
Dari Abu Hurairoh, rosulullah bersabda :
ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺃﻗْﻮَﺍﻡٌ ﺃﻓْﺌِﺪﺗُﻬُﻢْ ﻣِﺜْﻞُ ﺃﻓﺌﺪﺓ ﺍﻟﻄﻴﺮ ؛ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
"Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka bagaikan hati burung"
Burung (manuk). Dijadikan perumpamaan oleh nabi. Setiap rosulullah membuat perumpamaan tawakkal, maka menggunakan ini. Bukan kodok, landak, trenggiling atau lainnya. Berarti ada hikmah pelajaran yang banyak pada burung ini.
Sekaligus ada kabar gembira, yaitu siapa yang punya hati seperti hatinya burung maka dia dimasukkan ke dalam surga. Bagaimana hati burung ?? Yaitu ;
*1. Senantiasa berdzikir*
Bagaimana cara mereka bertasbih dan berdzikir kita tidak mampu memahaminya.
ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺴَﺒِّﺢُ ﻟَﻪُ ﻣَﻦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺻَﺎﻓَّﺎﺕٍ ۖ ﻛُﻞٌّ ﻗَﺪْ ﻋَﻠِﻢَ ﺻَﻠَﺎﺗَﻪُ ﻭَﺗَﺴْﺒِﻴﺤَﻪُ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ( النور : 41)
"Tidakkah engkau mengetahui bahawasanya Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa sentiasa bertasbih kepadaNya sekalian makhluk yang ada di langit dan di bumi serta *burung-burung yang berbaris terbang di angkasa. Masing-masing mengetahui cara sholat dan tasbih menurut keadaan ibadatnya* . Dan Allah maha mengetahui yang mereka kerjakan"
Dan kita tidak mampu memahami tasbih² makhluk di alam ini. Mungkin melalui kicauan dan bunyi-bunyi mereka. Namun mereka benar2 bertasbih kepada Robbnya ;
ﻭَﺇِﻥ ﻣِّﻦ ﺷَﻲْﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻳُﺴَﺒِّﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ ﻭَﻟَٰﻜِﻦ ﻟَّﺎ ﺗَﻔْﻘَﻬُﻮﻥَ ﺗَﺴْﺒِﻴﺤَﻬُﻢ ْ (الإسراء : ٤٤)
"Dan tidaklah ada sesuatupun kecuali bertasbih dengan memujiNya nun kalian tidak mampu memahami tasbih mereka"
*2. Berhati lembut tidak keras*
Hatinya mudah tersentuh pelajaran dan kebenaran. Mudah iba dan sayang kepada orang-orang yang lemah.
• ﺳﺮﻋﺔ ﺍﻻﺳﺘﺠﺎﺑﺔ ﻟﻠﺤﻖ .
Hatinya mudah menerima kebenaran.
• ﺳﺮﻋﺔ ﺍﻟﺘﺄﺛﺮ ﻭﺳَﺮﻋﺎﻥ ﻣﺎ ﺗﺬﺭﻑ ﺍﻟﻌﻴﻦ في رحمة الله
Hatinya cepat terpengaruhi dengan hikmah, membuatnya mudah menangis karena Allah.
• ﺳﺮﻋﺔ ﺍﻻﺗﻌﺎﻅ ﻭﺍﻟﺘﺬﻛﻴﺮ ، ﻭﻛُﺮﻩ ﺍﻟﻈﻠﻢ ﺑﺸﺪﺓ .
Cepat mendapatkan nasehat dan pelajaran, membenci kedholiman dan kebengisan.
• ﺍﻟﺘﻔﺎﻋﻞ ﻣﻊ ﻣَﻦ ﺣﻮﻟﻪ ، ﻭﺍﻻﻫﺘﻤﺎﻡ ﺑﻤﺸﺎﻋﺮﻫﻢ ﻓﺮﺣًﺎ ﻭﺣﺰﻧًﺎ .
Memiliki hubungan yang harmonis dengan orang di sekelilingnya, ikut empati drngan apa yang dialami mereka baik berupa kebahagiaan maupun kesedihan.
• ﺍﻟﺘﻔﻜﻴﺮ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﻳﻦ ، ﻓﺈﺫﺍ ﻋﺠﺰ ﻋﻦ ﻣﺪِّ ﻳﺪ ﺍﻟﻌﻮﻥ ، ﻓﻼ ﺃﻗﻞ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﻤﻞ ﻫﻤَّﻬﻢ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ ﻭﻋﻘﻠﻪ .
Senantiasa berfikir untuk memberi manfaat buat yang lain. Bila dia belum mampu memberi bantuan kepada orang yang lemah, maka diapun berusaha untuk tidak menambah beban kepadanya.
Sebagaimana burung berusaha mencari sendiri dan tidak mau mengganggu dan membebani burung lain. Dan demikian di antara sifat2 yang dimiliki oleh orang-orang berjiwa lembut bagaikan jiwanya burung ;
• ﻗﻮﺓ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻋﻨﻒ؛ ﺃﻱ : ﻫﻴﺒﺔ ﺃﻭ ﺣﺰﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﺪﺓ ، ﺛﻘﺔ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻏﺮﻭﺭ ﺃﻭ ﺗﻜﺒُّﺮ .
Bertekad kuat, tsiqoh, kuat keyakinannya tanpa terperdaya atau sombong.
• ﺃﻥ ﻳﺤﺐ ﻭﻳﺒﻐﺾ ﻭﻳﻌﻄﻲ ﻭﻳﻤﻨﻊ ﻟﻠﻪ .
Mencintai, membenci, memberi ataupun menahan pemberian semua dilakukan karena Allah.
• ﻓﺎﻟﻄﻴﺮ ﺗﺤﻘﻖ ﺍﻟﺘﻮﻛﻞ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ ﻭﺍﻟﺼﺎﺩﻕ ، ﻓﻼ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﻟﻬﺎ ﺗﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺇﻻ ﺍﻟﺴﻌﻲ.
Hatinya mudah menerima hikmah dan kebenaran. Hati yang lembut. Sebagaimana di kalangan koloni burung yang hampir tidak pernah terjadi kekejaman dan tindakan sadisme. Tidak pernah terdengar saling memangsa dan saling membantai sesama mereka. Yang ada adalah kerukunan, yang ada adalah kasih sayang. Tidak saling mengganggu meskipun dalam satu pohon. Burung pipit rejekinya sendiri, burung jalak rejekinya sendiri, burung pelatuk punya bagian rejekinya sendiri. Tidak ada saling iri hati di antara mereka.
*3. Berhati waspada dan takut*
Imam Nawawi menjelaskan bahwa sifat hati burung itu waspada, hati² dan mudah takut dengan sesuatu yang membahayakan. Demikian seorang mukmin mudah takut dengan maksiyat dan perbuatan dosa. Hanya burung yang hatinya didominasi dengan rasa waspada dari kelalaian, menjaga diri dari sesuatu yang membahayakan, menjaga diri dari tertimpa fitnah.
Dan ini sifat yang dimiliki para ulama' ;
﴿ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ ﴾ [ ﻓﺎﻃﺮ : 28 ] .
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba²Nya adalah para ulama'"
*4. Berhati qona'ah dan bersyukur*
Kadang berhari² hanya memakan satu jenis makanan. Diterima dan disyukuri sambil terus berusaha menemukan makanan baru yang lebih berfariatif di pohon lain. Dia didik anak anaknya pula sampai bisa terbang secara mandiri. Selalu optimis menatap pagi. Dengan kicauan yang indah di ranting dahan. Tetap riang penuh harapan dan semangat biarpun haji datang badai dan angin topan.
*5. Hati yang yakin dan tawakkal*
Dari ‘Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ ﻟَﺮُﺯِﻗْﺘُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﺗُﺮْﺯَﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺗَﻐْﺪُﻭ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ ﻭَﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ
“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Burung bisanya cuma berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Tidak jauh-jauh dari sarangnya. Tidak seperti manusia yang usahanya banyak, bisnisnya canggih, dagangannya macam², kerjanya professional.
Burung hanya mengandalkan rasa tawakkalnya kepada Allah semata. Rasa berserah diri yang tinggi dengan terus berusaha mencari. Biarpun hujan deras dan angin badai. Hingga sore hari pun pulang dengan kenyang mendapat rejeki.
Namun manusia terkadang terlalu mengandalkan kepintarannya, usahanya, keahlian profesinya semata-mata, terlalu bersandar sepenuhnya kepada pekerjaannya, perniagaan dan sejenisnya maka hal itu bisa menyebabkan berkurangnya tawakkal.
Namun apabila sebab-sebab dari usaha itu disertai dengan rasa tawakkal sepenuhnya, dan tidak menyandarkan kepada usaha niscaya akan mendapatkan rejeki sebagaimana burung tadi.
Ada pula yang menyebutkan bahwa hati burung itu penuh rasa takut dan khawatir. Karena memang demikianlah keadaan burung yang penuh rasa khawatir dan takut. Khawatir kena bahaya atau ditangkap manusia. Makanya dia terbang tinggi. Ada pula ulama yang menafsirkan bahwa hati burung itu penuh rasa tawakkal, yaitu selalu bergantung pada Allah. Demikian beragam pendapat yang disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim, 17: 177.
Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang disebut tawakkal berarti melakukan usaha, bukan hanya sekedar menyandarkan hati pada Allah. Karena burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Maka tentu manusia yang berakal tentu melakukan usaha, bukan hanya bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit.
Sebagaimana dijelaskan pula oleh Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah ketika membahas ‘tidaklah hewan melata di muka bumi melainkan Allah yang beri rezeki’.
Kemudian beliau berkata,
“Bukanlah yang dimaksud meninggalkan sebab lalu berpangku tangan pada makhluk lain supaya bisa mendapatkan rezeki. Sikap malas-malasan seperti ini yang enggan berusaha bertolak belakang dengan maksud tawakkal. Sebab tawakkalnya burung dirunjukkan dengan usaha.
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid, ia berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.”
Imam Ahmad pun berkata,
“Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda -sebagaimana hadits burung di atas-. Disebutkan bahwa burung saja bekerja dengan berangkat di pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fathul Bari, 11: 306).
Demikian sedikit faedah di hari penuh kegembiraan ini. Moga Allah menjadikan hati kita penuh tawakkal, lemah lembut dan rasa takut pada-Nya. Seperti hatinya burung. Biar nanti masuk surga. Amiin.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ .Mabur koyo manuk perci.
ودكم أبو الحسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar