*HIDUP untuk BERIBADAH*

ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻷِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembahKu” (QS. AdDzariyat : 56)

ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺣﻖ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻘﻪ ،

ﻓﻤﻦ ﺃﺑﻰ ﺃﻥ ﻳﻌﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻬﻮ ﻣﺴﺘﻜﺒﺮ ،

ﻭﻣﻦ ﻋﺒﺪﻏﻴﺮﻩ ﻓﻬﻮ ﻣﺸﺮﻙ ،

ﻭﻣﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﺑﻐﻴﺮ ﻣﺎ ﺷﺮﻉ ﻓﻬﻮ ﻣﺒﺘﺪﻉ ،

ﻭﻣﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﺑﻤﺎ ﺷﺮﻉ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺣﺪ

ﻻ ﻳﻤﻜﻨﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﻌﺮﻓﻮﺍ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻢ ﺣﻘﻴﻘﺘﻬﺎ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺮﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻢ ،
ﺑﻞ ﺃﺭﺳﻞ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺍﻟﺮﺳﻞ ، ﻭﺃﻧﺰﻝ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻟﺒﻴﺎﻥ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﺑﻞ ﺃﺭﺳﻞ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺍﻟﺮﺳﻞ ، ﻭﺃﻧﺰﻝ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻟﺒﻴﺎﻥ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ


ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕ
َ
َ
“Dan telah kami utus kepada setiap umat seorang rasul untuk menyerukan: Sembahlah Allah dan jauhilah thoghut.” (QS. AnNahl : 36 )


Seperti ;
- Berdzikir dengan menggeleng² dan memutar² kepala seperti orang tripping,
- berdzikir dengan menari berputar terus berputar-putaaaaaaar seperti tarian sufi,
- Mengadakan walimatul maut, pesta peringatan kematian (haul), dengan meratap (niyahah), meraung, menjerit, menangis di kuburan.
- Dan lain-lain. Terlalu banyak berbagai macam keyakinan (i’tiqod) dan tata cara ibadah dan beragama yang menyimpang dari petunjuk Rosulullah. Terutama dari kelompok Syi’ah Rofidhoh, Khowarij, Tarekat Sufi, Murji’ah, Mu’tazilah dan sebagainya.
- Berdzikir dengan menggeleng² dan memutar² kepala seperti orang tripping,
- berdzikir dengan menari berputar terus berputar-putaaaaaaar seperti tarian sufi,
- Mengadakan walimatul maut, pesta peringatan kematian (haul), dengan meratap (niyahah), meraung, menjerit, menangis di kuburan.
- Dan lain-lain. Terlalu banyak berbagai macam keyakinan (i’tiqod) dan tata cara ibadah dan beragama yang menyimpang dari petunjuk Rosulullah. Terutama dari kelompok Syi’ah Rofidhoh, Khowarij, Tarekat Sufi, Murji’ah, Mu’tazilah dan sebagainya.
ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺿَﻞُّ ﻣِﻤَّﻦَ ﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫَﻮَﺍﻩُ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻫُﺪًﻯ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun." (Al Qashash: 50)


{ ﻓﺎﺳﺘﻘﻢ ﻛﻤﺎ ﺃﻣﺮﺕ ﻭﻣﻦ ﺗﺎﺏ ﻣﻌﻚ ﻭﻻ ﺗﻄﻐﻮﺍ .{ [ ﻫﻮﺩ ، ﺍﻵﻳﺔ : 112 ].
“Dan istiqomahlah sebagaimana kamu diperintahkan dan bersama orang² yang bertaubat bersamamu serta janganlah kalian melampaui batas”
Allah berfirman tentang RosulNya ;
{ ﺇﻥ ﺃﺗﺒﻊ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻳﻮﺣﻰ ﺇﻟﻲَّ .{ [ ﺍﻷﺣﻘﺎﻑ ، ﺍﻵﻳﺔ : 9 ].
“Tidaklah aku mengikuti (sesuatu) melainkan (kepada) apa² yang diwahyukan kepadaku”

{ ﻭﻟﻮ ﺃﺷﺮﻛﻮﺍ ﻟﺤﺒﻂ ﻋﻨﻬﻢ ﻣﺎ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻤﻠﻮﻥ .{ [ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ ، ﺍﻵﻳﺔ : 88 ].
“Seandainya mereka berbuat syirik niscaya terhapuslah apa² yang telah mereka kerjakan”
{ ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺃُﻭﺣِﻲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻚَ ﻟَﺌِﻦْ ﺃَﺷْﺮَﻛْﺖَ ﻟَﻴَﺤْﺒَﻄَﻦَّ ﻋَﻤَﻠُﻚَ ﻭَﻟَﺘَﻜُﻮﻧَﻦَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ { [ ﺍﻟﺰﻣﺮ : 65 ]
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).

ﻭَﻣَﺎ ﺁﺗَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻓَﺨُﺬُﻭﻩُ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﻬَﺎﻛُﻢْ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﺎﻧﺘَﻬُﻮﺍ
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah” (QS. Al-Hasyr: 7)
Rosulullah bersabda :
ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟَﻴْﺲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa yang melakukan suatu amal (ibadah) yang tidak sesuai dengan urusan (agama) kami, maka amalan itu tertolak.” (Riwayat Muslim)

{ ﺇﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻛﺘﺒﺎ ﻣﻮﻗﻮﺗﺎ )
“Sesungguhnya sholat itu telah ditetapkan waktunya” (QS. Annisa’: 103)
{ ﺍﻟﺤﺞ ﺃﺷﻬﺮ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎﺕ }.
“Hajji itu pada bulan² tertentu (yang telah diketahui)” (QS. AlBaqoroh: 197)
ﻓﻤﻦ ﺷﻬﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻓﻠﻴﺼﻤﻪ }.
“Maka barangsiapa yang telah menyaksikan bulan (romadhon) maka hendaklah berpuasa” (QS. Al-Baqoroh: 185)


{ ﺃُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ ﺃَﻳُّﻬُﻢْ ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﻭَﻳَﺮْﺟُﻮﻥَ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُ ﻭَﻳَﺨَﺎﻓُﻮﻥَ ﻋَﺬَﺍﺑَﻪُ }
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (dengan Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. [QS.Al-Israa`: 57].
ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮﻧَﻨَﺎ ﺭَﻏَﺒًﺎ ﻭَﺭَﻫَﺒًﺎ ۖ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻟَﻨَﺎ ﺧَﺎﺷِﻌِﻴﻦَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami” (Al-Anbiya`: 90).
*BERIBADAH SAMPAI MATI*

ﻭَﺍﻋْﺒُﺪْ ﺭَﺑَّﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻚَ ﺍﻟْﻴَﻘِﻴﻦُ
“Dan beribadahlah kepada Robbmu sampai datang kepadamu keyakinan (:mati).” (QS. Al-Hijr: 99).

Semoga bermanfaat. Amiin.
ﻭﺩﻛﻢ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺴﻦ

*اين الزهد، اين الوراع ؟*

ﺍﻟﻮﺭﻉ : ﺗﺮﻙ ﻣﺎ ﺗﺨﺎﻑ ﺿﺮﺭﻩ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ . ( ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ)
"Waro' adalah meninggalkan sesuatu yang akan membahayakan kelak di akhirat"

ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻘﻨﺎﻋﺔ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﺮﺿﺎﺀ .
"Waro' adalah permulaan zuhud sebagaimana qona'ah awal ridho"

ﻣﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺃﺳﻬﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺭﻉ ، ﻣﺎ ﺣﺎﻙ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻚ ﻓﺎﺗﺮﻛﻪ .
"Tidaklah aku melihat yang lebih mudah dari sikap waro', apa² yang membuatmu ragu² maka tinggalkanlah"

ﻣﺜﻘﺎﻝ ﺫﺭﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺜﻘﺎﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ .
"Sekecil dari satu dzarroh sikap waro' lebih baik daripada seribu puasa dan sholat"
ﺎﻟﺰﺍﻫﺪ ﻻ ﻳﻔﺮﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻤﻮﺟﻮﺩ ، ﻭﻻ ﻳﺄﺳﻒ ﻣﻨﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻔﻘﻮﺩ .






ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻗﺼﺮ ﺍﻷﻣﻞ
"Zuhud di dunia adalah memendekkan angan²"

ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻧﻮﺍﻉ : ﻓﺎﻷﻭﻝ : ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ، ﻭﻫﻮ ﺯﻫﺪ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ . ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻀﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻼﻝ ، ﻭﻫﻮ ﺯﻫﺪ ﺍﻟﺨﻮﺍﺹ . ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ : ﺗﺮﻙ ﻣﺎ ﻳﺸﻐﻞ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﻫﻮ ﺯﻫﺪ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ . (كتاب الزهد)
"Zuhud itu tiga jenis, pertama: meninggalkan yang harom. Ini zuhudnya kalangan awam. Kedua: meninggalkan yang berlebihan dari sesuatu yang halal. Inilah zuhudnya orang² khusus. ketiga: meninggalkan sesuatu yang membuat berpaling dan lalai kepada Allah. Inilah zuhudnya orang2 'arif"
"ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺃﺟﻤﻊ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻮﻥ :

ﻓﺮﺑﻤﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﺼﻠﻴﺎً ﺃﻭ ﻗﻮﺍﻣﺎ ً ﺃﻭ ﺻﻮﺍﻧﺎً ﺃﻭ ﺩﺍﻋﻴﺔ ﺃﻭ ﺧﻄﻴﺒﺎً ﺃﻭ ﻋﺎﻟﻤﺎً ، ﻭﻟﻜﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻌﺐ ﺇﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﺭﻋﺎً.





ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺗﺮﻙ ﻛﻞ ﺷﺒﻬﺔ ﻭﺗﺮﻙ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻚ ﻫﻮ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻀﻼﺕ
“Wara’ adalah meninggalkan setiap perkara syubhat (yang masih samar), termasuk pula meninggalkan hal yang tidak bermanfaat untukmu, yang dimaksud adalah meninggalkan perkara mubah yang berlebihan.”

“Seseorang tidaklah dapat mencapai hakikat iman hingga ia memiliki empat sifat: - (1) menunaikan amalan wajib dengan disempurnakan amalan sunnah, (2) makan makanan halal dengan sifat waro’, (3) menjauhi larangan secara lahir dan batin, (4) sabar dalam hal-hal tadi hingga maut menjemput.”

“Siapa yang makan makanan haram dalam keadaan ingin atau tidak, baik ia tahu atau tidak, maka bermaksiatlah anggota badannya. Namun jika makanan yang ia konsumsi adalah halal, maka patuhlah anggota badannya dan akan diberi taufik melakukan kebaikan.” (Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, 4: 326)

“Wara’ adalah keluar dari syubhat (perkara yang samar) dan setiap saat selalu berusaha muhasabah /mengintrospeksi diri.”
(Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, 4: 326)
(Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, 4: 326)

ﺩﻉ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺒﻚ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﻳﺒﻚ
“ Tinggalkan hal yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu. ” (HR. An Nasai)

ﺗﺮﻛﺖ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺣﻴﺎﺀ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺳﻨﺔ ، ﺛﻢ ﺃﺩﺭﻛﻨﻲ ﺍﻟﻮﺭﻉ
“Aku meninggalkan dosa² selama 40 tahun lamanya. Akhrinya, aku mendapati sifat waro’.” (Fathul Bari, Ibnu Rajab, Asy Syamilah, 1: 51).

ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺗَﺮَﺩَّﺩَ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀ ﺑَﻴْﻦ ﺍﻟْﺤِﻞّ ﻭَﺍﻟْﺤُﺮْﻣَﺔ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﻧَﺺّ ﻭَﻟَﺎ ﺇِﺟْﻤَﺎﻉ ، ﺍِﺟْﺘَﻬَﺪَ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟْﻤُﺠْﺘَﻬِﺪ ، ﻓَﺄَﻟْﺤَﻘﻪُ ﺑِﺄَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ ﺑِﺎﻟﺪَّﻟِﻴﻞِ ﺍﻟﺸَّﺮْﻋِﻲّ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻟْﺤَﻘَﻪُ ﺑِﻪِ ﺻَﺎﺭَ ﺣَﻠَﺎﻟًﺎ ، ﻭَﻗَﺪْ ﻳَﻜُﻮﻥ ﻏَﻴْﺮ ﺧَﺎﻝ ﻋَﻦْ ﺍﻟِﺎﺣْﺘِﻤَﺎﻝ ﺍﻟْﺒَﻴِّﻦ ، ﻓَﻴَﻜُﻮﻥ ﺍﻟْﻮَﺭَﻉ ﺗَﺮْﻛﻪ ، ﻭَﻳَﻜُﻮﻥ ﺩَﺍﺧِﻠًﺎ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻟﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ( ﻓَﻤَﻦْ ﺍِﺗَّﻘَﻰ ﺍﻟﺸُّﺒُﻬَﺎﺕ ﻓَﻘَﺪْ ﺍِﺳْﺘَﺒْﺮَﺃَ ﻟِﺪِﻳﻨِﻪِ ﻭَﻋِﺮْﺿﻪ )
“Jika muncul keragu-raguan akan halal dan haramnya sesuatu, sedangkan tidak ada dalil tegas, tidak ada ijma’ (konsensus ulama); lalu yang punya kemampuan berijtihad, ia berijtihad dengan menggandengkan hukum pada dalil, lalu jadinya ada yang halal, namun ada yang masih tidak jelas hukumnya, maka sikap wara’ adalah meninggalkan yang masih meragukan tersebut . Sikap waro’ seperti ini termasuk dalam sabda Nabi, *“Barangsiapa yang selamat dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya*. ”
(Syarh Muslim, 11: 28).
(Syarh Muslim, 11: 28).

ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻛُﻦْ ﻭَﺭِﻋًﺎ ﺗَﻜُﻦْ ﺃَﻋْﺒَﺪَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻭَﻛُﻦْ ﻗَﻨِﻌًﺎ ﺗَﻜُﻦْ ﺃَﺷْﻜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻭَﺃَﺣِﺐَّ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻣَﺎ ﺗُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻚَ ﺗَﻜُﻦْ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ ﻭَﺃَﺣَﺴِﻦْ ﺟِﻮَﺍﺭَ ﻣَﻦْ ﺟَﺎﻭَﺭَﻙَ ﺗَﻜُﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻭَﺃَﻗِﻞَّ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚَ ﻓَﺈِﻥَّ ﻛَﺜْﺮَﺓَ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚِ ﺗُﻤِﻴﺖُ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐَ
“Wahai Abu Hurairah , jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi sebaik-baiknya ahli ibadah. Jadilah orang yang qona’ah (selalu merasa cukup dengan pemberian Allah), maka engkau akan menjadi orang yang benar-benar bersyukur. Sukailah sesuatu pada manusia sebagaimana engkau suka jika ia ada pada dirimu sendiri, maka engkau akan menjadi seorang mukmin yang baik. Berbuat baiklah pada tetanggamu, maka engkau akan menjadi muslim sejati. Kurangilah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati .” (HR. Ibnu Majah no. 4217).
*PENGARUH WARO'

- Mata seorang waro' tidak sembarangan plotat plotot, lirak -lirik nonton sesuatu yang harom.
- Lisan seorang yang waro' tidak sembarangan ngomong tanpa dipikir lebih dahulu. Tidak asal ceplas-ceplos asal bicara.
- Waktu seorang waro' tidak dihambur²kan dalam kesia²an.
- Telinga seorang yang waro' tidak sembarangan mendengar lagu² orkes, nyanyi², badan seorang waro' tidak berani jingkrak², jogat -joget, atau bertingkah lucu² seperti pelawak dagelan. Seorang waro' tidak seperti badut.
- Tangan dan anggota badan seorang waro' terjaga dari bermaksiyat.
- Hati seorang waro' bersih dari fikiran² hasad, benci, suudzon, berburuk sangka, dendam, dan memikirkan yang tidak². Da' sebagainya.
ﻭﻣﻦ ﺍﺛﺄﺭ ﺍﻟﻮُﺭﻉ ﻫﻮ ﺣﺠﺰ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻋﻦ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﺰﻭﺭ ﻭﺍﻟﺨﻮﺽ ﻓﻲ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﻨﺎﺱ ، ﻭﻣﻨﻊ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻣﻦ ﺳﻮﺀ ﺍﻟﻈﻦ ﺑﺎﻵﺧﺮﻳﻦ ﺃﻭ ﻇﻠﻤﻬﻢ ، ﻭﻛﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻦ ﺇﻳﺬﺍﺀ ﺍﻵﺧﺮﻳﻦ ﺃﻭ ﺇﻟﺤﺎﻕ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﺑﻬﻢ .
( ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ) ﻣﻠﺨﺼًﺎ.
Sumber : Ringkasan sebagian Madariju Salikin, Ibnul Qoyyim al-Jauziyah. Dan lainnya.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar