌ
“Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]

*Tiga Pokok Keimanan*
🛑 ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,

عَمَّارٌ ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ
“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

*Di Atas Sunnah Adalah yang Terbaik*

🛑 Ibnu Mas’ûd radhiyallâhu ‘anhu berkata,

اقْتِصَادٌ فِي سَنَةٍ خَيْرٌ مِنِ اجْتِهَادٍ فِي بِدْعَةٍ
"Sederhana dalam (menjalankan) sunnah adalah lebih baik dari bersungguh-sungguh dalam suatu bid’ah.” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabarâny]

*Ucapan ‘Saya Tidak Tahu’*
🛑 Umar bin Al-Khaththab radhiyallâhu ‘anhu berkata,

الْعِلْمُ ثَلَاثَةٌ: كِتَابٌ نَاطِقٌ، وَسُنَّةٌ مَاضِيَةٌ، وَلَا أَدْرِيْ
“Ilmu ada tiga: Kitab (Al-Qur’an) yang berbicara, Sunnah (Nabi) yang terus berlaku, dan (upacan) ‘saya tidak tahu’.” [I’lamul Muwaqqi’in karya Ibnul Qayyim]

*Yang Menghancurkan Agama*
🛑 Dari Ziyâd bin Hudair, beliau berkata, Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepadaku, “Apakah engkau tahu apa yang menghancurkan (agama) Islam?” Saya menjawab, “Tidak.” Umar radhiyallahu ‘anhu berkata,

يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ، وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ، وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ
“(Agama Islam) dihancurkan oleh ketergelinciran seorang alim, jidal kaum munafiqin dengan Al-Qur’an, dan hukum para pemimpin yang sesat.” [Diriwayatkan oleh Ad-Darimy dan selainnya]

Yaitu : orang "alim" yang ngawur, orang munafiq yang banyak debat/ tajarro' dengan aneka pernyataan, dan kebijakan serta regulasi² para pemimpin yang tidak berdasarkan pada kemashlahatan.


Semoga bermanfaat. Amiin
أبو حسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar