JANGAN 'UJUB (2)

 *JANGAN 'UJUB* (2)

حطر العجب

BAHAYA UJUB

سئل حمدون القصار –رحمه الله-: ما بال كلام السلف أنفع من كلامنا؟! قال: لأنهم تكلموا لعز الإسلام ونجاة النفوس ورضى الرحمن، ونحن نتكلم لعز النفس وطلب الدنيا وقبول الخلق. (شعب الإيمان : 2/297)

Hamud alQishar ditanya: mengapa perkataan para salaf dahulu lebih manfaat daripada ucapan kita? Dia berkata ; karena mereka berbicara untuk keagungan Islam, untuk keselamatan jiwa dan untuk mencari ridho ArRohman. Sementara kalau kita ngomong motivasinya menonjolkan diri, ambisi duniawi dan penerimaan Hamud alQishar ditanya: mengapa perkataan para salaf dahulu lebih manfaat daripada ucapan kita? Dia berkata ; karena mereka berbicara untuk keagungan Islam, untuk keselamatan jiwa dan untuk mencari ridho ArRohman. Sementara kalau kita ngomong motivasinya menonjolkan diri, ambisi duniawi dan penerimaan makhluk"

وعن أنس بن مالك رضي الله عنه ؛ أن رسول الله قال " لو لم تكونوا تذنبون خشيت عليكم أكثر من ذلك : العُجْب " . (السلسلة الصحيحة : 2/263)

Anas bin Malik berkata, rosulullah bersabda ; "sekiranya kalian tidak ada yang pendosa, niscaya aku masih takut kalian ditimpa yang lebih banyak dari itu, yaitu: sifat 'ujub".

وعن العباس بن عبد المطلب –رضي الله عنه قال -: " بينما أنا مع النبى صلى الله عليه وسلم .. ، إذ أقبل رجل يتبختر بين برديه و ينظر إلى عطفيه و قد أعجبته نفسه ، إذ خسف الله به الأرض في هذا الموطن ، فهو يتجلجل فيها إلى يوم القيامة " (السلسلة الصحيحة : 4/81)

Abbas bin Abdul Mutallib berkata ;

"Ketika saya bersama dengan rosulullah, datanglah seseorang yang menjulurkan kainnya yang melewati mata kakinya dengan penuh kesombongan dan bangga diri, namun tiba- tiba Allah tenggelamkan dia ke bawah bumi. Dia pun meronta- meronta di tempatnya hingga hari kiyamat"

وروى الطبراني في الأوسط، والبيهقي في الشعب، أن النبي قال: "ثلاث مهلكات: شح مطاع، وهوىً متبع، وإعجاب المرء بنفسه"

Rosulullah bersabda ;

"Tiga hal yang membinasakan: pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diperturuti, dan berbangga pada diri sendiri"

سُئل عبد الله بن المبارك –رحمه الله- عن مفهوم العُجْب؟ فقال: أن ترى أن عندك شيئًا ليس عند غيرك !

شعب الإيمان (7/50) ،

تذكرة الحفاظ (1/278)

Abdullah bin Mubarak ditanya tentang ujub. Maka dia berkata ; (ujub) yakni engkau merasa dirimu memiliki sesuatu yang orang lain tidak miliki"

وقال بشر بن الحارث –رحمه الله- :

«العجب أن تستكثر عملك وتستقل عمل الناس أو عمل غيرك» (حلية الأولياء : 8/348)

Bisyr bin Harits berkata ;

"Ujub adalah engkau menganggap amalanmu lebih banyak /hebat, sementara amal orang lain minim/ tidak ada apa²nya"

وقال مسروق –رحمه الله-:

بحسب الرّجل من العلم أن يخشى اللّه- عزّ وجلّ- وبحسب الرّجل من الجهل أن يعجب بعلمه .! (أخلاق العلماء للآجري : 1/70) ،

( مصنف ابن أبي شيبة : 7/149)

Masruq berkata ;

"Cukuplah seseorang itu (termasuk) berilmu jika dia selalu takut kepada Allah. Dan cukuplah seseorang itu (termasuk) bodoh jika dia ujub dengan ilmunya"

NB: Seberapa sih ilmunya..? Kok...ujub ?

وسُئِلَ الحافظ عبد الغني المقدسي -رحمه الله-: لِمَ لا تقرأ من غير كتاب ؟ قال : أخاف العجب (سير أعلام النبلاء : 21/449)

Abdul Ghoniy alMaqdisi ditanya , mengapa kamu tidak membaca dari selain Kitab (alQuran)?, maka dia berkata: aku takut ujub"

وقال كعب الأحبار -رحمه الله - لرجل أتاه ممن يتبع الأحاديث :

اتق الله وارض بدون الشرف من المجلس ، ولا تؤذين أحدا ، فإنه لو ملأ علمك ما بين السماء والأرض مع العجب ، ما زادك الله به إلا سفالاً ونقصا ! فقال الرجل رحمك الله يا أبا اسحاق ، إنهم يكذبوني ويؤذوني فقال : قد كانت الأنبياء يكذبون ويؤذون فيصبرون ، فاصبر وإلا فهو الهلاك (حلية الأولياء : 5/376 )

Ka'ab al-Akhbar berkata kepada seseorang yang datang kepadanya untuk mencari ilmu- ilmu hadits ; bertaqwalah kepada Allah dan ridho-lah dengan tanpa merasa sombong dalam majlis (merasa diri paling mulia), jangan sekali² mengganggu orang, sebab andaikan ilmumu banyak hingga memenuhi langit dan bumi tapi diiringi dengan ujub, maka hal itu tidak akan menambah selain kekurangan dan kerendahan. Maka pemuda tadi berkata: semoga Allah merahmatimu wahai Aba Ishaq, sesungguhnya mereka mendustaiku dan mereka menyakitiku. Masruq: Bukankah dulu para nabi juga diganggu dan disakiti? Maka bersabar saja. Jika kamu tidak sabar, maka celaka"

وقد قيل لعمر بن عبد العزيز رضي الله عنه:

إن مت ندفنك في حجرة رسول الله ، فقال: لأن ألقى الله بكل ذنب غير الشرك أحب إلىّ من أن أرى نفسي أهلاً لذلك. (صيد الخاطر : ص 250)

Dikatakan kepada Umar bin Abdul Aziz ; Wahai khalifah, seandainya engkau wafat niscaya aku akan menguburmu di sisi kubur rasulullah. Maka Umar bin Abd Aziz berkata: sungguh, seandainya aku berjumpa dengan Allah (wafat) dengan membawa dosa selain syirik, maka hal itu lebih aku sukai daripada aku memandang diriku pantas seperti itu (dikubur di sisi rosulillah)"

وقال حاتم الأصم -رحمه الله-:

لا أدري أيهما أشد على الناس اتقاء العجب أو الرياء ، العجب داخل فيك والرياء يدخل عليك ، العجب أشد عليك من الرياء ومثلهما أن يكون معك في البيت كلب عقور وكلب آخر خارج البيت فأيهما أشد عليك الذي معك أو الخارج ؟ فالداخل العجب والخارج الرياء

(حلية الأولياء : 8/76)

Hatim al-Ashom berkata ;

"Aku tidak tahu yang mana yang lebih berat menimpa manusia, 'ujub atau riya'. Ujub itu masuk di dalam dirimu kalau riya' dari luar ke dalam dirimu. Yang sebenarnya: ujub itu lebih berbahaya menimpa dirimu ketimbang riya'. Perumpamaan dari keduanya adalah seperti anjing gila yang satu berada di dalam rumahmu sementara yang lain di luar rumah. Mana yang lebih berbahaya? Tentu yang di dalam rumah ujub). Yang di dalam adalah ujub, yang diluar adalah riya'".

وقال عبيد الله بن عمر -رضي الله عنهما-:

أن عمر بن الخطاب كان جالسا ذات يوم ، فمرت به جارية تحمل قربة ، فقام ، فأخذ منها القربة وحملها على عنقه حتى وداها ثم رجع ،فقال له أصحابه : يرحمك الله يا أمير المؤمنين ! ما حملك على هذا ؟ قال : إن نفسي أعجبتني ؛ فأردت أن أذلها .

(المجالسة وجواهر العلم : 6/91)

Ubaidillah bin umar berkata ;

"Suatu hari Umar melihat budak perempuan membawa periuk, lalu dia pun berdiri membantu membawa periuk tersebut di pundaknya. Maka sahabatnya bertanya: wahai amirul mukminin mengapa engkau membawanya? Umar berkata: tadi diriku terjangkit ujub maka aku ingin menghinakannya"

وقال أبو الدرداء – رضي الله عنه-:

يا حبذا نوم الأكياس وإفطارهم كيف يعيبون سهر الحمقى وصيامهم ، ومثقال ذرة من بر صاحب تقوى ويقين أعظم وأفضل وأرجح من أمثال الجبال من عبادة المغترين

(حلية الأولياء : 1/211)

Abu Darda' berkata ;

"Duhai lebih baik tidurnya orang berakal dan makan mereka. Bagaimana bisa engkau menganggap cela terjaganya orang bodoh dan puasanya. Sekecil zarrah kebaikan yang dilakukan pemilik taqwa dan yaqin LEBIH BAIK daripada sebesar gunung ibadah orang² terperdaya"

وقال ابن القيم -رحمه الله - في كلام له في عقوبات الذنوب: ﻓﺴﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻢ ﻣﻦ ﻗﻠﺐ ﻣﻨﻜﻮﺱ ﻭﺻﺎﺣﺒﻪ ﻻ ﻳﺸﻌﺮ ، ﻭﻗﻠﺐ ﻣﻤﺴﻮﺥ ، ﻭﻗﻠﺐ ﻣﺨﺴﻮﻑ ﺑﻪ ، ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻣﻔﺘﻮﻥ ﺑﺜﻨﺎﺀ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻣﻐﺮﻭﺭ ﺑﺴﺘﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻣﺴﺘﺪﺭﺝ ﺑﻨﻌﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ؛ ﻭﻛﻞ ﻫﺬﻩ ﻋﻘﻮﺑﺎﺕ ﻭﺇﻫﺎﻧﺔ ﻭﻳﻈﻦ ﺍﻟﺠﺎﻫﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻛﺮﺍﻣﺔ . (الجواب الكافي :/ص 140)

Ibnu Qoyyim berkata ;

"Maha Suci Allah, betapa banyak hati yang terbalik dalam keadaan pemiliknya tidak menyadari, betapa banyak hati yang rusak, betapa banyak hati yang hancur tidak berbentuk lagi, betapa banyak orang yang terfitnah dengan pujian manusia, tertipu karena Allah menutupi dosa-dosanya, dan digiring secara pelan-pelan menuju kepada kebinasaan tanpa menyadari karena dia diberi berbagai kenikmatan dari Allah?! Ini semua merupakan hukuman dan kehinaan yang ditimpakan kepadanya, namun orang yang bodoh menyangka bahwa itu merupakan karamah."

(Al-Jawabul Kafy, hlm. 140)

سفيان الثوري -رحمه الله-:

إياك وما يفسد عليك عملك فإنما يفسد عليك عملك الرياء، فإن لم يكن رياء فإعجابك بنفسك حتى يخيل إليك أنك أفضل من أخ لك، وعسى أن لا تصيب من العمل مثل الذي يصيب ولعله أن يكون هو أورع منك عما حرم الله وأزكى منك عملا، فإن لم تكن معجبا بنفسك فإياك أن تحب محمدة الناس ومحمدتهم أن تحب أن يكرموك بعملك ويروا لك به شرفا ومنزلة في صدورهم أو حاجة تطلبها إليهم في أمور كثيرة، فإنما تريد بعملك زعمت وجه الدار الآخرة لا تريد به غيره- فكفى بكثرة ذكر الموت مزهدا في الدنيا ومرغبا في الآخرة وكفى بطول الأمل قلة خوف وجرأة على المعاصي، وكفى بالحسرة والندامة يوم القيامة لمن كان يعلم ولا يعمل (حلية الأولياء : 6/391)

Sufyan atTsauri berkata ;

"Hati-hatilah engkau dari sesuatu yang dapat merusak amalanmu. Yang dapat merusak amalanmu adalah RIYA'. Kalau bukan Riya', maka yang akan merusak amalmu adalah BERBANGGA diri, sampai-sampai dikhayalkan, "bahwa engkau lebih baik dari pada saudaramu." Padahal bisa jadi engkau tidak mampu mengamalkan sebuah amalan yang mana dia mampu melakukannya. Padahal bisa jadi dia lebih berhati-hati dari perkara-perkara haram dibandingkan engkau, dan dia lebih suci amalannya dibandingkan engkau. Kalau engkau tidak termasuk orang yang berbangga terhadap dirimu, maka hati-hatilah engkau dari sikap SENANG DENGAN PUJIAN MANUSIA. Bentuk pujian mereka; engkau senang mereka memuliakanmu dengan amalanmu dan memandangmu dengan kemulian dan memiliki kedudukan di hati-hati mereka.

Atau kebutuhan yang engkau cari dari mereka pada banyak perkara. Dan engkau menyangka bahwa engkau menginginkan dengan amalanmu untuk mengharapkan kehidupan akhirat dan tidak menginginkan dengannya selain itu. Cukuplah dengan banyak mengingat kematian sebagai bentuk kezuhudan terhadap dunia ini, dan sebagai motivasi untuk kehidupan akhirat. Cukuplah dengan panjang angan-angan sebagai bentuk minimnya rasa takut, dan sebagai kelancangan untuk melakukan kemaksiatan. Cukuplah sebagai kesedihan dan penyesalan pada hari kiamat, bagi seseorang yang telah memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya."

[Hilyatu al-Auliya' juz 6, hal 391]

وقال أبو سليمان الداراني –رحمه الله-:

رد سبيل العجب بمعرفة النفس، وتخلص إلى إجماع القلب بقلة الخطأ، وتعرض لرقة القلب بمجالسة أهل الخوف واستجلب نور القلب بدوام الحزن، والتمس باب الحزن بدوام الفكرة، والتمس وجوه الفكرة في الخلوات

(صفة الصفوة : 4/281)

Abu Sulaiman adDaroni berkata ;

"Tolaklah jalan ujub dengan mengenali (kehinaan) diri, dan kuatkan hati dengan menyedikkitkan dosa, tajamkan kelembutan hati dengan bergaul dengan orang² yang khouf, petiklah cahaya hati dengan selalu banyak bersedih (krn dosa), carilah pintu kesedihan dengan banyak berfikir, carilah pintu tafakkur dengan menyendiri (beribadah)"

وقال الحارث بن نبهان –رحمه الله-:

سمعت محمد بن واسع، يقول: «واصاحباه ذهب أصحابي» قلت: رحمك الله أبا عبد الله أليس قد نشأ شباب يصومون النهار ويقومون الليل ويجاهدون في سبيل الله قال: «بلى ولكن أخ» ، وتفل، «أفسدهم العجب»

(حلية الأولياء : 2/352)

Harits bin Nabhan berkata ; aku dengar Muhammad bin Wasi' mengatakan;

"Duhai telah pergi sahabat²ku. Aku berkata: wahai Aba Abdillah, bukankah para pemuda mereka tumbuh dengan rajin puasa di siang hari, beribadah sholat di malam hari, & berperang di jalan Allah? Ibnu Wasi': ya, tapi (amalan) mereka dirusak oleh rasa 'ujub".

وقال هشام الدستوائي –رحمه الله-:

والله ما أستطيع أن أقول أنِّي ذهبت يومًا قط أطلب الحديث أريد به وجه الله عز وجل.

Hisyam berkata ;

"Demi Allah, aku tidak mampu mengatakan: "sungguh aku pernah pergi pada suatu hari untuk belajar hadits", karena ingin mengharap wajah Allah (ikhlas) dalam belajarku.

قلت أي الذهبي ـ :

والله ولا أنا ، فقد كان السلف يطلبون العلم لله فنبلوا ، وصاروا أئمة يقتدى بهم ، وطلبه قوم منهم أولا لا لله ، وحصلوه ثم استفاقوا ، وحاسبوا أنفسهم ، فجرهم العلم إلى الإخلاص في أثناء الطريق .

(سير أعلام النبلاء : 7/152)

AdDzahabi berkata ;

"Demi Allah. Dahulu para salaf mencari ilmu semata² karena Allah hingga mereka memperolehny............