Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Senin, 05 Agustus 2024

WASIYAT AGAR BEKERJA

 ✍🏻 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"والذي نَفْسِي بيدهِ لأنْ يأْخُذَ أحدُكم حَبْلَهُ، فَيَحْتَطِبَ علَى ظَهْرِهِ، خيرٌ له مِن أنْ يأْتِيَ رجُلًا فيسألهُ، أعْطاهُ أو مَنَعَهُ "

Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, kalau salah seorang dari kalian mengambil talinya, lalu ia memikul seikat kayu bakar di atas punggungnya (untuk dijual), itu lebih baik daripada mendatangi seseorang, lalu ia meminta-minta kepadanya. Kadang ia diberi atau ditolak. (HR. Bukhari. 1470)

FENOMENA MENGKAIS REJEKI

1. Seorang bapak paruh baya entah siapa namanya. Dia dari KM. 18 poros Samarinda- Bontang. Sering saya lihat lewat depan rumah. Hampir tiap sore dia menaiki motor bututnya yang penuh muatan hasil panenan. Istrinya juga dibonceng di belakang. Motor kecilnya penuh hasil kebun, kanan kiri ada nangka, jagung, kacang panjang, bayam, lombok. Kadang² hasil panen tanaman pertaniannya yang lain. Rupanya dia berkebun. Cuma yang saya khawatirkan tentang roda motornya jika meletus karena over muatan. Dia bawa ke pasar Rawa Indah untuk dijual. Semoga barokah ya pak. 

2. Bapak ini sering keliling ke warung- warung makan. Saya tidak tau namanya. Di Pujasera jalan Imam Bonjol di warung makan tahu tek, kadang² di jalan MT Haryono, dia membawa cabe 1 kresek. Dia tawarkan ke penjual² tersebut. Kalau di depan samping Yabis dia juga menawarkan sawi beberapa ikat. Juga di Jalan Bhayangkara dia menawarkan ke penjual nasi goreng beberapa ikat sawinya. Beberapa kali saya lihat dia langsung ke warung- warung untuk menawarkan hasil tanamannya; lombok, mentimun,  ataupun sawi. Semoga berkah ya pak.

3. Penjual kasur lipat keliling pernah lewat depan rumah. Saat itu saya sedang bersih² halaman. Dia tidak tahu kalau orang di balik pagar Beluntas. Saya mendengar dia memikul barangnya sambil ber-dzikir Ya Allah, Ya rozzaq".  Saya dengar begitu dia menyebut sang Maha Rejeki. Dzikirnya selalu seperti itu sambil memikul kasur lipatnya. Subhanallah.

4. Setiap kali lewat di depan rumah Pak Basri rase Walikota Bontang pasti menghirup asap tebal,  mengebul dari batok tempurungnya untuk bakar-bakar ikan. Hampir tiap hari pasti seperti itu. Rupanya itu adalah pengasapan ikan. Memang tiap hari dia jualan ikan asap di Pasar Rawa Indah dan pesanan dari orang -orang.

5. Mbak- mbak ojol Grap kadang- kadang membonceng penumpang laki-laki dan dipegang pinggangnya. Panasnya sinar matahari, teriknya hari siang, tebalnya asap knalpot, laju debu jalanan, himpitan antara roda- roda monster jalanan, rintikan hujan, genangan banjir, dinginnya malam, hari² menyisir di antara kendaraan, demi melayani penumpang atau mengantar pesanan. Cuaca bagaimanapun tetap dia terjang. Pernah saya dapati motornya macet di pertigaan Rawa indah, doble starternya mati dan dibantu oleh teman laki-lakinya sesama ojol Grap. Semoga lancar rejekinya ya mbak. Atau semoga dapat pekerjaan yang lebih sesuai lagi nyaman bagi mbak.

6. Mas Gondrong. Setelah subuh sudah buka "pertamina" eceran nya, alias bensin eceran. Karena banyak karyawan dari beberapa perusahaan pasti lewat di jalan Kemakmuran situ. banyak motor-motor berhenti untuk mengisi bensin bahan bakar. Sudah barang tentu para karyawan lebih memilih yang praktis daripada antri di SPBU resmi. Kadang² juga tambah angin. Sepertinya dia buka hanya pagi dan sore saja. Selebihnya dia mengerjakan hal lain. Bahkan terkadang dipasang info "maaf Pertalite habis". 

7. Mak Eko. Sering  mengumpulkan daun daun bambu, dan daun-daun kering pepohonan. Lalu sama suaminya daun² tersebut dipendam dalam sebuah lubang agar sedikit hancur dan membusuk. Atau sengaja ditutup terpal dan plastik beberapa hari. Kadang- kadang juga dihaluskan dengan mesin diesel untuk dibuat kompos. Setelah beberapa hari sudah jadi lalu dikemasi dengan karung- karung. Diangkuti dengan motor 'obrokan' dijual depan rumah.  Dengan begitu saja banyak yang meng-ordernya. Bahkan persediaan komposnya sampai kehabisan stok gara² diambil oleh orang-orang Sangatta dan Kutim. Dalam hatiku bergumam 'sungguh kompos berkah'. Dari daun-daun kering pepohonan hutan yang jatuh saja bisa disulap menjadi rupiah. Makanya Mak Eko kalau beli tetap pakai uang kertas kering. BUKAN daun -daun kering.

8. Mas Ageng. Tidak pernah bekerja. Jalan keliling toko-tokonya tinggal ambil uang merah-merah. "Catat ya". Bilangnya ke karyawannya. Kerjaannya tinggal ibadah. Tidak perlu bekerja keras. Paling bantu -bantu, itu pun cuma cari keringat saja, supaya otot tidak kaku. Karena biarpun tidak kerja, tiap bulan dia tetap dapat setoran. Dari sewaan ruko di sepanjang jalan Imam Bonjol. Bangunan ruko yang di sewa Eramart, Hana Mart di jalan Pisangan, juga pujasera berderet  di Jalan HM Ardan, toko HMI di beberapa tempat. Kalau cuma dimakan harian, bulanan, bahkan tahunan, tidak habis juga. Alhamdulillah. Allah memudahkan rezekinya. Semoga semakin khusyuk dan tenang dalam beribadah ya Mas... Amiin.

9. Bu KamXX. Orangnya supel, humoris, sering mengadakan tasyakuran makan-makan di rumahnya. Saya sering diundang ke sana. Rumahnya gede, mewah, mangrong -magrong.  Mobilnya sering ganti. Kupikir -pikir apa orang ini kerjanya kok bisa kaya begini? eh ternyata kabar dari Pak Isman, rumah tangganya bukan hanya double gardan. Bahkan incomnya ternyata "Multi Gardan". Dia sendiri kerja di kantor Kementerian Agama. Suaminya di PKT. Anak laki²nya di Pertamina. Dia juga punya warung nasi bebek goreng, yang dijalankan oleh saudaranya. Juga rupanya punya dua sewaan rumah kos-kosan. Makanya bisa umroh bolak-balik. Pulang hajji juga syukuran, lulus S2 juga syukuran, anaknya lulus kuliah juga syukuran, dia banyak memberi makanan kepada orang. Pas pergi ke LN pun membawa ubi bakar Cilembu. Sewaktu di Hainan beli mangga sebesar pepaya. Saya ingat ketika di Jakarta pernah mentraktir makan durian sepuasnya. Bahkan beli kerupuk sengaja dikasihkan orang. Pas di Nusa tenggara ngajak mampir warung sesukanya dia yang bayar. Kekayaannya bermanfaat, bukan untuk dirinya tapi juga untuk orang lain. Mungkin saja kekayaannya semakin barokah karena banyak orang yang mendoakannya. Sebuah inspirasi.

10.  Warung Apung itu kini tiada. Mungkin sudah alih profesi entah apa sebabnya. Jika saja banyak untung tentunya masih berjualan. Tidak ada yang tahu antara satu dua hal dari sekian faktir. Tentu hilangnya sebuah keniscayaan. Seperti warung² lain yang saya ketahui; Bakso bakar, Bakso solo 2

Bakso tembak senayan yang dulu begitu ramai, Mie Cwi Mie, jadi Sushie, jadi pemadam kelaparan,

UD.Desi Warung yung Saikem. Dahulu orang pada antri. Omset labanya bisa jutaan tiap harinya. Transaksi keuangannya bisa pada putaran puluhan juta. Yang dapat saya ambil pelajaran dari mereka- mereka adalah: mereka pantang berputus asa, apalagi bergantung pada santunan orang, pantang berharap pada ketergantungan orang, mereka pantang menyerah biarpun bergonta-ganti nama mereka tetap berusaha untuk mencari kehidupan. Mereka terus bergerak, mereka pantang meminta-minta, mereka pantang berpangku tangan, pantang untuk mengharap belas kasihan orang. Hanya berusaha mencari yang halal, dengan sebisa mungkin berusaha dan bertawakal.

11. Mbah macan tanahnya luas, sawah nya juga. Sehingga tidak sempat mengerjakan semua. Ada sebagian kebunnya yang dibiarkan bero (:tidak ditanami), tapi dibiarkan saja pohon-pohonnya biar tumbuh. Seperti; Sengon, Mahoni, Jati, petai, cengkeh, kopi, jambu alpukat. Dari situlah dia memperoleh rezeki. Kadang jika musim alpukat pedagang datang sendiri untuk membeli. Kadang- kadang juga pembeli kayu blandhong menawarkan harga ke rumah. Beliau tidak pernah begitu mentarget mencari rezeki, karena sudah sepuh (tua). Yang di Uti sekarang tinggal ibadah dan zikir-zikir di hari tua Adapun ternak sapi kambing ayam nya Hanya Jadi hiburan semata dia ke kebun pun tidak bekerja, melainkan hanya keliling-keliling, melihat-lihat tanaman dan pohon-pohon. Semoga Barokah ya Mbah... 

12. Kalau mas Udin, Yogik, Yudi, Klisno, tak pernah beli ikan laut. Tidak pernah beli, soalnya dia pintar menyelam. Kadang² diajak temannya yang punya perahu ke tengah laut menyelam di sana. Dia tembak ikan besar² di dalam laut menggunakan senapan nilon. Begitu ikannya ditembak maka tinggal ditarik tali nilonnya. Dalam hidupnya anti membeli ikan laut. Ada orang beli ikan, dia justru memberi hasil tangkapannya saja.. Kalau dia mendengar temannya membeli ikan, dia tertawa saja. Dalam urusan lauk- pauk dia sangat hebat, kadang-kadang hasil tangkapannya dijual di grup WhatsApp. Dan banyak orang yang membelinya. Dari asbab itulah dia mendapatkan rezeki. Baginya kalau ada orang cerita membeli ikan maka dia tertawa saja. Ikan kok beli. Apalagi ada orang lauk ikan teri, ikan murahan, dia ngelus dada, kenapa enggak nembak saja di tengah laut.?  Tapi harus pakai ilmu ya saudara, kalau nggak punya ilmu bisa saja menyelam, tapi tak muncul lagi.... 

13. Mbah Pangat. di Jalan Pemuda itu sepertinya tinggal ngurusi burung saja sama ayamnya. Sebab kos-kosan rumah kontrakannya yang 10 petak terisi terus. Kelihatan ramai. Berarti tiap bulan ya Otomatis dapat rezeki. Semoga kita bisa menirunya saat di hari tua, dimana tenaga sudah melemah, langkah sudah tidak lincah, badan mudah merasa lelah, alangkah baiknya punya ruko sewaan atau kos-kosan. Beberapa petak saja seperti punya Mbah pangat. Sehingga di usia senjanya tidak disibukkan dengan urusan dunia, tapi lebih fokus untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

14. Pak Sudono penggali kubur. Setiap kali ada orang tertimpa  musibah, justru dia memperoleh berkah. Kadang- kadang satu lobang itu 600 ribu. Kadang- kadang 400. Dibagi dengan tiga temannya. Selain itu juga dari Pemkot mendapat insentif bulanan. Seseorang yang memperoleh rezeki karena menggali kubur. Tapi yang mengherankan sambil menggali kubur kok mendengar musik dangdut koplo. Harusnya dia sambil menggali juga memperoleh nasehat Ibrah tentang kematian. Bukannya justru dangdutan . Atau itu untuk mengusir ketakutan ya?

15. Bus Rela, kaya pemilik PO bus Sumber Kencono trayek Surabaya - Solo - Jogja. Tapi karena sering banyak kecelakaan dan animo negatif dari masyarakat nama Sumber Kencono pun beralih menjadi "Sugeng Slamet". Rela katanya akronim dari Rejeki Lancar. 

 Itu kuga seperti milik pak Haji Radi pemilik armada Bus Sri Mulyo Agung trayek Magetan - Madiun. 

16. Berbagai tulisan di belakang truk menggambarkan pikiran isi hati dan inspirasi berbagai lintas strata sosial. Ada yang bertuliskan macam². Mulai dari yang jorok, lucu, menggelikan, romantis, nasehat, heroik, unik, kritik, hingga yang biasa-biasa saja. Di antara grafiti yang bikin penulis tersenyum ketika membaca di belakang bak itu:

- Ayo golek sangu akhirat (ayo cari bekal akhirat)

- Ojo Lali Ninda'ake sholat (jangan lupa mengerjakan sholat)

- sing penting berkah 

- siang; pengembara jalanan, malam; rahib ibadah.

- Dunia sementara, akhirat selamanya. Dsb.

17. Mr Joe seorang guide tour hampir tiap bulan ke luar negeri terutama Jepang. Bukan hanya domestik yang dia layani tapi juga destinasi internasional. Kalau wilayah Asean sudah biasa. Dia bilang kalau ada teman yang sehari sebelum travel ke luar negeri dia bisa reservasikan hotelnya. Dia bilang di kamar pas waktu di Bangkok "memang sepertinya rezeki saya di udara dan di perjalanan, kalau bapak rezekinya di sekolahan". Saya Iyakan saja. Memang sepertinya benar juga. Saya pernah tanyakan Bagaimana awalnya mengawali bisnis Tour Luar negeri. Dia cerita awalnya hanya diajak oleh orang tuanya, kemudian dia belajar dari situ cara check in, cara check out, cara booking, cara menggaet orang, bagaimana trik bargaining, lobbying, marketing, dan cara paling utama yaitu mengambil hati orang. Selain bakat juga memang itu insting alami yang perlu diasah terus. Sebab sudah hukum alam tidak ada yang 'ujug²' langsung jadi. Everything must be process. Kalau tidak biasa, hanya modal nekat, apalagi bermodalkan optimisme semata, bisa-bisa dia hilang. Bukan hilang di hutan tetapi di tengah keramaian. Terlantar di bandara. Atau terlantar di pelosok negeri orang asing yang bahasanya sama sekali tidak bisa dipahami. Dia sepertinya juga sudah familiar tentang di sini tempat murah, begini caranya agar meminimalisir biaya sewa, di sini yang lebih efisien memakai jasa travel, begini kiat untuk City Tour, dan seterusnya. Memang seseorang itu sudah ditetapkan rezekinya masing- masing oleh Tuhan. Rezeki ikan di air, Rizki burung di pepohonan, rezeki belut di tanah berlumpur, rezeki guru di sekolahan. Rezeki dokter di rumah sakit. Rezeki harimau di hutan. Rizky ayam di atas tanah, dan seterusnya. 

18. Masih ingat wisma Trosobo ke arah Sepanjang - Krian. Minta tanda tangan ke dosen pembimbing skripsi. Beliau² tetap melayani meskipun di atas jam 10.00 malam. Besoknya pergi ke Semolowaru, hingga ke daerah Ambengan. Sampai di sana menunggu magrib karena beliau masih sibuk menyiram bunga. Ternyata dosenku dulu terpencar- pencar di tempat yang begitu jauh. Dengan berbagai disiplin ilmu, dimanapun mereka berada tetap kami kejar untuk meminta bimbingan. Beliau ternyata tidak menjadi dosen tetap di satu kampus, melainkan menjadi dosen terbang yang dikontrak di berbagai kampus. Selain mendapat ma'isyah semangat keislamannya begitu menginspirasi untuk diikuti.

19. Umi Kalisari Damen, saat jaya²nya angkot suaminya punya 5 armada. Beroperasi Bratang - Kenjeran. Dulu dikenal line S. Neneknya Kartixx. Kadang-kadang sopir line nya ada dari tetangga dan saudaranya sendiri. Mampir berhenti untuk setoran. Sementara Pak Haji kadang-kadang sibuk di tambaknya. Kalau Tanggal muda biasanya naik motor sendiri ke Gebang Lor, daerah Utara kampus ITS untuk nagih sewaan mahasiswa.

20. Pak Djoe. Dulu tahun 2 ribuan, tinggal di gubuk triplek indekos di depan perempatan Smanda. Kinii semuanya sudah berubah. Beliau bukan lagi berprofesi sebagai pengumpul barang bekas, melainkan pengepul. Menjadi bos besar, yang hampir setiap bulan setoran barang-barang bekas terutama biji plastik ke Surabaya. Sekarang punya mobil bagus, tidak seperti 23 tahun yang lalu yang kemana-mana menarik gerobak pakai motor butut. Gerobaknya bertuliskan; lintas provinsi antar benua. Kadang-kadang bertuliskan:  ternginas, dan lanange jagat. Rizky di tangan Allah. Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. 

21. Bakso dan mie ayam 'pak Dhe'. Dahulunya sering ketemu belanja di pasar. Dahulu di pagi hari sama-sama belanja di pasar Rawa Indah. Saya lihat beliau menggotong sawi, dan mie Bal. Persiapan untuk jualan bakso di rombongnya nanti malam. Tempat mangkalnya di depan Corona Sakti. Kadang-kadang pindah di dekat Kenari, pindah lagi ke dekat Led-led. Dahulu orang itu melihat sangat kasihan kadang-kadang uang lebihan 2000 ataupun 1000 pun dikasihkan saking kasihan begitu sepi tanpa pembeli. Sekarang sepertinya sudah menetap, menyewa di samping futsal sebelahnya Satelit. Yang sungguh tampak ramai motor-motor parkir hingga ada yang disewa untuk mengatur parkir. Saya bisa prediksi setiap hari omset labanya bisa mencapai puluhan juta. Sebulan bisa hingga ratusan juta. Padahal saya lihat karyawannya cuma 6 orang. Barokah ya Pakde. Orang hanya melihat kesuksesan seseorang yang sekarang, tidak melihat betapa perihnya proses di awal-awal.

22. Pak Kumis Unair. Jualan gorengan dan minuman. (momorian when was a student) Jaelani penjual sate keliling. Jenggo donat pagi di Kampung permai. Terutama di malam hari. Kalau hujan warga malas untuk keluar rumah mencari makan, yang sangat ditunggu adalah suara  Genta alias Klinting dari sepeda Jaelani. "Cring...cring...cring...cring" Sebuah suara khas. Yang menjajakan sate ayam kelilingnya.  Itu kalau malam. Kalau pagi beda ceritanya. Kalau pagi yang terkenal Mas Jinggo. Penjual donat dan kue basah kelilingnya. Yang jadi andalan untuk sarapan. Disantap dengan segelas kopi hangat. Sungguh sebuah nikmat. Alhamdulillah.

23. Mas Gondrong bengkel setelah Matesih. Jalan Raya  Karanganyar - Cemoro Sewu. Saya servis di situ sambil jepret² warung Mbok Tiyem dan sate kambing. Kelihatannya saja galak. Ternyata dia humoris.  Sama dengan pak lim bengkel Alfin motor. Bengkel itu justru bukanya tidak siang. Tapi sore hingga malam. Terima strum accu, dll. Pintar juga rupanya.

24. Manusia perak. Peminta² uang receh di jalan raya Dlanggu sangat kasihan. Siang yang begitu panas sekujur tubuhnya dicat dengan Chrome metalik. Demi uang tapi yang disayangkan masak sampai rukuk ke pengendara. Rela panas -panasan tanpa alas kaki di atas aspal yang membara. Ya Allah, berilah mas- mas ini pekerjaan yang layak. 

25. Mbah Wagimah sejak muda dulu memang suka menyimpan hartanya. Saat sudah tidak kuat memelihara banyak, hewan ternaknya. Akhirnya tinggal di gadohkan dengan orang. Uang modal yang dia berikan kepada peminjam utuh.  Yang dipakai antara pemelihara dan beliau hanya untungnya. Gadoh sapi ini.

26. Sate kambing muda Balibul, pak Slamet Gorang -Gareng. Persis sate pak Yo di Jalan Raya Karanganyar Tawangmangu. Yang menjadi kenangan setiap saya ke sana dikasih gratis. Padahal saya berinisiatif membayar. Anti dan bukan mencari gratisan. Tapi kalau berdebat buruk hubungan saya, saya mengalah untuk tidak membayar. Saya benar-benar mau membayarnya dengan doa setelah pulang dari rumahnya. Semoga Barokah jualannya ya Pak.

27. Petani di Gindosuli bagaikan Ninja pagi. Punggungnya membawa toya pikulan. Berbaris naik motor kebun. Bertutup wajahnya ala ninja. Untuk mengurangi suhu dingin Gunung Lawu yang masih membeku. Berbaris beriringan menuju kebun dan Ladang tanaman. Di pinggangnya tambak parang dan sabit bagaikan ninja yang membawa senjata. Padahal petani asli. Tani utun. Barokah ya pak.

28. Julia wedding organizer perias pengantin. Melayani segala model selera calon mempelai. Tergantung Apa style dan motif pesanan. 

29. Abang2 becak di perempatan Kemblekan berlarian tiap ada bus yang datang berhenti. Berkejaran sambil senyum berseri. Melambaikan tangan menjemput penumpang  yang mau lanjut tumpangan.

30. Para petani desa Gemplo sekitarnya. Jengkel dengan monyet. Sekarang musim monyet berkembang biak berkembang biak gunung api angin ada pohon-pohon pinus akhirnya sekawanan monyet yang ratusan itu mencari makan ke  ladang- ladang dan kebun orang pedesaan. Banyak para petani menangis gagal panen. Berbulan-bulan lamanya dia menunggu hasil panen, ternyata sia-sia  dalam sekejab. Gara² diserang monyet. Ya Allah selamatkanlah tanaman para petani di daerah itu dari berbagai gangguan hewan.

31. Dawet es batok mbak Semi, Geneng, Jambakan. Kukira sepi - sepi saja. Sebabnya bikin warung kok di jalanan di tepi sawah. Sepi banget kalau menjelang senja.  Ternyata ramai. Sejak pagi orang² berdatangan. Rupanya selain menikmati es dan gorengan, juga menikmati view pemandangan. Itu ternyata daya tariknya. Sambil menikmati Es Batok sambil lihat kawanan bebek yang berbaris. Air gemericik mengalir di wangan sawah. Kicau merdu burung. Atau angin semilir sepoi dari hamparan sawah yang begitu sejuk. 

32. Mas Wanto, pengorder plastik. Sembarang ukuran. Plastik model apa saja lengkap. Sembarang model. Dapat hadiah mobil dari juragan Cina nya. Iya lah. Cinanya juga nggak rugi. Soalnya dia kalau sekali ambil secara grosir di Solo bernilai jutaan rupiah. Rupanya juragan China tahu mas Wanto termasuk agen yang membuat produksi plastiknya cepat laku.  Semakin banyak yang dia ambil maka Cina juga semakin beruntung. Maka hadiah sebuah mobil pun tidak bernilai jika dibanding dari keseluruhan perputaran laba. Jika diambil dengan jumlah total nilai selama sekian tahun ambil dari dia.

33. BEKERJA :

- untuk menjaga diri dan keluarga dari meminta², 

- bekerja agar tidak menjadi beban orang lain, 

- agar terhindar dari mengambil atau makan yang haram

- untuk memenuhi kewajiban berupa menopang kebutuhan keluarga

- yang hasilnya untuk menunaikan ibadah seperti ; hajji, umrah, zakat, infaq, membantu orang lemah, menyantuni kaum dzu'afa, dsb

Maka mendatangkan pahala.

NAMUN, bekerja atas dorongan instink semata, mencari harta atau menumpuk harta untuk berbangga diri, berusaha bekerja setelah kaya kekayaannya dipamer-pamerkan, untuk menyombongkan diri, maka itu jelas tercela. Apalagi untuk disimpan dengan cara berbunga, atau dengan menghalalkan segala cara, maka jelas tercela. Orang juga tidak butuh- butuh amat dengan yang namanya dipameri harta. Orang juga tidak ingin menikmati harta kita sebab setiap orang sudah mendapatkan harta masing-masing. Rezeki sudah digariskan. Biarpun orang miskin juga makan dengan tangan mereka sendiri. Kalau toh orang kaya hanya pamer-pamer harta kepada orang miskin, mereka pun juga tidak berharap santunan setetes pun. Biarpun si kaya gajinya 30 JT sebulan, sepeser pun orang miskin juga tidak butuh bantuan. Meskipun satu butir nasi ataupun setetes air pun, orang miskin tidak pernah meminta darinya. Semua kekayaan yang terpuji adalah untuk menunjang ibadah dan berbuat baik sebanyak²nya.

On cloud Airjet 14122022 2SBY

Tidak ada komentar :

Posting Komentar