Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 17 Maret 2019

Buruknya Perdebatan

*BURUKNYA BERDEBAT*

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلاَّ الَّذِينَ كَفَرُوا [غافر: 4].

"Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir…” (Q.S Ghofir: 4)

ويخاصم بهوى نفسه، وطبع جبلة عقل

- Yaitu dia memusuhinya dengan hawa nafsunya, dan mengandalkan tabiat akalnya

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُّنِيرٍ [الحج: 8].

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya"

- Ada yang membantah tentang hukum²Nya, sifat²Nya dan ketentuan taqdirNya.

ومن خاصم في باطل وهو يعلمه لم يزل في سخط الله حتى ينزع". (أبو داود)

"Barangsiapa yang saling bermusuhan dalam kebatilan dan dia tahu maka tidak henti²nya dia dalam kemurkaan Allah hingga dia meninggalkannya"


🛑 Rosulullah bersabda :

"أنا زعيم بيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقًا". (أبو داود)

"Kami menjamin sebuah rumah di dalam.surga bagi siapa yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar"

🛑 Rosulullah bersabda :

مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.” [Shahih at-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138]

🛑 Abdullah bin Mas'ud ¢ berkata :

"لا تعلَّموا العلمَ لثلاث: لتماروا به السُّفهاء، وتجادلوا به العلماءَ، ولتصرفوا به وجوهَ النَّاس إليكم، وابتغوا بقولكم ما عِند الله؛ فإنَّه يدوم ويبقى، وينفد ما سواه"؛ (جامع بيان العلم؛ لابن عبدالبر: 1 /176).

"Jangan mempelajari ilmu untuk tiga hal: *untuk berdebat* dengan orang² bodoh, untuk berdebat dengan ulama', untuk agar engkau menjadi perhatian manusia kepadamu, dan carilah (pahala) dengan itu di sisi ALLAH, karena hal itulah yang akan langgeng abadi, dan selain itu akan hilang"

🛑 Al-Auza'i rahimahullah berkata :

"إذا أراد الله بقومٍ شرًّا ألزمهم الجدلَ، ومنعهم العمل"؛ (شرح أصول الاعتقاد: 1/ 145).

"Jika Allah menghendaki keburukan kepada suatu kaum, maka kaum itu *suka berdebat dan terhalang beramal* "


🛑 Ma'ruf alKarkhiy ¢ berkata :

"إذا أراد الله بعبد شرًّا، أغلق عنه باب العمل، وفتح عليه باب الجَدَل"؛ (نزهة الفضلاء: 2 /714).

"Jika Allah menghendaki keburukan kepada seorang hamba, maka ditutup baginya pintu beramal, dan dibukakan kepadanya pintu debat"

- Debat terus kerjanya... apapun dikoment...

🛑 Walaupun sebenarnya kita bisa menang dalam berdebat akan tetapi, bisa jadi dia menolak kebenaran karena gengsi kalah, padahal dia mengakui kebenaran telah datang.

🛑 Terkadang dakwah ditolak bukan karena materinya yang salah atau orang yang menyampaikan, tetapi cara dakwah yang tidak dapat diterima. Salah satunya adalah dakwah dengan debat kusir yang tidak bermanfaat.

🛑 Sekali lagi dakwah itu untuk kebaikan dan berniat kebaikan, perhatikan betapa tawadhu-nya Imam Syafi’i, beliau berkata

مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا إِلا عَلَى النَّصِيحَةِ

“Tidaklah aku mendebat seseorang melainkan dalam rangka memberi nasihat.” [Adabu Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu hal. 69]

🛑 Beliau juga berkata,

وَاللَّهِ ، مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ يُخْطِئَ

“Demi Allah, tidaklah aku mendebat seseorang melainkan berharap akulah yang keliru.” [Tabyinu Kadzbil Muftari hal. 340]

*JANGAN SUKA BERDEBAT DENGAN.AHLU BID'AH*

🛑 Fudhail bin Iyyadh berkata :

” ﻻ ﺗﻤﻜﻨﻮﺍ ﺻﺎﺣﺐ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﻦ ﺟﺪﻝ ، ﻓﻴُﻮﺭﺙ ﻗﻠﻮﺑﻜﻢ ﻓﺘﻨﻪﺍﺭﺗﻴﺎﺑﺎً ”

”Janganlah senang berdebat dengan ahlul bid’ah, kelak orang itu akan mewariskan fitnah keraguan di dalam hatimu”.

🛑 AlHasan mendapati suatu kaum sedang berdebat, maka ¢ berkata :

وسمع الحسن رحمه الله قومًا يتجادلون فقال: "هؤلاء مَلُّوا العبادةَ، وخفَّ عليهم القول، وقلَّ ورعُهم فتكلَّموا"؛ (الحلية: 2/ 157).

"Mereka itu orang² jemu beribadah, menganggap ringan ucapan, sedikit rasa wira'i nya, maka mereka banyak omong"

🛑 Imam Malik ¢ berkata :

"الجدال في الدِّين يُنشئ المراء، ويَذهب بنور العلم، ويُقسِّي القلب، ويورث الضعفَ"؛ (نزهة الفضلاء: 2/ 623).

"Berdebat dalam agama menumbuhkan perselisihan, menghilangkan cahaya ilmu, mengeraskan hati, mewariskan kelemahan"

🛑 Debat / JIDAL, adalah akhlak buruk.Menumbuhkan perselisihan hati. Memisahkan suami- istri, merennggangkan persahabatan. Tidaklah dua orang yang saling bercinta kasih kemudian keduanya merenggang melainkan sebabnya konfrontasi.

🛑 Ibnu Rumi ¢ berkata :

لذوي الجدال إذا غَدَوا لجدالهم حُجَجٌ تضلُّ عن الهدى وتجُورُ وُهُنٌ كآنية الزُّجاج تصادمَتْ
فهَوت، وكلٌّ كاسرٌ مكسورُ فالقاتلُ المقتولُ ثمَّ لِضعْفِه ولوهْيِه، والآسِرُ المَأسورُ

"

🛑 Abu Hanifah ¢ berkata kepada Duwud atTha'iy :

لِمَ آثرتَ الانزواءَ؟ قال: لأجاهِد نفسي بتَرْك الجدال، فقال: احضر المجالس، واستمع ما يُقال، ولا تتكلَّم، قال: ففعلتُ ذلك، فما رأيتُ مجاهدة أشدَّ عليَّ منها.

"

🛑 Muhammad bin Wasi' ¢ berkata :

"رأيتُ صفوانَ بن مُحرز في المسجد، وقريبًا منه ناس يتجادلون، فرأيتُه قام فنفض ثيابه، وقال: إنَّما أنتم جَرَبٌ، إنما أنتم جَرَبٌ".

"Aku melihat Shofyan bin Muhriz –dan mengisyaratkan ke salah satu sisi masjid- sementara itu beberapa pemuda berdebat di dekatnya. Maka kulihat beliau mengibaskan bajunya dan berdiri seraya berkata," Kalian itu hanyalah penyakit kudis." ("Asy Syari'ah"/ Imam Al Ajurri /114).

🛑 Al-Imam Abdurrahman bin ’Amr al-Auza’iy rahimahullah berkata:

‏مات عطاء بن أبي رباح يوم مات، وهو أرضى أهلِ الأرض عند الناس، وما كان يشهدُ مجلسه إلا تسعة أو ثمانية.

“Ketika Atha’ bin Abi Rabbah meninggal, beliau adalah orang yang paling diridhai oleh manusia di muka bumi, padahal tidak ada yang menghadiri majelisnya kecuali sembilan atau delapan orang saja.” (Siyarul A’lamin Nubala’, jilid 5 hlm. 84)

🛑 Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِم

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)

🛑 Secara umum, orang yang suka berdebat (yang tercela) akan menghilangkan keberkahan pada ilmunya. Karena orang yang menjatuhkan diri dalam perdebatan (yang tercela) tujuannya hanya ingin dirinya menang. Itulah sebab, hilangnya berkah ilmu pada dirinya.

🛑 Adapun orang yang menginginkan kebenaran, maka kebenaran itu akan mudah diterima, tidak perlu dengan debat yang keras. Karena kebenaran itu begitu jelas dan terang benderang.

🛑 Coba lihat saja pada pelaku bid’ah yang ingin mendukung kebid’ahannya. Yang ada, keberkahan ilmu pada dirinya berkurang. Ia sama sekali tidak bertujuan untuk mencari kebenaran. Karena ia hanya ingin mencari-cari pembenaran untuk mendukung pendapatnya saja, bukan sejatinya mencari kebenaran.

🛑 Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari menang, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan keberkahan ilmu. Adapun yang berdebat (berdiskusi) karena ingin meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itulah yang diperintahkan. Hal ini disebutkan dalam ayat,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) (Penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Surat Al-Baqarah: 124. Dinukil dari Syarh Al-Kabair, hlm. 217-218)

🛑 Imam Nawawi Rahimahullah berkata:

اعلم أن الجدال قد يكون بحق وقد يكون بباطل

“Ketahuilah bahwa jidal (perdebatan) itu kadangkala benar dan kadang pula salah….” (Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi)

🛑 Imam Nawawi juga melanjutkan:

فإن كان الجدال للوقوف على الحق وتقريره كان محمودا وإن كان في مدافعة الحق أو كان جدالا بغير علم كان مذموما وعلى هذا التفصيل تنزل النصوص الواردة في إباحته وذمه والمجادلة والجدال بمعنى واحد

“Apabila perdebatan itu ditujukan untuk mencari atau menetapkan kebenaran, maka itu adalah terpuji, dan jika untuk menolak kebenaran atau berdepat TANPA LANDASAN ILMU, maka itu tercela. Atas dasar inilah turun nash yang memerintahkan kebolehan dan celaan terhadap perdebatan itu”. (Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi)

*BERPEGANG TEGUH DENGAN PENINGGALAN SALAF*

🛑 Berkata Imam Al-Auza’i rahimahullah,

ﻗﺎﻝ ﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ رحمه الله:
“ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺄﺛﺮ ﻣﻦ ﺳﻠﻒ ﻭﺇﻥ ﺭﻓﻀﻚ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻭﺁﺭﺍﺀَ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺇﻥ ﺯﺧﺮﻓﻮﺍ ﻟﻚ ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ”

“Wajib bagi Anda berpegang teguh dengan peninggalan salaf, walaupun masyarakat menolak Anda. Hati-hati dengan pendapat-pendapat para tokoh sekarang, walaupun mereka menghiasinya bagi Anda dengan kata-kata manis.” (Mukhtasor Al Ulu hal.138)

Semoga bermanfaat faedah ilmu di pagi ini. Semoga bermanfaat. Amiin.

Otw blpp 092018
أبو حسن.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar