Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 11 Maret 2018

Fawaid hadits istiqomah

 *FAWAID HADITS ISTIQOMAH*


🔘 Dari Abu Amr, Sufyan bin Abdillah berkata, aku bertanya kepada rasulullah : 

🔹 قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ {رواه مسلم }

"Wahai rasulullah, tunjukkanlah kepada kami tentang suatu perkataan di dalam islam yang aku tidak bakal meminta kepada siapapun selain dirimu. Nabi bersabda : katakanlah aku beriman kepada Allah lalu istiqomahlah!"
ـــــــــ ـــــــــ


🔵 Fawaid hadits :

1. حرص الصحابة رضي الله عنهم على العلم

🔘 Semangat para sahabat terhadap ilmu. Demikian itu banyaknya riwayat para sahabat yang datang dengan berbagai pertanyaan kepada nabi tentang suatu amal.


2. عقل أبي عمرو أو أبي عمرة رضي الله عنه حيث سأل هذا السؤال العظيم الذي فيه النهاية.

🔘 Kecerdasan Abu 'Amr yang mana dia bertanya dengan suatu yang sangat agung, yang tidak perlu lagi jawaban² dari orang lain.

3. أن الإنسان ينبغي له أن يسأل عن العلم السؤال الجامع

🔘 Seyogyanya seseorang memang perlu bertanya tentang suatu ilmu yang mencakup hal² yang menyeluruh dan penting.

🔘 Sebagaimana pertanyaan Abu Amr 'aku bertanya yang aku tidak perlu lagi bertanya lagi kepada selain engkau'. Abu Amr seakan² hanya membutuhkan jawaban dari nabi dengan jawaban yang mantab, jawaban mendalam dan penuh makna. Yang tidak lagi ada keraguan, tambahan keterangan, dan interpretasi lagi dari orang lain.

🔘 Padahal mungkin saja Abu Amr bertanya tentang Islam kepada selain nabi. Apakah kepada Abu Bakr atau Umar atau sahabat yg lain namun tidak demikian


4. أن النبي [] أعطي جوامع الكلم حيث جمع كل الدين في كلمتين: آمَنتُ بِاللهِ، ثُمَّ استَقِم

🔘 Bahwasanya nabi [] memberikan jawaban njawami'ul kalim', kalimat pendek, singkat yang penuh makna sangat mendalam yaitu dua kalimat 'aku beriman kepada Allah' dan 'istiqomah'.

🔘 Demikian itu dinyatakan Allah sendiri dalam firmanNya;

(إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ) (فصلت:30)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat: 30).

(فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا) [هود:112]

"Maka istiqamahlah sebagaimana kamu diperintah dan orang yang bertaubat bersamamu dan janganlah melampau batas"


5. التعبير بكلمة الاستقامة دون التعبير المشهور عند الناس الآن بكلمة الالتزام،

🔘 Ungkapan kata istiqomah tidaklah sebagaimana yabg terkenal di masyarakat dengan kalimat iltizam.

🏮فإن الناس اليوم إذا أرادوا أن يثنوا على شخص بالتمسك بالدين قالوا: فلان ملتزم، والصواب أن يقال: فلان مستقيم كما جاء في القرآن والسنة .

🔘 Orang² sekarang ada yang apabila ingin memuji seseorang yang berpegang teguh dengan agama dengan sebutan : fulan multazim. Padahal yang benar fulan itu mustaqim (lurus orangnya) sebagaimana yang datang dalam alQuran dan assunnah.

6. أن من قصر في الواجبات فما استقام، بل حصل عنده انحراف، والانحراف تكون شدته بقدر ما ترك من الواجبات أو فعل من المحرمات.


🔘 Bahwasanya seseorang yang kurang dalam menunaikan kewajiban² agama tidak bisa sikatakan istiqomah. Tapi yang benar dia itu kurang istiqomah karena menyimpang. Dan penyimpangannya bisa sangat besar sesuai dengan kewajiban2 yang dia tinggalkan atau banyaknya haram² yang dilakukan.

7. أنه ينبغي للإنسان أن يتفقد نفسه دائماً: هل هو مستقيم أو غير مستقيم؟

🔘 Seyogyanya bagi setiap insan itu memeriksa dan mengintropeksi dirinya : apakah dia itu orang yang bisa istiqomah atau tidak.

🔹Barangsiapa yang dirinya sebagai orang yang istiqomah maka hendaklah memuji Allah. Dan memohon agar tetap dijadikan sebagai hambaNya yang istiqomah.

⚡️ Namun ketika dia ternyata tidak sebagai orang yang istiqomah maka Wajib baginya untuk berubah sedikit delu sedikit menjadi orang yang istiqomah dalam menjalani ketaatan agama.

- siapa yang suka mengakhir²kan sholat hingga keluar dari waktunya Maka dia bukanlah orang yang istiqomah. Hendaklah dia mulai neeusaha berubah. Kaau tidak mau berubah ya begitu terus sampai mati.

- siapa yang hartanya sudah melebihi nisab dan haul dan pura² tidak tahu kadar zakatnya maka dia belum istiqomah. Hendaknya dibayarkan zakatnya. Hartanya, assetnya berjalan yang non konsumtif sudah beromzet miliyaran. Pajaknya dibayar tiap tahun tak pernah telat tak pernah jatuh tempo, giliran kewajiban zakat pura² bodoh. Orang seperti ini harus berubah sebelum disetrika punggungnya.

- orang yang suka mengumbar aib tetangga, hobinya mengorek² kesalahan orang, menggibah dan suka sekali gosip, maka orang ini tidaklah istiqomah.

- orang yang sukanya menipu, berkhianat, ingkar janji maka bukan termasuk orang yang istiqomah. Benar saja pakai gamis atau kopiyah atau berjenggot namun hutang harus tetap dibayar. Sewa menyewa harus ditepati. Sungguh miris jika kita dengar seorang 'muslim taat' berbaju gamis jubah putih, berjenggot, bersorban segedé ban vesva tapi giliran hutang gak bayar, jual beli menipu, ketika transaksi bisnis culas. Barang koperasi habis kok uangnya gak ada. Tagihan macet, simpan pinjam riba, spekulasi fiktif, mengurangi timbangan dan takaran, piutang rentenir dan sejenisnya seperti ini harus dirubah. GAK BENER.

- bukan termasuk orang yang istiqomah apabila Ibadah hanya sebulan tapi maksiatnya setahun.

- tidak termasuk orang yang istiqomah jika Sholat Terus Maksiyat juga Jalan (STMJ)

- tidak termasuk orang yang istiqomah jika dia rajin ke mesjid rajin pula ke karaoke, diskotik.

- Tidak disebut istiqomah orang yang berusaha menghafal Quran tapi hobi pula dangdutan, joget, karaoke musik. Bagaimana mungkin madu dan racun bercampur?

- tidak termasuk orang yang istiqomah jika sholih hanya di masjid, giliran di luar masjid taqwa lepas.

- tidak termasuk orang yang istiqomah ketika kecil sejak mengaji di TPA sampai tamat 'Aliyah menutup aurat, berjilbab. Namun giliran kuliah pakaiannya serba ketat, levis dan denim minim.

- tidak istiqomah orang yang murtad dari Islam.

- tidak disebut sebagai orang istiqomah yang menjadi 'mantan orang sholih', mantan muslim, mantan orang baik.

- tidak disebut istiqomah orang yang di saat miskin dan fakir melarat rajin sholat berjama'ah, bahkan tahajud tidak peenah lepas namun giliran kaya sedikit saja sudah lupa masjid. Ketika dulu belum punya motor, rajin berdoa dan sholat di masjid. Namun giliran dikasih motor, masjidpun terlewati. Giliran punya mobil jumatanpun ditinggalkan. Di saat miskin, rumah sahaja gubuk bambunya saban maghrib terdengar lantunan mengaji ayat² suci. Giliran rumahnya direnovasi, lebih lebar, megah, gedong magrong² yang terdengar justru music oplosan 2000 watt, yang terdengar berganti suara berisik home theater. Suara menyayat rintihan kemiskinan, munajat haru tangisan kefakiran, doa² rasa sakit ujian kemelaratan telah menghilang. Berganti dengan canda tawa kelalaian, berubah dengan hiruk pikuk harta dunia yang memperdaya. Ini namanya tidak istiqomah.

- tidak termasuk orang yang istiqomah jika taat beribadah saat ramai diihat orang, giliran sendirian sepi nonton maksiat. Tudak istiqomah orang yang 'baik' saat ada orang, giliran tidak ada orang 'ngembat' burung love bird tetangga. Maling sepeda ontel tetangga.

*Mengapa Tidak Istiqomah?*

🔘 Kenapa tidak bisa istiqomah? Ternyata salah satu penyebabnya adalah tidak ikhlas. Salah satu penyebabnya adalah ingin dilihat oleh selain Allah Ta’ala, ambisi fan orientasi duniawi yang bertubi², ambisi materi yang menggebu², nafsu rakus harta yang tamak, hanya ingin diberikan pujian, pingin dapat sanjungan dari selain Allah Ta’ala.

🔘 Ibnu Katsir rahimahullah di dalam tafsirnya:

(إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ) (الاحقاف:13)

"Sesungguhnya orang² yang mengatakan robbku adalah Allah kemudian mereka istiqomah maka tidak ada ketakutan atas mereka dan merekapun tidak bersedih hati"

“Mereka adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.”

🔘 Abdullah bin Abbas menjelaskan ayat ini:

ﻋﻦ ﻋﻜﺮﻣﺔ ﻗﺎﻝ : ﺳﺌﻞ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ : ﺃﻱ ﺁﻳﺔ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺭﺧﺺ؟ ﻗﺎﻝ ﻗﻮﻟﻪ : } ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ { ﻋﻠﻰ ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ

“Dari Ikrimah rahimahullah berkata: “Abdullah bin Abbas ¢ pernah ditanya: “Ayat manakah di dalam Kitab Allah (al Quran) yang paling ringan”, beliau menjawab: firman-Nya:

[ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ ]

“Sesungguhnya orang-orang yang mengucapkan rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah”, dengan syahadat bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi melainkan Allah.”

🔘 Umar bin Khotob menjelaskan ayat ini:

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺰﻫﺮﻱ : ﺗﻼ ﻋﻤﺮ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﺍﺳﺘﻘﺎﻣﻮﺍ - ﻭﺍﻟﻠﻪ - ﻟﻠﻪ ﺑﻄﺎﻋﺘﻪ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺮﻭﻏﻮﺍ ﺭﻭﻏﺎﻥ ﺍﻟﺜﻌﺎﻟﺐ

“Az Zuhry rahimahullah berkata: “Umar # pernah membaca ayat ini di atas mimbar, kemudian beliau berkata: “Demi Allah, mereka istiqamah dengan taat hanya kepada Allah dan tidak melilit-lilit seperti ular.”

🔘 Abu Al ‘Aliyah rahimahullah berkata:

ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ : } ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ { ﺃﺧﻠﺼﻮﺍ ﻟﻪ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ

“Kemudian mereka istiqamah, yaitu mengikhlaskan amal dan agama hanya kepada-Nya.”

🔘 Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ { ﺃﻱ : ﺃﺧﻠﺼﻮﺍ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻟﻠﻪ ، ﻭﻋﻤﻠﻮﺍ ﺑﻄﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺷﺮﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻬﻢ

🔘 Firman Allah Ta’ala tersebut maksudnya adalah mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah, dan mengerjakan ketaatan kepada Allah Ta’ala atas apa yang disyari’atkan Allah Ta’ala.

🔘 Istiqomah itu sifat umum menyeluruh untuk setiap perbuatan. والله الموفق.

------------


Semoga bermanfaat. Amiin.

أبو حسن

Tidak ada komentar :

Posting Komentar