Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Senin, 28 November 2016

memperbaiki niyat agar selalu ikhlas

*TERUS-TERUS MEMPERBAIKI 'NIYAT'*" (bag. 1)

ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺻَﻼﺗِﻲ ﻭَﻧُﺴُﻜِﻲ ﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَ ﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ ﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ( ‏[ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ 162: ‏]

"Katakanlah : *sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Robb (Tuhan) semesta alam"*

Kemarin, sekarang, besuk, nanti sampai kapan pun wajib *belajar niyat*.
Yahya bin abi Katsir berkata :

ﺗﻌﻠﻤﻮﺍ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺃﺑﻠﻎ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻤﻞ . (ﺍﻟﺤﻠﻴﺔ ﻷﺑﻲ ﻧﻌﻴﻢ : 3 / 70‏)

"Belajarlah tentang niyat, maka sesungguhnya dia lebih berat daripada amalan"
Zabid al-Yami :

( ﺇﻧﻲ ﻷُﺣِﺐُّ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻟﻲ ﻧﻴﺔٌ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲﺀٍ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺏ )

"Sungguh aku senang, untuk meniatkan segala sesuatunya (untuk ibadah), meskipun dalam hal makan dan minum.

Dawud at-Tho’i :

( ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺨﻴﺮَ ﻛﻠَّﻪ ، ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺠﻤﻌُﻪ ﺣﺴﻦُ ﺍﻟﻨﻴﺔ )

aku melihat, segala kebaikan hanya terkumpul dalam niat yang baik.

( ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ : 72 ‏/5 )

Sufyan at-Tsauriy :

( ﻣﺎ ﻋﺎﻟَﺠْﺖُ ﺷﻴﺌﺎً ﺃﺷﺪَّ ﻋﻠﻲّ ﻣﻦ ﻧﻴّﺘِﻲ ، ﻷﻧﻬﺎ ﺗﺘﻘﻠَّﺐُ ﻋﻠﻲّ )

tidak ada yang lebih berat bagiku melebihi beratnya mengobati niatku, karena ia selalu berubah-rubah dalam diriku.

Yusuf bin Asbath :

( ﺗﺨﻠﻴﺺُ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻣﻦ ﻓﺴﺎﺩﻫﺎ ﺃﺷﺪُّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺎﻟِﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﻃﻮﻝ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ )

"membersihkan niat dari kotoran, lebih berat daripada istiqomah dalam amal ibadah."
Muthorrif ibnu Abdillah :

( ﺻﻼﺡُ ﺍﻟﻘﻠﺐِ ﺑﺼﻼﺡِ ﺍﻟﻌﻤﻞ , ﻭﺻﻼﺡُ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺼﻼﺡ ﺍﻟﻨﻴﺔ )

hati yang baik adalah karena amal yang baik, dan amal yang baik adalah karena niat yang baik.

ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ / 12 ‏)

Abdulloh bin Mubarok :

( ﺭُﺏَّ ﻋﻤﻞٍ ﺻﻐﻴﺮٍ ﺗُﻌَﻈِّﻤﻪ ﺍﻟﻨﻴﺔ , ﻭﺭُﺏَّ ﻋﻤﻞٍ ﻛﺒﻴﺮٍ ﺗُﺼَﻐِّﺮُﻩ ﺍﻟﻨﻴﺔ )

betapa banyak amalan yang sepele menjadi besar karena niatnya, sebaliknya betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil karena niatnya.

( ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ / 14 ‏)

Ibnu ’Ajlan :

( ﻻ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻌﻤﻞُ ﺇﻻ ﺑﺜﻼﺙ : ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻟِﻠّﻪ , ﻭﺍﻟﻨﻴﺔُ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ , ﻭﺍﻹﺻﺎﺑﺔُ )

Amal tidak akan menjadi baik kecuali dengan tiga syarat: takwa, niat yang baik dan benar dalam melakukannya.

Fudhoil bin ’Iyadh :

( ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻚ ﻧﻴﺘﻚ ﻭﺇﺭﺍﺩﺗﻚ )

Sesungguhnya yang Alloh inginkan darimu adalah niat dan tujuanmu.
Beliau juga mengatakan :

( ﺇﻥ ﺍﻟﻌﻤﻞَ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺧﺎﻟﺼﺎً ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺻﻮﺍﺑﺎً ﻟﻢ ﻳُﻘْﺒَﻞ , ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺻﻮﺍﺑﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺧﺎﻟﺼﺎ ، ﻟﻢ ﻳُﻘْﺒَﻞ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﺻﻮﺍﺑﺎ )

Sesungguhnya amal yang ikhlas tapi tidak benar, ia tidak akan diterima, begitu pula ketika amal itu benar tapi tidak ikhlas… Ia tidak akan diterima hingga menjadi amal yang ikhlas dan benar. (Ikhlas jika dilakukan karena Alloh, dan benar jika dilakukan sesuai tuntunan).
Begitulah para salafus sholeh, mereka tidak berkata dan bertindak kecuali setelah menghadirkan niat yang baik, sehingga menjadi berkah ucapan, perbuatan dan umur mereka.
Mereka menjadi teladan dalam amalannya, karena mereka lebih dulu menjadi teladan dalam memperbaiki niatnya.

Sungguh mereka tidak asal-asalan dalam beramal, tapi amal mereka muncul dari hati yang bersih, suci, dipenuhi iman, takwa dan rasa takut pada Alloh ta’ala, dan tentunya amal mereka itu muncul dari pemahaman yang mendalam tentang kitab dan sunnah.

Itulah yang membuat mereka beda dengan kita, padahal puasa mereka sepintas sama seperti puasa kita, begitu pula sholatnya, sama seperti sholat kita, hanya saja niat dan tujuan yang jelas jauh berbeda.

Oleh karena itu, hendaklah kita benar-benar memperhatikan masalah niat ini, Pahala niat sangat agung, begitu bahanyanya sangat besar.

Amal kita ibarat jasad, sedangkan niat adalah nyawanya, dan tiada guna jasad tanpa ada nyawa. Amal kita juga ibarat pohon, sedangkan niat adalah akarnya, dan pohon tidak akan tumbuh dengan baik tanpa akar yang kokoh.

Semoga bermanffat
ودكم أبو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar