Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Kamis, 27 Juli 2017

Opini Problema Dakwah kini, Bahaya Bid'ah

 😡 *EFEK KULTUR FEODAL PATERNALISTIK BAGI DAKWAH*

Sebelum lahir Indonesia, nusantara ini berada pada kekuasaan raja-raja. Ada kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Banjar, Kutai Kertanegara, Mataram, Kertasura, Kahuripan, Singosari (Malang), Bone, Tidore, Sriwijaya dan puluhan hingga ratusan kraton yang terus turun temurun seiring keturunan kelahiran manusia.

Tidak dipungkiri, daerah-daerah di nusantara bekas jajahan dan kekuasaan raja-raja tersebut meninggalkan 'kultur' dan puing-puing karakter yang telah membatu- memfosil- mendarah- mendaging- menulang, yang sulit luntur dari zaman ke zaman. Yang mana karakter rakyat dan masyarakatnya (wong cilik) menjunjung tinggi karakter *anggah-ungguh, sopan-santun, tepo-sliro, lemah-lembut, ramah-tamah* dan rasa penghormatan dan ketundukan kepada sesama anggota masyarakat. Lebih-lebih sikap itu kepada orang-orang yang lebih terpandang dari sisi status kasta dan martabat kedudukan kerajaan. Lebih-lebih di kalangan abdi dalem kraton kepada senopati, adiati, tumenggung, anak mahkota, pangeran, patih, permaisuri maupun keluarga raja.

Ternyata masyarakat kita saat ini terbukti masih kuat memegang teguh peninggalan kultur paternal ini. Menjaga kelestarian etika, karma, anggah-ungguh, lemah-lembut, sikap penghormatan tersebut kepada orang lain hingga sekarang. *Anggah-ungguh* tersebut terbawa dalam gaya bicara, sikap etika, intonasi komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Misalkan masyarakat jawa ketika berjumpa atau bersapa mereka mengatakan *monggo*, atau *sugeng tindak*, masyarakat sunda dengan *kadiek' naon* atau *hatur nuhun* dengan dialek yang begitu khas dan kelembutan. Atau masyarakat Bugis dengan *iyeek*, *kita darimana* . Sebagai simbol dan refleksi karakter rata-rata masyarakat yang mengedepankan kesopanan dan kelembutan. Meskipun dengan bahasa yang sama namun gaya intonasi dan dialeknya sedikit kaku saja mereka spontan terkejut dan dianggap kontradiktif.

Nah, jika kultur tersebut tidak diterapkan dan tidak mereka dapatkan maka ada perasaan 'jengah' dan 'gerah' di kalangan mereka. Bagi seseorang yang tidak memiliki sikap *anggah-ungguh* dan *lemah-lembut* tersebut dianggap *ora nguwongké* , atau tidak memanusiakan orang, tidak sopan, tidak punya rasa belas asih dan penghormatan terhadap orang.

Maka jangan heran di beberapa kalangan masyarakat nusantara ini masih memegang kuat budaya paternalistik kerajaan ini. Bahkan norma etika yang sudah ada pada mereka dari rasa Saling memberikan penghormatan, rasa sopan santun, ramah tamah, tepo sliro, gotong-royong, asah-asih, mereka junjung tinggi-tinggi. Mereka posisikan tinggi-tinggi sebagai jati diri.

Terlebih lagi begitu mereka mengenal ajaran Islam yang mengajarkan kelembutan, rahmat dan kasih $ayang dari para wali, para da'i di zaman kuno, para kyai, para ajengan, tuan guru, mubaligh yang sangat klop dengan 'bahasa' dan karakter mereka, maka..... *Semakin klopp saja*. *Semakin passss* . *Semakin PRESISI*. *Cocok dan makin manteppp dan sedepp* . Rahmat kelembutan Islam berpadu dengan karakter patenalistik bawaan dan turunan asli nenek moyang.

*AKAN TETAPI*, bagaimana jika tidak demikian.?? Yang terjadi... pasti spontan mereka bersikap reaktif dan antipati. Mereka menolak yang tidak sesuai dengan 'budaya' sekaligus 'gaya beragama' mereka.

Maka janganlah terlalu menyalahkan satu²nya kesalahan itu pada masyarakat yang tidak menerima dakwah tauhid. Sekaligus kita harus intropeksi dari sisi apa yang tidak mereka terima. Apakah masyarakat tidak menerima dakwah tauhid? Rasanya juga tidak. Buktinya banyak para ustadz lulusan Saudi Arabia maupun Yaman maupun Mesir justru berhasil diterima di masyarakat. Berhasil mendirikan ma'had, ma'hadnya menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Masyarakat 100 % mendukung dakwah sunnahnya. Mereka menjadi permata-permata masyarakat, lampu penerang kegelapan yang dirindukan. Keislaman masyarakat pun semakin kuat dan 'shohih'. Desa tersebut semakin barokah.

Bagaumana efeknya, jika pembawa dakwah kurang menjiwai gaya-gaya keislaman masyarakat ? Misalnya dari sisi gaya bicara,

- bicara dengan melengking, sedikit-sedikit mengangkat suara seakan² membentak
- bicara dengan gaya menggurui, menyalah-nyalahkan orang
- gaya bicara dengan retorika menggebu-gebu, semangat berapi-api
- gaya ceramah yang diiringi gerakan tangan kesana-kemari, jari tangannya menunjuk-nunjuk
- bahkan terkadang menggebrak meja, memukulkan punggung tangan
- berceramah dengan bahasa asing yang tidak mudah difahami
- berbicara begelora dengan menyinggung-nyinggung terus kesalahan dan menusuk perasaan
- berceramah dengan gaya berapi-api, matanya plotat-plotot, muncrat dan berbuih ludahnya
- saking semangatnya kadang pantat terangkat dari kursi, menggeser kursi.
- jauh dari etika kelembutan dan penghargaan
- berceramah di masyarakat umum, seakan² bicara dengan budaknya saja. Bergaya kasar, berteriak, membentak, melengking, menunjuk2 tangan.
- berbicara ceplas-ceplos, tanpa filter tanpa pilah-pilih azaz kepatutan
- tidak menunjukkan keteduhan dan ketenangan.

Maka jangan salahkan kalau dakwah 'apapun' dan bagaimanapun 'bagus' dan bermutu isinya tapi tetap saja masyarakat akan menilai sendiri, sambil pulang bergumam ; *surga-ya surga, kita tetap terima* , *tapi yang gak saya terima KURANG AJARNYA itu lho....*

*PERINTAH DAKWAH DENGAN LEMAH LEMBUT*

ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟَﻰٰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ۖ ﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.." (QS. AnNahl : 125)

Perintah agar menjaga etika dalam berbicara,

ﻭَﺍﻗْﺼِﺪْ ﻓِﻲ ﻣَﺸْﻴِﻚَ ﻭَﺍﻏْﻀُﺾْ ﻣِﻦ ﺻَﻮْﺗِﻚَ ﺇِﻥَّ ﺃَﻧﻜَﺮَ ﺍﻷَﺻْﻮَﺍﺕِ ﻟَﺼَﻮْﺕُ ﺍﻟﺤَﻤِﻴﺮِ

"Dan Sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya Seburuk- buruk suara ialah suara keledai". (Q.S. Luqman : 19)

ﺇﻥ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ ﺇﻻ ﺯﺍﻧﻪ ﻭﻻ ﻳﻨﺰﻉ ﻣﻦ ﺷﻲﺀ ﺇﻻ ﺷﺎﻧﻪ ‏»

"Sesungguhnya kelembutan itu tidak ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah tercabut darinya melainkan akan memburukkannya"

ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈًّﺎ ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻟَﺎﻧْﻔَﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ‏[ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ 159]

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Ali imroon: 159)

ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﻓﻴﻖ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻭﻳﻌﻄﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﻄﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻨﻒ ﻭﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﻄﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺳﻮﺍﻩ ."

"Sesungguhnya Allah Maha Lembut mencintai kelembutan dalam seluruh perkara. Sedangkan orang-orang yang keras terkadang kehilangan sifat-sifat ini atau sebagiannya."

Waspadalah terhadap sesuatu yang diingatkan oleh Alloh dan Rosulnya, berupa sikap keras, kasar dan *tanfir* (membuat orang lari dari dakwah), serta janganlah kita menjadikan hal itu sebagai manhaj.

*SOLUTION*

Tidak semua kultur dan karakter yang ada pada masyarakat itu kesemuanya tidak sesuai dengan Islam. Kelembutan, penghormatan, tenggang rasa, ramah-tamah adalah justru Islam itu sendiri. Justru jika sudah ada hal ini pada masyarakat yang terbaik adalah dikuatkan dan dilestarikan.
Semoga bermanfaat.

Dari, Keluhan sobat da'i yang menjadi korban larangan dakwah, gara-gara sahabatnya yang tidak mengetahui 'bahasa kaumnya'.

Arwi Pontianak.



🔴 📝. *MENGAPA AHLUL BID'AH LEBIH BERBAHAYA DARIPADA PENGUASA ZALIM?*


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :

أئمة أهل البدع أضر على الأمة من أهل الذنوب ، ولهذا أمر النبي ﷺ بقتال الخوارج ، ونهى عن قتال الولاة الظلمة .
[كتاب الإيمان ص 223]

"Pelopor-pelopor bid'ah itu lebih berbahaya bagi umat ini daripada pelaku dosa. Maka dari itu rasulullah memerintahkan untuk memerangi khowarij dan melarang memerangi penguasa yang dholim"

*FIRQOH/ KELOMPOK SESAT PALING SESAT DI DUNIA*

Kelompok ini bukan hanya menyekutukan Allah dalam peribadatan, tapi juga dalam sisi rububiyah. Mereka berkeyakinan bahwa selain Allah ada tuhan² yang bisa menciptakan alam, bisa mematikan, menghidupkan, memberi rejeki, berkuasa pada alam, dan memiliki sifat rububiyat lainnya. Kelompok ini sangat fatal dan sangat buruk dalam menyekutukan Allah ta'ala ;

1. *Majusi asliyah*
Penyembah api. Atau kaum zoroaster. Dan api terbesar bagi mereka adalah matahari. Maka mereka menyembah matahari.

2. *Majusi tsanawi*
Berkeyakinan bahwa : yang paling awal adalah cahaya dan kegelapan. Semua kebaikan bersumber dari cahaya. Semua kejelekan yang menciptakan adalah kegelapan. Cahaya dan kegelapan adalah kekal.

3. *Almaniwiyah* atau *Manichaeisme*
Pokok² keyakinannya : dunia tidaklah diperintah zat kekuasaan tunggal. Dunia berjalan dengan sendirinya. Tanpa aturan. Kejahatan dan kebaikan dianggap pada dasarnya punya kekuatan berimbang yang terus bertentangan. Pendirinya, Mani lahirkan tahun 216 di Mesopotamia yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Persia di bawah kekuasaan dinasti Arsacid, Parthian.

4. *Qodariyah*
Pokok aqidahnya : manusia yang menciptakan semua nasib dan perbuatannya. Mengingkari taqdir dan kekuasaan Allah.

5. *Falasifah*

6. *Penyembah berhala*
Keyakinannya : bahwa berhala arca bisu gagu, patung gundul kuning plontos tersebut bisa menimbulkan bahaya sekaligus manfaat terhadap bagi manusia. Bisa mendatangkan bala' bencana sekaligus keberuntungan.

7. *Sufiyah*
Mereka 'ghuluw', bersifat berlebihan kepada wali-wali mereka. Bahkan terhadap arwah-arwah wali mereka yang telah mati. Orang-orang mati bisa mengabulkan hajat dan mengabulkan do'a permintaan. Bisa menghindarkan keburukan dan musibah. Tanah kuburan walu mereka mengandung barokah, maka mereka ada yang makan tanah pusara kuburan para 'wali'. Kérè.

8. *Syi'ah Rofidhoh*
Pokok aqidah /keyakinannya: imam-imam mereka mengetahui hal-hal ghaib di dunia dan di akhirat. Bisa memberi syafa'at meskipun masih di dunia. Bahkan imam-imam bagi mereka lebih agung daripada para nabi dan rasul.

9. *Nushairiyah*
Keyakinan mereka : Ali bin Abu tholib yang mengatur dan mengendalikan alam ini. Membunuh orang dari kelompok selain mereka dalah ibadah dan mendapatkan pahala. Sebagaimana para pengikut Basar al-fasad, rezim Suriyah saat ini.

10. *Daruz*
Keyakinan mereka : ada manusia yang memiliki sifat² tuhan tang mereka menyembahnya dan beribadah kepada manusia.

Inilah di antara kelompok (firqoh) paling sesat di dunia. Tentu ada kelompok² yang sangat banyak yang menyimpang yang tak terhitung jumlahnya. Karena *setiap keyakinan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam yang mulia ini bisa sesat* . SEmoga Allah lindungi kita semua dari berbagai keyakinan sesat. Amiin.

Maroji' :
مقرر كلية التعليم مادة الوحيد ص.11
Semoga bermanfaat.
ودكم ابو تلحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar