Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 11 Maret 2018

Manakib Rosul (1)

*MANAKIB RASUL*


🌴 Imām Ibnu Hazm ¤ dalam buku beliau yang berjudul 'al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal', beliau berkata :

ﻓَﺈِﻥ ﺳﻴﺮﺓ ﻣُﺤَﻤَّﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳﻠﻢ ﻟﻤﻦ ﺗﺪﺑﺮﻫﺎ ﺗَﻘْﺘَﻀِﻲ ﺗَﺼْﺪِﻳﻘﻪ ﺿَﺮُﻭﺭَﺓ ﻭَﺗﺸﻬﺪ ﻟَﻪُ ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳﻠﻢ ﺣَﻘًﺎ ﻓَﻠَﻮ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻟَﻪُ ﻣﻌْﺠﺰَﺓ ﻏﻴﺮ ﺳﻴﺮﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳﻠﻢ ﻟﻜﻔﻰ

"Sesungguhnya sirah (perjalanan hidup) Muhammad ﷺ bagi siapa yang menelaah dan menghayatinya, akan mengharuskannya untuk membenarkan Nabi dan bersaksi bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah. Seandainya tidak ada mukjizat Nabi selain sirah beliau maka itu sudah cukup" (al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal 2/73)

🌴 Beliau menjelaskan bahwa "Barangsiapa yang membaca sirah Nabi ﷺ dari awal sampai akhir (bagaimana akhlaq dan sikap Beliau) dengan penuh penghayatan, maka dia akan masuk Islam."

🌴 Bahkan Imam Ibnu Hazm sampai-sampai menegaskan :
"Kalau seandainya mukjizat Nabi ﷺ tidak ada kecuali hanya sirahnya saja, maka itu sudah cukup."

🌴 Karenanya sirah Nabi Muhammad ﷺ sejatinya adalah mukjizat tersendiri. Kita tahu Nabi ﷺ dianugerahi banyak mukjizat; seperti :
Isrā Mi'rāj ke langit tujuh
air yang keluar dari tangan beliau,
pohon kurma sujud kepadanya
Bebatuan mengucapkan salam kepadanya
Mimbar kurma menangis rindu kepadanya
Unta² tunduk menderum menghormatinya
Awan tebal selalu menaunginya
Makanan menjadi banyak karena didoakannya
Bulan terbelah di zamannya
Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu kepadanya
berkah beliau meludahi orang yang sakit kemudian langsung sembuh (sebagaimana 'Ali bin Abi Thālib yang matanya sakit kemudian diludahi oleh Nabi ﷺ lalu sembuh) dan mukjizat abadi dan terbesar yaitu,
Al-Qurān.

🌴 Namun di antara sekian banyak mukjizat tersebut menurut Ibnu Hazm ¤ adalah sirah Nabi itu adalah mukjizat tersendiri.

🌴 Barangsiapa yang mempelajari sirah Nabi maka dia akan mendapatkan kejaiban, bagaimana perangai dan akhlak Nabi ﷺ yang sangat luar biasa.

🌴 Apabila berbicara tentang tokoh-tokoh yang lain, mungkin saja tokoh ini memiliki keunggulan dalam suatu bidang tertentu, tetapi berbeda denga Nabi ﷺ yang hebat dalam segala hal. Jika berbicara tentang kepememimpinan, maka Nabi ﷺ adalah sosok pemimpin yang hebat. Berbicara tentang keberanian maka Nabi ﷺ adalah sosok yang paling pemberani, sampai-sampai 'Ali bin Abi Thālib berkata:

ﻛُﻨَّﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺣْﻤَﺮَّ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱُ ، ﻭَﻟَﻘِﻲَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ، ﺍﺗَّﻘَﻴْﻨَﺎ ﺑِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ، ﻓَﻤَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻣِﻨَّﺎ ﺃَﺣَﺪٌ ﺃَﺩْﻧَﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻘَﻮْﻡِ ﻣِﻨْﻪُ

“Kami jika dalam kondisi serangan musuh yang sangat kuat, kaum muslimin telah bertemu dengan musuh, maka kamipun berlindung di belakang Nabi ﷺ , tidak seorangpun dari kami yang lebih dekat kepada musuh dari pada Nabi ﷺ " (HR Ahmad no 1347 dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

🌴 Perhatikanlah, pengakuan ini bukanlah diucapkan oleh sembarang orang, bukan orang biasa yang abangan, akan tetapi diucapkan oleh Ali bin Abi Thālib yang dikenal sebagai panglima yang sangat pemberani. Yang sekujur tubuhnya penuh dengan bekas² luka pertempuran. Berupa sayatan pedang, bekas tusukan tombak, goresan panah, benturan perisai, tabrakan baju besi, luka terkoyak duel maut dan semua peperangan dia ikuti kecuali hanya satu kali. Itu saja beliau masih berlindung di belakang Nabi ﷺ .

🌴 Di dalam perang Hunain, suatu ketika saat para shāhabat diserang musuh, tiba-tiba Nabi ﷺ langsung menyeruak, menerjang maju ke depan. Dalam hal keberanian, Nabi ﷺ tidak ada duanya.

🌴 Belum lagi akhlak dan perangai beliau. Apabila Anda ingin mencari siapa sosok teladan *ayah terbaik* di muka bumi ini, maka Nabi ﷺ adalah ayah terbaik. Apabila Anda ingin mencari siapa sosok *suami terbaik,* maka lihatlah perikehidupan Nabi sebagai sosok suami terbaik. Keadaan beliau ﷺ sungguh sangat menakjubkan. Dalam segala hal, baik sebagai seorang ayah, suami, kepala negara, mufti, pendidik, teman dan selainnya, maka Nabi ﷺ adalah pribadi yang menakjubkan, kesemuanya adalah mukjizat.

🌴 Oleh karena itu, Nabi ﷺ ini bukanlah tokoh sembarangan. Beliau adalah tokoh figur yang sangat luar biasa istimewa dan spesial. Pribadi yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh Allāh wa Ta'āla.

🌴 Nabi ﷺ pernah bersabda :

ﺃَﻧَﺎ ﺳَﻴِّﺪُ ﻭَﻟَﺪِ ﺁﺩَﻡَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻭَﻻ ﻓَﺨْﺮَ

"Aku adalah pemimpin seluruh anak Ādam pada hari kiamat dan aku tidak sombong ." (HR At-Tirmidzi no 3148 dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri dan syahidnya HR Muslim no 2278 dari Abu Hurairah)

🌴 Inilah tokoh yang sangat mulia, Rasūlullāh Muhammad bin Abdillah ﷺ . Maka alangkah benarnya perkataan Ibnu Hazm di atas,

"Barangsiapa yang mempelajari sirah Nabi maka dia akan memeluk Islam, karena jika ia mempelajari dengan sebaik-baiknya maka dia pasti yakin bahwa Muhammad adalah utusan Allāh Ta'āla."

🌴 Ada satu contoh yang mungkin menurut kita suatu hal yang sepele, remeh dan sederhana, yaitu tentang adab dan etika makan Nabi ﷺ sebagaimana disebutkan oleh shāhabat:

ﺇِﻥ ﺍﺷْﺘَﻬَﺎﻩُ ﺃَﻛَﻠَﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺮِﻫَﻪُ ﺗَﺮَﻛَﻪُ

"Jika beliau suka dengan suatu makanan maka beliau makan, dan sebaliknya apabila beliau tidak suka dengan suatu makanan, maka beliau biarkan (tidak dikomentari)"

🌴 Adab Nabi ﷺ terhadap makanan ini memang tampak sepele dan remeh. Beliau ﷺ apabila di hadapannya ada makanan, jika suka beliau makan dan jika tidak suka beliau tinggalkan, tidak pernah beliau berkomentar atau mengeluhkannya.

Al-Imām Nawawi rahimahullāh Ta'āla mengatakan:

"Yaitu, Rasūlullāh ﷺ tidak pernah mencela makanan. Dalam sebuah hadits disebutkan :

ﻣَﺎ ﻋَﺎﺏَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ﻗَﻂُّ ، ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻬَﻰ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺃَﻛَﻠَﻪُ ، ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺮِﻫَﻪُ ﺗَﺮَﻛَﻪُ

"Rasūlullāh ﷺ tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Apabila beliau suka, beliau makan dan apabila beliau tidak suka, beliau tinggalkan." (HR Muslim no 2064)

🌴 Nabi ﷺ tidak pernah mencela makanan sama sekali. Imām Nawawi dalam Syarh Shahīh Muslim menerangkan bahwa Nabi tidak pernah mengomentari makanan dengan mengatakan: "ini terlalu manis" atau "ini terlalu asin" atau "ini kurang enak" atau "ini terlalu panas" atau "ini terlalu dingin", "macam begini kok disuguhkan", atau "cuma begini ternyata", dan komentar sejenisnya.

🌴 Siapakah gerangan diantara kita yang bisa seperti ini ??? Yaitu tidak pernah mengomentari makanan. Kita umumnya senang mengomentari makanan. Bisakah kita diam dan tidak berkomentar tentang makanan dalam waktu sebulan saja? Jangankan makanan yang kita beli, makanan yang gratis pun terkadang kita komentari, terlebih lagi makanan yang kita beli dan dengan harga mahal. Makanan pesanan online kok tidak sesuai gambarnya. Bahkan suka komentar macam² hanya dengan foto upload makanan. Padahal hanya sekedar gambar. Serendah itu kah?. Antara like makanan, komen makanan, upload makanan dan hanya berkutat seputar yang masuk perut dan yang keluar darinya.

🌴 Namun Nabi ﷺ tidak pernah mengomentari makanan, bahkan walaupun beliau terjebak dalam kondisi yang seharusnya beliau bisa berkomentar. Sebagaimana dalam hadits ketika Khālid bin al-Walid ¤ suatu ketika sedang bersama Nabi dan dihidangkan seekor 'dhobb' (kadal padang pasir) yang dimasak dengan kuahnya. Khālid bin Walid makan dengan lahapnya, sampai-sampai disebutkan kuah dari daging
*dhobb* tersebut mengalir di jenggot beliau.

🌴 Hukum dhabb (kadal padang pasir) ini halal. Namun Nabi ﷺ tidak menggerakkan tangannya sama sekali karena beliau memang tidak suka dan tak berelera sehingga beliau tinggalkan begitu saja. Hal ini menyebabkan Khālid bin al-Walid heran, sementara beliau begitu lahap memakannya. Lantas beliau bertanya:

ﺃَﺣَﺮَﺍﻡٌ ﻫُﻮَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ؟

"Ya Rasūlullāh, apakah dhobb harom hukumnya ?",

yaitu seakan-akan beliau beliau bertanya : "Kenapa Anda tidak memakannya?"

🌴 Apabila kita dalam posisi sebagai Nabi, mungkin kita akan baper dan mengatakan:
"Hai....Saya ini Nabi ya..!!. tidak sepatutnya dihidangkan *kadal,* harusnya minimal sapi, kambing atau unta." Atau respon spontan ; "kurang ngajar, sudah jauh² datang, masak seorang nabi disuguhi *kadal* , dan...".

🌴 Tetapi Nabi ﷺ tidak demikian. Ketika beliau dihidangkan *kadal* dan beliau tidak menyukainya, maka beliau menjawab dengan komentar yang indah dan sedikitpun tidak mencela makanan tersebut. Beliau mengatakan:

ﻟَﺎ ، ﻭَ ﻟﻜِﻨَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺑِﺎَﺭْﺽِ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﻓَﺎَﺟِﺪُﻧِﻲ ﺍَﻋَﺎﻓُﻪُ

"Tidak, hanya saja makanan ini tidak ada di kampungku. Saya tidak biasa memakannya karena itu tidak saya makan." (HR Al-Bukhari no 5391 dan Muslim no 1945)

🌴 Beliau tidak berkata macam-macam dan mencela makanan tersebut. Jika kita perhatikan perangai beliau yang tampak remeh ini, sebenarnya ini termasuk mukjizat. Apakah ada orang yang tidak pernah mengomentari dan mencela makanan? Hampir mustahil ada orang seperti ini.

🌴 Siapa saja yang mau memperhatikan hadits-hadits Nabi ﷺ , niscaya dia akan mengetahui bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah Nabi dan utusan Allāh. Ini hanya salah satu contoh kecil.

🌴 Tidak pernah seumur hidupnya beliau mencela makanan, mengomentari, "Ini kurang manis", "Ini kurang asam", "Ini kurang asin", "ini kurang hangat", "ini kurang banyak", "ini kurang enak", "ini kurang ngajar". Hal ini merupakan perkara yang luar biasa.

🌴 Ini menunjukkan bahwa orang yang memperhatikan satu poin ini saja, yang tampaknya sederhana dan remeh, bisa menjadikannya yakin bahwasanya Muhammad bin Abdillah itu memang utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan alangkah benarnya perkataan Ibnu Hazm rahimahullāh di atas :

"Barangsiapa yang memperhatikan sirah Nabi ﷺ yang merupakan mukjizat tersendiri maka pasti dia yakin bahwasanya Muhammad adalah utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla"

Tidak ada komentar :

Posting Komentar