*ARTI SALAFIYAH & HUKUM MENISBATKAN DIRI KEPADANYA*
Pertanyaan :
Menggunakan kata salafi atau atsary perkara yang dibolehkan. Seperti ucapan saya salafi. Seperti ini tidak mengapa. Juga, saling tolong-menolong dan bermuamalah dengan sesama sahabat di atas landasan manhaj salaf karena dalam rangka menyiarkan dakwah salaf. Dengan syarat tidak membangun wala’ dan baro’, tidak memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkannya atas nama-nama ini.
Menggunakan kata salafi atau atsary perkara yang dibolehkan. Seperti ucapan saya salafi. Seperti ini tidak mengapa. Juga, saling tolong-menolong dan bermuamalah dengan sesama sahabat di atas landasan manhaj salaf karena dalam rangka menyiarkan dakwah salaf. Dengan syarat tidak membangun wala’ dan baro’, tidak memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkannya atas nama-nama ini.
لا ينبغي أن يشغل بمثل هذه المسميات، بل ينبغي أن يتعلم الدين الصحيح، ويعرف بسماحة الإسلام ودعوته إلى الوحدة وعدم التفرق
Juga. Hendaknya seseorang tidak terus terusan sibuk dengan istilah-istilah penamaan seperti ini. Justru hendaknya dia terus menerus mempelajari agama ini secara benar. Sehingga dia mengerti keluasan dan kesempurnaan Islam yang mengajak manusia supaya bersatu dan tidak bercerai-berai (berselisih).
Pakai nama dan istilah – istilah ‘nyunnah’ boleh saja. Asal tidak ghuluw dan justru kontradiktif. Pakai nama aswaja tapi penggiat bid’ah. Untuk apa?. Namanya bernisbat kepada generasi salafussholih tapi kalau tidak mengikuti ajaran-ajaran yang sesuai mereka untuk apa ? jangan sampai penggunaan dan penisbatan sebagaimana yang dilakukan oleh orang musyrik quraisy kepada berhala-berhalanya. Uzza (Al-‘Aziz), Manatt (Al-Mannan), Wudd (AL-Wadud), Hubbal (Al-Habib).
Sebagaimana kaidah yang masyhur para ulama’ ;
العبرة في الحقائق لا بالأسماء
"Yang terpenting adalah hakekatnya, bukan pada penamaannya”
Contoh yang kantraproduktif : menamakan diri salaf tapi senyum dan salam saja tidak mau. Orang awam dianggap ahlul kalam. Saudara muslim yang belum sempurna dan masih awam langsung tanpa ba-bi-bu dihajer, wala’ hanya kepada kelompoknya. Anti senyum, salam kepada selain kelompoknya. Beginikah akhlak salaf ? Salaf dari Hongkong....
*Maksud salafiyah adalah mengikuti salaf (pendahulu) dalam agama ini yang sholih dan berusaha mengikuti manhaj nabi dalam beragama, dalam: beraqidah, beribadah, dalam manhaj, berdakwah, bermuamalah dan akhlak.
Dasar peristilahan salaf adalah sabda Rosulullah :
إن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة قالوا ومن هي يا رسول الله قال ما أنا عليه وأصحابي
"Sungguh Bani Israil itu telah terpecah menjadi 72 kelompok aliran, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan.” Para sahabat bertanya: aliran agama apa itu wahai Rasulullah?, Beliau menjawab: “Apa yang aku dan para sahabatku berpijak di atasnya.” (HR Tirmidzi: 2641)
*Pokok-Pokok dasar Salaf*
1. Salaf adalah tiga generasi manusia terbaik sebagaimana rekomendasi dari Rosulullah صلى الله عليها وسلم. Yaitu: Para sahabat, Tabi’in, dan atba’ut tabi’in.
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
Juga pujian Allah tentang generasi terbaik adalah salaf;
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّه[آل عمران: 110]
ِ“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..”
Imam Addhohak berkata :
هم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، والدعاة الذين أمر الله المسلمين بطاعتهم. فأتباع هؤلاء هم الفرقة الناجية إن شاء الله تعالى، لأنه جل وعلا قد زكى صحابة نبيه صلى الله عليه وسلم.
“Mereka adalah para sahabat nabi, dan para penyeru yang Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengikuti seruannya. Maka mengikuti mereka adalah golongan yang selamat (firqoh najiyah) isSyaa Allah. Karena Allah sendiri yang telah merekomendasi para sahabat nabiNya”.
Fatwa Ulama’ Lajnah, No : 5608. www.islamweb.net. Dikatakan ;
وليس مجرد الانتساب إليهم أو انتحال اسم بعينه كالسلفية أو السلف ونحوها من الدعاوى كاف ، فالعبرة بحقائق الأشياء لا بأسمائها ، والمعيار في ذلك موافقة الكتابة والسنة.
كما أن الحنفية أو الشافعية أو الحنبلية أو المالكية لا تدخل تحت الفرق ، لأن هذه مذاهب فقهية اتفقت في النهج ولكنها اختلفت في الفروع، والمنتسب إلى هذه المذاهب على سبيل نجاة ما لم ينحرف عن معتقد أهل السنة والجماعة وينتمي إلى مناهج الفرق الهالكة.
والضابط الذي يحكم به على منهج فرقةٍ ما هو: متابعتها أو خروجها عن منهج السلف الصالح في الأصول والعقائد،
Tidaklah sikap menyandarkan diri kepada generasi salaf dengan memakai namanya seperti *salafiyah*, atau *salafy* atau *atsary* atau sejenisnya itu sudah serta-merta mencukupi. Kaedah (Al-‘Ibrotu bihaqiqotil asyyaa’ laa bi asmaiha) ‘sesuatu itu yang dinilai hakekat yang sebenarnya, bukan dengan slogan-slogan peristilahan. Standart kriterianya adalah : mencocoki Alkitab dan Assunnah. Sebagaimana istilah madzhab ; Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, Hanabilah tidaklah masuk dalam istilah firqoh ini. Karena ini hanya penamaan pendapat madzhab fiqih, yang tetap sesuai dengan aqidah dan manhaj salaf hanya saja berbeda dalam masalah cabang (furu’). Menyandarkan diri kepada istilah madzhab ini tetap pada jalan keselamatan selama tidak menyimpang dari aqidah ahlussunah wal-jama’ah. Seseorang tidak akan sesat dan menyimpang selama dia berpegangteguh dengan prinsip-prinsip dasar (ushul) dalam agama ini.
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php…
*NASEHAT SYEKH UTSAIMIN KEPADA MEREKA YANG MENGKLAIM ‘SALAFI/ SALAFY’*
Dalam program acara liqa`aat bab al maftuh yang ditranskrip oleh situsislamweb.com lalu diunggah ke situs shamela.com terdapat fatwa suara Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dan nasehat beliau kepada orang-orang yang mengklaim sebagai salafi.
Makna salafiyyah dan hukum melabeli diri dengannya
*Tanya:*
Wahai Syekh yang terhormat, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan. Kami ingin mengetahui apa itu salafiyyah sebagai sebuah manhaj, apakah kami boleh melabeli diri dengannya? Apakah kami boleh menyalahkan orang yang tidak melabeli diri dengannya, ataukah malah kata salafi itu sendiri yang disalahkan, atau ada pandangan lain?
*Jawab:*
As-Salafiyyah adalah mengikuti manhaj Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat beliau dimana mereka adalah *salaf* (pendahulu) kita yang baik, merekalah yang mendahului kita dan mengikuti mereka itulah disebut salafiyyah.
Adapun menjadikan salafiyyah sebagai sebuah manhaj eksklusif yang digunakan seseorang untuk memvonis sesat siapa saja yang berbeda pandangan dengannya meski mereka itu benar, serta menjadikan salafiyyah sebagai sebuah manhaj hizbi (kelompok) maka tidak diragukan ini menyelisihi salafiyyah itu sendiri. Semua salaf menyerukan kesepakatan dan kerukunan di atas dasar sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan tidak menganggap sesat siapa yang menyelisihi mereka karena adanya beda penafsiran. Kecuali dalam masalah akidah dimana mereka menganggap siapa yang menyelisihi mereka berarti sesat. Sedangkan dalam masalah ilmiyyah maka mereka lebih banyak memberi keringanan.
Namun, sebagian orang yang menisbahkan diri kepada salaf atau *salafi* di masa kita ini sering menyesatkan setiap yang berbeda pandangan dengannya meski kebenaran ada padanya. Sebagian mereka menjadikan salafiyyah ini sebagai manhaj hizbi (sectarian) sebagaimana sekte-sekte lain yang menisbahkan diri kepada agama Islam. Inilah yang harus disalahkan dan tak mungkin diterima.
Dikatakan, lihatlah madzhab salafus shalih dan apa yang mereka lakukan. Lihat bagaimana cara mereka dan kelapangan dada mereka dalam menyikapi perbedaan yang memang dibolehkan untuk berijtihad, bahkan mereka biasa berselisih untuk sebuah masalah yang besar dan juga masalah akidah serta masalah amaliyyah. Anda akan dapati ada sebagian mereka yang mengingkari kalau Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat Tuhannya lalu ada sebagian lain yang mengatakan justru beliau melihat-Nya.
Ada pula sebagian mereka yang mengatakan nanti yang ditimbang di hari kiamat adalah amalan sedang sebagian lain menyatakan yang ditimbang itu adalah lembar catatan amal.
Anda bisa lihat dalam masalah fikih mereka sering berselisih, seperti dalam masalah nikah, hukum waris, jual beli dan lain-lain. Meskipun demikian mereka tidak saling memvonis sesat satu sama lain.
Maka, salafiyyah dalam arti hizb (kelompok) tertentu yang punya ciri khas yang mana oknum-oknumnya memvonis sesat orang di luar mereka bukanlah salafiyyah dalam hal apapun. Yang dinamakan *salafi* adalah yang mengikuti manhaj salaf dalam hal akidah baik ucapan maupun perbuatan, sikap saat bersepakat maupun berbeda pendapat, sikap saling menyayangi dan mencintai sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم,
“Perumpamaan orang-orang yang beriman itu dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling empati sesama mereka bagaikan satu tubuh yang bila ada satu anggota tubuh itu merasakan sakit maka seluruh tubuhpun merasakan demam dan tak dapat tidur.”
Inilah *salafi* yang seesungguhnya.
Selesai dari Liqa`aat bab Al-Maftuh 57/15.
الجواب
السلفية : هي اتباع منهج النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه؛ لأنهم هم الذين سلفونا وتقدموا علينا، فاتباعهم هو السلفية.
وأما اتخاذ السلفية كمنهج خاص ينفرد به الإنسان ويضلل من خالفه من المسلمين ولو كانوا على حق، واتخاذ السلفية كمنهجٍ حزبي فلا شك أن هذا خلاف السلفية ، فـ السلف كلهم يدعون إلى الاتفاق والالتئام حول سنة الرسول صلى الله عليه وسلم ولا يضللون من خالفهم عن تأويل، اللهم إلا في العقائد، فإنهم يرون أن من خالفهم فيها فهو ضال، أما في المسائل العملية فإنهم يخففون فيها كثير
اً.
لكن بعض من انتهج السلفية في عصرنا هذا صار يضلل كل من خالفه ولو كان الحق معه، واتخذها بعضهم منهجاً حزبياً كمنهج الأحزاب الأخرى التي تنتسب إلى دين الإسلام، وهذا هو الذي يُنكر ولا يمكن إقراره، ويقال: انظروا إلى مذهب السلف الصالح ماذا كانوا يفعلون! انظروا طريقتهم وفي سعة صدورهم في الخلاف الذي يُسوغ فيه الاجتهاد، حتى إنهم كانوا يختلفون في مسائل كبيرة، وفي مسائل عقدية، وعملية، فتجد بعضهم مثلاً يُنكر أن الرسول صلى الله عليه وسلم رأى ربه، وبعضهم يقول: بلى، وترى بعضهم يقول: إن التي توزن يوم القيامة هي الأعمال، وبعضهم يرى أن صحائف الأعمال هي التي توزن، وتراهم أيضاً في مسائل الفقه يختلفون كثيراً، في النكاح، والفرائض، والبيوع، وغيرها، ومع ذلك لا يضلل بعضهم بعضاً.
فـ السلفية بمعنى أن تكون حزباً خاصاً له مميزاته ويضلل أفراده من سواهم فهؤلاء ليسوا من السلفية في شيء.
وأما السلفية اتباع منهج السلف عقيدة وقولاً وعملاً وائتلافاً واختلافاً واتفاقاً وتراحماً وتواداً، كما قال النبي صلى الله عليه وسلم: ( مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحمى والسهر ) فهذه هي السلفية الحقة
Source: Anshari Taslim, Liqa`aat bab Al-Maftuh 57/15.

Fanatik kabilah
Ashobiyah kaumiyah
Fanatik nasionaliyah
Ta'asshub daerah
'Ashobiyah wathoniyah
Fanatik harrokah
Ashobiyah kaumiyah
Fanatik nasionaliyah
Ta'asshub daerah
'Ashobiyah wathoniyah
Fanatik harrokah
*Bagaimana menurut Islam ?*

"حرمان أبي طالب، حرمه الله من الهداية لأنه لا يستحقّها، والحرمان له أسباب : التعصّب للباطل، وحميّة الجاهلية تسبّبان أن الإنسان لايوفقه الله جلا وعلا، فمن تبين له الحق ولم يقبله فإنه يعاقب بالحرمان والعياذ بالله يعاقب بالزيغ والضلال ولا يقبل الحق بعد ذلك.
"Abu Tholib terhalang mendapatkan hidayah karena dia tidak berusaha mendapatkannya. Dan faktor penghalangnya adalah :
*Ta'asshub (fanatisme) kepada kebatilan* dan *kebanggaan jahiliyah*. Maka barangsiapa yang telah datang kepadanya Al-Haq (kebenaran) lalu tidak menerimanya maka dia ditimpa hukuman berupa terhalang dari memperoleh kebenaran tersebut. Kita berlindung kepada Allah dari hal ini. Dia juga mendapatkan hukuman berupa kecondongan kepada kesesatan. Inilah akibat orang yang tidak menerima kebenaran".
فهذا فيه الحثّ على أن من بلغه الحق وجب عليه أن يقبله مباشرة، ولا يتلكّأ ولا يتأخر، لأنه إن تأخر فحريّ أن يُحرم منه.
"Oleh karena itu, anjuran kepada siapa saja yang sampai kepadanya kebenaran maka wajib baginya untuk segera menerima kebenaran tersebut secara langsung. Jangan tunda-tunda dan berlambat-lambat. Karena kalau berlambat² dia bisa terhalang dari kebenaran."
(إعانة المستفيد: 1 - 259)
Sebagaimana Abu tholib yang lebih memberatkan fanatik kabilahnya gara-gara bujuk rayu Abu Lahab ; 'apakah kamu akan meninggalkan kebiasaan nenek moyangmu?'.



أن المتعصب بالهوى والمقلد الأعمى ليسا من زمرة العلماء . [إعلام الموقعين 7/01]
"Bahwasanya orang-orang yang ta'asshub dengan hawa nafsu dan ikut²an taklid buta keduanya bukanlah golongan 'ulama"




ثم إن الواجب يا إخواني ألا نكون وطنيين وقوميين أي : ألا نتعصب لقومنا ولوطننا ، الصحيح هو التركيز على أن نكون مؤمنين . [لقاء الباب المفتوح ٤٨]
"Wajib bagi kawan-kawanku hendaknya tidak fanatik kepada kebangsaan atau golongan, yaitu : janganlah 'ta'asshub' terlalu fanatik kepada kaum kita dan kedaerahan kita. Dan yang benar adalah fokus fanatiknya hanya : *kami adalah kaum mukminin* "

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻗﺎﻝ ﺍﻗﺘﺘﻞ ﻏﻼﻣﺎﻥ ﻏﻼﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻬﺎﺟﺮﻳﻦ ﻭﻏﻼﻡ ﻣﻦ ﺍﻻﻧﺼﺎﺭ ﻓﻨﺎﺩﻯ ﺍﻟﻤﻬﺎﺟﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻬﺎﺟﺮﻭﻥ ﻳﺎ ﻟﻠﻤﻬﺎﺟﺮﻳﻦ ﻭﻧﺎﺩﻯ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ ﻳﺎ ﻟﻼﻧﺼﺎﺭ ﻓﺨﺮﺝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎ ﻫﺬﺍ ﺩﻋﻮﻯ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻻ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻏﻼﻣﻴﻦ ﺍﻗﺘﺘﻼ ﻓﻜﺴﻊ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺍﻵﺧﺮ ﻗﺎﻝ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﻭﻟﻴﻨﺼﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺃﺧﺎﻩ ﻇﺎ ﻟﻤﺎ ﺃﻭ ﻣﻈﻠﻮﻣﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻇﺎﻟﻤﺎ ﻓﻠﻴﻨﻬﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻪ ﻧﺼﺮ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻈﻠﻮﻣﺎ ﻓﻠﻴﻨﺼﺮﻩ .
"Ada dua orang anak muda, salah seorang dari kaum Muhajirin dan seorang lagi dari kaum Anshar, sedang bertengkar. Seorang dari kaum Muhajirin atau mungkin juga beberapa orang dari kaum Muhajirin berteriak: *Wahai orang Muhajirin!* Kaum Ansar berteriak: *Wahai kaum Anshar!* Setelah mendengar seperti itu Rasulullah keluar dan bersabda: Ada apakah *panggilan seperti jahiliah ini?* Mereka menjawab: Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah. Hanya ada dua orang anak muda sedang bertengkar. Salah seorang berusaha memukul bagian tubuh pihak lain. Rasulullah bersabda: Kamu tidak perlu menyembunyikan persoalan ini. Seharusnya kamu menolong saudara kamu yang zalim ataupun yang dizalimi. Terhadap yang zalim, maka hendaklah kamu mencegah kezalimannya. Sesungguhnya itu berarti telah menolongnya. Manakala kepada yang dizalimi hendaklah kamu membelanya.”
(Riwayatkan Muslim)
(Riwayatkan Muslim)

ﻓَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺍﺷْﻬَﺪُﻭﺍ ﺑِﺄَﻧَّﺎ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ [ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ 64: ]
"Maka katakanlah : SAKSIKANLAH bahwa kami ini muslim"

ﻫُﻮَ ﺳَﻤَّﺎﻛُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻭَﻓِﻲ ﻫَﺬَﺍ
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu.” [Al-Hajj: 78]

ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺩﻋﻮﻯ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﺟﺜﺎ ﺟﻬﻨﻢ ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺟﻞ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﺻﻠﻰ ﻭﺻﺎﻡ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﻭﺇﻥ ﺻﻠﻰ ﻭﺻﺎﻡ ، ﻓﺎﺩﻋﻮﺍ ﺑﺪﻋﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺳﻤﺎﻛﻢ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ . (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ)
“Barangsiapa yang mengklaim diri dengan klaim jahiliah, maka bakal menjadi bangkai Jahannam.” Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, walaupun dia sholat dan puasa? Beliau bersabda: “ Walaupun dia sholat dan puasa, *maka klaimlah diri kalian dengan klaim yang Allah menamakan kalian dengan hamba-hamba Allah yang muslim dan mukmin* ” (Riwayat atTurmudzi)

ﻣَﻦْ ﺃَﻗَﺮَّ ﺑِﺎﺳْﻢٍ ﻣِﻦَ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷَﺳْﻤَﺎﺀِ ﺍﻟْﻤُﺤْﺪَﺛَﺔِ ، ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻊَ ﺭِﺑْﻘَﺔَ ﺍﻹِﺳْﻼﻡِ ﻣِﻦْ ﻋُﻨُﻘِﻪ
ِ
“Barangsiapa menetapkan sebuah nama dengan nama-nama bid’ah, maka dia telah melepaskan ikatan Islam dari dirinya.” (HR: Ibnu Batthoh, Al-Ibanah, hal. 1/354)
“Barangsiapa menetapkan sebuah nama dengan nama-nama bid’ah, maka dia telah melepaskan ikatan Islam dari dirinya.” (HR: Ibnu Batthoh, Al-Ibanah, hal. 1/354)

ﺍﻋﻠﻤﻮﺍ ﺃﻥ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻫﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ ، ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺇﻻ ﺑﺎﻵﺧﺮ
“Ketahuilah bahwa Islam adalah As Sunnah dan As Sunnah adalah Islam, masing-masing tidak dapat berdiri kecuali dengan yang lainnya” .(Syarhus Sunnah, hal.65)

ﺇﻳﺎﻙ ﻭﻛﻞ ﺷﻴﺊ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻹﺳﻼﻡ
*“Jauhkanlah diri kalian dari segala penamaan² yang bukan nama-nama Islam.”* (Riwayat Ibnu Batthoh, Al-Ibanah, hal. 1/354).
*Beberapa poin² penting 

Allah Azza wa Jalla sendiri yang menamakan para pengikut nabiNya sebagai *muslim*, dan Allah ridho dengan nama tersebut. Intisab (penyandaran) dan fanatik kepada Islam merupakan intisab kepada yang benar, sebab intisabnya kepada satu-satunya agama yang diridhoiNya. Satu-satunya yang menyebabkan seseorang selamat di dunia sampai akhirat. Fanatisme kepada islam saja yang bisa menyatukan hati.
Sebaliknya, intisab kepada kelompok-kelompok tertentu akan menimbulkan perpecahan dan permusuhan, serta keluar dari jalan yang benar. Apalagi fanatik kepada hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Dan dilarang keras berintisab kepada pembawa kesesatan.

ﻟﻴﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻰ 'ﻋﺼﺒﻴﺔ' ﻭﻟﻴﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﻗﺎﺗﻞ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺒﻴﺔ ﻭﻟﻴﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺒﻴﺔ (ﺍﻟﺮﺍﻭﻱ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ - ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ : ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ - ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﺮﻗﻢ : 5121)
"Bukan dari golongan kami orang yang menyeru kepada fanatisme (ashobiyah). Dan bukan dari golongan kami orang yang berjuang diatas motif fanatisme (ashobiyah). Dan juga bukan dari golongan kami yang mati di atas motivasi ashobiyah"
Sudah susah-susah berjuang, capék- capék berkorban, jungkir balik mati-matian ternyata bukan untuk Islam. Tapi untuk ta'asshub /fanatisme. Rugi kwadrat namanya.

ﻓﺎﺩﻋﻮﺍ ﺑﺪﻋﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺳﻤﺎﻛﻢ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ( ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻟﻤﻮﻗﻌﻴﻦ : 1/208)
"Serulah dengan seruan Allah sebagaimana Allah menamai kalian dengan *muslimun* dan *mukminun* wahai hamba²"Allah"

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ [ ﻳﻮﻧﺲ : 58 ]
"Katakanlah: Dengan sebab kurunia Allah dan dengan sebab rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka *berbangga*. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Firman Allah:
ﺇﺫ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮﻭﺍ ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺍﻟﺤﻤﻴﺔ ﺣﻤﻴﺔ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻓﺄﻧﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﻜﻴﻨﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﺃﻟﺰﻣﻬﻢ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kebanggan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa…” (Surah al-Fath: 26).

Semoga bermanfaat. Amiin.




- Itu kan Sunnah saja, tidak penting. Tidak sampai wajib. Hanya penyempurna (kamaliyat) dan pelengkap saja.
- Sunnah itu kekhususan pada diri rasulullah saja. Bukan pada umatnya secara umum.
- Ada sebagian lagi yang ragu; benar saja, nabi itu banyak sunnahnya, para Sahabat juga muridnya. Pantes saja melaksanakan sunnah dengan sempurna. Karena mereka memang pilihan Allah. Adapun kita hanyalah orang biasa. Jadi jelas berbeda.
- Ada juga kelompok yang enggan melaksanakan sunnah dengan mengorek dulu; *apa hikmahnya* di balik perintah Nabi itu. Atau *apa hukumnya?* : apakah wajib, apakah sunnah, mubah, makruh atau apa ?. Apa manfaatnya? Yang ujung²nya juga tidak melaksanakan perintah dari sunnah Nabi.
- Yang lain berkata : Lihat dulu konteknya. Kalau ada mashlahat (mashlahat) maka kita laksanakan, tapi jika mudhorot kita tidak laksanakan. (Perintah nabi dibilang menimbulkan mudhorot) ??
- Yang lain berkata : Jangan terlalu sibuk dengan sunnah² dan perintah² kecil. Karena ada juga sunnah yang lebih penting dan lebih besar yang harus diprioritaskan daripada sibuk ngurusi sunnah² kecil.
- Dan lain²nya.

" ﻟَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻦ ﺃَﺣَﺪﻛُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻥ ﻫَﻮَﺍﻩُ ﺗَﺒَﻌًﺎ ﻟِﻤَﺎ جئت به" (ﺣﺴﻨﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺘﺢ : 13/302 ، ﺭﺟﺎﻟﻪ ﺛﻘﺎﺕ)
"Tidak sempurna keimanan salah seorang kalian sampai hawa nafsunya tunduk mengikuti (kepada) apa yang aku bawa"
*Sangat berbeda dengan sikap para salaf dalam menerima serta melaksanakan perintah nabinya*.
Para sahabat dan tabi'in tidak pernah protes : apa hikmahnya, apa kedudukan hukumnya, sunnah apa wajib, apa manfaatnya. *Tidak pernah gitu gitu*.

"ﻟَﺴْﺖُ ﺗَﺎﺭِﻛًﺎ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖُ ﺑِﻪِ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃَﺧْﺸَﻰ ﺇِﻥْ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣِﻦ ﺃﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﺍﺯﻳﻊ" (ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ: 3092 , ﻣﺴﻠﻢ: 1759)
"Aku tidaklah meningggalkan sesuatu yang Rosulullah kerjakan kecuali pasti aku berusaha mengerjakannya, karena *aku takut jika aku meninggalkan sesuatu yang diperintahkan oleh rosulullah kemudian akibatnya aku sesat*"


ﻣﻦ ﺃﻟﺰﻡ ﻧﻔﺴﻪ ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔ ﻧﻮَّﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﻠﺒﻪ ﺑﻨﻮﺭ ﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ، ﻭﻻ ﻣﻘﺎﻡ ﺃﺷﺮﻑ ﻣﻦ ﻣﺘﺎﺑﻌﺔ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻓﻲ ﺃﻭﺍﻣﺮﻩ ، ﻭﺃﻓﻌﺎﻟﻪ ، ﻭﺃﺧﻼﻗﻪ.( الفوائد] .
"Barangsiapa yang melazimkan dirinya melaksanakan sunnah² akam Allah berikan cahaya hatinya dengan cahaya ma'rifah, dan tidak ada kedudukan yang lebih mulia melebihi kedudukan ittiba' (mengikuti) Habibul mushtofa (rosulullah) di dalam perintah²nya, perbuatan²nya dan akhlaknya"

*Akibat Kebiasaan Menyimpang dari Sunnah 

ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ #ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﻧﻰ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ :ﺍﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻷﺳﻼﻡ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﺍﻟﻨﻘﺎﺏ

ﻭ ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ #ﺍﻷﺧﻮﺍﻧﻰ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ :ﺍﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺠﺮﺡ ﻭﺍﻟﺘﻌﺪﻳﻞ ﻭ ﺍﻟﺘﺒﺪﻳﻊ

ﻭ ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ #ﺍﻟـﺼـﻮﻓـﻰ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ: ﺍﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻻ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭ ﻫﺪﻡ ﺍﻷﺿﺮﺣﺔ

ﻭ ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ #ﺍﻷﺷﻌﺮﻯ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ :ﺍﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﺇﻻ ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺻـﻔﺎﺗﻪ

ﻭ ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﻣﻊ #ﺍﻟﺨﺎﺭﺟﻰ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ :
ﺃﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻟﻮﻟﻰ ﺍﻷﻣﺮ
ﺃﻧﺘﻢ ﻻ ﺗﻌﺮﻓﻮﻥ ﺇﻻ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻟﻮﻟﻰ ﺍﻷﻣﺮ


Semoga bermanfaat.
▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇
▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇
Tidak ada komentar :
Posting Komentar