Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 18 April 2017

HAK AZAZI HEWAN (HAH)

*HAH (Hak Azazi Hewan)

*HAK ASASI Binatang Dalam Islam*

Sudah diketahui secara umum bahwa Islam merupakan agama Rahmat (kasih sayang) seluruh alam. Setiap makhluk memiliki haknya masing-masing dan Islam memerintahkan kita untuk memberikan setiap mereka haknya masing-masing.

Dan di antara hak-hak binatang adalah:

*1.Hak penjagaan dan perlindungan*

Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال صلى الله عليه وسلم: نزل نبي من الأنبياء تحت شجرة فلدغته نملة فأخرج متاعه من تحتها ثم أمر ببيتها فأحرق بالنار فأوحى الله إليه فهلا نملة واحدة.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah صلى الله عليه bersabda:”Salah seorang Nabi berteduh di bawah pohon, lalu digigit semut, maka dia mengeluarkan barang bawaannya dari bawah pohon. Kemudian diperintahkan untuk membakar sarang semutnya. Maka Allah mewahyukan kepada Nabi tersebut:”Kenapa tidak satu semut saja (yang engkau bunuh)

Dalam hadits di atas ada penjagaan dan perlindungan terhadap sarang semut dari kerusakan, seandainya Nabi tersebut membunuh satu semut yang menggigitnya saja, Allah tidak akan mencelanya. Termasuk penjagaan terhadap binatang adalah, bahwa Rasulullah صلى الله عليه telah melarang untuk menjadikan bintang sebagai sasaran dalam melempar (lempar lembing, memanah, menembak dll).

Ibnu Umar رضي الله pernah melewati beberapa pemuda dari kalangan suku Quraisy yang menjadikan seekor burung atau ayam sebagai sasaran tembak dan mereka membayar untuk setiap kali panahan yang meleset dari sasaran kepada pemilik burung tersebut. Maka ketika mereka melihat Ibnu Umar, mereka bercerai-berai meninggalkannya, lalu Ibnu Umar رضي الله berkata:

لعن الله من فعل هذا أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن من اتخذ شيئاً فيه الروح غرضا

“Rasulullah صلى الله عليه melaknat siapa saja yang menjadikan makluk yang bernyawa sebagai sasaran. (memanah, menembak dan lain-lain)”

*2.Hak Pemeliharaan*

Seorang wanita masuk ke dalam Neraka karena dia mengurung seekor kucing sampai mati, dia tidak memberinya makan dan juga tidak memberinya minum. Dan juga dia tidak melepaskannya supaya dia memakan serangga (HR. al-Bukhari)

Nabi صلى الله عليه pernah melewati seekor onta yang punggungnya menempel dengan perutnya (kurus sekali), maka Nabi صلى الله عليه bersabda:

اتقوا الله في هذه البهائم المعجمة, فاركبوها صالحة, وكلوها صالحة ) رواه أبو داوود وابن خزيمه في صحيحة, وقال: قد لحق ظهره ببطنه.

“Bertaqwalah (takutlah) kepada Allah terhadap binatang yang kurus ini, kemudian naikilah secara baik dan makanlah dagingnya secara baik.”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahihnya, dia berkata:”Punggungnya telah jauh dari perutnya (gemuk))

‘Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه dahulu menjulurkan tempat minuman untuk kucing, maka kucing itupun meminumnya.

*3.Hak Kasih Sayang*

Islam telah menyayangi binatang, di dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas رضي الله, bahwa ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing untuk disembelih, dan dia mengasah/menajamkan pisaunya di dekatnya, maka Rasulullah صلى الله عليه bersabda:

” أتريد أن تميتها موتتين ؟ هلا أحددت شفرتك قبل أن تضيعها ” رواه الطبري واللفظ له.

“Apakah engkau ingin membunhnya dua kali? Kenapa tidak engkau tajamkan pisaumu menyembelihnya (Riwayat Imam ath-Thabari)

وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: كنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفر فانطلق لحاجته فرأينا حمرة (طائر) معها فرخان فأخذنا فرخيها فجاءت الحمرة فجعلت تعرش فجاء النبي صلى الله عليه وسلم فقال: من فجع هذه بولديها ردوا ولديها إليها.

Dan dari Ibnu Mas’ud dia berkata:”Kami dahulu bersama Rasulullah صلى الله عليه dalam sebuah safar (perjalanan), lalu beliau pergi untuk menunaikan hajatnya. Kemudian kami melihat Hamroh (burung) bersama dengan kedua anaknya yang masih kecil, lalu kami mengambil kedua anaknya. Maka datanglah burung itu dan dia kebingungan mencari anaknya. Lalu datanglah Rasulullah صلى الله عليه, dan beliau bersabda:”Siapakah yang membuat bingung burung ini terhadap anak-anaknya? Kembalikanlah kedua anaknya kepadanya.”

*4.Hak Makan dan Minum*

Dan dari Abu Huraiorah berkata, Rasulullah صلى الله عليه bersabda:

(بينما رجل يمشي فأشتد عليه العطش فنزل بئراً فشرب منها ثم خرج فإذا هو بكلب يلهث، يأكل الثرى من شدة العطش قال: لقد بلغ هذا الكلب مثل الذي بلغ بي، فملأ خفه ثم أمسكه بفيه ثم رقى فسقى الكلب فشكر الله له فغفر له قالوا: يا رسول الله، وإن لنا في البهائم أجراً، قال: في كل كبد رطبة أجرا.

“Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan yang merasa sangat kehausan, lalu dia turun ke dalam sumur dan meminum air dari sumur itu. Kemudian dia keluar, tiba-tiba dia melihat anjing yang sedang menjulurkan lidahnya dan menjilati tanah yang basah, karena sangat kehausan. Dia berkata:”Anjing ini telah kehausan sebagaimana kehausan yang aku rasakan” Maka dia memenuhi khuff nya (sepatu kulit), lalu mengigitnya dengan mulutnya dan dia naik keluar dari sumur, lalu memberi minum anjing tersebut. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji laki-laki itu dan mengampuninya. Mereka (para Sahabat رضي الله) berkata:”Wahai Rasulullah, (apakah) kami mendapatkan pahala ktika berbuat baik terhadap binatang? Beliau menjawab:”Pada setiap jiwa yang bernyawa ada pahalanya”. (HR. Bukhori)

*5.Hak untuk tidak Dizhalimi*

Imam Malik berkata:

”Sesungguhnya Umar bin Khaththab pernah melewati seekor keledai yang membawa batu bata mentah (tanah liat yang belum dibakar) di atas pungungnya punggungnya, maka beliau mengangkat dua batu bata tersebut dari punggung keledai itu. Lalu datanglah kepadanya perempuan pemilik keledai, dan berkata:”Wahai Umar apa urusanmu dengan keledaiku? Apakah engkau memiliki wewenang terhadapnya?

Umar menjawab:

لو عثرت بغلة في العراق لسألني الله تعالى عنها : لِمَ لم تمهد لها الطريق يا عمر

”Sungguh, seandainya ada seekor keledai yang terpeleset di Iraq, pasti Umar akan ditanya tentangnya:”Kenapa tidak engkau baguskan (ratakan) jalan untuknya wahai Umar?

*6. Hak Penjagaan dari Sakit*

Bagi binatang hak penjagaan dari terjangkiti penyakit-penyakit yang menular. Sabda Nabi صلى الله عليه :

(لا يوردن ممرض مصح)

“Jangan dicampurkan mumridh dengan yang sehat.” (HR. Muslim)

“mumridh”adalah onta sakit yang menularkan penyakitnya kepada onta yang lain, maka petunjuk Nabi untuk tidak mencanpurkan onta yang sakit dengan onta-onta yang sehat adalah supaya penyakit tersebut tidak menular ke onta yang sehat –dengan Izin Allah-. Dan ini adalah hak binatang untuk dijaga dari penularan penyakit.

*7. Hak Menadapatkan Lingkungan Bersih*

(ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها)

“Janganlah kalian berbuat kerusakan di muka Bumi setelah Allah memperbaikinya.”(al-A’raaf:56)

Islam melarang kerusakan, untuk menjaga lingkungan dan binatang dari pencemaran air, udara dan tumbuhan. Ini adalah hak setiap makhluk.

*8.Hak untuk tidak dirubah Fisiknya*

Haram memberi tanda binatang (dengan ditato) di wajahnya, karena Rasulullah صلى الله عليه melaknat orang yang memukul atau mentato wajah binatangnya. Para ahli fikif telah menyebutkan bahwa memotong ekor bianatang (yang masih hidup) adalah salah satu sebab yang membolehkan adanya Ta’zir (hukuman ).

Sebagaimana tidak diperbolehkan memutus urat nadi, memotong atau kay (pengobatan dengan menempelkan besi panas) terhadap binatang tanpa alas an, karena perbuatan tersebut memperburuk fisik binatang, dan barang siapa yang berbuat demikian maka wajib membayar jaminan.

Itulah perhatian Islam dalam memberikan hak kepada setiap makhluk. Jangankan manusia binatang pun Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memberikan hak kepada binatang. Kalau terhadap binatang saja Isalm memperhatikan hak-hak mereka, maka bagaiman kiranya dengan manusia? Tentu lebih besar lagi. Dan ini sekaligus bukti dan bantahan kepada orang-orang yang menuduh Islam sebagai agama kekerasan dan mengajarkan teorisme.


Wallahu A’lam.
(Sumber: من حقوق الحيوان في الإسلام oleh:Dr. Nazhami Kholil Abu al-‘Athaa.)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar