ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻻ ﺗَﺠﺪُ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀﺣﻼﻭﺓ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﻟﺬَّﺓ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﺃﺛﺮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ؟

"Wahai Syaikh, dulu sebelum menikah, saya adalah seorang wanita yang banyak berpuasa, shalat malam, saya dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika membaca Al Qur'an. Tapi sekarang setelah menikah, saya tidak lagi merasakan nikmatnya ketaatan."

"Baiklah..bagaimana perhatianmu kepada suamimu?!"
Dengan heran, wanita itupun berkata,
"Wahai Syaikh, aku bertanya kepadamu tentang Al Qur'an, puasa, shalat, dan manisnya ketaatan, tapi mengapa anda bertanya tentang suamiku?"

"Betul wahai saudariku, mengapa sebagian istri tidak dapat merasakan manisnya iman, ketaatan, dan tidak dapat merasakan pengaruh dari ibadahnya?"

ﻭﻻﺗَﺠِﺪُ ﺍﻣﺮﺃﺓٌ ﺣَﻼﻭَﺓَ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥِ ؛ ﺣﺘﻰﺗُﺆَﺩِّﻱَ حق َّﺰَﻭْﺟِﻬﺎ
"Seorang istri tidak akan dapat merasakan manisnya iman sampai ia menunaikan kewajibannya terhadap suaminya."
(Shahih At Targhib 1939).
*Apa kewajiban seorang istri?*

ﻣﺎ ﻛﻨَّﺎ ﻧُﻜﻠِّﻢ ﺃﺯﻭﺍﺟَﻨَﺎ ﺇﻟَّﺎ ﻛﻤﺎ ﺗُﻜﻠِّﻤﻮﻥ ﺃﻣﺮﺍﺀَﻛﻢ ) .
"Kami berbicara dengan suami kami sama seperti kalian berbicara dengan raja kalian." (Hilyatul Auliya' 5/168).

Karena di dalam hati mereka, suami punya kedudukan dan wibawa yang tinggi.

ﻗﺎﻝﷺ : ﻟﺼﺤﺎﺑﻴﺔ : ﺃَﺫﺍﺕُ ﺯﻭﺝٍ [ ﺃﻧﺖِ ] ؟
ﻗﺎﻟﺖ : ﻧﻌﻢ ﻗﺎﻝ : ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺖِ ﻟﻪ ؟ ﻗﺎﻟﺖ : ﻣﺎ ﺁﻟﻮﻩ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻋَﺠﺰﺕُ ﻋﻨﻪ .ﻗﺎﻝ : ﻓﺎﻧﻈُﺮﻱ ﺃﻳﻦ ﺃﻧﺖِ ﻣﻨﻪ ؛ ﻓﺈﻧﻪ ﺟﻨَّﺘُﻚِ ﻭﻧﺎﺭُﻙِ.
(ﺍﻟﺮﺍﻭﻱ : ﺣﺼﻴﻦ ﺑﻦ ﻣﺤﺼﻦ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ : 1.933 )
"Apakah kamu sudah menikah?"
Wanita itu menjawab, "iya." Lalu Nabi - bertanya kepadanya, " bagaimana sikapmu kepada suamimu?" Wanita itu menjawab, "saya tidak pernah lalai untuk mentaatinya."
Lalu Nabi ﷺ bersabda,
"Lihatlah bagaimana sikapmu kepadanya, sejatinya suamimu itu adalah (sebab) bagi surga atau neraka untukmu." (Shahih At Targhib 1933).

ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ
"Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)." (Surat An-Nisa' : 34).

"Makna Qanitaat yaitu para istri yang taat kepada suami mereka."




*Inilah di antara sifat seorang isteri yang shalihah dan sangat kuat kepatuhannya kepada suaminya

إن نظر إليها سرَّتْه ..

وإنْ أمرها أطاعتْه ..

وَإِنْ غابَ عنها حفظتْه في نفسها وماله .

• إِنْ غابَ عن عينها علمت ما يغضبه؛ فانتهت عنه

- ولا تصرفات لا يرضاها .

- ولا أقلَّ ولا أكْثرَ ممِّا لا يريده .







ﺃﻟَﺎﺃﺧﺒﺮُﻛﻢ ﺑﻨﺴﺎﺋِﻜُﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨَّﺔِ ؟ ﻗُﻠﻨَﺎ : ﺑﻠَﻰ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ !ﻗﺎﻝَ : ﻛُﻞُّ ﻭﺩﻭﺩٍ ﻭَﻟﻮﺩٍ ، ﺇﺫﺍ ﻏَﻀِﺒﺖْ ، ﺃﻭ ﺃُﺳﻲَﺀَ ﺇﻟﻴﻬَﺎ ، ﺃﻭ ﻏﻀِﺐَ ﺯﻭﺟُﻬﺎ ، ﻗﺎﻟﺖْ : ﻫﺬﻩِ ﻳﺪِﻱ ﻓﻲ ﻳﺪِﻙَ ، ﻻ ﺃﻛﺘﺤِﻞُ ﺑﻐَﻤﺾٍ ﺣﺘَّﻰ ﺗَﺮﺿَﻰ. (ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ :1941)
"Maukah kamu aku beritahu (ciri-ciri) istri-istri kalian di surga nanti? (Mereka adalah) para istri yang penyayang kepada suaminya lagi subur (akan keturunan), jika suaminya marah atau ia berbuat salah kepada suaminya, iapun mendatanginya dan berkata, "wahai suamiku, aku tidak bisa tidur nyenyak sampai engkau memaafkanku." (Shahih At Targhib 1941).

ﻻ ﻳﻨﻈﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺇﻟﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻻﺗﺸﻜُﺮُ ﻟﺰﻭﺟِﻬﺎ ؛ ﻭﻫﻲَ ﻻ ﺗَﺴﺘَﻐﻨﻲ ﻋَﻨْﻪُ
(ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ : 1944)
"Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak pandai berterima kasih kepada kebaikan suaminya."

ﻟَﻮْ ﺃَﻣَﺮْﺕُ ﺃﺣﺪًﺍ ﺃﻥْ ﻳَﺴْﺠُﺪَ ﻷَﺣَﺪٍ ؛ ﻷَﻣَﺮْﺕُ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓَﺃﻥْ ﺗَﺴْﺠُﺪَ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬﺎ ؛ ﻣﻦ ﻋِﻈَﻢِ ﺣَﻘِّﻪِ ﻋﻠﻴْﻬﺎ. (ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ : 1939)
"Kalau seandainya dibolehkan untuk memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya."


" ﺣَﻖُّ ﺍﻟﺰَّﻭْﺝِ ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻪِ ﺃَﻥْ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﺑِﻪِ ﻗُﺮْﺣَﺔٌ ﻓَﻠَﺤَﺴَﺘْﻬَﺎ ﺃَﻭِ ﺍﺑْﺘَﺪَﺭَ ﻣَﻨْﺨِﺮَﺍﻩُ ﺻَﺪِﻳﺪًﺍ ﺃَﻭْ ﺩَﻣًﺎ ﺛُﻢَّ ﻟَﺤَﺴَﺘْﻪُ ﻣَﺎ ﺃَﺩَّﺕْ ﺣَﻘَّﻪُ " [ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺘﺮﻏﻴﺐ : ١٩٣٤)
"Seorang istri tidak akan dapat menunaikan hak Allah Azza waJalla hingga ia bisa menunaikan semua hak suaminya." (Shahih At Targhib 1934).

( ﺍﺛﻨﺎﻥ ﻻ ﺗﺠﺎﻭﺯ ﺻﻼﺗﻬﻤﺎ ﺭﺅﺳﻬﻤﺎ


"Ada dua golongan manusia yang shalatnya tidak sampai ke kepalanya, seorang budak yang durhaka kepada majikannya sampai ia kembali (taat) dan seorang istri yang durhaka kepada perintah suaminya sampai ia kembali (taat dan meminta maaf kepada suami)."
(Shahih At Targhib 1948).
*Besarnya Hak Suami*
Rosulullah ﷺ bersabda :
ﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖُ ﺁﻣِﺮًﺍ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺴْﺠُﺪَ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﻟَﺄَﻣَﺮْﺕُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓَ ﺃَﻥْ ﺗَﺴْﺠُﺪَ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (Riwayat At-Tirmidzi)

Rosulullah ﷺ bersabda :
ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺧَﻤْﺴَﻬَﺎ ، ﻭَﺻَﺎﻣَﺖْ ﺷَﻬْﺮَﻫَﺎ ، ﻭَﺣَﺼَﻨَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ ، ﻭَﺃَﻃَﺎﻋَﺖْ ﺑَﻌْﻠَﻬَﺎ ، ﺩَﺧَﻠَﺖْ ﻣِﻦْ ﺃَﻱِّ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺷَﺎﺀَﺕْ
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan *mentaati suaminya,* maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (HR. At-Tirmidzi)
Semoga bermanfaat.
ابو حسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar