Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Senin, 04 Januari 2021

KIAN TUA (1)

 *UMURKU KIAN TUA.* (1)


▪️ Para salaf dahulu sangat menyesali setiap detik usia berlalu tanpa melakukan amal sholih. Menyesal dan menangisi hari- hari tanpa memperoleh manfaat yang berarti.

كان إبن مسعود – رضي الله عنه - يقول : ما ندمت على شيء ندمي على يومٍ غربت شمسه نقص فيه أجلي ولم يزدد فيه عملي .

▪️ Ibnu Mas'ud berkata: "Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang (usia bertambah), namun amalanku tidak bertambah.” [Miftahul Afkar, Mausu’ah]

وكان أبوبكر بن عياش – رحمه الله قال:" إِنَّ أَحَدَهُمْ، لَوْ سَقَطَ مِنْهُ دِرْهَمٌ لَظَلَّ يَوْمَهُ يَقُولُ: إِنَّا لِلَّهِ، ذَهَبَ دَرْهَمِي، وَلَا يَقُولُ: ذَهَبَ يَوْمِي، مَا عَمَلْتُ فِيهِ " (الحلية لأبي نعيم (8/303)

▪️ Abu Bakr bin Iyyasy :
"Sesungguhnya salah seorang kalian seandainya terjatuh satu uang dirhamnya maka di hari itu dia berkata: inna lillahi, hartaku hilang. Tapi tidak mengatakan: telah hilang hariku sementara Aku tidak beramal di dalamnya"

وكان مفضل بن يونس إذا جاء الليل قال : ذهب من عمري يوم‘‘ فإذا أصبح قال : ذهبت ليلة كاملة من عمري , فلما أحتضر بكى وقال : قد كنت أعلم أن لي من كركما علي يوماً شديداً كربه شديداً غصصه شديداً غمه فلا إله إلا الذي قضى الموت على خلقه وجعله عدلاً بين عباده.

▪️ Mufaddzal bin Yunus manakala malam hendak tiba dia berkata, "telah pergi satu hari dari umurku. Dan manakala di oagi hari dia berkata : telah berlalu satu malam dari usiaku...."

Lalu dia membaca firman Allah ta'ala;

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُور.ُ. ثم تنفس ومات رحمه الله .

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" setelah itu kemudian meninggal dunia.

وقال مفضل بن يونس : رأيت محمد بن النضر يوماً كئيباً حزيناً فقلت ما شأنك ؟ وما أمرك ؟ فقال : مضت الليلة من عمري ولم أكتسب فيها لنفسي شيئاً , ويمضي اليوم أيضاً ولا أراني أكتسب فيه شيئا فإنا لله وإنا إليه راجعون . (تاريخ مدينة دمشق - ج 56)

▪️ Mufaddhal bin Yunus berkata: aku melihat Muhammad bin Nadzar suatu ketika termenung, sedih, maka aku bertanya: mengapa denganmu, ada apa tentang perkaramu? Dia menjawab: telah berlalu sehari dari usiaku namun aku tidak mengamalkan apa-apa, terlewat pula satu malam dari umurmu namun aku tidak melakukan amalan apa apa."

▪️ Demikianlah para salaf tempo doeloe, mereka sangat perhatian terhadap waktu. Sedetik pun berlalu tanpa manfaat sangat membuatnya sedih. Mereka menangisi hari- hari yang telah hilang tak akan kembali. Waktu- waktu yang berlalu tanpa berisi amal sholih.

قال ابن القيم : ومن تأمل أحوال الصحابة – رضي الله عنهم – وجدهم في غاية العمل مع غاية الخوف , ونحن جمعنا بين التقصير بل بين التفريط والأمن .

“Barang siapa yang memperhatikan keadaan para sahabat –rodhiallohu ta’ala anhum-, maka dia akan mendapatkan mereka berada pada puncak amalan yang diiringi rasa takut (kepada Alloh). Adapun kita, mengumpulkan antara keterbatasan kita dalam beramal. Bahkan antara meremehkan amalan dan merasa aman (dari makar Alloh).” ( Al-Jawabul Kafi : 1/91 ).

▪️ Mereka, para salaf sungguh menyadari bahwa akibat menyia- nyiakan waktu menyebabkan penyesalan, sebagaimana ucapan penyair;

وما أقبح التفريط‘ في زمن الصبا ***
فكيف به والشيب‘ في الرأس نازلُ
ترحل من الدنيا بزادٍ من التقى ***
فعمرك أيام‘‘ وهن قلائل

▪️ Duhai alangkah buruk menyia²kan waktu di masa muda****
Maka bagaimanakah dia akan semakin tua beruban di kepalanya
Berbekallah di dunia dengan ketaqwaan***
Sebab usiamu adalah hari² yang sangat sedikit.

▪️ Al Hasan berkata :
يَا ابْنَ آدَمَ، بُسِطَتْ لَكَ صَحِيْفَتُكَ وَ وَكَلَ بِكَ مَلَكَانِ كَرِيْمَانِ، أَحَدُهُمَا عَنْ يَمِيْنِكَ وَالآخَرُ عَنْ يَسَارِكَ فَأَمَّا الَّذِيْ عَنْ يَمِيْنِكَ فَيَحْفَظُ حَسَنَاتِكَ، وَأَمّا الَّذِيْ عَنْ يَسَارِكَ فَيَحْفَظُ سَيِّئَاتِكَ، فَاعْمَلْ مَا شِئْتَ، أَقْلِلْ أَوْ أكْثِرْ، حَتَّى إِذَا مِتَّ طُوِيَتْ صَحِيْفَتُكَ، فَجُعِلَتْ فِيْ عُنُقِكَ مَعَكَ فِيْ قَبْرِكَ، حَتَّى تَخْرُجَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا تَلْقَاهُ مَنْشُوْرًا { اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا } قَدْ عَدَلَ - وَاللهِ - عَلَيْكَ مَنْ جَعَلَكَ حَسِيْبَ نَفْسِكَ
.

“Wahai anak Adam lembaran amalmu akan dibentangkan untukmu, dan dua malaikat yang mulia akan menyerahkannya kepadamu, salah satu di antara mereka akan menyerahkan dari sebelah kananmu dan yang lain akan menyerahkan dari sebelah kirimu. Adapun yang menyerahkan dari sebelah kananmu maka ia telah mengawasi, menjaga dan mencatat kebaikan-kebaikanmu, sedangkan yang menyerahkan dari sebelah kirimu, maka ia telah mengawasi, menjaga dan mencatat kejelekan-kejelekanmu, maka beramallah sekehendakmu, persedikitlah atau perbanyaklah, sampai ketika kalian telah mati, lembaran amalmu akan dilipat, kemudian akan digantungkan dilehermu dan bersamamu di dalam kuburmu, sampai kelak pada hari kiamat, lembaran itu akan keluar menjadi kitab yang kamu jumpai terbuka "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu" demi Allah, Allah telah berbuat adil kepadamu dengan menjadikanmu sebagai penghisab dirimu sendiri.”

قال ابن كثير – رحمه الله - تعليقاً على هذا الكلام :هذا من أحسن كلام الحسن رحمه الله . [ تفسير ابن كثير 3]

▪️ Berkata Ibnu katsir ;
"Ini adalah sebaik2 perkataan dari Hasan Bashri"

▪️ Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

يَا ابْنَ آدَمَ, إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ, إِذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ

"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari maka berlalu pula bagian darimu." (Al Hilyah: 2/148 dan dalam Siyar A'lam Nubala: 4/585)

- وقال بعض السلف: "كيف يفرح بمرور الأعوام مَن يومه يهدم شهره، وشهره يهدم سنته، وسنته تهدم عمره؟! كيف يفرح من يقوده عمره إلى أجله، وحياته إلى موته؟!".

▪️ Berkata sebagian salaf ;
"Bagaimana engkau bisa berbangga bahagia dengan berlalunya tahun² yang harinya menghancurkan bulan, bulannya menghancurkan tahun, dan tahunnya menghancurkan usia. Bagaimana bisa bahagia, seseorang yang usianya menyeretnya kepada ajal, dan hidupnya berujung pada kematian"

- وقيل لكرز بن وبرة: "ألا تجلس معنا؟"، قال: "احبسوا الشمس لأجلس معكم!".

▪️ Karrah bin Wabrah berkata: apakah kalian tidak duduk² (sejenak) bersama kami ? Ibnu Wabrah berkata: hentikan dulu matahari, niscaya aku benar² akan duduk² bersamamu"

- وقيل: إن نوحًا عليه السلام لما حضرته الوفاة، قيل له: "كيف وجدت الحياة؟"، قال: "والذي نفسي بيده ما وجدتُ الحياة إلا كبيتٍ له بابان: دخلت من هذا، وخرجت من الآخر!". (الزهد‘‘ (400) و ’’ذم الدنيا)

▪️ Sesungguhnya nabi Nuh (lama usianya 950 tahun) tatkala hendak meninggal dunia, ditanya oleh Malakul maut: berapa lama kamu tinggal hidup di dunia? Nuh: demi Allah Yang aku berada di tanganNya, yaitu seperti aku memasuki suatu rumah yang punya dua pintu, aku masuk dari satu pintu lalu langsung keluar ke pintu yang lain"

▪️ Tiada yang pantas ditangisi dan disesali, selain: usia yang tersia- sia, umur yang terus terabrasi berlalu tanpa amalan. Duhai seandainya masa muda bisa terulang, niscaya akan kuperbaiki segala kekurangan. Andai waktu bisa diputar kembali, niscaya tak pernah kusesali semua kesalahan yang terjadi.

▪️ Alangkah besar penyesalan seorang jenazah yang terbujur kaku, bilangan hari- hari yang ia lewati terbuang sia tanpa bekal yang memadai. Kini telah tertutup jalan pengulangan. Di alam barzakh yang diliputi kegelapan tanpa cahaya. Bertemankan amalan yang pernah ia kerjakan. Ambisi dan jeritan ingin kembali hidup seperti yang pernah dia alami kini telah berjarak. Jarak yang terlampau jauh dan mustahil.

▪️ Duhai saat penyesalan yang belum tiba. Renungilah kisah teladan ini.

- من ندم المفرطين حين حضرهم الموت:
- وقف عبد الملك بن مروان ينظر من شرفة قصره، فرأى غسالاً في الوادي يغسل الثياب، وهو ينشد سعيدًا، فلما حضرته الوفاة تذكر الغسال، وقال: "يا ليتني كنت غسالاً... يا ليتني ما عرفت الخلافة... يا ليتني ما توليت الملك!".

▪️ Abdul Malik bin Marwan suatu ketika melihat dengan penuh takjub akan kemegahan istananya. Suatu hari dia melihat seorang rakyat jelata pencuci baju di sumber air oase yang bersenandung bahagia. Tatkala Abdul Malik menjelang wafatnya dia teringat pencuci tersebut dan bersyair; "aduhai sekiranya aku bukan seorang khalifah. (Beratnya amanah dan hisab). Duhai sekiranya saya hanya sebagai pencuci saja".

- ولما حضرت الوفاة الوليد بن عبد الملك نزل مِن على فراشه، وجعل يمرغ وجهه في التراب، ويقول: "ما أغني عني ماليه، هلك عني سلطاني!".

▪️ Tatkala Walid bin abdul Malik hendak meninggal dunia, dia menuju pembaringan dan menaburi wajahnya dengan debu tanah seraya berkata; telah tak berguna harta- harta bagiku, telah pupus segala kedigdayaan dariku..."

- وأما هارون الرشيد الذي دانت له الدنيا، لما أكمل بناء قصره قبل موته بأيام وحضرته الوفاة، جعل يتلفت إلى القصر والحرس والأمراء والوزراء، ورفع بصره إلى السماء قائلاً: "يا مَن لا يزول ملكه، ارحم مَن زال ملكه".


▪️ Khalifah Harun arRosyid diberikan kekuasaan dunia kepadanya. Sebelum hari menjelang wafatnya dia menyelesaikan pembangunan istananya yang megah. Setelah merasa dekat kematiannya dia menatap kepada para Penjaga, para punggawa, pangeran, dan menterinya. dia menatap ke langit dan berkata, "duhai Allah yang tidak akan musnah kuasaNya, sayangi kami yang pasti musnah kuasanya..."

كان أبو موسى الأشعري رضي الله عنه يصوم في الحر، يقال له: "أنتَ شيخ كبير"، فيقول: "إني أعده ليوم طويل".


▪️ Sohabiy Abu Musa al-Asy'ari telah mencapai usia tua. Dia tetap rajin puasa sunnah di usia tuanya. Dikatakan kepadanya; engkau sudah tua. Dia menjawab; sesungguhnya aku mempersiapkan bekal di hari yang sangat panjang"

▪️ Al-Imam Yahya bin Mu’adz –rohimahullah- berkata :

إضاعةُ الوقت أشدُّ منَ الموت؛ لأنَّ إضاعةَ الوقت انقطاعٌ عن الحقّ، والموتُ انقطاعٌ عن الخلق

“Menyia-nyiakan waktu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu menyebabkan terhalangi dari kebenaran dan kematian menghalangi dari makhluq.”

▪️ Al-Imam Ibnu Jauzi –rohimahullah- berkata :

رأيتُ عموم الخلائق يدفعونَ الزمانَ دفعًا عجيبًا، إن طالَ الليلُ، فبحديثٍ لا ينفع، أو بقراءةِ كتابٍ فيهِ غزاة وسمر، وإن طالَ النَّهارُ فبالنوم، وهم أطرافُ النَّهارِ على دجلة أو في الأسواق... إلى أن قال: فاللهَ الله في مواسمِ العمر، والبدارَ البدار قبلَ الفوات، واستشهدوا العلم، واستدلوا الحكمة، ونافسُوا الزمان، وناقِشُوا النفوس، فكأن قد حَدَا الحادي فلم يُفهم صوتهُ من وقع الندم

“Aku melihat kebanyakan manusia menyerahkan waktu ( mereka ) dengan cara yang aneh. Jika malam begitu panjang, mereka habiskan dengan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, atau dengan membaca buku yang berisi prajurit dan obrolan ( yang di zaman kita seperti komik, novel atau yang sejenisnya ). Jika siang begitu panjang, mereka habiskan dengan tidur. Mereka di ujung siang berada di Sungai Tigris ( di Irak ) atau di pasar......maka sungguh demi Alloh ( hendaklah anda memperhatikan ) waktu umur ( anda ). Bersegeralah sebelum hilang umur kita. Mintalah kesaksian ( dengan perantara ) ilmu, mintalah petunjuk jalan dengan hikmah, berlombalah dengan waktu, dan bantahlah jiwa-jiwa ( yang menyuruh untuk berbuat jelek ). Maka seolah-olah telah ada seorang yang menghalau akan tetapi suaranya tidak bisa memahamkan seorang yang jatuh dalam penyesalan.”

▪️ Ibnu Mas’ud –rodhiallohu ‘anhu- berkata :

ما ندمتُ على شيءٍ ندمي على يومٍ غرَبَت فيه شمسُهُ، نقص فيه أجلي، ولم يزدَدْ فيه عملي
“Tidaklah akau menyesal terhadap sesuatu ( melebihi ) dari penyesalanku terhadap suatu hari yang mana matahari telah tengelam di hari itu, sementara ajalku semakin dekat sedangkan amalan ( sholih )ku tidak bertambah di hari itu.

▪️ Al-Imam Hammad bin Salamah –rohimahullah- berkata :

ما جِئنا إلى سليمان التَّيْمِي في ساعةٍ يُطاعُ اللهُ فيها إلاَّ وجدناهُ مُطيعًا، إنْ كان في ساعةِ صلاةٍ وجدناهُ مُصلّيًا، وإن لم تكنْ ساعة صلاةٍ وجدناهُ إمَّا متوضِّأً أو عائدًا مريضًا، أو مشيِّعًا لجنازة، أو قاعدًا في المسجد"، قال: فكُنَّا نرى أنَّهُ لا يُحسنُ أن يعصي الله - عزَّ وجل.

“Tidaklah kami mendatangi Sulaiman At-Taimi di suatu waktu yang mana di waktu itu Alloh ditaati oleh para hambanya kecuali kami mendapatkannya dalam keadaan sedang ta’at kepada Alloh. Jika pada waktu sholat, kami mendapatkan dia sedang sholat. Jika tidak di waktu sholat, kami mendapatkannya dalam keadaan mungkin sedang berwudhu’, atau mengunjungi orang sakit, atau mengikuti jenazah, atau sedang duduk di masjid. Beliau ( Hammad ) berkata : “Maka kami berpendapat sesungguhnya dia tidak bisa untuk bermaksiat kepada Alloh.”

▪️ Seorang menteri yang sholih bernama Yahya bin Zuhair –rohimahullah- pernah bersyair :

وَالوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عُنِيتَ بِحِفْظِهِ
وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يَضِيعُ

“Waktu adalah perkara yang paling berharga untuk diperhatikan dengan menjaganya
Dan aku berpendapat bahwa waktu adalah sesuatu yang paling mudah hilang dari diri anda”

▪️ Seorang penyair berkata :

بَكَيْتُ عَلَى الشَّبَابِ بِدَمْعِ عَيْنِي
فَلَمْ يُفِدِ البُكَاءُ وَلاَ النَّحِيبُ
أَلا لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَوْمًا
فَأُخْبِرَهُ بِمَا فَعَلَ المَشِيبُ

“aku menangisi masa muda dengan derai air mata
Maka tangisan dan ratapan( ku ) tidak memberikan manfaat
Ketahuilah duhai sekiranya masa muda itu bisa kembali di suatu hari
Aku akan kabarkan kepadanya terhadap apa yang dilakukan oleh orang yang telah beruban.”


Yaa Robb, rahmatilah hamba dalam setiap perguliran waktu. Amiin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar