Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 18 April 2017

DOALOG IMAM SYAFI'I vs MURJI'AH

🌺 ✍ *DIALOG IMAM SYAFI'I DENGAN SEORANG MURJI'AH*


↩ Imam Syafi'i berkata : "Dari mana alasan kamu bahwa amal perbuatan itu tidak termasuk dalam iman ?
↩ Murji'ah : "Allah sendiri yang berfirman :

*{{ إن الذين ءامنوا وعملو الصالحات}}*. (البقرة277)؛

"Sesungguhnya orang² yang beriman *dan* beramal sholih"

Wawu di sni adalah wawu fashl (pemisah). Maka iman : ucapan, dan amal : terpisah dari iman, yaitu amal²an syari'at.

↩ Imam Syafi'i : "apa ? Huruf itu wawu pemisah (fashl) ?"

Murji'ah : "ya"

↩ Imam Syafi'i : "oo..jadi sekarang kamu menyembah dua tuhan : tuhan pemilik barat dan penguasa timur !!, sebab Allah berfirman :

*{{رب المشرقين ورب المغربين}}*.

"Robb sebelah timur dan robb dua arah barat"

Orang Murji'ah itu sambil marah : "Maha suci Allah, apa kamu menuduhku politeis penywmbah berhala ?

↩ Imam Syafi'i : "Bahkan anda sendiri yang membuat anda sebagai penyembah berhala, bukankah anda yang meyakini wawu fashl (pemisah itu) ?"

Lalu orang Murji'ah tersebut bertobat : "astaghfirullah, saya memohon ampun kepada Allah, sungguh aku hanya menyembah tuhan yang Satu. Setelah hari ini saya tidak akan pernah lagi mengatakan bahwa wawu fashl. Kami beriman bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan. Iiman bisa bertambah dan bisa berkurang"

-فقال الرجل: فإني أستغفر الله مما قلت، بل لا أعبد إلا ربا واحدا، ولا أقول بعد اليوم: إن الواو فصل، بل أقول: أن الإيمان قول وعمل، ويزيد وينقص.

📚 *المصدر*: كتاب حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأبي نعيم الأصبهاني ( 110/9)
_________________________________

🔵 *Apa itu Murji'ah ?*

Murji'ah merupakan aliran ahlul bid'ah yang memiliki keyakinan menyimpang dari aqidah dan manhaj Aluasunnah wal-jama'ah. Diantara Ciri-Ciri Murji’ah Menurut Ulama Ahlus-Sunnah adalah :

1⃣. *Iman tidak bercabang-cabang dan tidak bertingkat-tingkat.*

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﻋﻦ ﺷﺒﻬﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ﻭﺍﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺇﻥ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻻ ﻳﺘﺒﻌﺾ ﻭﻻ ﻳﺘﻔﺎﺿﻞ ﻭﻻ ﻳﻨﻘﺺ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻷﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺫﻫﺐ ﻣﻨﻪ ﺟﺰﺀ ﺫﻫﺐ ﻛﻠﻪ ﻷﻥ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﺍﻟﻤﺮﻛﺐ ﻣﻦ ﺃﺟﺰﺍﺀ ﻣﺘﻰ ﺫﻫﺐ ﻣﻨﻪ ﺟﺰﺀ ﺫﻫﺐ ﻛﻠﻪ

“Dan dengan hal ini menjadi jelaslah jawaban atas syubhat Ahlul-Bida’ dari kalangan Khowaarij, Murji’ah, dan yang lainnya yang mengatakan iman tidak bercabang-cabang dan tidak bertingkat-tingkat, dan tidak bisa berkurang. Mereka berkata : Hal itu dikarenakan apabila hilang sebagian iman, maka hilang seluruhnya. Sesuatu yang tersusun dari bagian-bagian, ketika hilang satu bagian darinya, maka hilang secara keseluruhan..” [Minhaajus-Sunnah , 5/204-205].

2⃣ *Iman tidak bertambah, tidak pula berkurang.*

Konstan.Alias stabil terus. Konstan. Kemaksiyatan dan dosa tidak berpengaruh kepada iman.

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟﺴَّﺮِﻱِّ ﺍﻟْﻌَﺴْﻘَﻼﻧِﻲُّ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺯَﻳْﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟﺰَّﺭْﻗَﺎﺀِ ، ﻋَﻦْ ﺳُﻔْﻴَﺎﻥَ ﺍﻟﺜَّﻮْﺭِﻱِّ ، ﻗَﺎﻝَ : " ﺧِﻠَﺎﻑُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔِ ﺛَﻠَﺎﺙٌ : ﻧَﻘُﻮﻝُ : ﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥَ ﻗَﻮْﻝٌ ﻭَﻋَﻤَﻞٌ ، ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ : ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥُ ﻗَﻮْﻝٌ ﻭَﻟَﺎ ﻋَﻤَﻞَ . ﻭَﻧَﻘُﻮﻝُ : ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥُ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻭَﻳَﻨْﻘُﺺُ ، ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ : ﻟَﺎ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ . ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧَﻘُﻮﻝُ : ﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕُ ، ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ : ﻟَﺎ ﻧِﻔَﺎﻕَ "

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abis-Sariy Al-‘Asqalaaniy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Biz-Zarqaa’, dari Sufyaan Ats-Tsauriy, ia berkata : “ Khilaaf yang terjadi antara kami (Ahlus-Sunnah) dengan Murji’ah ada tiga ;

(1) Kami berkata : iman itu perkataan dan perbuatan; sedangkan mereka berkata : iman itu perkataan saja, tanpa perbuatan.
(2) Kami berkata : iman dapat bertambah dan berkurang; sedangkan mereka berkata : iman itu tidak bisa bertambah dan berkurang.
(3) Kami berkata : (Dapat terjadi) kemunafikan; sedangkan mereka berkata : tidak ada kemunafikan”
[Riwayatkan oleh Al-Firyaabiy, Shifatun-Nifaaq wa Dzammul-Munaafiqiin , no. 99; hasan].

3⃣. *Iman cukup dengan perkataan saja dan menafikan amal.*

ﻭَﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﺑْﻦِ ﻭَﺍﺻِﻞٍ ﺍﻟْﻤُﻘْﺮِﺉُ ، ﺃَﻥَّ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﺳُﺌِﻞَ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ : " ﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥُ ﻗَﻮْﻝٌ ﺑِﻼ ﻋَﻤَﻞٍ ، ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻭَﻻ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻫَﺬَﺍ ﻗَﻮْﻝُ ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔِ "

Dan telah mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin Ahmad bin Waashil Al-Muqri’ : Bahwasannya Abu ‘Abdillah (Ahmad bin Hanbal) pernah ditanya tentang iman adalah perkataan tanpa amal, bisa bertambah namun tidak bisa berkurang. Maka ia menjawab : “Ini perkataan orang Murji’ah” [Diriwayatkan Al-Khallaal, As-Sunnah no. 972; shahih].

ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﺣَﺮْﺏُ ﺑْﻦُ ﺇِﺳْﻤَﺎﻋِﻴﻞَ ﺍﻟْﻜَﺮْﻣَﺎﻧِﻲُّ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ، ﻭَﻗِﻴﻞَ ﻟَﻪُ : " ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔُ ﻣَﻦْ ﻫُﻢْ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻥَّ ﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥَ ﻗَﻮْﻝٌ "

Telah mengkhabarkan kepadaku Harb bin Ismaa’iil Al-Kirmaaniy, ia berkata : Aku pernah mendengar Ahmad, dan dikatakan kepadanya : “Siapakah Murji’ah itu ?”. Ia menjawab : “Orang yang menyangka bahwa iman adalah perkataan saja” [Riwayat oleh Al-Khallaal, As-Sunnah no. 954; shahih].

4⃣ *Keimanan seorang muslim adalah sempurna, tidak memudlaratkan kemaksiatan terhadap keimanan mereka.*

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah saat menjelaskan keadaan para pelaku dosa besar :

ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﺟﻬﻤﻴﺘﻬﻢ ﻭﻏﻴﺮ ﺟﻬﻤﻴﺘﻬﻢ ﻫﻮ ﻣﺆﻣﻦ ﻛﺎﻣﻞ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ

“Murji’ah dari kalangan Jahmiyyah mereka dan selainnya berkata : ia (pelaku dosa besar) adalah mukmin yang sempurna imannya” [Majmuu’ Al-Fataawaa , 7/354].

ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻗﺪ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻳﺨﻠﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻛﺎﻓﺮﺍ ﻣﺮﺗﺪﺍ ﺑﻞ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺟﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺆﻣﻨﺎ ﺗﺎﻡ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ

“Jahmiyyah dan Murji’ah berkata : Kami telah mengetahui bahwa pelaku dosa besar tidak kekal di dalam neraka, dan tidak kafir lagi murtad; akan tetapi ia termasuk kaum muslimin. Apabila ia termasuk kaum muslimin, maka wajib menganggapnya mukmin yang sempurna imannya” [ idem , 13/50].

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻣَﺨْﻠَﺪٍ ﺍﻟْﻌَﻄَّﺎﺭُ ، اخبرﻧﺎ ﻫَﺎﺭُﻭﻥُ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﺍﻟﺪَّﻫَّﺎﻥُ ، ﻧﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪِ ﺑْﻦُ ﺣَﺴَّﺎﻥَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺳُﻔْﻴَﺎﻥُ ﺍﻟﺜَّﻮْﺭِﻱُّ ، " ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷَﻫْﻮَﺍﺀَ ﺍﻟْﻤُﻀِﻠَّﺔَ " ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻪُ : ﺑَﻴِّﻦْ ﻟَﻨَﺎ ، ﺭَﺣِﻤَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ﺳُﻔْﻴَﺎﻥُ : " ﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ : ﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥُ ﻛَﻼﻡٌ ﺑِﻼ ﻋَﻤَﻞٍ ، ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻ ﺍﻟﻠَّﻪُ ، ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ، ﻓَﻬُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﻣُﺴْﺘَﻜْﻤِﻞُ ﺍﻹِﻳﻤَﺎﻥِ ، ﻋَﻠَﻰ ﺇِﻳﻤَﺎﻥِ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞَ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼﺋِﻜَﺔِ ، ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺘَﻞَ ﻛَﺬَﺍ ﻭَﻛَﺬَﺍ ﻣُﺆْﻣِﻦٍ ، ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟْﻐُﺴْﻞَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَﺎﺑَﺔِ ، ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟﺼَّﻼﺓَ ، ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺍﻟﺴَّﻴْﻒَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔِ "

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin makhlad : Telah mengkhabarkan kepada kami Haruun bin Mas’ud Ad-Dahhaan : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdush-Shamad bin Hassaan, ia berkata : Telah berkata Sufyaan Ats-Tsauriy : “Berhati-hatilah kalian terhadap hawa nafsi yang menyesatkan”. Dikatakan kepadanya : “Terangkanlah kepada kami, semoga Allah merahmatimu”. Sufyaan berkata : “Adapun Murji’ah, mereka berkata : iman adalah perkataan tanpa amal. Barangsiapa yang mengucapkan asyhadu an laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh (aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya), maka ia mukmin yang sempurna imannya seperti imannya Jibriil dan para malaikat. Meskipun ia membunuh demikian dan demikian, maka ia (tetap) mukmin. Meskipun ia meninggalkan mandi janabah dan meninggalkan shalat. Dan mereka berpendapat bolehnya mengangkat pedang terhadap ahlul-kiblat (kaum muslimin)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Syaahiin dalam Syarh Madzaahib Ahlis-Sunnah no. 15].

5⃣ *Kebaikan menurut mereka pasti diterima, dan orang yang beriman menurut mereka pasti masuk surga (tanpa ada tersentuh api neraka).*

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺣْﻤَﺪُ ﺑْﻦُ ﺳَﻴَّﺎﺭٍ ، ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳﻢِ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﻭَﻫْﺐُ ﺑْﻦُ ﺯَﻣْﻌَﺔَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﻋْﻴَﻦَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻳَﻘُﻮﻝُ : " ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔُ ، ﺗَﻘُﻮﻝُ : ﺣَﺴَﻨَﺎﺗُﻨَﺎ ﻣُﺘَﻘَﺒَّﻠَﺔٌ ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻻ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﺗُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨِّﻲ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﺃَﻡْ ﻻ ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧَﻠَّﺪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ، ﻭَﺗَﻼ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻵﻳَﺔَ : ﻳَﺄَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻ ﺗُﺒْﻄِﻠُﻮﺍ ﺻَﺪَﻗَﺎﺗِﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻤَﻦِّ ﻭَﺍﻷَﺫَﻯ ، ﻭَﺗَﻼ ﺃَﻳْﻀًﺎ : ﻳَﺄَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻ ﺗَﺮْﻓَﻌُﻮﺍ ﺃَﺻْﻮَﺍﺗَﻜُﻢْ ﻓَﻮْﻕَ ﺻَﻮْﺕِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻮْﻟِﻪِ : ﺃَﻥْ ﺗَﺤْﺒَﻂَ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻻ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻨِّﻲ "

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Sayyaar : Telah menceritakan kepadaku ‘Abdul-Kariim bin ‘Abdillah, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Wahb bin Zam’ah, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin A’yun, ia berkata : Aku mendengar ‘Abdullah (bin Al-Mubaarak) berkata : “Murji’ah berkata : ‘Kebaikan-kebaikan kami diterima (di sisi Allah)’, sedangkan aku tidak mengetahui apakah amal kebaikanku diterima ataukah tidak. Mereka berkata bahwasannya mereka kelak berada di surga, sedangkan aku khawatir/takut akan kekal diadzab di neraka”. Kemudian ‘Abdullah membaca ayat ini : ‘ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) ’ (QS. Al-Baqarah : 264). ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari’ (QS. Al-Hujuraat : 2). Dan aku tidak merasa aman (segala amalku pasti diterima oleh Allah ta’ala )” [Diriwayatkan oleh Al-Marwadziy dalam Ta’dhiimu Qadrish-Shalaah , no. 704; shahih].

6⃣ *Melarang istitsnaa’ [1] dalam iman.*

ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦَ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﺑْﻦِ ﺷَﺒَّﻮَﻳْﻪِ ﺍﻟْﻤَﺮْﻭَﺯِﻱَّ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺃَﺑَﺎ ﺧَﻴْﺜَﻤَﺔَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺍﺑْﻦَ ﻣَﻬْﺪِﻱٍّ : " ﺃَﺻْﻞُ ﺍﻹِﺭْﺟَﺎﺀِ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ : ﺇِﻧِّﻲ ﻣُﺆْﻣِﻦ
ٌ
Aku mendengar ‘Abdullah bin Ahmad bin Syabbawaih, ia berkata : Aku mendengar Abu Khaitsamah berkata : Telah berkata ‘Abdurrahmaan bin Mahdiy : “Asas/pokok irjaa’ adalah orang yang berkata : ‘sesungguhnya aku mukmin (tanpa istitsnaa’ )” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam Tahdziibul-Aatsaar no. 1023; shahih].

Dalam riwayat lain :

ﺇﺫﺍ ﺗﺮﻙ ﺍﻹﺳﺘﺜﻨﺎﺀ ، ﻓﻬﻮ ﺃﺻﻞُ ﺍﻹﺭﺟﺎﺀ .

“Apabila seseorang meninggalkan istitsnaa’ , maka hal itu merupakan asas Murji'ah’ [2] ” [Asy-Syarii’ah oleh Al-Aajurriy, 2/664].

Telah berkata Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

ﻓﺎﻟﺬﻳﻦ ﻳُﺤَﺮِّﻣﻮﻧﻪ ﻫﻢ ﺍﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻭﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﻢ .

“Mereka yang mengharamkan istitsnaa’ adalah kelompok Muji’ah, Jahmiyyah, dan yang lainnya” [Majmuu’ Al-Fatawaa , 7/429].

7⃣. *Membatasi kekufuran hanya pada kufur juhuud dan inkar saja.*

Asy-Syihristaniy rahimahullah saat menjelaskan ‘aqidah Murji’ah berkata :

ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻫﻮ ﺍﻟﺘَّﺼﺪﻳﻖ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ ﻭﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺟﻤﻴﻌﺎً ﻭﺍﻟﻜﻔﺮ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﺤﻮﺩ ﻭﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ، ﻭﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﻟﻠﺸﻤﺲ ﻭﺍﻟﻘﻤﺮ ﻭﺍﻟﺼﻨﻢ ﻟﻴﺲ ﺑﻜﻔﺮ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﻟﻜﻨﻪ ﻋﻼﻣﺔ ﺍﻟﻜﻔﺮ

“Iman adalah pembenaran dalam hati dan lisan secara bersamaan. Dan kekufuran adalah juhuud (pengingkaran) dan inkaar (ketidaktahuan) saja. Sujud kepada matahari, bulan, dan patung/berhala bukanlah kekufuran itu sendiri, namun tanda-tanda kekufuran” [ Al-Milal wan-Nihaal , 1/144].

Syaikhul-Islam berkata :

ﻗﻮﻟﻬﻢ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻛﻔﺮﻩ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ ﻓﺎﻧﻤﺎ ﻛﻔﺮﻩ ﻻﻧﺘﻔﺎﺀ ﺗﺼﺪﻳﻖ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺑﺎﻟﺮﺏ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ

“Dan perkataan mereka (Murji’ah) bahwa setiap orang yang dikafirkan Syaari’ (Allah) sesungguhnya hanya disebabkan ketiadaan pembenaran dalam hati tabaaraka wa ta’ala ” [Majmuu’ Al-Fataawaa , 7/364].

8⃣. *Menghalalkan darah dan cenderung pada pemberontakan.*

Sufyaan dan Al-Auzaa’iy berkata :

" ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔِ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﻴْﻒِ "

“Sesungguhnya perkataan Murji’ah keluar menuju penghalalan pedang” [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunnah no. 363; shahih].


Semoga ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam.
ودكم أبو الحسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar