
Berkata Sholih AdDimasyqy kepada putranya :
" ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ، ﺇﺫﺍ ﻣﺮَّ ﺑﻚ ﻳﻮﻡ ﻭ ﻟﻴﻠﺔ ﻗﺪ ﺳﻠﻢ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺩﻳﻨﻚ ، ﻭ ﺟﺴﻤﻚ ﻭ ﻣﺎﻟﻚ ﻭ ﻋﻴﺎﻟﻚ ، ﻓﺄﻛﺜِﺮ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﻜﻢ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻮﺏ ﺩﻳﻨﻪ ، ﻭ ﻣﻨﺰﻭﻉ ﻣُﻠﻜﻪ ، ﻭ ﻣﻬﺘﻮﻙ ﺳﺘﺮﻩ ، ﻭ ﻣﻘﺼﻮﻡ ﻇﻬﺮﻩ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻴﻮﻡ ، ﻭ ﺃﻧﺖ ﻓﻲ ﻋﺎﻓﻴﺔ " .
"Wahai putraku jika kau berada di siang dan malam sedang agamamu, badanmu, hartamu dan keluargamu sehat selamat, maka perbanyaklah syukur kepada Alloh, sungguh betapa banyak orang yang tercabut nikmat agamanya, di rebut kekuasannya, terbuka rahasianya/ aib keburukannya, dan di remukkan punggungnya pada hari itu, sedangkan kamu dalam keadaan selamat !!"
(Kitab siyar a'lam nubalaa' 3/222 )
*SELAMAT AGAMANYA*
Saban hari bisa sholat berjama'ah di masjid desa dekat lereng bukit. Udara sejuk dari arah persawahan dingin dan segar, gemericik air sungai mengalir bening lestari, sholat di atas karpet yang lembut, dengan imam sepuh yang sudah hafal alQuran, suara indah maqomat jahar ayat-ayat membuat air mata tak tak mampu terbendung. Mengalir sembab membasahi pipi.
Terasa benar damai dan tentram suasana desaku. Keluarga handai tolan guyup rukun menegakkan sholat berjama'ah. Tegak sholat jum'at. Penduduk yang kebanyakan bermata pencaharian petani, sebagian beedagang di pasar tidak pernah ada pertengkaran. Bahkan terlihat kebersamaan dan kasih sayang di antara mereka berlomba menyajikan kopi hangat selalu tersedia di ta'lim² subuh. Jadah ketan, 'punten', pisang, singkong rebus, ampyang rengginan, kembang gulo, bergiliran melengkapi acara² pengajian mbah kyai Wadji.
Acara sima'an AlQuran sering digelar oleh perkumpulan huffadh dan santri pondok pesantren. Lantunan ayat alQuran menggema bergaung jauh terdengar sampai di pasar² prapatan, bakul tepo, tengkulak ayam, penjual 'mendong' hingga tembus di pucuk² rumput ladang 'mbrang Lor'. Beruntung sekali bayi-bayi yang terlahir di desa 'surga' ini. Tumbuh besar menghabiskan masa kanak²nya dengan didikan agama. Dan yang lebih bahagia lagi kyai-kyai tokoh kami sangat berpengaruh. Jadi panutan dan rujukan masyarakat. Siapa yang 'urakan', yang mau 'ngorak', yang mau 'ndugal' akan segan berkat figur² orang tua yang disegani. Dan alhamdulillah, hanya Islam ASWAJA warna desa kami.
*SELAMAT HARTA, BADAN DAN KELUARGA*
Jangan heran kalau sobat melihat ibu² bercadar jualan ayam, budhé, mbokdhé menggendong bawang dijual di pasar, wanita-wanita berjilbab ikut bercocok tanam di sawah. Tandur padi, rewang angkut² palawija.
Lereng gunung Lawu yang tampak terang baru di puncaknya kala pagi, menjadi asbab kesuburan desa-desa di bawah kakinya. Sobat jangan heran kalau besar bawang mencapai kepalan tangan, kubis sebesar bola, kentang, wortel, seledri, jagung, semangka, stroberi dan segala jenis sayur mayur berpusat di sini.
Ada krisis, ada pergolakan politik, kenaikan BBM, kelangkaan beras, harga naik cabai...... dan pergolakan ekonomi tidak banyak berpengaruh di desa ini. 'Cipratan' surga seakan-akan ada di sini. Keberkahan bumi sudah terlalu cukup untuk makan anak². Kalau ada berita anak mencuri buah dipermasalahkan itu terlalu lucu buat penduduk kami. Di sini buah banyak yang tidak sempat dipanen, makanya banyak yang 'krewak-krewak' dimakan codot, kelelawar, burung 'cendet', bajing, manuk kutilang, dan burun-burung. Sayur mayur yang surplus tidak pernah membeli. Pedagang sayur keliling kampung jualan sayur ditertawain. Cabai tinggal petik, pepaya tinggal ambil, mau masak 'gori' nangka dibagi-bagi. Alhamdulillah, ketahanan pangan yang sangat kuat. Warga desa tinggal membeli apa yang diperlukan di pasar kliwon, atau pasar wage, atau pasar pon.
Segala puja, semua puji, seluruh sanjung untukmu wahai Robb ilahi pencipta kesejahteraan dan barokah buat desa kami. Kami penduduk 'desa barokah' tidak mengenal istilah² lucu orang kota; gizi buruk, nasi aking, kurang pangan. Kami tidak kenal istilah kelaparan.
Kesejahteraan kami juga dijaga oleh Allah berkat ketaqwaan para penduduk. Kami bebas desas-desus sebagaimana yang mengidap orang² yang gila politik, terjangkiti penyakit siyasah, yang merasa seakan² kampung ini lau perang. Saban hari yang dibaca perpolitikan. Yang diurusi melulu isu-isu.
Berkat asbab nasehat para sepuh, pak dhe-pak dhe lebih sibuk membaca alQuran, sibuk beribadah, giat mengikuti kajian Riyadhus sholihin, anak-anak fokus mengaji TPA sore hari. Yang sudah tsanawiyah ikut 'diniyah' magrib sama mbah rofi'i, ikut kelasnya abah Sarengat, atau mbah² kyai lainnya. Kasihan sebenarnya orang² yang selalu bergelut dan kecebur politik dan desas-desus sementara sholat malamnya tidak jelas, hafalan alqurannya itu-itu melulu. Baca kitab juga nol, birrul walidain, shilaturahim, dan tazkiyatu nufusnya masih jauh tidak terurus.
Benarlah Rasulullah bersabda,
ﻣﻦ ﺃﺻﺒﺢ ﻣﻨﻜﻢ ﺁﻣﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﺮﺑﻪ ، ﻣﻌﺎﻓﻰ ﻓﻲ ﺟﺴﺪﻩ ، ﻋﻨﺪﻩ ﻗﻮﺕ ﻳﻮﻣﻪ ، ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﺣﻴﺰﺕ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﺤﺬﺍﻓﻴﺮﻫﺎ .
“Barang siapa diantara kalian yang berpagi-pagi merasa aman di tempat tinggalnya, sehat badannya dan memiliki makanan pokok untuk harinya, maka seakan-akan dunia telah digenggamnya menjadi miliknya”.
( Hadits hasan riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Nabi salallahu ‘alaihi wasalam juga bersabda:
ﻗﺪ ﺃﻓﻠﺢ ﻣﻦ ﺃﺳﻠﻢ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻔﺎﻓﺎ ، ﻭﻗﻨّﻌﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻤﺎ ﺁﺗﺎﻩ
”Sungguh beruntung (bahagia) orang yang telah beragama islam, rejekinya kecukupan dan merasa cukup (qona’ah) dengan pemberian Allah”.
(Hadits Shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Tiang penopang kebahagiaan seorang mukmin itu terletak pada Iman kepada Allah dengan mentauhidkanNya, melaksanakan konsekwensinya berupa amal keta’atan dan amal sholih .
Penduduk desa yang hidup penuh rasa aman, tentram, damai, berkecukupan, jauh dari ketakutan dan kekhawatiran adalah berkat keimanan dan ketaqwaan mereka.
ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﺃَﻭْ ﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﻓَﻠَﻨُﺤْﻴِﻴَﻨَّﻪُ ﺣَﻴَﺎﺓً ﻃَﻴِّﺒَﺔً ﻭَﻟَﻨَﺠْﺰِﻳَﻨَّﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﺑِﺄَﺣْﺴَﻦِ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ [ ﺍﻟﻨﺤﻞ: 97)
“barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dealam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri basalan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Qs. An-Nahl: 97).
Allah subhanahu wata’ala menyebutkan kehidupan yang baik ( kebahagiaan) itu bisa diraih dengan iman yaitu memurnikan ketauhidan kita kepada Allah tanpa berbuat kesyirikan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
(( ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻫﻮ ﺟُﻤﺎﻉ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ ﻭﺃﺻﻠﻬﺎ ))
‘Iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah pusat terkumpulnya seluruh kebahagiaan dan pokoknya”.
Kebahagiaan dan rasa aman tentram benar-benar berkaitan dengan keimanan ;
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻠْﺒِﺴُﻮﺍْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧَﻬُﻢ ﺑِﻈُﻠْﻢٍ ﺃُﻭْﻟَـﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻷَﻣْﻦُ ﻭَﻫُﻢ ﻣُّﻬْﺘَﺪُﻭﻥَ )
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanannya dengan kedholiman maka mereka itulah baginya rasa aman, dan mereka mendapat petunjuk" (Al An'am : 82)
Segala sesuatu ditangan-Nya. Allah yang memudahkan, melapangkan, membahagiakan, menolong, menjaga, memberi hidayah, memuliakan dan menghinakan serta menjadikan seorang bahagia atau sedih. Maka bagi siapa yang mengikuti petunjukNya baginya rasa aman dan tentram.
Allah berfirman:
ﻓَﻤَﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫُﺪَﺍﻱَ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻀِﻞُّ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺸْﻘَﻰ
“Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”
(Qs. Thoha: 123).
Syaikh Abdur-Rozak bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr berkata:
، ﻭﻧﻔﻲ ﺍﻟﻀﻼﻝ ﻓﻴﻪ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ ﻭﻧﻔﻲ ﺍﻟﺸﻘﺎﺀ ﻓﻴﻪ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ .
“Allah meniadakan kesesatan berarti terkandung di dalamnya penetapan akan Hidayah dan meniadakan kecelakaan (kesengsaraan) pada ayat ini berarti terkandung di dalamnya penetapan akan kebahagiaan hakiki”.
Ya Allah, jadikan desa-desa kami desa yang penuh berlimpah barokah, rejeki yang bergelimang, curahan kedamaian dan kasih sayang. Penduduknya orang-orang yang baik, selalu menjaga diri menjauhi dari dosa-dosa. Dan menjaga istiqomah dalam beribadah.
#############
Abu Hasan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar