Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 15 Januari 2017

KEHARAMAN MEMBANTU, MENYAKSIKAN ACARA KEMUNGKARAN

🐾 *DALIL KEHARAMAN MEMBANTU, MENYAKSIKAN ACARA KEMUNGKARAN*

 🐾
🐾 Acara yang mungkar misalkan ; konser joget dan nyanyian, hari raya orang kafir, misa perayaan kelahiran anak tuhan (natal), acara bid'ah dan sejenisnya.

🐾 Pada masa Jahiliyah, di Madinah ada berhala bernama Zur. Setiap tahun, orang-orang musyrik mengadakan hari raya keagamaan di area patung tersebut selama satu minggu.

🐾 Setelah Islam datang, ketika orang-orang musyrik mengadakan hari raya keagamaan, para sahabat Rasulullah صلى الله عليه ketika melewati tempat itu mereka menjaga kehormatan diri mereka dengan tidak melihat patung dan orang-orang yang ada di situ. Sikap para sahabat tersebut direspon dan dipuji oleh Allah dalam al-Qur’an ayat:

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻻَ ﻳَﺸْﻬَﺪُﻭﻥَ ﺍﻟﺰُّﻭﺭَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻐْﻮِ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﻛِﺮَﺍﻣًﺎ ‏( 72 )


💎 *“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan zur (kepalsuan), dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”* (QS al-Furqan : 72).

🐾 Kebanyakan imam tafsir dan Imam adDhoha' berkata 'azzur' adalah *kemusyrikan*
🔵 Imam Ibnu Juraij berkata ; yaitu *kedustaan.*
🔵Imam Mujahid berkata ; 'aZzur' yaitu *hari raya orang kafir.*
🔵 Imam Qotadah berkata :

ﻻ ﻳﺴﺎﻋﺪﻭﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﻃﻠﻬﻢ .

"Jangan pernah membantu kebatilan orang-orang batil atas kebatilannya"

🔵Muhammad bin Hanafiyah berkata ; "AzZur yaitu *acara kesia-siaan dan nyanyian"*
(Tafsir AlBaghowi hal. 99)

🔵 Abu Ja'far berkata ; asal kata 'azzur' yakni membuat indah sesuatu, mensifati dengan yang bukan sifatnya agar mengecoh manusia berbuat mungkar, mengelabuhi pendengaran dan penglihatan.

ﻭﺍﻟﺸﺮﻙ ﻗﺪ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ , ﻷﻧﻪ ﻣﺤﺴَّﻦ ﻷﻫﻠﻪ , ﺣﺘﻰ ﻗﺪ ﻇﻨﻮﺍ ﺃﻧﻪ ﺣﻖ , ﻭﻫﻮ ﺑﺎﻃﻞ , ﻭﻳﺪﺧﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻐﻨﺎﺀ , ﻷﻧﻪ ﺃﻳﻀﺎ ﻣﻤﺎ ﻳﺤﺴﻨﻪ ﺗﺮﺟﻴﻊ ﺍﻟﺼﻮﺕ , ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﺤﻠﻲ ﺳﺎﻣﻌﻪ ﺳﻤﺎﻋﻪ , ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ﺃﻳﻀﺎ ﻗﺪ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻴﻪ ﻟﺘﺤﺴﻴﻦ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺇﻳﺎﻩ , ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦّ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺃﻧﻪ ﺣﻖ , ﻓﻜﻞ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﻣﻌﻨﻰ الزور

 
🔵 Demikianlah kadang2 kesyirikan dan kemaksiyatan mampu mengecoh para pelakunya, dijadikannya indah dan baik sesuatu yang sebenarnya batil (zuur). Termasuk di dalam 'azzuur' adalah nyanyian, yang menjadikan indah orang² yang mendengarnya. Termasuk pula kedustaan, yang banyak orang menganggapnya sebagai keindahan hingga menganggapnya sebagai kebenaran. Maka semua hal ini masuk dalam makna 'azzuur'.

🔵 Yang paling dekat makna definisi yang tepat :

ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻻ ﺷﺮﻛﺎ , ﻭﻻ ﻏﻨﺎﺀ , ﻭﻻ ﻛﺬﺑﺎ ﻭﻻ ﻏﻴﺮﻩ , ﻭﻛﻞّ ﻣﺎ ﻟﺰﻣﻪ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺰﻭﺭ , ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻢّ ﻓﻲ ﻭﺻﻔﻪ ﺇﻳﺎﻫﻢ ﺃﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ ﺍﻟﺰﻭﺭ , ﻓﻼ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺨﺺ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺷﻲﺀ ﺇﻻ ﺑﺤﺠﺔ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻟﻬﺎ , ﻣﻦ ﺧﺒﺮ ﺃﻭ ﻋﻘﻞ.

🔵 Dan orang² yang tidak menyaksikan sedikitpun dari kebatilan, kesyirikan, nyanyian, kedustaan, dan sejenisnya.

 ‏( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻐْﻮِ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﻛِﺮَﺍﻣًﺎ ‏) ﺇﺫﺍ ﻣﺮّﻭﺍ ﺑﺎﻟﺮﻓﺚ ﻛﻔُّﻮﺍ .

"(Dan apabila mereka melalui hal² yang sia-sia mereka berlalu dengan mulia)" apabila mereka melewati hal² yang keji mereka menahan diri.

🔵 Dalam tafsir yang lain,

ﺇﺫﺍ ﻣﺮّﻭﺍ ﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻣﺮّﻭﺍ ﻣﻨﻜﺮﻳﻦ ﻟﻪ .

🔵 Apabila mereka melalui apa² yang orang musyrik lakukan berupa kebatilan mereka mengingkarinya
🐾 Ibnu Zaid berkata tentang ayat ini ;

 🔵 Yang dimaksud dengan 'AlLaghwu' di sini yaitu *semua bentuk kemaksiatan.*
🔵 Al-Hasan berkata tentang ayat tersebut; semua AlLaghwu' yaitu semua bentuk kemaksiatan.


ﻭﺇﺫﺍ ﻣﺮّﻭﺍ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﻓﺴﻤﻌﻮﻩ ﺃﻭ ﺭﺃﻭﻩ , ﻣﺮّﻭﺍ ﻛﺮﺍﻣﺎ ، ﻣﺮﻭﺭﻫﻢ ﻛﺮﺍﻣﺎ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻥ ﻻ ﻳﺴﻤﻌﻮﻩ , ﻭﺫﻟﻚ ﻛﺎﻟﻐﻨﺎﺀ . ﻭﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻥ ﻳﻌﺮﺿﻮﺍ ﻋﻨﻪ

 
🐾 Dan apabila mereka melalui kebatilan, mendengarnya atau melihatnya mereka segera mellauinya dengan menjaga kemuliaan. Menjaga dirinya dengan berusaha tidak mendengarnya, seperti mendengar nyanyian. Dan pada sebagian itu mereka berpaling dari hal itu.

🔵 Al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami, menyampaikan kaedah baku dalam madzhab Syafi’i sebagai berikut:

ﺍَﻟﺮِّﺿَﺎ ﺑِﺎﻟْﻜُﻔْﺮِ ﻛُﻔْﺮٌ ﻭَﻟَﻮْ ﺿِﻤْﻨًﺎ

“Rela terhadap kekafiran adalah kafir, meskipun kerelaan tersebut bersifat implisit.” (Ibnu Hajar al-Haitami, al-I’lam bi-Qawathi’ al-Islam, hlm 133).

🔵 Maka alangkah mengherankan ada fenomena mencampuradukkan Islam dengan kekufuran di zaman ini. Orang islam ikut beribadah di gereja, kyai ikut misa natal, santri bersholawat dan tabuh rebana di acara baptis, pemuda Islam ikut parade salib, pemuda Islam ikut menjaga acara ibadah kemusyrikan, acara memadukan sholawat dengan nyanyian rohani. Tidak cukup hanya sampai di situ. Namun mereka memaksakan dalil², memelintir ayat² hujjah guna mendukung hawa nafsunya itu.


Jika hal ini diketahui oleh ulama' salaf niscaya mereka tercengang penuh pengingkaran.


 ✍ ودكم أبو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar