Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Senin, 05 Agustus 2024

KEHATI-HATIAN BERUCAP

 Bicara harus hati². Wajib menghimdari kecerobohan dalam bicara .

عن عُقبة بن عامرٍ رضِيَ اللهُ عَنه: "قلتُ: يا رسولَ اللهِ، ما النَّجاةُ؟ قال:  أمسِكْ عليكَ لسانَكَ، وليسعْكَ بيتُك، وابكِ على خطيئتِكَ. رواه الترمذي

Uqbah bin Amir bertanya: Ya Rasulullah, apa itu (penyebab) keselamatan?. Nabi bersabda: "(yaitu) tahanlah lidahmu, dan tinggallah di dalam rumahmu, serta tangisilah kesalahan²mu" (riwayat Turmudzi)

Saking takutnya nabi akan bahaya lidah, beliau sampai memegang lidahnya, dan berkata: tahanlah ini. 

Yang jadi tokoh, jadi pembicara di mimbar, banyak didengar orang, hati² kalian bicara. Bisa jadi suatu perkataan bisa menyeret pemiliknya ke dalam api neraka sejauh timur dan barat.

-------------

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia hanya berkata yang baik atau diam.” (HR. al-Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

📝 Imam asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan hadits di atas,

إِذَا أَرَادَ أَنْ يَتَكَلَّمَ فَلْيُفَكِّرْ؛ فَإِنْ ظَهَرَ لَهُ أَنَّهُ لَا ضَرَرَ عَلَيْهِ تَكَلَّمَ، إِنْ ظَهَرَ لَهُ فِيهِ ضَرَرٌ، أَوْ شَكَّ فِيهِ أَمْسَكَ

“(Makna hadits ini adalah) apabila seorang hamba ingin berbicara, hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Apabila telah tampak jelas baginya bahwa tidak ada kerugian/mudarat terhadap dirinya, baru dia mengatakannya. Namun, apabila tampak jelas baginya mudarat/efek negatif atau dia ragu (apakah menimbulkan mudarat atau tidak), hendaklah dia menahan diri (tidak menyampaikannya).” (Lihat al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn al-Hajjaj, 1/222)

📝 An-Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas,

وَهَذَا الْحَدِيثُ صَرِيحٌ فِي أَنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ لاَ يَتَكَلَّمَ إِلاَّ إِذَا كَانَ الْكَلَامُ خَيْراً، وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَتْ مَصْلحَتُهُ، وَمَتَى شَكَّ فِي ظُهُورِ الْمَصْلَحَةِ، فَلَا يَتَكَلَّمُ

“Hadits ini mengandung dalil yang jelas/gamblang bahwa hendaklah seseorang tidak berbicara, kecuali apabila perkataan yang akan diucapkan adalah baik (yakni ketika tampak baginya maslahat perkataan tersebut). 

Jika dia ragu, apakah perkataan yang akan dia ucapkan ada maslahatnya atau tidak, hendaklah dia menahan diri (tidak jadi berbicara).” (Riyadhush Shalihin pada keterangan hadits no. 1511)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ

“Seorang hamba benar-benar mengucapkan sebuah kalimat, yang dia tidak memikirkannya terlebih dahulu, ternyata bisa membuatnya terlempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh daripada jarak antara barat dan timur.” (HR. al-Bukhari no. 6477, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

📝 An-Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas,

وَمَعْنَى «يَتَبَيَّنُ» يَتَفَكَّرُ أَنَّهَا خَيْرٌ أَمْ لاَ.

“Makna يَتَبَيَّنُ adalah memikirkan perkataan yang akan diucapkan, apakah baik atau tidak.” (Riyadhush Shalihin pada keterangan hadits no. 1514)

NB:

- Penampilan acapkali memperdaya. Terlebih lagi bagi tokoh yang mendapatkan kesempatan berbicara di tengah khalayak umat, yang ucapannya didengar oleh ribuan hingga jutaan orang. Maka hendaknya mengatakan ucapan-ucapan pilihan. Jangan Asbun, asbual, Asbi, yang tidak ada dasarnya. Lebih-lebih menyangkut masalah agama. Orang-orang pendusta berkedok agama seperti itu mulutnya pantas dilakban saja. Dia lebih berhak dipenjara daripada maling ayam. Seperti ucapan tokoh² pendusta atas nama nabi;

- siapa yang minum kopi maka masuk surga.

- orang yang selalu bawa tasbih dikantongnya maka dia dianggap sebagai golongan orang yang bertasbih.

- orang yang ada ada di mulutnya bekas minuman kopi, maka akan selalu diberi ampunan malaikat.

- ucaoan; aku sering berjumpa nabi, dan Rasulullah memberiku Hadits, memberiku ijazah wirid ini, ini, ini. Nabi memberiku restu untuk membuat tarekat ini, ini, ini. Saya diijazahi nabi untuk mengamalkannya ini, ini, ini. Dan sebagainya. Terlalu banyak.

Orang model seperti ini harusnya dipenjara saja. Dan sorbannya  segede ban vespa dipakai untuk melilit lehernya atau menyumpal mulutnya yang suka mengobral bid'ah dalam agama.

قال الإمام الذهبي‮ ‬بعد ذكره لطائفة من العلماء‮: (وما أوتوا من العلم إلا قليلا، وأما اليوم فما بقي‮ ‬من العلوم القليلة إلا القليل‮،  في أناس قليل، ما أقل من يعمل منهم بذلك القليل، فحسبنا الله ونعم الوكيل) (تذكرة الحفاظ: 3/1031).   

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar