






(يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس) (اللالكائي: 1/57/19)
"Wahai ahlussunnah, salinglah berkasih sayang. Semoga Allah merahmati kalian. Sebab kalian termasuk golongan yang minoritas"

(إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي) (اللالكائي: 1/60/29، وحلية الأولياء: 3/9)
"Sungguh tatkala aku diberi kabar berita tentang kematian seseorang ahlussunnah maka seakan² aku kehilangan sebagian dari anggota tubuhku"

(استوصوا بأهل السنة خيرا فإنهم غرباء) (اللالكائي: 1/64/49).
"Saling berwasiyatlah dengan ahlussunnah secara baik, karena mereka itu sudah asing"
Pen : asing di tengah² kondisi zaman yang mayoritas manusia tidak mengenal sunnah.

(إذا بلغك عن رجل بالمشرق صاحب سنة وآخر بالمغرب فابعث إليهما بالسلام وادع لهما ما أقل أهل السنة والجماعة)
(اللالكائي: 1/64/50).
(اللالكائي: 1/64/50).
"Apabila telah sampai kepadamu tentang berita seseorang di belahan bumi timur dari pengikut ahlussunnah sementara yang lainnya di bumi sebelah barat, maka *sampaikan salamku kepadanya dan doakan kebaikan pada keduanya*, *sebab betapa sedikitnya ahlussunnah*"

(أحبوا أهل السنة على ما كان منهم. أماتنا الله وإياكم على السنة والجماعة، ورزقنا الله وإياكم اتباع العلم. ووفقنا وإياكم لما يحبه ويرضاه) (طبقات الحنابلة: 1/345.)
"Cintailah ahlussunnah dan apa² yang ada pada mereka. Semoga Allah mematikan kami dan anda di atas prinsip ahlussunnah waljama'ah, mudah²an Allah memberikan rejeki berupa mengikuti ilmu, dan semoga Allah memberikan taufiq kepada kita kepada amalan yang Dia ridhoi"

(دخلت على أبي وأنا منكسر فقال مالك قلت مات صديق لي قال مات على السنة قلت نعم قال فلا تخف عليه) (اللالكائي: 1/67/61).
"Aku masuk ke rumah ayahku dan langsung dinasehati ayahku,
Ayah berkata: bagaimana keadaanmu?
Aku menjawab : kawanku mati"
Ayah : meninggal di atas sunnah?
Aku : ya.
Ayah : kalau begitu jangan khawatirkan dia"
Ayah berkata: bagaimana keadaanmu?
Aku menjawab : kawanku mati"
Ayah : meninggal di atas sunnah?
Aku : ya.
Ayah : kalau begitu jangan khawatirkan dia"

«لو لقي الله رجل بملء الأرض ذنوبا ثم لقي الله بالسنة لكان في الجنة مع النبيين والصديقين والشهداءوالصالحين وحسن أولئك رفيقا». (ذم الكلام وأهله: 5/76-77).
"Seandainya seseorang berjumpa dengan Allah (mati) dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu ketika itu dia dalam keadaan berpegang kepada prinsip² ahlussunnah niscaya masuk surga bersama para nabi, para shiddiq para syuhada' dan orang² sholih. Merekalah sebaik² teman"

«مَنْ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ وَالسُّنَّةِ مَاتَ عَلَى الخَيْرِ كُلِّهِ». ( سير أعلام النبلاء: 11 /296)
*"Barangsiapa yang mati di atas islam dan sunnah maka mati di atas segala kebaikan"*

"لو قدرت أن أزيد في عمر محمد بن إسماعيل أي البخاري من عمري لفعلت، فإن موتي يكون موت رجل واحد، وموته ذهاب العلم" (تاريخ بغداد: 2/24)
"Andaikan aku mampu untuk menambahkan umur buat imam Bukhori aku tambahkan dari usiaku niscaya aku lakukan. Sebab kematianku hanyalah kematian satu orang saja, sementara kematian Imam Bukhori adalah kematian perginya ilmu"





*UJIAN HIDUP*

( إنّ إبتلاء المؤمن كالدواء له )
(إغاثة اللهفان ج ٢ ص ١٨٨)
(إغاثة اللهفان ج ٢ ص ١٨٨)
"Sesungguhnya ujian seorang mukmin seperti obat pelipur baginya"
*BUAT APA KITA HIDUP ??*

(( فأنت ماخلقت لتأكل وتشرب،ماخلقت لبناء القصور،أوغرس الأشجار،أوشق الأنهار،أوالنكاح ونحو ذلك ،لا، فأنت مخلوق لتعبد ربك،وأنت مخلوق لتستقيم على طاعته،وتتابع رسوله'صلى الله عليه وسلم'فأنت مخلوق لهذا،وكل ما في الأرض خلق لك لتستعين به على طاعة الله وترك معاصيه،ولم يخلق لك لتستعين به على شهواتك)) (مجموع الفتاوى ج7ص98)
"Kamu tidaklah diciptakan untuk makan² dan minum² saja, kamu tidaklah diciptakan untuk membangun rumah, menanam pohon, bercocok tanam, buka irigasi, menikah, membuat anak, dan sejenisnya. *Tidak*. Akan tetapi kamu adalah makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah, mentaati perintahNya, dan mengikuti rosulNya"



🉈المعصـوم من عصمه الله [مجموع الفتاوى ٣١٥/٩]
"Tidaklah setiap orang yang berhias dengan sunnah langsung menjadi 'sunni' akan tetapi akan tampak aslinya setelah terbedakan dengan datangnya fitnah, maka kamu akan mengetahui orang² yang terjaga (dari fitnah) itu adalah siapa yang Allah jaga"
__________________

إنما يرفع الله الشخص بقدر تمسكه بسنة الرسول صلى الله عليه وسلم (تحفة المجيب ص. 339]
"Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang sesuai dengan seberapa besar dia *kuat berpegang dengan Sunnah² rosulullah"*
____________________
*SIBUK TERUS NGURUSI DUNIA*


"Barangsiapa yang banyak kesibukannya dalam urusan dunia, akan hitam hatinya, gelap jalannya, banyak sedihnya, dan lelah badannya"
___________________

(ما عبد العـابدون بشيء أفضـل من تـرك ما نهـاهم الله عنـه) . [الـورع لابـن أبي الدنـيا( 8 )]
"Tidaklah seseorang itu beribadah dengan sesuatu yang melebihi keutamaannya selain dengan meninggalkan apa saja yang Allah larang"

( ينبغي للإنسان أن يستعمل المال كما يستعمل الحمار للركوب وكما يستعمل بيت الخلاء للغائط )).
"Hendaknya seseorang itu menggunakan hartanya seperti menggunakan himarnya untuk tunggangan atau menggunakan toiletnya untuk buang hajat"


حي على الفلاح، أي هلمّوا إلى سبب البقاء في الجنة . (شرح السنة للبغوي ):١/ ٢٠)
"Dikatakan arti panggilan adzan *'hayya 'alal falaah'* adalah : *marilah menuju kepada sebab² kenikmatan abadi di surga*"
*MENENANGKAN, MENENTRAMKAN*
*Mengherankan*. Menurut sebagian orang, dakwah dan ceramah yang menenangkan adalah yang ujung-ujungnya semua boleh, semua benar, semua punya dalil, semuanya ada alasan, semua tergantung sudut pandang, semuanya tergantung ijtihadnya, semua ada kitabnya, semua ada ulama'nya.
Apakah seperti ini model beragama? *Apakah demikian cara beragama yang benar?*
Padahal ketenangan hati itu ketika mengetahui kebenaran, bukan ketika mengetahui semua benar, semua boleh atau yang penting ada pendapat ulama.
Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan:
ﻭﺇﻥ ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇِﻟَﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﺰﻳﻞ ﺍﻷﺣﻘﺎﺩ ﻭﻳُﺰﻳﻞ ﺍﻷﺿﻐﺎﻥ ، ﻓﻼ ﺃﺣﺪ ﻳﻌﺘﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻓﺈﻧﻚ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺗﻘﻮﻝ ﻹﻧﺴﺎﻥ : ﺗﻌﺎﻝَ ﺇِﻟَﻰ ﻗﻮﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻔﻼﻧﻰ ﺃﻭ ﺍﻟﻌﺎﻟِﻢ ﺍﻟﻔﻼﻧﻲ ﻻ ﻳﻘﺘﻨﻊ . ﻟﻜﻦ ﻟﻮ ﻗﻠﺖ ﻟﻪ : ﺗﻌﺎﻝَ ﺇﻟﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇِﻟَﻰ ﺳُﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺇﻳْﻤَﺎﻥٌ ﻓﻬﻮ ﻳﻘﺘﻨﻊ ﻭﻳﺮﺟﻊ
"Kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah itu menghilangkan permusuhan dan perselisihan. Karena tidak ada orang (Muslim) yang menolak Al Qur'an. Maka jika anda katakan kepada seseorang: ambil saja pendapat imam Fulan atau ulama Fulan, ia tidak akan merasa tenang. Namun jika anda katakan kepadanya: kembalilah kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul, jika ia memiliki iman, maka pasti ia akan merasa tenang dan akan rujuk " (Syarah Ushul As Sittah, 21).
Maka dakwah yang benar dan menenangkan adalah yang mengajak untuk kembali kepada dalil ketika ada perselisihan. Bukan yang membiarkan umat "ngambang" dan membiarkan mereka pada pendapat masing-masing dan membenarkan mereka pada pendapat masing-masing atau taqlid kepada madzhab masing-masing.
Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan:
ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﺃﻥ ﻧَﺠﺘﻤﻊ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳُﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﻭ ﻣﺎ ﺍﺧﺘﻠﻔﻨﺎ ﻓﻴﻪ ﻧﺮﺩُّﻩ ﺇﻟﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳُﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﻻﻳﻌﺬﺭ ﺑﻌﻀﻨﺎ ﺑﻌﻀﺎً ﻭ ﻧﺒﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺧﺘﻼﻑ؛ ﺑﻞ ﻧﺮﺩُّﻩ ﺇﻟَﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳُﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﻭ ﻣﺎ ﻭﺍﻓﻖ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﺃﺧﺬﻧﺎ ﺑﻪ ، ﻭ ﻣﺎ ﻭﺍﻓﻖ ﺍﻟﺨﻄﺄ ﻧﺮﺟﻊ ﻋﻨﻪ . ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ، ﻓﻼ ﺗﺒﻘﻰ ﺍﻷﻣﺔ ﻣُﺨﺘﻠﻔﺔً
"Wajib bagi kita semua untuk bersatu di atas Al Qur'an dan As Sunnah. Perkara yang kita perselisihkan, kita kembalikan kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul, bukan malah kita saling bertoleransi dan membiarkan tetap pada perbedaan. Bahkan yang benar adalah kita kembalikan kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Pendapat yang bersesuaikan dengan kebenaran, kita ambil, pendapat yang salah maka kita tinggalkan. Itulah yang wajib bagi kita, bukan membiarkan umat tetap pada perselisihan" (Syarah Ushul As Sittah, 19).
Maka dakwah yang mengajak untuk membiarkan umat taqlid pada pendapat madzhab masing-masing, ormas masing-masing, partai masing-masing, kelompok masing², mempersilakan memilih pendapat mana saja, serba boleh pakai dalil apa saja, bebas ini adalah dakwah yang keliru.
Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan:
ﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﻘﺎﻝ : ﻛﻞٌّ ﻳﺒﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺒﻪ ، ﻭ ﻛﻞٌّ ﻳﺒﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﻋﻘﻴﺪﺗﻪ ، ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺣﺮﺍﺭٌ ﻓِﻲ ﺁﺭﺍﺋﻬﻢ ، ﻭﻳﻄﺎﻟﺒﻮﻥ ﺑِﺤﺮﻳﺔ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ، ﻭ ﺣﺮﻳﺔ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ، ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﻬﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻘﺎﻝ : } ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍْ ﺑَﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﻔَﺮِّﻗُﻮﺍْ { [ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ ١٠٣: ] . ﻓﻴﺠﺐ ﺃﻥ ﻧَﺠﺘﻤﻊ ﻓِﻲ ﻋﺮﺽ ﺍﺧﺘﻼﻓﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ
"Adapun yang mengatakan: 'biarkan mereka mengikuti pendapat madzhab masing-masing, biarkan mereka mengikuti akidah mereka masing-masing, setiap orang bebas berpendapat dan menuntut kebebasan berkeyakinan dan berpendapat', ini adalah kekeliruan. Yang Allah larang dalam firman-Nya (yang artinya): 'berpegang-teguhlah pada tali Allah kalian semuanya, dan janganlah berpecah-belah' (QS. Al Imran: 103). Maka wajib bagi kita untuk bersatu di atas Kitabullah dalam menyelesaikan perselisihan di antara kita"
(Syarah Ushul As Sittah, 18).
(Syarah Ushul As Sittah, 18).
Maka para ulama kita membahas masalah khilafiyah (perselisihan), lalu mentarjih salah satu pendapat mereka biasa mengatakan, "ini pendapat yang lebih menenangkan hati saya".
Sungguh berbeda orang berilmu dan orang awam. Para ulama hatinya tenang ketika mengetahui kebenaran atau yang mendekati kebenaran. Adapun orang awam, hatinya tenang ketika semua boleh, semua benar, dan dipersilahkan mengikuti pendapat masing-masing.
Hati tenang dengan kebenaran ketika ada ilmu. Namun hati tenang dengan kekeliruan karena tidak ada ilmu sebenarnya ketenangan yang tidak tenang. Maka ketika menjelaskan hadits "mintalah fatwa pada hatimu".
Abul Abbas Dhiyauddin Al Qurthubi mengatakan:
ﺍﺳﺘﻔﺖ ﻗﻠﺒﻚ ﻭﺇﻥ ﺃﻓﺘﻮﻙ . ﻟﻜﻦ ﻫﺬﺍ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺼﺞ ﻣﻤﻦ ﻧﻮَّﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﻠﺒﻪ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ، ﻭﺯﻳﻦ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ ﺑﺎﻟﻮﺭﻉ ، ﺑﺤﻴﺚ ﻳﺠﺪ ﻟﻠﺸﺒﻬﺔ ﺃﺛﺮًﺍ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ . ﻛﻤﺎ ﻳﺤﻜﻰ ﻋﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺳﻠﻒ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣَّﺔ
“‘mintalah fatwa pada hatimu, walaupun orang-orang memberimu fatwa‘. ini hanya berlaku bagi orang diberi cahaya oleh Allah berupa ilmu (agama). Dan menghiasi raganya dengan sifat wara’. Karena ketika ia menjumpai sebuah syubhat, itu akan mempengaruhi hatinya. Demikianlah yang terjadi pada kebanyakan para salaf umat ini” (Al Mufhim limaa Asykala min Talkhis Kitab Muslim, 14/114).
Wallahu a'lam.
*Let's back to Quran Sunnah*
*Let's back to Quran Sunnah*

ودكم ابوالحسن
Silahkan share tanpa menambahi, mengurangi, mengeksploitasi teks.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar