Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 18 April 2017

BAHAYA CINTA BID'AH

🌺 *BAHAYA CINTA BID'AH*

Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah:

ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻰ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔﻳﺘﺎﺏ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻻ ﻳﺘﺎﺏ ﻣﻨﻬﺎ

“Bid’ah lebih disukai oleh iblis daripada maksiat, pelaku maksiat masih berkeinginan untuk bertaubat sedangkan pelaku bid’ah tidak ada keinginan untuk bertaubat (dari kebid’ahannya)” (I’tiqad Ahlis Sunnah, AlLallika’i:1/132)

*MACAM-MACAM BID'AH* :

Pertama: *Bid’ah I’tiqadiyyah (: bid’ah keyakinan),* yaitu setiap keyakinan yang menyelisihi kitab (al-Qur’an) dan sunnah.

Seperti orang yang menyakini adanya wali Qutub, Badal-ghauts, atau Imam-imam syi'ah yang memiliki daya upaya dalam mengatur alam atau mengetahui perkara yang ghaib, ini merupakan kekufuran.

Seperti juga keyakinan roh nenek moyang turut hadir di majlis haul, turut hadir bersila di majlis hidiyah leluhur. Para arwah wali turut menyaksikan majlis tersebut. Ini namanya sok tau.
Dan sebagainya.

Kedua: *Bid’ah Lafziyyah (bid’ah ucapan),* yaitu setiap Lafadz (ucapan) yang diucapkan seseorang dalam rangka beribadah yang menyelisihi kitab (al-Qur’an) dan sunnah. Seperti seseorang yang berdzikir dengan nama mufrad (ﺍﻟﻠﻪ ) saja, atau (ﻫﻮ ) saja. (Majmu Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 10/226-229).

Contoh lain : sebelum adzan atau sebelum iqomat atau sebelum takbiratul ikrom ditambahi lafadh yang beraneka macam. Sampai orang awam menganggap itu bagian dari rukun.
Dan sebagainya...

Ketiga: *Bid’ah Badaniyah (bid’ah yang dilakukan oleh badan),* yaitu setiap gerakan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka beribadah, sedangkan gerakan itu yang menyelisihi kitab (al-Qur’an) dan sunnah.
Seperti seseorang yang berjoget/bergoyang ketika berdzikir. Seperti para penari Sufi maramis yang dilakukan para Darwis. Atau dzikir sambil bergeleng² kepala seperti orang gila. Dari pelan gigi satu sampai cepat gigi empat.

Seperti juga, berdoa tapi telapak tangan malah tengkurap, yang katanya menolak bala'. Khutbah jum'ah sambil duduk di kursi, sholat tapi sedekapnya di pinggang seperti wayang Gatutkoco. Juga; ikut natalan di gereja, ikut misa bersama di ketedral dengan alasan toleransi.

Keempat: *Bid’ah Maaliyah (bid’ah yang terkait dengan harta)* yaitu setiap harta yang dikeluarkan dalam rangka beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang menyelisihi kitab (al-Qur’an) dan sunnah.
Seperti membangun kubah diatas kuburan dan membuat tawaabit (tabut-tabut/peti-peti) diatasnya.
Kelima: *Bid’ah Tarkiyah (bid’ah dengan meninggalkan sesuatu),* yaitu setiap orang yang meninggalkan sesuatu dari perkara agama atau perkara yang mubah (boleh) dalam rangka beribadah (dengan niat untuk beribadah)

Seperti meninggalkan menikah, atau meninggalkan memamakan daging dalam rangka beribadah (sektarian).
Sumber rujukan : (Al-Qaulul Mufiid Fi Adilatit Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab al-Whusoby : 182)

Dan bid'ah juga bertingkat-tingkat dari segi dosanya. Ada yang hanya tingkat dosa kecil atau maksiyat saja, ada yang tergolong dosa besar (ghoiru mukaffiroh) hingga ada yang pelakunya keluar dari islam (bid'ah mukaffiroh).

Dari sisi pelaku dikelompokkan kepada : ma'dzur dan ghoiru ma'dzur. Diberi udzur karena faktor memang dia awam atau muqollid, sekedar ikut-ikutan. Ada yang sampai tingkat harus ditahdhir (diperingatkan) & ditegakkaan hujjah kepadanya, karena dia tokoh dan pentolannya. Dan mbahayakan apabila dibiarkan. Sebagaimana para tokoh3 yang menyimpang dari aqidah ahlus sunnah wal jama'ah.

*BEBERAPA PENJELASAN ULAMA'TENTANG BAHAYA BID'AH*

Yahya bin Mu'az ar-Razi rahimahullah berkata :

ﺍِﺧْﺘِﻼَﻑُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻛُﻠّﻬﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊُ ﺍِﻟَﻰ ﺛَﻼَﺛَﺔِ ﺍُﺻُﻮْﻝٍ ، ﻓَﻠِﻜُﻞِّ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺿِﺪٌّ ، ﻓَﻤَﻦْ ﺳَﻘَﻂَ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻰ ﺿِﺪِّﻩِ : ﺍَﻟﺘَّﻮْﺣِﻴْﺪُ ﺿِﺪُّﻩُ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙُ ، ﻭَﺍﻟﺴُّﻨَّﺔُ ﻭَﺿِﺪُّﻫَﺎ ﺍﻟْﺒِﺪْﻋَﺔُ ، ﻭَﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺔُ ﻭَﺿِﺪُّﻫَﺎ ﺍﻟْﻤَﻌْﺼِﻴَّﺔ
ُ
“Ikhtilaf manusia keseluruhannya kembali kepada tiga usul, pada setiap satu ada lawannya, maka sesiapa yang jatuh pada salah satu (dari tiga usul ini) maka berlaku padanya lawannya: *Tauhid lawannya syirik, sunnah lawannya bid'ah dan taat lawannya maksiat* ”. (: ﺍﻻﻋﺘﺼﺎﻡ 1/91 As-Syatibi)

Abdullah bin Mas'oud radiallahu 'anhu berkata :

ﻻَ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣَﺎ ﺍَﺧَﺬُﻭْﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻋَﻦْ ﺍَﻛَﺎﺑِﺮِﻫِﻢْ ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺍَﺧَﺬُﻭْﻩُ ﻣِﻦْ ﺍَﺻَﺎﻏِﺮِﻫِﻢْ ﻭَﺷِﺮَﺍﺭِﻫِﻢْ ﻫَﻠَﻜُﻮْﺍ

“Akan sentiasa umat manusia dalam kebaikan selama mereka mengambil ilmu dari tokoh-tokoh besar (ulama Ahli Sunnah) dari kalangan mereka. Maka apabila mereka mengambil dari orang-orang kecil (orang jahil) dan orang-orang keji (Ahli Bid'ah) maka niscaya mereka akan binasa.” (: ﺟﺎﻣﻊ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﻓﻀﻠﻪ. Hlm. 248)
Ibnu 'Umar pula pernah memberikan nasihatnya:

ﺩِﻳْﻨُﻚَ ! ﺩِﻳْﻨُﻚَ ! ﺍِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻟَﺤْﻤُﻚَ ﻭَﺩَﻣُﻚَ ﻓَﺎﻧْﻈُﺮْ ﻋَﻤَّﻦْ ﺗَﺎْﺧُﺬُ ﺧُﺬْ ﻋَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺎْﺧُﺬْ ﻋَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻣَﺎﻟُﻮْﺍ

“(Peliharalah) agamamu! (Peliharalah) agamamu! *Ia adalah darah dan dagingmu,* maka perhatikanlah dari siapa kamu mengambilnya. Ambillah dari orang-orang yang istiqamah (memelihara sunnah) dan jangan diambil dari orang-orang yang menyeleweng ( sunnah yaitu Ahli Bid'ah).” (: ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔ Hlm. 121. Al-Khatib al-Bahgdadi)

Untuk menghindarkan diri dari perangkap bid'ah dan aktivisnya maka Abdullah bin Mas’oud telah berpesan:

ﻻَ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣَﺎ ﺍَﺧَﺬُﻭْﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻋَﻦْ ﺍَﻛَﺎﺑِﺮِﻫِﻢْ ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺍَﺧَﺬُﻭْﻩُ ﻣِﻦْ ﺍَﺻَﺎﻏِﺮِﻫِﻢْ ﻭَﺷِﺮَﺍﺭِﻫِﻢْ ﻫَﻠَﻜُﻮْﺍ

“Akan sentiasa seseorang manusia dalam kebaikan selama ia mengambil ilmu dari *tokoh-tokoh besar mereka (ulama sunnah).* Jika ia mengambil ilmu dari orang-orang kecil (ulama bid'ah) di antara mereka maka nescaya mereka akan binasa”.

Ibnu Mas'oud berkata :

ﺍِﺗَّﺒِﻌُﻮْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺒْﺘَﺪِﻋُﻮْﺍ ﻓَﻘَﺪْ ﻛُﻔِﻴْﺘُﻢْ ﺳُﻨَّﺔَ ﻧَﺒِﻴِّﻜُﻢْ ﻭَﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔ
ٌ

“Hendaklah kamu ittiba' (patuh mengikuti syara’) dan janganlah melakukan bid'ah (menambah atau mencipta sesuatu yang baru dalam agama). Sudah memadai (sudah sempurna) bagi kamu sunnah nabi kamu dan setiap yang bid'ah itu sesat.” (Atsar sahih, al-Haitami di “al-Mujmak” 1/181)


Dalam hal wajibnya ittiba' dan haramnya melakukan bid'ah, Syeikh al-Qarafi berkata:

ﻓَﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺗِّﺒَﺎﻉِ ﻭَﺍِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﻓِﻰ ﺍْﻻِﺑْﺘِﺪَﺍﻉ
ِ

“Sesungguhnya kebaikan seluruhnya hanya dengan cara ittiba' (mengikuti dan taat kepada sunnah) dan keburukan (kesesatan) keseluruhannya ada pada bid'ah.” (ﺍﻟﻔﺮﻭق . 4/205, Al-Qarafi)

Rosulullah bersabda :

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﻓَﺈِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ ﻫُﺪَﻯ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺷَﺮُّ ﺍﻷُﻣُﻮﺭِ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ ﻭَﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔ
ٌ

“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang di ada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim no. 2042 dari Jabir bin Abdullah)

✍ Syaikh al'Allamah Sholih aluSyaikh berkata :

- كل من أحب البدع هجر السنن .
- وكل من زين البدعة فسينقص من معرفته بسنة رسول الله ﷺ بقدر ذلك .
[هذه مفاهيمنا ص ١٢]

"Setiap orang yang menyukai bid'ah, dia menjauhi sunnah-sunnah"


Semoga bermanfaat
✍. ودكم أبو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar