Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 05 Februari 2017

WAJIBNYA MENTAATI ROSULULLAH

🌺 *وجوب طاعة الرسول*
*WAJIBNYA MENTAATI ROSULULLAH*

Muhammad bin Muhammad alMukhtar bin Muhammad assyinqity

ﺇﻥَّ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ،
Sesungguhnya Allah mengutus rosulNya ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ kepada seluruh manusia untuk menjelaskan kepada mereka apa yang Allah ajarkan dari agamanya, mengeluarkan mereka dari kegelapan kesesatan kepada cahaya perunjuk kebahagiaan, menunjuki meteka kepada jalan yang lurus, mewajibkan ketaatan dan ketundukan kepada perintah Tuhan semesta alam. Demikian pula memerintahkan manusia untuk mencintai, mentati, patuh dan mengagungkan ajarannya.

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻭَﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 59‏]

"Wahai orang² yang beriman, taatlah kepada Allah taatlah jepada rosulNya dan penguasa di antara kalian"

Rosulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda :
 ‏« ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﺣﺐَّ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﻭﻭﻟﺪﻩ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ .
(ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ :‏ ﺡ 15 ﻭﻣﺴﻠﻢ : ﺡ 70 ‏)

"Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih kamu cintai daripada orangtuanya, anaknya dan manusia seluruhnya"

Sungguh, para sahabatnya telah berjalan dalam prinsip ini. Mereka sangat mencintai, sangat mentaati, sangat mengagungkan rosulullah. Sunnah² rosulullah, perintah²nya, ucapan²nya, petunjuknya menjadi sesuatu yang paling utama bagi mereka. Merupakan sesuatu yang paling penting dalam hidup mereka. Sebagai hal nomor satu, terdepan dari apapun. Bagi mereka, ucapan dan sabda- sabda nabi adalah nomor 1 dan terdepan. Tiada ucapan siapapun dari manusia yang mendahuluinya.

Mereka berpayah -payah mengamalkan sunnah, sabda-sabda nabi mereka jaga, mereka hidup²kan dan lestarikan. Jika ada orang menentangnya atau melecehkannya, memperolok-oloknya dengan sengaja atau canda, maka mereka memarahinya, memperingati dengan tegas, menghukumnya, menuntutnya, menghajernya, sampai tidak mengajaknya berbicara, bahkan pelakunya didera, ditakzir dan sampai dibunuh. Sebagai pembelaan dan pengagungan kepada 'sunnah' nabi.

Dengan demikian mereka menjaga sunnah ini dari makar para perusak dari kalangan pembenci agama yang benar ini. Mereka menasehati orang² tang menyimpang.

Demikian pula generasi setelah mereka, tabi'in. Mereka juga berjalan dan menempuh teladan dari generasi sebelumnya. Memegang dengan kuat sunnah nabinya.

Hingga setelah jauh dari zaman mereka, manusia mulai pudar pelan-pelan dari petunjuknya, meredup keimanannya, melemah dan layu amalnya, mulai timbul perilku nifaq, merajalela fitnah syahwat dan syubhat, mulai menipis kezuhudannya, tergerus sikap ketundukan dan waro' nya dalam beragama.

Hingga pada faktanya, banyak manusia sepeninggalnya mulai berani menentang, berbicara semaunya, berkomentar, ngomong sembrono dan membantah semaunya terhadap sunnah² nabinya ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .
Kini zaman, zaman penuh fitnah yang menggerus keimanan. Hingga kita banyak melihat fenomena yang mengherankan, yang hal itu belum terjadi di era awal generasi. Manusia sudah terjangkit benih² kemunafikan di hatinya. Berani terang²an menghina dan memperolok² ajaran nabi yang mulia dengan logika akalnya dan pendapat² pribadinya penuh penentangan. Memperolok -olok tentang jenggot, cadar, hijab, larangan isbal, jubah, siwak, sholat, sutroh dan sebagainya.

Maka banyak mulai muncul di zaman ini orang² yang mulai sinis dengan ajaran² sunnah, membenci pengikut² nabi (ittiba'). Mendewa²kan akal logika dan perasaan. Berlindung di balik alasan² masuk akal. Mereka mensifati para pengikut sunnah nabi dengan nama² dan julukan buruk, menghinakan para pengikut sunnah, mentertawakannya, memperolok²nya. Sungguh ucapan mereka dalam menghina ajaran nabi akan mencelakakannya,

« ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻟﻴﺘﻜﻠﻢ ﺑﺎﻟﻜﻠﻤﺔ ﻣﻦ ﺳﺨﻂ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﻠﻘﻲ ﻟﻬﺎ ﺑﺎﻻً ﻳﻬﻮﻱ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﺟﻬﻨﻢ .
( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ‏: ﺡ 6478 ‏) .

"Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan satu kata tang Allah murkai dan dia tidak menyangka hal itu mengakibatkan dia ditemungkupkan ke dalam neraka jahannam"
Kebanyakan manusia lalai dan dan mengacuhkan sesuatu yang berbahaya, yaitu melecehkan agama. Padahal melecehkan agama bisa menjadi kafir pelakunya. Sama saja apakah dengan cara sungguh² ataupun main- main dan canda² saja. Melecehkan ajaran agama Islam dengan tertawa² sambil bercanda menyebabkan pelkaunya kafir, keluar dari millah Islam.

Ibnu Qudamah berkata :

ﻣﻦ ﺳﺐَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﻔﺮ ، ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻣﺎﺯﺣًﺎ ﺃﻭ ﺟﺎﺩًﺍ ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻬﺰﺃ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﺃﻭ ﺑﺂﻳﺎﺗﻪ ، ﺃﻭ ﺑﺮﺳﻠﻪ ، ﺃﻭ ﻛﺘﺒﻪ .

"Barangsiapa yang mencela Allah tanala maka kafir, sama saja apakah dia sungguhan atau main². Demikian pula orang yang memperolok² dan merendahkan, menghina, menistakan Allah, ayat² alQuran, rosulNya, ajarannya"
( ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ ‏: 12/298 ‏) .

Melecehkan ajaran Islam ini baik semua atau sebagian adalah sesuatu yang berbahaya. Akibatnya berupa siksa yang pedih di akhirat. Dan di dunia juga harus dipidana sampai didera sebagai pelajaran yang setimpal dan peringatan untuknya.

Tentang pengertian *sunnah* ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ, dari segi ilmu fiqih, berbeda dengan pengertian menurut pandangan ilmu hadits, beda juga dari pandangan ulama' hadits. Yang dimaksud disini adalah pengertian secara umum. *Sunnah* secara umum yang meliputi hukum baik wajib maupun sunnah mencakup aqidah, ibadah, muammalah, suluk manhaj, akhlak dalam syari'at ini.

Para ulama dahulu mendefinisikan *sunnah* dengan;

ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ‏» ﻫﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴُّﻨﺔ ، ﻭﺍﻻﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﺼﺎﻟﺢ ﺍﻟﺴﻠﻒ ، ﻭﺍﺗِّﺒﺎﻉ ﺍﻷﺛﺮ .

"Amalan dengan berlandaskan alQuran dan asSunnah dan mengikuti orang dahulu (salaf) yang sholih serta ittiba' kepada atsar".
( ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺤﺠﺔ ‏: 2/428 ‏) .

Abul Qosim al-Ashbahani berkata :

‏« ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ‏» ﺍﻟﺴﻴﺮﺓ ﻭﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ ، ﻗﻮﻟﻬﻢ ‏« ﻓﻼﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ‏» ، ﻭ ‏« ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ‏» ، ﺃﻱ ﻫﻮ ﻣﻮﺍﻓﻖ ﻟﻠﺘﻨـﺰﻳﻞ ﻭﺍﻷﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻭﺍﻟﻘﻮﻝ ، ﻭﻷﻥَّ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ﻻ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻊ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .

"Sunnah yaitu thoriqoh (jalan), seperti ucapan fulan di atas sunnah dan ahlussunnah, maksudnya dia bersesuaian dengan atsar dala ucapan nya dan perbuatannya, karena 'sunnah' itu apa-apa yang tidak bertentangan dengan Allah dan rosulNya."

Ibnu Rojab mengatakan :

ﻭ ‏« ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ‏» ﻫﻲ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﺴﻠﻮﻙ؛ ﻓﻴﺸﻤﻞ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺘﻤﺴُّﻚ ﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ ﻫﻮ ﻭﺧﻠﻔﺎﺅﻩ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻭﻥ ﻣﻦ ﺍﻻﻋﺘﻘﺎﺩﺍﺕ ﻭﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﻭﺍﻷﻗﻮﺍﻝ ، ﻭﻫﺬﻩ ﻫﻲ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ﺍﻟﻜﺎﻣﻠﺔ ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻗﺪﻳﻤًﺎ ﻻ ﻳُﻄﻠﻘﻮﻥ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺸﻤﻞ ﺫﻟﻚ ﻛﻠَّﻪ .

"Sunnah adalah jalan (hidup) yang pernah ditempuh di atasnya rosulullah dan juga khalifatu rosyidin, yang mencakup aqidah, amal perbuatan, ucapan dan ini sunnh yang sempurna. Oleh karena itu para salaf terdahulu tidak memutlakkan istilah sunnah melainkan atas apa yang mencakup di atas."

Demikian pula imam Al-Hasan, Fudhail dan al-Auza'i mendefinisikan sama.

*Bab mengagungkan sunnah*
firman Allah ,

ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻤُﺆْﻣِﻦٍ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺃَﻣْﺮًﺍ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻫِﻢْ ‏[ ‏[ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 36 ‏] .

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka."
[al-Ahzab : 36]

‏ﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻃَﺎﻉَ ﺍﻟﻠَّﻪَ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 80 ‏] .

"Barangsiapa yang taat Rosul maka sungguh dia taat Allah"

‏ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺂَﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ‏[ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 21 ‏] .

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"

‏ﻭَﺇِﻥْ ﺗُﻄِﻴﻌُﻮﻩُ ﺗَﻬْﺘَﺪُﻭﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﺒَﻠَﺎﻍُ ﺍﻟْﻤُﺒِﻴﻦُ ‏[ ﺍﻟﻨﻮﺭ : 54 ‏] .

"Jika kalian mentaati nya (rosululah) niscaya kalian mendapat petunjuk, dan tiada lain tugas rosul melainkan menyampaiakan dengan nuata"

‏ﻓَﻠْﻴَﺤْﺬَﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺨَﺎﻟِﻔُﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻥْ ﺗُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ ﺃَﻭْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ‏[ ﺍﻟﻨﻮﺭ : 63 ‏] .

"Maka hendaknya orang² yang menyelisihi dari perintahnya akan ditimpa ekepada mereka fitnah atau ditimpa azab yang pedih"

ﺃَﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻳُﺤَﺎﺩِﺩِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﺄَﻥَّ ﻟَﻪُ ﻧَﺎﺭَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺧَﺎﻟِﺪًﺍ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺨِﺰْﻱُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ ‏[ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : 63 ‏] .

"Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar."

‏ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺮْﻓَﻌُﻮﺍ ﺃَﺻْﻮَﺍﺗَﻜُﻢْ ﻓَﻮْﻕَ ﺻَﻮْﺕِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠْﻬَﺮُﻭﺍ ﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮْﻝِ ﻛَﺠَﻬْﺮِ ﺑَﻌْﻀِﻜُﻢْ ﻟِﺒَﻌْﺾٍ ﺃَﻥْ ﺗَﺤْﺒَﻂَ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ ‏ ‏[ ﺍﻟﺤﺠﺮﺍﺕ : 2 ‏] .

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari."

Ibnul Qoyyim berkata yang berkaitan dengan ayat ini ; 'orang beriman diperingatkan dengan hancurnya amalan mereka dengan sebab memanggil rosulullah dengan suara keras, seperti mengeraskan suara pada sesama manusia. Namun bukan putus aman sebab murtad, namun karena maksiyat yang bisa menghapus amal sementara dia tidak sadar.

(ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ‏: ﺡ 28 ‏) .

Maka bagaimana lagi halnya orang² yang mendahulukan dan mementingkan ucapan orang biasa daripada ucapan rasulullah ? Maka bagaimana halnya orang yang berani menentang dan membantah ucapan rosulullah ? Bukankah ini lebih parah ?. Bukankah lebih hancur lagi amalannya?

( ﺍﻟﻮﺍﺑﻞ ﺍﻟﺼﻴﺐ ‏: ﺹ 24 ‏)
ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﺎﺽ ﺑﻦ ﺳﺎﺭﻳﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻭﻋﻈﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻮﻋﻈﺔ ﻭﺟﻠﺖ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻭﺫﺭﻓﺖ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ﻓﻘﻠﻨﺎ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻛﺄﻧﻬﺎ ﻣﻮﻋﻈﺔ ﻣﻮﺩِّﻉ ، ﻓﺄﻭﺻﻨﺎ . ﻗﺎﻝ : ‏« ﺃﻭﺻﻴﻜﻢ ﺑﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ، ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﺇﻥ ﺗﺄﻣﺮ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻋﺒﺪ ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﻳﻌﺶ ﻣﻨﻜﻢ ﻓﺴﻴﺮﻯ ﺍﺧﺘﻼﻓًﺎ ﻛﺜﻴﺮًﺍ ، ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺴﻨﺘﻲ ﻭﺳﻨﺔ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳﻴﻦ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ، ﻋﻀﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮﺍﺟﺬ ، ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ ﻭﻣﺤﺪﺛﺎﺕ ﺍﻷﻣﻮﺭ ، ﻓﺈﻥ ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ

Dari al-‘Irbadh bin Sâriah RA, dia berkata : Rasulullah SAW memberi wejangan kepada kami yang membuat hati terasa menciut dan mata berlinang. Maka kami lantas berkata: "Wahai Rasul, sepertinya ini wejangan seorang yang berpamitan meninggalkan (kami selamanya)?" lantas (aku berkata) "Mohon wasiatilah kami!" Kemudian beliau bersabda : “Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan senantiasa mendengar dan menta’ati meskipun orang yang memerintah (amir/penguasa) adalah seorang budak. Sesungguhnya siapa saja yang nanti hidup setelahku maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak; oleh karena itu, berpeganglah kalian kepada sunnahku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk (al-Mahdiyyin), gigitlah ia (sunnahku tersebut) dengan gigi geraham, dan tinggalkanlah oleh kalian urusan-urusan baru (mengada-ada dalam urusan agama) karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat” (HR. Abu Daud dan at-Turmuzi)

Sahabat yang Mulia Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu berkata,

ﻟﺴﺖ ﺗﺎﺭﻛﺎ ﺷﻴﺌﺎ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﺇﻻ ﻋﻤﻠﺖ ﺑﻪ ، ﻭﺇﻧﻲ ﻷﺧﺸﻰ ﺇﻥ ﺗﺮﻛﺖ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﺃﺯﻳﻎ

"Aku tidak pernah meninggalkan satu pun yang pernah diamalkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kecuali aku mengamalkannya, dan sungguh aku takut apabila aku meninggalkan satu perintah beliau maka aku akan tersesat." [Al-Ibaanah libni Batthoh, 1/246]

Maka Ibnu Batthoh berkata berkaitan dengan ucapan mulia ini :

ﻫﺬﺍ ﻳﺎ ﺃﺧﻮﺍﻧﻲ ﺍﻟﺼﺪِّﻳﻖ ﺍﻷﻛﺒﺮ ﻳﺘﺨﻮَّﻑ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻳﻎ ﺇﻥ ﻫﻮ ﺧﺎﻟﻒ ﺷﻴﺌًﺎ ﻣﻦ ﺃﻣﺮ ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﻓﻤﺎﺫﺍ ﻋﺴﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺯﻣﺎﻥ ﺃﺿﺤﻰ ﺃﻫﻠﻪ ﻳﺴﺘﻬﺰﺋﻮﻥ ﺑﻨﺒﻴﻬﻢ ﻭﺑﺄﻭﺍﻣﺮﻩ ، ﻭﻳﺘﺒﺎﻫﻮﻥ ﺑﻤﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻭﻳﺴﺨﺮﻭﻥ ﺑﺴﻨﺘﻪ؟ ..! ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺼﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻟﻞ ، ﻭﻧﺠﺎﺓ ﻣﻦ ﺳﻮﺀ ﺍﻟﻌﻤﻞ

"Inilah wahai saudara-saudaraku Ash-Shiddiq yang terbesar, mengkhawatirkan dirinya akan tersesat apabila ia menyelisihi satu perintah Nabinya shallallahu'alaihi wa sallam, maka apa yang akan terjadi dengan orang-orangnya mengolok-olok Nabi mereka dan perintah-perintah beliau di masa ini, serta bangga dengan menyelisihi beliau dan mempermainkan sunnah beliau. Kita memohon kepada Allah penjagaan dari kesesatan, dan keselamatan dari amalan yang jelek." [Al-Ibaanah, 1/246]

Abu Qilabah berkata :

ﺇﺫﺍ ﺣﺪَّﺛﺖ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﺎﻟﺴُّﻨﺔ ﻓﻘﺎﻝ ‏« ﺩﻋﻨﺎ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﻭﻫﺎﺕ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ‏» ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺿﺎﻝ .

"Apabila engkau berbicara dengan seseorang tentang sunnah, tapi dia berkata : 'singkirkan dariku ini (hadits) biarkan kami cukup dengan kitabullah (alQuran) saja', maka ketahuilah dia itu sesat"
(ﻃﺒﻘﺎﺕ ﺍﺑﻦ ﺳﻌﺪ ‏: 7/184 ‏) .

Yakni mereka tidak mengakui hadits alias kelompok Quraniyyun. Atau ingkarul hadits.
 Imam Dzahabi berkata :

ﻭﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠِّﻢ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻉ ﻳﻘﻮﻝ ‏« ﺩﻋﻨﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻵﺣﺎﺩ ﻭﻫﺎﺕ ﺍﻟﻌﻘﻞ ‏» ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﺑﻮ ﺟﻬﻞ ، ﻭﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺴﺎﻟﻚ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪﻱ ﻳﻘﻮﻝ ‏« ﺩﻋﻨﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﻭﻫﺎﺕ ﺍﻟﺬﻭﻕ ﻭﺍﻟﻮﺟﺪ ‏» ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻗﺪ ﻇﻬﺮ ﺑﺼﻮﺭﺓ ﺑﺸﺮ ﺃﻭ ﻗﺪ ﺣﻞَّ ﻓﻴﻪ ، ﻓﺈﻥ ﺟﺒﻨﺖ ﻣﻨﻪ ﻓﺎﻫﺮﺏ ، ﻭﺇﻻَّ ﻓﺎﺻﺮﻋﻪ ، ﻭﺍﺑﺮﻙ ﻋﻠﻰ ﺻﺪﺭﻩ ، ﻭﺍﻗﺮﺃ ﻋﻠﻴﻪ ﺁﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻭﺍﺧﻨﻘﻪ.

"Apabila kamu melihat orang filsafat ahlul bid'ah berkata : 'singkirkan dariku AlQuran dan hadits² ahad dan datangkan kepadaku *(pemikiran) akal*, maka ketahuilah dia itu *Abu Jahal*. Dan apabila kamu melihat orang sufi salik berkata : 'singkirkan dariku AlQuran, hadits² dan akal dan datangkan kepadaku *(dzauq) perasaan*, maka ketahuilah dia itu *Iblis* yang berwujud manusia. Jika kalian bertemu dengan manusia² seperti ini maka larilah darinya, kalau tidak bisa maka jatuhkan dia dan tepuk dadanya serta bacaan ayat kursy untuk meruqyahnya"
( ﺳﻴﺮ ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻟﻨﺒﻼﺀ ‏: 4/472 ‏) .

Abu Hanifah berkata :

'Aku berkata kepada ibnu Abi Dzi'b : apakah kamu mengambil hadits ini wahai abul Harits? Maka Abul Harist menepuk dafku dengan keras seraya bersuara lantang,

ﺃﺣﺪِّﺛﻚ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺗﻘﻮﻝ : ﺗﺄﺧﺬ ﺑﻪ؟ ..! ﻧﻌﻢ ، ﺁﺧﺬ ﺑﻪ ، ﻭﺫلك ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻋﻠﻲّ ﻭﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺳﻤﻌﻪ ، ﺇﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﺤﻤﺪًﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻬﺪﺍﻫﻢ ﺑﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻟﻬﻢ ﻣﺎ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻟﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻧﻪ ، ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺃﻥ ﻳﺘَّﺒﻌﻮﻩ ﻃﺎﺋﻌﻴﻦ ﺃﻭ ﺩﺍﺧﺮﻳﻦ ، ﻻ ﻣﺨﺮﺝ ﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ. ﻗﺎﻝ : ﻭﻣﺎ ﺳﻜﺖَ ﺣﺘﻰ ﺗﻤﻨﻴﺖُ ﺃﻥ ﻳﺴﻜﺖ .

"aku menyampaikan hadits dari rosulullah, dan kamu mah berkata : 'apakah kamu mengambilnya ?' Ya. Jelas aku pasti mengambilnya. Dan itu wajib bagiku dan bagi orang yang mendengarnya. Sesungguhnya Allah memilih Muhammad di antara manusia, maka mereka mendapatkan petunjuk karenanya.
(ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻲ ‏: ﺹ 450 ‏)

Imam asSyafi'i berkata :

ﺃﺟﻤﻊ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺃﻥَّ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺒﺎﻥ ﻟﻪ ﺳُﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻢ ﻳﺤﻞّ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻬﺎ ﻟﻘﻮﻝ ﺃﺣﺪ .
"Telah sepakat kaum muslimin bahwa barang siapa yang telah jelas baginya sunnah rosulullah, maka tidak halal baginys meninggalkan sunnah tersebut hanya karena omongan orang"
(ﺇﻋﻼﻡ ﺍﻟﻤﻮﻗﻌﻴﻦ ‏: 2/282 ‏) .

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪﻱ :
ﺭَﻭﻯ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻳﻮﻣًﺎ ﺣﺪﻳﺜًﺎ ﻓﻘﻠﺖ : ﺃﺗﺄﺧﺬ ﺑﻪ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﺭﺃﻳﺘﻨﻲ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻛﻨﻴﺴﺔ ﺃﻭ ﻋﻠﻲ ﺯﻧﺎﺭ ﺣﺘﻰ ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺪﻳﺜًﺎ ﻻ ﺃﻗﻮﻝ ﺑﻪ؟

"Imam Syafi'i suatu hari meriwayatkan hadits, maka aku bertanya : 'apakah engkau menerimanya ?' Maka beliau berkata : 'apakah kamu melihatku keluar dari gereja atau aku harus dicambuk jika aku mendengar hadits dari rasulullah lalu aku tidak mengatakannya ?"
(ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ‏: 9/106 ‏)

ﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ :
ﻣﻦ ﺭﺩ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻬﻮ ﻋﻠﻰ ﺷﻔﺎ ﻫﻠﻜﺔ .

"Siapa yang menolak hadits nabi maka dia berada pada jurang kebinasaan"
(ﻭﺍﻹﺑﺎﻧﺔ ‏: 1/260 ‏) .
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﺮﺑﻬﺎﺭﻱ :

ﻭﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻄﻌﻦ ﻓﻲ ﺍﻵﺛﺎﺭ ﺃﻭ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻵﺛﺎﺭ ، ﻓﺎﺗﻬﻤﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺳﻼﻡ ، ﻭﻻ ﺗﺸﻚ ﺃﻧﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﻫﻮﻯ ﻣﺒﺘﺪﻉ .
"Jika kamu mendengar seseorang yang dia mencela atsar atau menghina atsar maka curigailah Islamnya, dan jangan ragu bahwa dia itu pelaku bid'ah dan pengikut hawa nafsu"
( ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺴﻨﺔ‏ ﺹ: 51 ‏)

ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ ﺍﻷﺻﺒﻬﺎﻧﻲ :
ﻗﺎﻝ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ : ﺇﺫﺍ ﻃﻌﻦ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻵﺛﺎﺭ ، ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳُﺘﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺳﻼﻡ

"Ahlussunnah dari kalangan terdahulu berkata : apabila ada seseorang mencela atsar (hadits) maka hendaknya dicurigai keislamannya"
(ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺤﺠﺔ ‏: 2/428 ‏) .
========
 Semoga bermanfaat
ودكم أبو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar