Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Kamis, 27 Juli 2017

Zuhud di Dunia seperti pengembara desa

*Pengembara Desa*

قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم : ((كن في الدنيا كأنك غريبٌ، أو عابر سبيلٍ)). وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: (إذا أمسيتَ فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحتَ فلا تنتظر الـمساء، وخُذْ مِن صحتك لِمرَضِك، ومن حياتك لِمَوتك)؛ رواه البخاري.

Dari Ibnu Umar r berkata: Rasulullah memegang kedua pundak saya seraya bersabda: "Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara", Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu." (Riwayat Bukhari). 

*Fawaid 

- anjuran zuhud kepada dunia

- anjuran qona’ah dengan dunia

- anjuran waro’ kepada dunia

- anjuran agar menjadikan dunia sebagai tempat lewat, bukan negeri menetap

- anjuran pendek angan-angan

- menunjukkan ketawadhu’an (rendah hati) Rosululah

- menunjukkan bagusnya akhlak Rosulullah

- Metode Rosulullah dalam berkomunikasi agar mendapatkan perhatian, yakni dengan memegang pundak seorang anak. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar dia memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu ke dalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu, sebagaimana hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.

*Orang asing dalam perjalanan*

- Tentu tidak seperti orang setempat yang dia lewati. Penduduk negeri tempat singgahnya tentu bisa bersantai-santai.

- Tentu bawaan bekalnya tidak membenani perjalanannya ke negeri tujuan. 

- Memperbanyak perbekalan agar sampai di tempat tujuan.

- Fokus tujuannya. Tidak terperdaya dan terlalaikan dengan kejadian di tepi jalan. Tidak lalai bersama orang-orang yang lalai. Tidak terperdaya bersama orang-orang yang lupa.

- Perhatian kepada kontrol waktunya dan usianya. Jam berapa check in nya, di gate berapa boardingnya. Kemana transitnya, dimana ambil bagasinya. Bagaimana nanti kalau hujan, kalau kemalaman. Demikian pula musafir akhirat. Dia kontrol usianya; waduh sudah kepala tiga rek, oh saya sudah beruban, o, saya sudah kakek. Sebentar lagi ‘landing’ di kuburan.

- Abu Huroiroh berkata :

- ان رسولَ الله صلى الله عليه وسلم حضَّ على التشبُّه بالغريب؛ لأن الغريب إذا دخل بلدة لم ينافس أهلها في مجالسهم، ولا يجزع أن يُرَى على خلاف عادته في الملبوس، ولا يكون متدابرًا معهم (شرح الأربعين حديثًا النووية لابن دقيق العيد : 125).

“Rosulullah menasehati umatnya agar menjadi seperti orang asing, karena orang asing apabila masuk suatu negeri dia tidak akan bersaing dengan penduduk pribuminya di tempat duduk mereka. Dan juga dia tidak panik jika terlihat berbeda dengan kebiasaan yang dikenakan mereka, dan tidak ikut berpaling seperti mereka”

- Berhati-hati dan menjaga kesopanan. Jangan nantang-nantang penduduk desanya agar tercapainya tujuan. Kalau coba-coba macam-macam, mengganggu kambing orang, ambil jambu di depan rumah orang, atau melempar warung orang, bisa-bisa benjol tuh kepala.

- Orang asing tentu harus sopan. Taat aturan. Jika dia harus mampir sejenak untuk beli minuman atau singgah bertamu menanyakan alamat janganlah ‘pencilakan’ dan tak tahu aturan. Langsung masuk-masuk, buka-buka toples, lihat-lihat album photo, ambil-ambil dompet, klak-klik remot. Sembarangan bisa benjol kepala. Nah, demikian pula kita di bumi Allah. Harus tahu aturan syari’at. O, ini boleh...o, yang ini jangan, o...yang ini dosa, o, yang ini baik. Tidak boleh numpang di bumi Allah ini semau-maunya. Harus sopan, mentaati tuan rumah dan pemilik semesta alam.

- Hadits ini anjuran bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya. 

- Anjuran menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu. 

- Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat. 

- Hati-hati dan khawatir terhadap azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat. Sebagaimana para musafir selalu menghafal nama-nama daerah atau peta, kompas, arah bintang, JPS.

- Anjuran waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya. Mau pemberangkatan tapi ngobrol asyik sama orang di ruang tunggu, atau malah asyik nonton berita. Akhirnya terhalang. 

- Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat. 

- Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal shaleh.

- Al-Jardani berkata : 

الحث على التفرغ من هموم الدنيا، والاشتغال بأمور الآخرة (الجواهر اللؤلؤية شرح الأربعين النووية :363)

“Anjuran berlepas diri dari kesedihan dunia dan anjuran menyibukkan diri dengan perkara-perkara akhirat”

- Ibnu Hajar Al-Haitami berkata : 

والحث على الأعمال الصالحة أيام الصحة والحياة (فتح المبين :248)

“Anjuran banyak beramal sholih di saat-saat sehat dan sewaktu hidup”

*Pengembara, menyeberang jalan*

- Taatilah peraturan lalu lintas agar selamat di jalan. Taatilah syari’at agar selamat sampai tujuan. Menyeberang jalan ada tehniknya. Tengok kanan tengok kiri dulu agar terhindar ‘crash’. Fokusnya adalah mempersingkat jarak agar sampai tujuan. Kalau menyeberang sambil leha-leha, jalan nyantai sambil joget-joget, tidak segera ke tepi, nyebrangnya tidak linier tapi malah diagonal, bisa masuk rumah ICU nanti. 

- Menyeberangi kehidupan dunia demikian pula. Ikutilah jalurnya biar selamat. Jalur syari’at, rambu-rambu agama. Menyeberanglah di jalur yang tepat biar selamat. Yaitu jalur syari’at. Karena di dunia tentu banyak jalan penyeberangan ; jalan maksiyat, jalan kemusyrikan, jalan dosa-dosa, jalan para durjana, jalan orang-orang sesat, jalan setan dan sebagainya. Menyeberangi persimpangan jalan tentu penuh kehati-hatian. 

- Jangan menunda-nunda beramal jika ada waktu dan kesempatan. Mengarungi perjalanan hidup di dunia janganlah terperdaya dengan godaan di tepi jalan. Karena di jalan tentu yang lewat macam-macam. Jika setiap yang lewat engkau lihati, setiap penyeru kau ikuti, kapan kau sampai ditepi ? 


Semoga bermanfaat.
مسافر الأخرة الى ربه

Tidak ada komentar :

Posting Komentar