











*SOAL*
*Apakah Seorang Khatib Boleh Menggerak²kan Tangannya Ketika Berkhutbah?*

- bergaya kayak deklamarator
- tangannya ngacung², nunjuk²
- berakting bagai orator kampanye
- nunjuk sana, nunjuk sini
- retorikanya menggebu²
- tangannya berputar² kian kemari
- putar² ke kanan, ke kiri.
- tangannya diangkat mengepal, takbiiir,
- tangannya kadang² berisyarat jempol, tekunjuk
- melambaikan tangan,
- nuding ke depan, nuding ke atas,
- kadang² tangannya gebrak² podium
- hadap sana, hadap sini
- menggenggam, diangkat²,.....
Apakah khatib boleh menggerak-gerakkan tangannya ketika khutbah jum'at seperti itu?
*JAWABAN:*
(( ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺤﺮﻙ ﻳﺪﻳﻪ، ﺃﻣﺎ ﺧﻄﺒﺔ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﻐﻠﺐ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺘﻌﺒﺪ ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﺸﺮ ﺑﻦ ﻣﺮﻭﺍﻥ ؛ ﺣﻴﺚ ﺭﻓﻊ ﻳﺪﻳﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻣﻊ ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ، ﻓﻼ ﻳﺸﺮﻉ ﻓﻴﻬﺎ))



ﻋَﻦْ ﺣُﺼَﻴْﻦٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺎﺭَﺓَ ﺑْﻦِ ﺭُﺅَﻳْﺒَﺔَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺃَﻯ ﺑِﺸْﺮَ ﺑْﻦَ ﻣَﺮْﻭَﺍﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮِ ﺭَﺍﻓِﻌًﺎ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺒَّﺢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻫَﺎﺗَﻴْﻦِ ﺍﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ ﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﺎ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﺈِﺻْﺒَﻌِﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴَﺒِّﺤَﺔ
ِ
“Dari Hushain dari ‘Umarah bin Ru’aibah (beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah [], ia berkata bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan di atas mimbar mengangkat kedua tangannya. Lalu ia (‘Umarah) berkata: *“Semoga Allah memburukkan kedua tangan ini,* sungguh aku telah melihat Rasulullah [] (saat berdoa dalam khutbahnya) tidak lebih dari mengisyaratkan dengan jari telunjuk beliau” (HR. Muslim No 874)
“Dari Hushain dari ‘Umarah bin Ru’aibah (beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah [], ia berkata bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan di atas mimbar mengangkat kedua tangannya. Lalu ia (‘Umarah) berkata: *“Semoga Allah memburukkan kedua tangan ini,* sungguh aku telah melihat Rasulullah [] (saat berdoa dalam khutbahnya) tidak lebih dari mengisyaratkan dengan jari telunjuk beliau” (HR. Muslim No 874)

"ﻫﺬﺍ ﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺮﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ". [ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ 6/162 ].
"Inilah sunnah bahwa hendaknya tidak mengangkat tangan di saat berkhutbah".

ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ، ﺑﺮﻗﻢ 891 )

ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﺱ ﺃﻭ ﺳﻴﻒ ﺃﻭ ﻋﺼﺎ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ، ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺴﻜﻦ ﺃﻃﺮﺍﻓﻪ، ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻀﻊ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﺷﻤﺎﻟﻪ، ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ ﺳﺎﻛﻨﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺟﻨﺒﻴﻪ.
"Dianjurkan untuk berpegangan pada tongkat, atau busur panah, atau pedang atau tombak. Namun jika tidak melakukan hal tersebut maka dianjurkan untuk menahan (membuat tenang) jari²nya. Bisa meletakkan telapak tangan kanannya di atas tangan kirinya ataupun membiarkannya tenang di sisi sampingnya.

ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺸﻐﻞ ﻳﺪﻩ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﺑﺄﻥ ﻳﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺮﻑ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ . ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﺳﻴﻔﺎً ﺃﻭ ﻋﺼﺎً ﻭﻧﺤﻮﻩ ﺳﻜﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﺄﻥ ﻳﻀﻊ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ ﻭﻻ ﻳﺤﺮﻛﻬﻤﺎ ، ﻭﻻ ﻳﻌﺒﺚ ﺑﻮﺍﺣﺪﺓ ﻣﻨﻬﻤﺎ ، ﻭﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ : ﺍﻟﺨﺸﻮﻉ ﻭﺍﻟﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺚ .(ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ)
"Sahabat² kami menganjurkan untuk berpegangan dengan tepi² mimbar, mereka mengatakan : jika tidak ada pedang atau tongkat yang dipegang atau semisalnya maka hendaknya menenangkan tangannya, dengan meletakkan tangan kanannya di atas lengan kiri, menjadikan keduanya tenang dan tidak menggerak²kannya. Dan tidak membuat gangguan dengan tangannya. Yakni: khusyu' dan menahan (tangannya) dari sibuk bergerak²"

ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﺗﺨﺎﺫ ﺍﻟﻌﺼﺎ ﺃﻭ ﺍﻟﺴﻴﻒ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻣﺎ ﻧﺼﻪ : ﻗﻴﻞ ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺚ ، ﻭﻗﻴﻞ : ﺇﻧﻪ ﺃﺭﺑﻂ ﻟﻠﺠﺄﺵ .
"Hikmah dengan mengambil (berpegang) dengan tongkat atau pedang ketika berkhutbah adalah : menghindari dari bersibuk bergerak² tangannya. Dikatakan : sesungguhnya (dengan demikian) lebih mengikat agar tenang"







ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ r ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻌِﺪَ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮَ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ
“Adalah Rasulullah [] jika beliau telah naik keatas mimbar beliau menghadapkan wajahnya kehadapan orang-orang kemudian mengucapkan “Assalamualaikum.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 2/114)
(Lihat Hadyu Nabi r fi Khutbatil Jum’ah, Syeikh Anis Thohir Al-Indunisi, edisi Indonesia: Petunjuk Nabi Dalam Khutbah Jum’at hal : 23)

Wallahu A’lam Bish Showab.
Semoga bermanfaat. Amiin.
أبو حسن
*PETUNJUK*
















Memegang tongkat atau tombak pada saat khutbah jumat merupakan syarat, wajib atau sunnah?





ﻓﻘﺪ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺎ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﺎ

ﺷﻬﺪﻧﺎ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻡ ﻣﺘﻮﻛﺌﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺎ ﺃﻭ ﻗﻮﺱ ﻓﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺛﻨﻰ ﻋﻠﻴﻪ . (ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﺑﻦ ﺣﺰﻥ) ﻗﺎﻝ ﺷﻌﻴﺐ ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻷﺭﻧﺎﺅﻭﻁ ﻭﺳﻨﺪﻩ ﺣﺴﻦ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﻪ
"Kami melaksanakan sholat jumat bersam rosulullah[]- dan beliau berdiri berpegangan pada sebuah tongkat atau busur panah maka beliau memuji² Allah dan mengagungkanNya" (Riwayat Abu Dawud).

ﻭﻻ ﻳﻌﺘﺒﺮ ﻫﺬﺍ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﺷﺮﻃﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻭﻻ ﻳﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺧﻄﺐ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﺃﻱ ﺷﻲﺀ، ﺑﻞ ﺇﻥ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻧﺼﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻤﺴﻚ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ،

ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﺃﻣﺴﻚ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺭﺳﻠﻬﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺟﻨﺒﻴﻪ ﻭﺳﻜﻨﻬﻤﺎ . (ﻛﺸﺎﻑ ﺍﻟﻘﻨﺎﻉ)
"Jika tidak berpegangan pada sesuatu maka hendaknya menahan tangan kanannya dengan tangan kirinya atau melepaskannya (ke bawah) arah sampingnya atau menenangkan kedua tangannya".

ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺭﺳﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺃﻭ ﻭﺿﻊ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ .(ﺳﺒﻞ ﺍﻟﺴﻼﻡ من شرح كتاب البلوغ المرام).ﺍﻧﺘﻬﻰ. ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ .
" Jika dia (seorang khotib) tidak mendapati sesuatu untuk dipegang, maka dia harus melepaskan dua tangannya, atau meletakkan meletakkan tangan kanan atas tangan kirinya, atau berpegang di samping mimbar"

Semoga bermanfaat. Amiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar