Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Selasa, 06 Maret 2018

syubhat itu MENYAMBAR

🇸 🇾 🇺 🇧 🇺 🇭 🇦 🇹 itu
🇲 🇪 🇳 🇾 🇦 🇲 🇧 🇦 🇷



 Berkata Imam adDzahabi :

ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺿﻌﻴﻔﺔ ، ﻭﺍﻟﺸﺒَﻪ ﺧﻄَّﺎﻓﺔ

*"Hati manusia itu lemah, sedangkan syubhat itu menyambar.”* (Siyar a'lamin nubalaa : VII/261).

 Cepat dan kilat menyambar. Syubuhat bagaikan petir yang menyambar hati. Janganlah kita merasa yakin dengan berkata : tidak mungkinlah saya terkena...... karena merasa sudah berilmu, atau sebagai orang yang sholih, orang yang 'alim atau sebagai ustadz............?

👇
Kisah di bawah ini, adalah pelajaran berharga bahwa seseorang yang setingkat dan sezaman tabi'in pun bisa tersambar dengan fitnah Syubhat (:peyelewengan, keragu²an, atau penyimpangan dalam beragama).

Dia ini adalah bukan sekedar murid seorang ustadz fulan bin fulan yang bermanhaj salaf namun murid sahabat yg mulia yg bernama Abdullah Ibnu Abbas dan guru seorang tabiin bernama Muhammad Ibnu Sirin.

semoga bermanfaat kisah di bawah ini 👇


 *IMRAN BIN HITHTHON MENJADI KHAWARIJ KARENA : PENGARUH ISTRI.*
SIAPAKAH IMRAN BIN HITHTHAN ?

 Sejarah Imran di bidang agama & keilmuan terbilang gemilang. Sejak muda telah memiliki semangat & motivasi yang tinggi untuk menimba ilmu dalam rihlah fi thalabul 'ilmi.

 Semangat yang besar telah membawanya berguru secara langsung & mendengar riwayat dari beberapa shahabat Rasulullah _shalallahu 'alaihi wassalam_ , seperti Abu Musa al Asy'ari, 'Aisyah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, & beberapa shahabat lainnya ( _radhiyallahu'anhum_ ).

Nama besar Imran dalam dunia periwayatan hadits juga telah mengundang beberapa pemuka ulama untuk menimba ilmu darinya. Seperti para imam terkemuka ; Qatadah, Yahya bin Abi Katsir, Muhammad bin Sirin, Muharib bin Ditsar, & yang lain.

Selain dikenal sebagai pecinta ilmu hadits, Imran juga masyhur sebagai seorang penyair kelas atas. Sampai-sampai, Imran dipuji oleh seorang pujangga besar dalam sejarah Islam bernama Farazdaq.
"Kalau mau, Imran pasti mampu bersyair seperti syair-syair yang kita gubah. Namun, kita tidak akan mungkin bisa menggubah seperti syair Imran", demikian Farazdaq menyanjung keahlian dan kepiawaian Imran.

Hanya saja, kecerdasan & keilmuan bukanlah patokan seseorang mendapatkan hidayah !!!
Sungguh kisah tragis Imran seharusnya menambah rasa takut & harap kepada Allah _azza wa jalla._ Takut terhadap kesesatan, takut terhadap bahaya bid'ah Sybuhat dan berharap tetap kokoh diatas kebenaran.

 Cinta buta,... oh cinta buta! Hawa nafsu & syahwat duniawi bila telah menjajah hati & pikiran, pasti akan berujung nista. Pada puncaknya, kebenaran tidak lagi bernilai apa- apa di matanya. Kemudian berbalik kesesatan akan diusung & diperjuangkan agar benderanya berkibar. Semoga Allah melimpahkan cinta suci & murni untuk kita, cinta karena Allah _subhanahu wa ta'ala,_ untuk-Nya, & demi-Nya semata-mata.

Qalbu adalah bagian tubuh manusia yang paling lemah. Oleh karenanya, qalbu selalu mudah & cepat berganti warna, cepat berbolak- balik berubah. Bisa saja seorang hamba pada garis keimanan di pagi hari, namun saat petang menjelang telah berubah menjadi kafir. Juga bukanlah hal yg aneh apabila seorang hamba yg kafir di waktu senja, tetapi keesokan hari ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Karena memang hati itu sering berbola- balik.

 Inilah salah satu letak rahasia di balik hidayah! Kenyataan yang tak terbantahkan ini semestinya mendorong setiap hamba untuk tidak meremehkan kemaksiatan, sekecil apapun itu! Sebab, kadang² sepotong kemaksiatan bisa menghantarkan seseorang kepada jurang kehancuran. Inilah salah satu hikmah di balik hidayah!

 Kenyataan yg bersifat absolut ini seharusnya bisa mengikis habis kesombongan seorang hamba yg merasa aman & selamat dari dosa. Seolah-olah ada jaminan pasti jika akhir hayatnya akan ditutup dengan keimanan.

Langkah yang terbaik adalah tetap beramal & terus beristiqomah berusaha menjaga hidayah! Sebab Rasulullah _shalallahu'alaihi wasallam_ seringkali berdoa, menurut berita Anas bin Malik _radhiyallahu'anhu_ riwayat At Tirmidzi rahimahullah :

(يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ) َ

_"Yaa Muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'ala diinik"_
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan qalbu (hati), teguhkanlah qalbuku di atas agama-Mu."

*PIKAT PESONA WANITA JAHAT*
Hamnah adalah seorang wanita yang sangat terkenal akan pesona kecantikan & kecerdasannya. Hidup di kota Bashrah, Iraq & masih terhitung sebagai sepupu dari Imran bin Hiththan. Sayangnya, Hamnah memegang kuat paham Khawarij. Kecantikan rupa yg tidak dihiasi oleh kecantikan hatinya !!!

Awalnya, Imran bin Hiththan memang memiliki niat yang baik. Namun, apakah niat yang baik saja sudah cukup ? Niyat Imran bin Hiththan awalnya ingin menikahi Hamnah, lalu berusaha untuk mengajaknya meninggalkan paham Khawarij tersebut. Lalu si Hamnah bisa kembali kepada manhaj Salaf Ahlussunnah waljama'ah.

 Sekali lagi, apakah niat yang baik sudah dianggap cukup ???
Belum, saudaraku ! Ini masalah hati ! Adakah yang berani menjamin kita untuk tetap teguh di atas kebenaran sampai nafas terakhir ? Ini masalah mempengaruhi atau dipengaruhi.
Jika tidak ada jaminan bahwa kita akan bisa memengaruhi, sebab hati di tangan Allah ta'ala, kenapa mesti bermain-main dengan api ?

Sebenarnya, sebagian orang sudah berusaha mengingatkan Imran bin Hiththan agar tidak melanjutkan rencananya untuk menikahi Hamnah. Sebab, Hamnah memang dikenal sebagai pengikut setia kaum Khawarij. Hamnah adalah loyalis Faham Khowarij. Namun, Imran tidak menggubris. Imran menyanggapnya ringandan hanya sebagai masalah yang remeh saja. Ia merasa yakin dengan kemampuannya. _NA'UDZU BILLAH_ .

*IMRAN BIN HITHAN & HAMNAH*
Walaupun telah dinasehati, Imran tetap bersikukuh untuk menikahi Hamnah. Secara rupa, Imran bin Hiththan tentu tak sebanding dengan Hamnah. Imran memang memiliki rupa yang lumayan buruk, sementara Hamnah terkenal akan kecantikannya.

Suatu saat, Hamnah berkata kepada Imran :
" Aku & dirimu sama-sama di jannah (surga). Sebab, engkau memperoleh ni'mat (beristri wanita cantik) & bersyukur, sementara aku diuji dengan (bersuami buruk rupa) & tetap bersabar."

 Hamnah juga mencintai Imran. Buktinya, setelah Imran meninggal, lamaran Suwaid bin Manjuf AsSadusi ditolak Hamnah. Bahkan, sebuah tahi lalat di wajah Hamnah dihilangkan olehnya. Karena semasa hidupnya Imran sangat menyukai tahi lalat tersebut. Kata Hamnah: ”Demi Allah, tidak akan pernah ada lagi orang yang bisa melihat tahi lalat ini setelah Imran meninggal !”

Maksud hati Imran ingin mempengaruhi, namun apa daya justru dia yang dipengaruhi. Bukannya Hamnah yang berhasil dibujuk untuk meninggalkan paham Khawarij, justru Imran bin Hiththan yang kemudian terbujuk oleh syubhat- syubhat Hamnah untuk menjadi pengikut setia kaum Khawarij.

Bahkan, pada babak berikutnya, Imran malah diangkat sebagai salah satu pemimpin besar gerakan Shofariyyah (sebagian sekte Khawarij). Di dalam gerakan Shofariyyah, Imran ditetapkan sebagai ahli fiqih, orator, & penyair di kalangan mereka.

SUBHANALLAH !
Alangkah lemah hati ini !
Kisah Imran hanyalah satu dari sekian banyak kisah anak manusia diatas muka bumi yang akhirnya tersesat karena pengaruh pergaulan dan Syubhat.

Sudah tak terbilang lagi kisah hamba tersesat karena pengaruh keyakinan syubhat entah orangtua, anak, suami, istri, tetangga, kawan, guru, sekolahan atau yang lainnya.

Jangan bermudah-mudahan dalam memilih pasangan hidup !!!
Sudah banyak saudara kita yang terjerembab dalam masa-masa futur (lemah semangat) karena pengaruh istri.

Sebelumnya, sang istri adalah wanita awam yang “katanya” ingin kebaikan. Namun, akhirnya dialah yang justru terpengaruh oleh gaya² dan pemikiran istrinya. Demikian pula sebaliknya, banyak juga istri yang akhirnya dipengaruhi oleh keyakinan ataupun manhaj suami.
ALLAHUMMA SALLIM (Ya Allah, selamatkan kami).

Jika saja Imran bin Hiththan yang terhitung sebagai murid para sahabat bisa tersesat, apalagi kita. Jangan pernah merasa aman wahai sahabat !!

Alasannya ingin belajar bahasa arab dan tajwid, alasannya kadang praktis hanya sekedar sosialita dan gaul dengan sekelompok pecinta bid'ah. Ada sebagian kalangan terlalu berani sehingga berguru kepada seorang ustadz berpemahaman tarekat sufi, quburi,turotsi, ikhwani, hizbi, kelompok khowarij takfiri, namun tidak berselang terlalu lama, mereka sudah mulai nampak perubahan² yang menyimpang, berupa memuji gurunya, membenarkan keyakinan syubhatnya, lalu loyal dan sepakat dengan pemahaman yang diusung sang guru.
Sudahlah!

 Bersabar di atas manhaj salaf, ahlussunnah waljama'ah tentu jauh lebih mahal dibandingkan aneka warna godaan setan. Moga-moga Allah wafatkan kita diatas aqidah dan manhaj Ahlussunnah waljama'ah. Amin…

*IMRAN BIN HITHTHAN MEMUJI PEMBUNUH ALI BIN ABI THALIB*
 Semakin terpatri dan kian demikian jauhnya Imran bin Hiththan terbawa dalam arus pemahaman Khawarij, sampai-sampai dia memuji dan mengagumi Abdurrahman bin Muljam, si pembunuh Ali bin Abi Thalib.

Imran bersyair :
_“Duhai tebasan pedang dari seorang hamba bertakwa, tidak ada yang dia harapkan kecuali keridhaan dari Dzat Pemilik ‘Arsy.
Sungguh terkadang aku mengingat dirinya lalu aku yakin, bahwa dia adalah hamba yang paling beruntung dalam Mizan (timbangan amal) di sisi Allah.”_

Sejarah Abdurrahman bin Muljam sendiri mempunyai sebuah sisi kemiripan dengan kisah Imran bin Hiththan. Apalagi kalau bukan sebab bujuk rayu seorang wanita ?

Abdurrahman bin Muljam termasuk orang yang pernah hidup di masa Jahiliyah. Setelah masuk Islam, Abdurrahman sempat belajar Al Qur’an dari beberapa sahabat, diantaranya Mu’adz bin Jabal. Dia dikenal sebagai ahli ibadah dan ahli AlQur’an. Beberapa kali pertempuran dia juga ikuti termasuk penaklukan negeri Mesir. Sebab dia juga tergolong penunggang kuda yang ahli, ahli siasat dan strategi pertempuran.

Hanya saja, di kemudian hari Abdurrahman Ibnu Muljam terpengaruh oleh paham Khawarij. Sampai-sampai dia bersama dua orang temannya sepakat untuk membunuh Ali bin AbiThalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan Amru bin Al-Ash.

 Sebab menurut mereka ketiga sahabat ini adalah sumber pokok dari seluruh konflik yang terjadi di kalangan kaum musimin. _NA’UDZU BILLAH_

Abdurrahman ibnu MULJAM yang kemudian menyanggupi untuk membunuh Ali bin Abi Thalib. Karena di otaknya sudah tersambar Keyakinan Syubhat, syubhat telah menyambar hatinya, maka menurut dia membunuh sahabat sekaligus menantu Rosulullah ini adalah jihad. _Wal'iyadzu billah._ Betapa buruknya seseorang itu apabila sudah terjangkit syubhat.

 Secara diam-diam, Abdurrahman masuk ke kota Kufah untuk mempersiapkan rencana busuknya membunu Ali. Sekian lama waktu yang digunakan untuk mengasah pedang dan merendamnya dengan racun mematikan.

Di waktu semasa penantian waktu pembunuhan, Abdurrahman bin Muljam jatuh cinta kepada seorang wanita cantik pengikut paham Khawarij bernama Qitham. Ayah dan saudara kandung Qitham termasuk pemuka pasukan Khawarij yang terbunuh dalam pertempuran Nahrawan, ketika Ali bin Abi Thalib menumpas mereka.
Pada saat Abdurrahman bin Muljam mengajukan lamaran, Qitham menyebutkan beberapa bentuk mahar. Salah satu maharnya adalah : nyawa Ali bin Abi Thalib.

Seburuk-buruk mahar telah diajukan wanita tersebut !¡!!. Ibnu Muljam berkata :
_“Demi Allah, aku memang bermaksud untuk membunuh Ali ! Tidak ada tujuanku datang ke kota ini kecuali memang untuk membunuh Ali. Namun, apa manfaatnya untuk diriku dan dirimu jika aku berhasil membunuh Ali ? Sebab aku sendiri yakin, jika aku berhasil membunuh Ali, aku tidak akan mungkin bisa melarikan diri. Dan aku tertangkap dan pasti mati”,_ demikian Abdurrahman mengatakan.

Maka apa jawaban syubhat yang menyambar dari mulut busuk Qitham ? Qitham justru semakin menyemangati,
_”Jika engkau berhasil dan selamat, itulah yang aku inginkan. Maksud hatiku akan terobati dan engkau akan hidup bahagia bersamaku. Namun, jika engkau akhirnya terbunuh, maka janji di sisi Allah tentu lebih baik dari dunia dan segala seisinya.”_

 _Masya Allah_ ! Indah nian kata-kata wanita itu ! Sayang di balik kata-kata manis itu terselubung racun mematikan. Syubhat bid'ah yang menyambar.

( bersambung In sya Allah )
— diambil dari majalah Qudwah hal 21-26, edisi 10 vol 1 1434 H/2013 —





📖 WA Sahabat Hijrah Solo

5 Muharram 1437 H | 18 Oktober 2015

Tidak ada komentar :

Posting Komentar