🔵 *
APAlah ARTI SEBUAH NAMA.....*
🌺
🔵 Ternyata penamaan yang baik itu memiliki pengaruh yang baik pula.
🔥 Pada suatu hari Umar ibnul Khottob ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ bertanya kepada anak muda,
Umar : "siapa namamu ?"
Fulan : *Jarmroh*
(: nyala api)
Umar : "siapa bapakmu ?"
Fulan : *Syihab*
(: api berkobar)
Umar : "anak dari siapa ?"
Fulan : *Huroqoh*
(: terbakar)
Umar : "Dari desa mana ?"
Fulan : *Biharroti nar*
(: lautan api)
Umar : "Daerah mana itu ?"
Fulan : *Dzatu Ladho*
(: sumber api)
🔥 Umar tidak menyukai nama² itu lalu menyuruhnya pulang; "pulang saja kamu, kamu akan dapati rumah dan keluargamu terbakar"
🔥 Maka orang ini pulang dan ternyata apa yang dikatakan Umar benar. Semua keluarga dan rumahnya terbakar.
(ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﻓﻲ ﺗﺎﺭﻳﺨﻪ : 281/44)
ﺫُﻛِﺮَ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺭَﺟُﻞٌ
ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻪُ : ﺷِﻬَﺎﺏٌ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ :
ﺃَﻧْﺖَ ﻫِﺸَﺎﻡٌ ."
🔵 'Aisyah berkata ; ada orang disebut namanya di depan nabi. Namanya *Syihab
(: api berkobar)* lalu nabi bersabda : "Namamu Hisyam". (HR. Ahmad)
🔵
Nabi juga mengingkari nama yang terlampau mengandung Tazkiyah. "Siapa
nama anakmu ?" *Al-Aziz.* Nabi : "Namailah dia dengan Abdurrohman"
🔵 Jangan menamai anak dengan terlalu menuhankan diri seperti ;*AlMalikul amlak* atau *syahan syah*
(: maha raja diraja).
🔵
Ibnu Umar bin 'Atho' ditanya Zainab binti Abi Salamah, mengenai nama
saudarinya yang terlalu over, namanya *Barroh* . Ia pun mengingkarinya.
🔵 Nabi mengganti nama shohabiyat *'ashiyat*
(: bermaksiyat) dengan
*jamiilah*
(: cantik). (Riwayat Muslim)
🔵 Sudah nenek pun diganti oleh nabi. Datang nenek tua namanya *jatsaamah*
(: bertengger) dengan *hasanah*
(: baik)
🔵 Ada seseorang yang datang kepada Nabi bernama *Shoromah*
(: kaku, kasar). Nabi juga mengganti dengan *zur'ah*
(: tumbuh berkembang). (HR. Abu Dawud)
ﻭﻛﺎﻥ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻊ ﺑﺎﻻﺳﻢ ﺍﻟﻘﺒﻴﺢ ﺣﻮﻟﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺃﺣﺴﻦ ﻣﻨﻪ ،
🔵 Nabi sering mengganti nama² yang buruk kepada yang lebih baik. Ada nama desa *'Atsroh* ﻋﺜﺮﺓ
(: tersandung), maka beri nama *khudhroh* ﺧُﻀﺮﺓ
(: hijau, makmur)
🔵 Kota Madinah di era jahiliyah dulu namanya *Yatsrib* / *Tatsrib*
(: aib), maka beliau namai *Tobah* ﻃﻴﺒﺔ / ﻃﺎﺑﺔ
(: bagus, baik). (HR. Muslim)
🔵 Datang pula *Hazn*
(: kesedihan) Kakeknya Sa'id bin Musayyib, nabi menggantinya dengan *Sahl*
(: mudah). Seseorang bernam *Samsir* / simsar
(: calo) makanabi menggantinya *Baasim*
(: tersrnyum)
ﻳﻌﺠﺒﻪ ﺍﻟﺘﻔﺎﺅﻝ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ ﺍﻷﺳﻤﺎﺀ
🔵 Nabi mencintai optimisme meskipun pada nama². Nabi juga membenci nama² yang
mengandung unsur kesyirikan, seperti ; Abdul uzza, *Abdulsyams*
(: pemuja matahari), Abdul ka'bah, Abduddar, Abdul jin, Abdum Husain, dan lainnya.
🔵 Tatkala cucu nabi, Husain ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ, sampai di *KARBBALA*
(: kesusahan dan bencana) dia bertanya ; "mengapa namanya demikian ?, subhanalloh.
🔵 Kakek nabi (Abdul Mutholib) menanyai wanita desa yang hendak menyusui nabi sewaktu masih bayi ; "siapa nama ibu ?"
Ibu desa ; " *Halimah*
(: penuh kelembutan)"
Abdul Muthollib ; "dari suku mana?"
Halimah : " *Bani Sa'id*
(: keturunan bahagia)
Bah, bah.... Akhirnya betapa bahagia kakek beliau. Baru mengenal nama kelembutan berpadu dengan kebahagiaan.
🔵
Ada orang Badui desa, namanya sama dg nama orang yang membunuh paman
beliau Hamzah bin Abdul Muthollib, yaitu *Wahsyi*. Beliau berkata
seperti mengusir ; "enyahlah wajahmu dariku"
🔵 Nabi banyak² berlindung dari fitnah, mengapa justru manusia kini memberi nama anaknya *fatin*
(: tukang fitnah). Atau *Anjas*
(: sangat najis), atau *Wathiy* ? Bagaimana bisa anak diberi nama buruk; *Meme* ?
🔵 Termasuk dalam kemungkaran pula memberi nama anak yang mengandung makna buruk. Seperti; *Harb*
(: perang), *Murroh*
(: pahit), *Hayyah*
(: ular), *Tsa'labah*
(: musang), *Kilab*
(: anjing), *'Inad*
(: nakal),
Www.saaid.net
Semoga bermanfaat.
✍ ودكم أبو الحسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar