*BEDA NABI DAN WALI:*
1. Satu nabi lebih baik daripada seribu Wali, bahkan sejuta Wali sekalipun
2. Derajat Nabi lebih tinggi daripada derajat Wali. Bahkan derajat nubuwah adalah derajat tertinggi. Bahkan jika dibalik dg mengatakan 'derajat wali lebih utama daripada derajat kenabian' bisa menyebabkan kufur.
3. Nabi itu Ma'shum, sementara para Wali tidak Ma'shum.
4. Setiap nabi pasti Wali, namun setiap Wali belum tentu nabi.
5. Nabi mutlak wajib diikuti, sementara wali tidak wajib di ikuti secara qoth'iy, kalau ucapan wali sesuai dengan syariat ya diikuti, kalau menyelisihi atau menyimpang maka tidak diikuti.
6. Nabi wajib ditaati, Wali tidak mutlak ditaati. Jika memerintahkan kepada yang Ma'ruf maka ditaati, jika memerintahkan kepada yang munkar maka tidak ditaati.
7. Istilah Nubuwah itu identik sejenis yaitu orang pilihan Allah ta'ala untuk menuntun hambaNya, sementara istilah Wali lebih umum dan bermacam-macam jenisnya, ada waliyulloh ada Wali setan ada Wali sesat, wali pernikahan, wali anak yatim, Majdub dan lainnya
8. Kewajiban ittiba' mengikuti ajaran Nabi itu ada Nash naqli nya, sementara kewajiban ittiba' Wali tidak secara khusus terdapat Nash nya. Kisah dan khobar nubuwah tertera secara nash di dalam Alquran dan alhadist, sementara khabar Aulia tidak.
9. Jenazqh para nabi itu dimakamkan dan dikuburkan di tempat di mana dia meninggal, sementara Wali wajib dimakamkan di area pemakaman sebagaimana umumnya.
10. Nabi mendapatkan Wahyu, sementara Wali tidak mendapatkan Wahyu.
11. Mimpi nabi adalah wahyu dan ajaran agama, sementara mimpi para Wali, firasat, ilham, intuisi mereka belum tentu.
12. Ucapan, perbuatan dan ketetapan nabi menjadi standar ajaran agama, sementara ajaran Wali belum tentu. Oleh karenanya barangsiapa yang mengambil Jalan aqidah dari para nabi maka ada jaminan keselamatan baginya, sementara yang menjadikan sumber aqidah dari ucapan Wali semata- mata maka belum ada jaminan keselamatan.
13. Perintah nabi wajib didahulukan dari segala perintah manusia, sementara perintah Wali tidak wajib untuk dinomorsatukan.
14. Fanatik kepada figur Nabi dibolehkan, sementara fanatik kepada figur Wali tertentu tidak dibenarkan.
15. Para nabi baik yang mutaqaddimin (awal) ataupun yang mutaakhirin tidak dibeda-bedakan dari segi keutamaannya sevara umum, sementara para wali mutaqaddimin lebih afdol (utama) daripada para wali mutaakhirin, sehingga para wali di zaman Salaf sdh barangbtentu lebih afdhal daripada di zaman kholaf.
16. Beriman kepada nabi dan rasul termasuk rukun iman, sementara kepada Wali tidak menjadi rukun iman.
17. Tidak ada lagi nabi karena yang terakhir adalah Rasulullah Muhammad _shallallahu alaihi wasallam_ , sementara para Wali masih terus ada.
18. Menjadi nabi itu mutlak pilihan Allah (irodah kauniyah), sementara menjadi wali atau mencapai derajat Wali bisa melalui iktishab & mujahadah (irodah syar'iyyah) maupun semata² kehendak kauniyyah.
19. Ilmu para nabi langsung Allah yang mengajarkannya, sementara ilmu para wali harus melalui sanad keilmuan dari para ulama sebelumnya hingga menyambung sampai kepada nabi.
20. Nabi itu ta'yin figur orang secara khusus, sementara Wali itu bisa secara umum bagi setiap orang bisa menjadi wali, berdasarkan firman Allah ta'ala;
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ. (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62- 63)
21. Lebih mengutamakan cinta kepada nabi termasuk kesempurnaan iman, sementara jika lebih mengutamakan cinta Wali daripada cinta kepada nabi justru menciderai keimanan.
22. Setiap nabi punya umat masing-masing dan kelak di Hari Kiamat akan menjadi saksi untuk setiap umatnya, dan Wali termasuk umat Nabi, bukan sebaliknya nabi umatnya Wali.
23. Para nabi memiliki mukjizat, para wali memiliki Karomah. Periwayatan i'jaz para nabi tertera secara qoth'i, sementara periwayatan qudroh para wali masih mencakup hal ihtimal.
24. Khorqul 'adah, kejadian luar biasa pada diri nabi (mukjizat) adalah untuk memperkuat Risalah, sementara Karomah para wali bisa karena sebab Istiqomah ataupun hal- hal yang mubahat.
25. Manhaj dan syariat para nabi berbeda -beda dari zaman ke zaman, sementara suluk para wali mesti sama sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah _Shalallahu 'alaihi Wassalam._
Kita semua mencintai para auliya'. Semoga kita menjadi para wali Allah ta'ala.
(Ringkasan maddah muqorror 'Aqidah DR Hamid Attuwaijiry, UIMSU, dan tambahan)
المرجع: مادة العقيدة لمستوى الخامس
جامعة محمد بن سعود تعليم من بعد.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar