HUKUM MERINCI DOA
Pertanyaan No. 98196
Bolehkah kita meminta kepada Allah seperti "ya Allah, berilah aku rumah yang bagus, ya Allah berilah kami kendaraan begini-begini, karena Engkau yang maha Pemberi rezeki".
JAWABAN :
الحمد للَّه
🔹Allah memang memerintahkan hambaNya untuk berdoa,
( وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ) غافر/60
"Dan tuhanmu berfirman: berdoalah kalian kepadaKu, niscaya Aku kabulkan......"
🔹Di dalam ayat ini mengandung perintah tentang berdoa secara umum baik permintaan perkara dunia maupun perkara akherat. Sebagaimana hal itu mutlak untuk meminta karuniaNya yang begitu luas tanpa batas.
Dan berfirman;
( وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً ) النساء/32
"Dan mintalah kepada Allah akan karuniaNya, sesungguhnya Allah maha mengetahui atas segala sesuatu"
Allah berfirman di hadits qudsi,
... يَا عِبَادِي ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ )
رواه مسلم (2577)
".....wahai hambaku ! Sekiranya orang² kalian dari yang awal hingga yang akhir, dari golongan jenis manusia dan jin kalian, mereka berdiri di satu lembah yang sama, dan mereka berdoa kepadaKu, niscaya Aku berikan setiap permintaan mereka. Tidak berkurang semua itu di sisiKu melainkan sebagaimana berkurangnya air di ujung benang yang dicelupkan laut"
🔹Ibnu rajab berkata di dalam Jamiul Ulum walHikam (1/225) :
"وفي الحديث دليل على أن الله يحب أن يسأله العباد جميع مصالح دينهم ودنياهم من الطعام والشراب والكسوة وغير ذلك ، ( ليسأل أحدكم ربه حاجته كلها حتى شسع نعله إذا انقطع ) ،
"Dalam hadits ini menunjukkan bahwa Allah senang dengan setiap hambaNya yang selalu meminta kepadaNya, memohon segala yang dibutuhkan dari keperluan dunia, agama, makanan, minuman, pakaian, dan lainnya. Sebagaimana rasulullah bersabda: 'hendaknya salah seorang diantara kalian meminta kebutuhannya seluruhnya sampai-sampai meminta tentang tali sandalnya yang putus'.
🔹Bahkan sebagian salaf meminta kepada Allah di dalam sholatnya, meminta tiap kebutuhannya, tentang garam, pakan ternak, dan tepung. Dalam riwayat khabar Isroiliyat disebutkan bahwa; Musa berdoa; "ya Allah, sesungguhnya kami memiliki kebutuhan banyak tentang urusan dunia, namun kami malu untuk memintanya kepadaMu". Maka Allah menjawab: 'minta saja seluruh kebutuhanmu hai Musa, meskipun kamu meminta garam, tepung, dan pakan keledaimu".
Demikian menunjukkan akan rasa butuhnya seorang hamba kepada tuhannya.
🔹Namun sebagian ulama salaf malu untuk meminta kepada Allah tentang rincian urusan -urusan dunia. Mereka berpendapat bahwa mengikuti sunnah di dalam berdoa lebih utama.
Dari sahabat aisyah bahwa rasulullah bersabda,
( إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ) رواه ابن حبان (2403) والطبراني في "الأوسط" (2/301)
"Jika salah seorang kalian (berkeinginan) dalam berdoa maka perbanyaklah, karena dia meminta kepada Allah azza jalla (yang Maha Luas pemberiannya)"
Dari Aisyah, Rasulullah juga bersabda,
( سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ ، فَإِنَّ اللَّهَ إِن لَمْ يُيَسِّرهُ لَمْ يَتَيَسَّرْ ) أخرجه أبو يعلى (8/44)
"Mintalah kepada Allah segala hal kebutuhanmu meskipun (meminta) tentang tali terompah, ......"
🔹Perkataan Almanawi dalam Faidhul qodir (4/110):
" لا طريق إلى حصول أي مطلوب من جلائل النعم ودقائقها إلا بالتطفل على موائد كَرَمِ مَن له الأمر ، وفي الإنجيل : سلوا تعطوا ، اطلبوا تجدوا ، اقرعوا يفتح لكم ، كل من سأل أعطي ، ومن طلب وجد ، ومن يقرع يفتح له .
"Tidak ada jalan untuk memperoleh apa yang dicita-citakan dari nikmat nikmat yang dia inginkan melainkan dengan meminta kepada Allah yang maha pemberi. Disebutkan di dalam injil; mintalah, maka kamu diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketukah pintu maka kamu akan dibukakan. Tiap orang yang meminta maka diberi, siapa yang mencari akan mendapatkan, siapa yang mengetuk pintu akan dibukakan.
أوحى الله إلى موسى : قل للمؤمنين لا يستعجلوني إذا دعوني ، ولا يبخلوني ، أليس يعلمون أني أبغض البخيل ، كيف أكون بخيلا ، يا موسى ! لا تخف مني بخلا أن تسألني عظيما ، ولا تستحي أن تسألني صغيرا ، اطلب إلي الدقة والعلف لشاتك ، يا موسى ! أما علمت أني خلقت الخردلة فما فوقها ، وأني لم أخلق شيئا إلا وقد علمت أن الخلق يحتاجون إليه ، فمن سألني مسألة وهو يعلم أني قادر أعطي وأمنع أعطيته مسألته بالمغفرة .
Allah berfirman kepada Musa: "katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar dia tidak tergesa-gesa ketika berdoa, dan janganlah dia bakhil (pelit) ketika berdoa. Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Aku ini membenci sifat bakhil. Bagaimana bisa aku bersifat bakhil?. Hai Musa, janganlah kamu takut aku bakhil (tidak memberi) ketika kamu meminta yang banyak. Jangan pula kamu malu meminta kepadaKu hal-hal yang kecil. Mintalah kepadaKu meskipun (tentang) tepung dan pakan kambingmu. Wahai Musa, tidakkah kamu tahu bahwa aku mencipta segala sesuatu sampai yang terkecil. Tidaklah Aku menciptakan sesuatu melainkan makhluk itu butuh kepadanya. Siapa yang meminta kepadaKu dan dia mengetahui bahwasanya Aku mampu maka dia diberi. Jika tidak Aku berikan maka Kuberikan permohonannya dengan ampunan".
🔹Urwah bin zubair berkata,
إني أسأل الله في صلاتي ، حتى أسأله الملح إلى أهلي " انتهى .
"Aku meminta kepada Allah di dalam sholatku meskipun meminta garam untuk keluargaku"
🔹Syaikh Ibnu Utsaimin berkata di dalam Syarhul Mumti' (3/284) :
" لا بأس أن يدعو بشيء يتعلَّق بأمور الدُّنيا ؛ مثل أن يقول : اللَّهُمَّ اُرزقني بيتاً واسعاً ، أو: اللَّهُمَّ اُرزقني زوجة جميلة ، أو : اللَّهُمَّ اُرزقني مالاً كثيراً ، أو : اللَّهُمَّ اُرزقني سيارة مريحة ؛ وذلك لأن الدُّعاء نفسه عبادة ولو كان بأمور الدنيا ، وليس للإنسان ملجأ إلا الله " انتهىبتصرف .
"Tidak mengapa meminta kepada Allah meskipun berkaitan dengan urusan dunia semisal dia berdoa: ya Allah berilah aku rumah yang luas, atau ya Allah karuniakan padaku istri yang cantik, atau ya Allah berilah kami harta yang melimpah, berilah kami mobil yang nyaman. Demikian itu boleh sebab doa itu sendiri merupakan ibadah meskipun berkaitan dengan perkara dunia. Sebab manusia tidak memiliki tempat berlindung dan meminta melainkan kepada Allah".
Lihat pula jawaban soal nomor: (22498)
فلا حرج عليك أخي السائل من دعاء الله بأن يرزقك قصرا في الدنيا والآخرة ، وإن كان الأولى بالمؤمن ألا يحرص على متاع الدنيا الزائل ، وأن يكون همه ما عند الله من نعيم الجنة ، وإن سأل شيئا من غنى الدنيا ونعيمها فيجب أن يقيده بالنعيم النافع الذي لا يُطغي ولا يُنسي حقوق الآخرة ، وانظر أخي الكريم حال من قص الله علينا شأنه في القرآن الكريم :
🔹Sehingga tidak mengapa seorang itu meminta gedung atau rumah mewah kepada Allah di dunia maupun di akhirat. Namun yang terbaik adalah seorang hamba itu tidak menunjukkan ketamakan (kerakusannya) terhadap dunia yang rendah di dalam doanya. Hendaknya dia tunjukkan bahwa cita-cita dan keinginan tertingginya adalah masuk ke dalam surga. Namun jika dia meminta hal-hal yang berkaitan dengan dunia maka hendaknya dia meminta sesuatu yang paling bermanfaat. Sehingga dia tidak terlalaikan dari hak-hak ibadah dan kenikmatan akhirat yang abadi.
Allah berfirman mengenai istri Fir'aun yang meminta rumah di Surga;
( وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ) التحريم/11
ومن المكروه أيضا الاعتداء في الدعاء بذكر بعض التفاصيل التي ليست في محلها ، كأن تسأل قصرا عدد طوابقه كذا ، وعدد غرفه كذا ، ونحو ذلك من التنطع المكروه ، وقد سبق بيان ذلك في جواب السؤال رقم (41017)
🔹Di antara hal yang dibenci ketika berdoa adalah melampaui batas dalam berdoa. Dia selalu merinci dan menuntut di dalam berdoa yang dia sendiri terlalu jauh dari yang dia inginkan. Seperti dia meminta istana yang ornamennya begini-begini, yang kamarnya begini-begini.
🔹TAMBAHAN : Termasuk melampaui batas dalam berdoa adalah dia meminta jadi presiden sementara dia SD saja tidak lulus. Dia berdoa meminta menjadi Hafid quran atau imam masjidil haram sementara dia sendiri malas membaca quran. Maka ini tidak tahu diri.
🔹Jika seorang muslim berdoa kepada Allah dan tidak dikasih, maka hendaknya dia tetap husnudhon (berbaik sangka) kepada Allah. Hendaknya tetap meyakini bahwa apa yang Allah tetapkan bagi tiap hambaNya adalah yang terbaik baginya. Sebab tidak semua yang diinginkan seseorang itu baik baginya. Maka hendaknya jika seseorang minta tentang urusan dunia, mintalah kepadaNya taqdir yang terbaik apapun bentuknya. Dan semoga Allah berikan kepada hamba2 yang berdoa berupa rasa ridho dengan yang Allah tetapkan kepadanya. Apakah doa tersebut disegerakan untuk dikabulkan, atau diakhirkan di suatu masa, atau dikabulkan dalam bentuk lain seperti terhindar dari bencana, terjauhkan dari penyakit, atau sengaja Allah berikan kelak sebagai simpanan yang lebih baik di akhirat.
Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.
------------
MELAMPUAI BATAS DALAM BERDOA
Pertanyaan nomor: 41017
PERTANYAAN:
Sebagian saudara-saudara memperinci ketika berdoa, seperti berdoa, “Wahai Tuhanku, tolong berikan rezki saya televisi berwarna, Handphone type... seri..., gedung yang mewah dan lain-lainnya.” Saya katakan, “Saya khawatir ini termasuk melampaui batas dalam berdoa. Jika seseorang berdoa di Masjidil Haram Mekkah terutama di bulan Ramadhan, bukankah dianjurkan baginya meminta kebaikan dunia dan akhirat dengan doa-doa yang dikenal dari Nabi sallallahu’alaihi wa salam? Saya cek di situs anda untuk mencari masalah melampaui batas dalam berdoa, akan tetapi saya belum menemukan jawaban detail tentang hal itu. Saya mohon agar anda memperinci hal ini. Terimakasih.
JAWABAN :
Alhamdulillah.
🔹Pertama:
Ketahuilah wahai saudari penanya, semoga Allah berikan taufik kepadamu dan sesuai dengan apa yang dicintai dan diridoi-Nya, bahwa doa adalah senjata yang banyak diabaikan, padahal doa adalah ibadah.
Dari Nu’man bn Basyir r.a sesungguhnya Nabi bersabda:
الدعاء هو العبادة
“Doa adalah ibadah.”
Kemudian beliau membaca Qur’an:
وقال ربكم ادعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين (سورة غافر: 60. قال الألباني : صحيح
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir: 60)
Silakan lihat Shahih At-Tirmizi, no. 2685.
🔹Dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda:
ليس شيء أكرم على الله من الدعاء (حسنه الألباني كما في صحيح سنن الترمذي برقم 2684)
“Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa.” ( Sunan At-Tirmizi, no. 2684)
🔹Dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda:
من لم يسأل الله يغضب عليه (حسنه الألباني، انظر : صحيح سنن الترمذي برقم 2686)
“Siapa yang tidak pernah meminta kepada Allah, maka (Allah) marah kepadanya.” (Shahih Sunan At-Tirmizi, no. 2686)
Ketika anda telah mengetahui akan hal ini, maka jagalah dan perbanyak berdoa.
🔹Kedua:
Sesungguhnya dalam berdoa ada adab-adab dan penghalangnya, kita sebutkan secara global berikut ini:
- Memulai untuk dirinya dalam berdoa
- Dianjurkan mengangkat kedua tangan ketika berdoa
- Hendaknya orang yang berdoa dalam kondisi suci secara sempurna.
- Menghadap kiblat dalam doanya.
- Menunjukkan tadhorru (merendah diri) di hadapan Allah, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (QS. Al-A’raf: 55).
Ibnu Qoyyim telah menyebutkan dalam kitab ‘Badai’ Al-Fawaid bahwa tidak merendahkan diri dalam berdoa termasuk melampaui batas dalam berdoa. (Badai Al-Fawaid, 3/12).
- Terus menerus meminta kepada Allah dalam berdoa
- Tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan.
Dalam dua kitab shahih, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
يستجاب لأحدكم ما لم يعجل ، يقول : دعوت فلم يستجب لي (رواه البخاري، رقم 6340 ومسلم، رقم 2735)
“Akan dikabulkan salah satu di antara kamu semua selagi tidak tergesa-gesa. Berkata, “Saya telah berdoa akan tetapi belum dikabulkan untukku.” (HR. Bukhari, no. 6340 dan Muslim, 2735)
- Kalau seorang muslim berdoa kepada Tuhannya, maka tidak akan lepas kondisinya dari tiga hal. Hal itu telah disebutkan dalam sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
ما من مسلم يدعو الله عز وجل بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث خصال ، إما أن يعجل له دعوته ، وإما أن يدخرها له في الأخرى ، وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها ، قالوا : إذا نكثر ، قال : الله أكثر (رواه أحمد، رقم 10749 والترمذي، رقم 3573 وصححه الألباني في مشكاة المصابيح، رقم 2199)
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah Azza wajalla dengan suatu doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan tidak memutuskan kekerabatan kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga perangai; Mungkin Allah akan segerakan (mengabulkan) doanya. atau disimpan (sebagai balasan) baginya di hari akhir kelak, atau dihindarkan dari musibah semisalnya.” Mereka semua mengatakan, “Kalau begitu kita perbanyak (doa).” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak lagi (mengabulkan).” (HR. Ahmad, no. 10749 dan Tirmizi, no. 3573, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Misykatul Al-Mashabih, no. 2199).
- Yang selayaknya untuk diperingatkan dalam berdoa adalah agar menyanjung dan memuji Allah azza wa Jalla dan bersholawat dan salam kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam.
🔹Dari Fudholah bin Ubaid, dia berkata, Nabi sallallahu alaihi wa sallam mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya, tanpa bersholawat dan salam kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, maka Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Orang ini tergesa-gesa. Kemudian dipanggilnya, maka beliau bersabda kepadanya atau kepada orang lain:
إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد الله والثناء عليه ، ثم ليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم ليدع بعد ما شاء (قال الألباني : حديث صحيح، انظر : صحيح سنن الترمذي برقم 2765)
“Kalau salah satu diatara kalian berdoa, hendaknya dimulai dengan menyanjung dan memuji kepada Allah. kemudian bersholawat dan salam kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, kemudian berdoa sesuai dengan apa yang dia kehendaki.” (Al-Albany mengatakan, “Ini hadits shahih. silahkan lihat Shahih Sunan At-Tirmizi dengan no. 2765)
🔹Ketiga:
Adapun MELAMPAUI BATAS DALAM BERDOA dapat terwujud dengan beberapa perkara di antanya:
🔹Memperinci dalam berdoa, seperti yang ada dalam pertanyaan dengan berdoa, “Ya Allah berikanlah saya rezki gedung mewah dan televisi berwarna dan lain-lainnya.” Sesungguhnya yang dianjurkan dalam berdoa adalah dengan singkat tapi padat sebagaimana apa yang dilakukan oleh Nabi sallallahu’alaihi wa sallam. Maka memohon kepada Allah azza wajalla untuk kebaikan dunia dan akhirat.
🔹Terdapat riwayat dari Abdullah bin Mugoffal sesungguhnya dia mendengar anaknya berdoa, “Ya Allah sesungguhnya saya memohon kepada-Mu istana putih di sebelah kanan surga kalau saya memasukinya. Maka beliau mengatakan, “Wahai anakku, mintalah kepada Allah surga dan berlindung kepada Allah dari neraka. Karena sesungguhnya saya mendengar Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إن سيكون في هذه الأمة قوم يعتدون في الطهور والدعاء (رواه أبو داود، رقم 096 وصححه الألباني في صحيح أبي داود)
“Akan ada dalam umat ini suatu kaum yang menantang dalam bersuci dan berdoa.” (HR. Abu Dawud, no. 096, dishahihkan oleh Al-Albani dalam shahih Abu Daud)
🔹Berdoa kepada Allah dengan apa yang diharamkan oleh Allah atau sarana bagi sesuatu yang diharamkan (karena sarana mempunyai hukum tujuan) sebagaimana hal itu disebutkan oleh Ibnu Qoyyim dalam kitab Badai Al-Fawaid, 3/12. Maka sarana apa yg menuju haram juga diharamkan.
Kebanyakan orang menggunakan televisi digunakan untuk melihat dan mendengar yang diharamkan. Jika orang yang berdoa seperti itu termasuk kalangan mereka (yang menggunakan televisi untuk melihat yang haram) maka ini termasuk melampaui batas dalam berdoa karena dia meminta kepada Allah ta’ala agar diberi rezki apa yang menjadi melakukan kemaksiatan kepada-Nya.
Dari sini jelas bahwa doa seperti itu termasuk MELAMPAUI BATAS dari dua sisi:
🔹Pertama: Karena berdoa secara terperinci
🔹Kedua: dari sisi karena itu termasuk sarana menuju kepada yang haram. Karena hukum sarana sebagaimana hukum tujuannya. Hal ini kalau orang yang berdoa tersebut menggunakannya untuk perkara yang diharamkan sebagaimana yang dilakukan kebanyakan orang.
Source:
Syaikh Muhammad Sholih AlMunjid
Pengelola website :