*BAHAYA*
🇸
🇾
🇺
🇧
🇭
🇦
🇹







علمتني الحياة...
ما أيسر دخول الشوك للجسد، لكن خروجه عسير، كذلك الفتن في القلب؛ دخولها سهل ولا تخرج إلا وقد قطعت منه بحسب عمقها واستحكامها .
ما أيسر دخول الشوك للجسد، لكن خروجه عسير، كذلك الفتن في القلب؛ دخولها سهل ولا تخرج إلا وقد قطعت منه بحسب عمقها واستحكامها .
"Kehidupan telah mengajariku...
*Betapa mudahnya duri masuk ke dalam tubuh, namun betapa susah mengeluarkannya.* Demikianlah Fitnah manakala masuk ke dalam hati; masuknya begitu mudah dan tidak bisa keluar melainkan terkadang harus dengan memotongnya sesuai seberapa dalam dan kuatnya menghujam"

ﺇِﻥَّ ﻣِﻤَّﺎ ﺃَﺧْﺸَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺷَﻬَﻮَﺍﺕِ ﺍﻟْﻐَﻲِّ ﻓِﻲ ﺑُﻄُﻮﻧِﻜُﻢْ ﻭَ ﻓُﺮُﻭﺟِﻜُﻢْ ﻭَﻣُﻀِﻠَّﺎﺕِ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦِ
“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan” (H.R Ahmad).

- Jika seseorang dijerumuskan dengan *dosa² kesyirikan* tidak bisa maka diperdaya dengan dosa² besar,
- Ketika seseorang tidak bisa dijerumuskan dengan dosa² besar maka diperdaya dengan syubhat² agama. Yaitu bid'ah².
- Manakala seorang muslim tidak bisa mereka jerumuskan dengan bid'ah -bid'ah maka diperdaya dengan dosa² kecil,
- Jika seseorang tidak mampu juga dijerumuskan melalui dosa² kecil maka diperdaya dengan hal² kesia-siaan,
- Dan sampai terakhir mereka mengerahkan segala daya upaya dan berusaha secara totaliter untuk menggelincirkan anak manusia di saat sakarotul maut. Dan inilah yang sangat berat.


*BENTENG FITNAH SYUBHAT DAN SYAHWAT*

“Asal seluruh fitnah (kesesatan) hanyalah dari sebab: mendahulukan fikiran terhadap syara’ (agama) dan mendahulukan hawa-nafsu terhadap akal.Yang pertama adalah asal mula fitnah syubhat, yang kedua adalah asal mula fitnah syahwat. Fitnah syubhat ditolak dengan keyakinan, adapun fitnah syahwat ditolak dengan kesabaran.


Berkata Ibnul Qoyyim alJauziyah :
( من فارق الدليل ضلَّ عن سواء السبيل
«ومَن أحالك على غيرِ «أخبرنا» و«حدَّثنا» فقد أحالك: إمَّا على خيالٍ صوفيٍّ، أو قياسٍ فلسفيٍّ، أو رأيٍ نفسيٍّ. فليس بعد القرآن و «أخبرنا» و «حدَّثنا»
إلَّا شبهاتُ المتكلِّمين، وآراءُ المنحرفين، وخيالاتُ المتصوِّفين، وقياسُ المتفلسفين.
«ومَن أحالك على غيرِ «أخبرنا» و«حدَّثنا» فقد أحالك: إمَّا على خيالٍ صوفيٍّ، أو قياسٍ فلسفيٍّ، أو رأيٍ نفسيٍّ. فليس بعد القرآن و «أخبرنا» و «حدَّثنا»
إلَّا شبهاتُ المتكلِّمين، وآراءُ المنحرفين، وخيالاتُ المتصوِّفين، وقياسُ المتفلسفين.
“Barangsiapa menyelisihi dalil maka jalannya akan sesat, dan apa yang menyimpangkanku dari selain (riwayat) 'telah mengabarkan kepadaku' dan 'meriwayatkan kepadaku', maka merupakan kemungkinan penyimpangan dari : hayalan kaum sufi, analogi kaum filsafat, atau juga dari pendapat pribadi. Tidak ada dalil setelah alQuran dan riwayat hadits dan atsar melainkan hanyalah: syubhat orang² ahli kalam, pendapat² menyimpang, hayalan² sufi dan analogi² kaum filsafat."
ومَن فارق الدليلَ ضلَّ عن سواء السبيل، ولا دليل إلى الله والجنَّة سوى الكتاب والسنَّة.
"Dan barangsiapa yang menyelisihi dalil maka dia sesat, dan tidak ada dalil (yang mampu) menyampaikan kepada Allah, kepada surga selain alQuran dan asSunnah.
وكلُّ طريقٍ لم يصحبها دليلُ القرآن والسنَّة فهي مِن طرق الجحيم والشيطان الرجيم». (مدارج السالكين : ٢/ ٤٣٩)
"Dan setiap cara beragama yang tidak berlandaskan dari dalil alQuran dan asSunnah adalah jalan menuju neraka Jahim"
Semoga bermanfaat. Amiin.
أبو حسن
أبو حسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar