Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Rabu, 07 Maret 2018

tongkat pada khutbah jumat !?

🇰 🇭 🇺 🇹 🇧 🇦 🇭 🇯 🇺 🇲🇦 🇹


*SOAL*

*Apakah Seorang Khatib Boleh Menggerak²kan Tangannya Ketika Berkhutbah?*

🔦 Pada saat khutbah, khotib;
- bergaya kayak deklamarator
- tangannya ngacung², nunjuk²
- berakting bagai orator kampanye
- nunjuk sana, nunjuk sini
- retorikanya menggebu²
- tangannya berputar² kian kemari
- putar² ke kanan, ke kiri.
- tangannya diangkat mengepal, takbiiir,
- tangannya kadang² berisyarat jempol, tekunjuk
- melambaikan tangan,
- nuding ke depan, nuding ke atas,
- kadang² tangannya gebrak² podium
- hadap sana, hadap sini
- menggenggam, diangkat²,.....
Apakah khatib boleh menggerak-gerakkan tangannya ketika khutbah jum'at seperti itu?

*JAWABAN:*

(( ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺤﺮﻙ ﻳﺪﻳﻪ، ﺃﻣﺎ ﺧﻄﺒﺔ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﻐﻠﺐ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺘﻌﺒﺪ ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﺸﺮ ﺑﻦ ﻣﺮﻭﺍﻥ ؛ ﺣﻴﺚ ﺭﻓﻊ ﻳﺪﻳﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻣﻊ ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ، ﻓﻼ ﻳﺸﺮﻉ ﻓﻴﻬﺎ))

☝🏽 Bukan termasuk sunnah menggerak²kan kedua tangan. Adapun khutbah jumat utamanya di dalamnya adalah amalan ibadah, oleh karenanya ada sahabat nabi mengingkari khutbah jumatnya Bisyr bin Marwan yang mengangkat kedua tangan saat berdoa di waktu khutbah. Karena hal itu (mengangkat tangan) tidak disyariatkan.

☝🏽 Ketika sedang berkhutbah seorang khatib hendaknya tidak menggerak-gerakkan tangannya, baik dengan mengangkatnya, menunjuk ke arah tertentu atau mengisyaratkan kepada sesuatu. (Lihat Syarh Mumti’, Syeikh Utsaimin 5/85 dan Sholatul Mukmin, Syaikh Saad Al Qahthani 2/823)

☝🏽 Seorang khatib hanya boleh mengisyaratkan dengan jari telunjuknya dalam khutbah, itupun ketika ia berdoa, bukan saat ditengah-tengah khutbahnya, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:

ﻋَﻦْ ﺣُﺼَﻴْﻦٍ ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺎﺭَﺓَ ﺑْﻦِ ﺭُﺅَﻳْﺒَﺔَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺃَﻯ ﺑِﺸْﺮَ ﺑْﻦَ ﻣَﺮْﻭَﺍﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮِ ﺭَﺍﻓِﻌًﺎ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺒَّﺢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻫَﺎﺗَﻴْﻦِ ﺍﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ ﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﺎ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﺈِﺻْﺒَﻌِﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴَﺒِّﺤَﺔ
ِ
“Dari Hushain dari ‘Umarah bin Ru’aibah (beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah [], ia berkata bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan di atas mimbar mengangkat kedua tangannya. Lalu ia (‘Umarah) berkata: *“Semoga Allah memburukkan kedua tangan ini,* sungguh aku telah melihat Rasulullah [] (saat berdoa dalam khutbahnya) tidak lebih dari mengisyaratkan dengan jari telunjuk beliau” (HR. Muslim No 874)

☝🏽 Berkata imam anNawawi berkata :

"ﻫﺬﺍ ﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺮﻓﻊ ﺍﻟﻴﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ". ‏[ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ 6/162 ‏].

"Inilah sunnah bahwa hendaknya tidak mengangkat tangan di saat berkhutbah".

☝🏽 Kecuali Istisqo, maka nabi mengangkat kedua tangan. Hingga di dalam riwayat dikatakan hingga terlihat putih kedua ketiak beliau. Ada seorang dari desa Arab Badui mengadu tentang kekeringan panjang yang menimpa desanya. Daun-daun tanaman kering, sumur kering, banyak ternak mati, panen gagal. Orang Badui tersebut meminta kepada nabi agar didoakan turun hujan padahal saat itu beliau sedang khutbah....lalu nabi berdoa mengangkat kedua tangan. Hujan pun turun dengan deras selama sepekan. Desa orang Badui tadi dampai kebanjiran. Maka orang Badui tersebut datang lagi setelah sepekan kemudian saat nabi sedang berkhutbah. Si Badui meminta agar nabi berdoa dihentikan hujannya. Nabi pun berdoa mengangkat kedua tangannya. Hujan pun reda.
ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ، ﺑﺮﻗﻢ 891 ‏)

☝🏽 Ibnu Qudamah berkata dalam AlMughni ;

ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﺱ ﺃﻭ ﺳﻴﻒ ﺃﻭ ﻋﺼﺎ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ، ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺴﻜﻦ ﺃﻃﺮﺍﻓﻪ، ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻀﻊ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﺷﻤﺎﻟﻪ، ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ ﺳﺎﻛﻨﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺟﻨﺒﻴﻪ.

"Dianjurkan untuk berpegangan pada tongkat, atau busur panah, atau pedang atau tombak. Namun jika tidak melakukan hal tersebut maka dianjurkan untuk menahan (membuat tenang) jari²nya. Bisa meletakkan telapak tangan kanannya di atas tangan kirinya ataupun membiarkannya tenang di sisi sampingnya.

☝🏽 Imam anNawawi berkata setelah menyebutkan bahwa khotib berpegangan pada tongkat, tombak atau busur :

ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺸﻐﻞ ﻳﺪﻩ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﺑﺄﻥ ﻳﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺮﻑ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ . ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﺳﻴﻔﺎً ﺃﻭ ﻋﺼﺎً ﻭﻧﺤﻮﻩ ﺳﻜﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﺄﻥ ﻳﻀﻊ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ ﻭﻻ ﻳﺤﺮﻛﻬﻤﺎ ، ﻭﻻ ﻳﻌﺒﺚ ﺑﻮﺍﺣﺪﺓ ﻣﻨﻬﻤﺎ ، ﻭﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ : ﺍﻟﺨﺸﻮﻉ ﻭﺍﻟﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺚ .(ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ)

"Sahabat² kami menganjurkan untuk berpegangan dengan tepi² mimbar, mereka mengatakan : jika tidak ada pedang atau tongkat yang dipegang atau semisalnya maka hendaknya menenangkan tangannya, dengan meletakkan tangan kanannya di atas lengan kiri, menjadikan keduanya tenang dan tidak menggerak²kannya. Dan tidak membuat gangguan dengan tangannya. Yakni: khusyu' dan menahan (tangannya) dari sibuk bergerak²"

☝🏽 Imam asSyaukani ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ berkata :

ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﺗﺨﺎﺫ ﺍﻟﻌﺼﺎ ﺃﻭ ﺍﻟﺴﻴﻒ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻣﺎ ﻧﺼﻪ : ﻗﻴﻞ ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺚ ، ﻭﻗﻴﻞ : ﺇﻧﻪ ﺃﺭﺑﻂ ﻟﻠﺠﺄﺵ .

"Hikmah dengan mengambil (berpegang) dengan tongkat atau pedang ketika berkhutbah adalah : menghindari dari bersibuk bergerak² tangannya. Dikatakan : sesungguhnya (dengan demikian) lebih mengikat agar tenang"

☝🏽 Memang, gerakan gerakan tangan ketika di saat berkhutbah seperti itu tidak membatalkan, tapi tetap tidak etis, karena khutbah adalah ibadah murni seperti halnya shalat yang perlu ketenangan dan kekhusyu’an.

☝🏽 Sekali lagi, mengangkat kedua tangan saat berkhutbah sangat diingkari oleh sahabat yang bernama Umarah bin Ruaibah ketika melihat Bisyr berkhutbah dengan berkata: “Semoga Allah memburukkan kedua tangannya itu, karena saya melihat Rasulullah SAW ketika berkhutbah tidak pernah lebih dari berisyarat dengan jari telunjuknya.” Dalam hadits ini Nabi Muhammad SAW memang menunjuk, tapi dalam berbagai riwayat beliau tidak menunjuk-nunjuk. Nabi Muhammad SAW hanya berisyarat ke atas dengan jari telunjuk ketika membaca kalimat tauhid, sebagai tanda keesaan Allah SWT dan beliau tidak ngacung-ngacung ke kiri dan kanan.

☝🏽 Bagaimana mengangkat kedua tangan saat berdoa dalam khutbah? Tampaknya para ulama berbeda pendapat. Imam Malik dan sebagian ulama madzhab Syafi’i menyatakan, yang sunnah khotib tidak mengangkat tangannya ketika berkhutbah.

☝🏽 Sementara madzhab Maliki membolehkannya. Alasannya, pada waktu Nabi Muhammad SAW berkhutbah dan berdoa untuk meminta hujan, beliau mengangkat kedua tangannya. Tapi walau bagaimanapun, mengangkat tangan yang dibolehkan ketika khatib sedang berdoa, itu bukan ngacung-ngacung atau mengepal-ngepal seperti orang yang sedang berdeklamasi. Wallahu a’lam.

☝🏽 Tangan seorang khotib ketika sedang berkhutbah hendaknya diam dan pandangannya melihat ke arah depan, tidak menghadapkan tubuh dan wajahnya tolah- toleh kian kemari. Demikian pula tangannya tidak diangkat² seperti orang kampanye saja. Nunjuk sana, nunjuk sini.

☝🏽 Demikianlah tuntunan yang benar yang dipraktekkan Rasulullah [] dalam khutbah jum’at.

☝🏽 Imam ‘Atho dan Asy-Sya’bi berkata:

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ r ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻌِﺪَ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮَ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ

“Adalah Rasulullah [] jika beliau telah naik keatas mimbar beliau menghadapkan wajahnya kehadapan orang-orang kemudian mengucapkan “Assalamualaikum.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 2/114)

(Lihat Hadyu Nabi r fi Khutbatil Jum’ah, Syeikh Anis Thohir Al-Indunisi, edisi Indonesia: Petunjuk Nabi Dalam Khutbah Jum’at hal : 23)

☝🏽 Bahkan Imam Ibnu Hajar al-Atsqolani mengkategorikan menoleh ke kanan dan ke kiri, ribut dengan tangannya dalam berkhutbah merupakan perbuatan bid’ah. (lihat Al Mughni 3/179 dan Asy-Syarhul Kabir 5/240).

Wallahu A’lam Bish Showab.
Semoga bermanfaat. Amiin.
أبو حسن



*PETUNJUK*
🇰 🇭 🇺 🇹 🇧 🇦 🇭 🇯 🇺 🇲🇦 🇹
🇸 🇴 🇦 🇱 *:*

Memegang tongkat atau tombak pada saat khutbah jumat merupakan syarat, wajib atau sunnah?

🇯 🇦 🇼 🇦 🇧 *:*

ﻓﻘﺪ ﺍﺳﺘﺤﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺎ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﺎ

☝🏿 Disunnahkan seorang imam khotib yang sedang berkhutbah untuk berpegangan kepada tongkat, tombak atau semisalnya. Para sahabat nabi berkata ;

ﺷﻬﺪﻧﺎ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻡ ﻣﺘﻮﻛﺌﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺎ ﺃﻭ ﻗﻮﺱ ﻓﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺛﻨﻰ ﻋﻠﻴﻪ . (ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﺑﻦ ﺣﺰﻥ) ﻗﺎﻝ ﺷﻌﻴﺐ ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻷﺭﻧﺎﺅﻭﻁ ﻭﺳﻨﺪﻩ ﺣﺴﻦ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﻪ

"Kami melaksanakan sholat jumat bersam rosulullah[]- dan beliau berdiri berpegangan pada sebuah tongkat atau busur panah maka beliau memuji² Allah dan mengagungkanNya" (Riwayat Abu Dawud).

☝🏿 Dan berpegangan pada tongkat ini para ulama' tidak menganggap sebagai syarat di dalam khutbah, ataupun mewajibkan dengan selainnya. Akab tetapi para ulama' mengambil nash dalil untuk menahan tangan kanannya dengan tangan kirinya, atau tangan kirinya ditahan dengan tangan kanannya atau juga melepaskan keduanya (ke bawah).

ﻭﻻ ﻳﻌﺘﺒﺮ ﻫﺬﺍ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﺷﺮﻃﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻭﻻ ﻳﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺧﻄﺐ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﺃﻱ ﺷﻲﺀ، ﺑﻞ ﺇﻥ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻧﺼﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻤﺴﻚ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﺃﻭ ﻳﺮﺳﻠﻬﻤﺎ،

☝🏿 Imam AlBaihaqi berkata dalam Kasyful Qona':

ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﺃﻣﺴﻚ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺭﺳﻠﻬﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺟﻨﺒﻴﻪ ﻭﺳﻜﻨﻬﻤﺎ . (ﻛﺸﺎﻑ ﺍﻟﻘﻨﺎﻉ)

"Jika tidak berpegangan pada sesuatu maka hendaknya menahan tangan kanannya dengan tangan kirinya atau melepaskannya (ke bawah) arah sampingnya atau menenangkan kedua tangannya".

☝🏿 Imam asShon'ani berkata:

ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺭﺳﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺃﻭ ﻭﺿﻊ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺟﺎﻧﺐ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ .(ﺳﺒﻞ ﺍﻟﺴﻼﻡ من شرح كتاب البلوغ المرام).ﺍﻧﺘﻬﻰ. ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ .
" Jika dia (seorang khotib) tidak mendapati sesuatu untuk dipegang, maka dia harus melepaskan dua tangannya, atau meletakkan meletakkan tangan kanan atas tangan kirinya, atau berpegang di samping mimbar"

☝🏿 Jadi jelas, inilah petunjuk nabi dalam berkhutbah. Sehingga menjadi jelas antara berkhutbah, berceramah atau berorasi. Dan sebaik² petunjuk adalah petunjuk nabi. Barangsiapa yang menyimpang maka dia menyelisihi sunnah yang mulia.

Semoga bermanfaat. Amiin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar