Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Senin, 04 Januari 2021

DEKAT DENGAN ORANG MISKIN

 *DEKAT DENGAN ORANG MISKIN*


⭕ Memicingkan mata kepada orang miskin, merendahkan dan menghina mereka merupakan kedzaliman. Kita sering meremehkan orang -orang miskin dan lemah. Padahal bisa jadi keberadaan itu bisa berubah. Bayangkan jika keadaan kita di posisi mereka, maka bagaimana rasanya.

⭕ Padahal kita diberikan pertolongan dan rezeki karena keberadaan mereka. Slaah satunya adalah dengan lingkungan orang miskin disekitar kita, maka kita akan banyak bersyukur karena sering melihat ke bawah dalam hal dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah kalian, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah kalian.”[1]

Dalam riwayat Nasa’i,

إِنما ينصُر الله هذه الأمةَ بضعيفها: بدعوتِهم، وصلاتِهم، وإِخلاصهم

“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini dengan sebab orang-orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan doa, sholat dan keikhlasan mereka.” [2]

⭕ Ibnu Hajar Al-Asqalani menukilkan penjelasan Ibnu Batthal rahimahullah,

تأويل الحديث أن الضعفاء أشد إخلاصا في الدعاء، وأكثر خشوعا في العبادة لخلاء قلوبهم عن التعلق بزخرف الدنيا ” .ولذلك أوصى النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ في أحاديث كثيرة بالرحمة بالفقراء والضعفاء،

“Tafsir hadits ini bahwa orang-orang lemah itu lebih ikhlas dalam berdoa dan lebih khusyu’ dalam ibadah karena hati mereka sangat sedikit bergantung dengan hirup pikuk kehidupan dunia. Karenanya Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ berwasiat dalam banyak hadits agar berkasih sayang kepada orang yang miskin dan lemah.” [3]

⭕ Orang-orang lemah itu biasanya lebih bersungguh- sungguh dalam berdoa dan lebih khusyu’ dalam meminta kepada Allah. Ditambah lagi kondisi mereka yang sangat memerlukan dan terjepit berbagai kesusahan. Maka munajat doa pun lebih ikhlas dan penuh kesungguhan. Di saat:

- beras untuk makan keluarganya habis
- sementara uang di dompet tinggal tujuh belas ribu rupiah.
- ATM sudah lama terblokir karena tidak terisi.
- sementara istrinya juga tidak pernah punya perhiasan untuk digadaikan
- apalagi uang simpanan, jelas tiada.
- mau berhutang juga malu ke tetangga, disangka tidak bisa mengembalikan.
- untuk mengirit gas masak pakai kayu bakar
- kalau malam gelap² tanpa listrik, agar mengirit pengeluaran.
- mau pinjam keluarga juga mereka sudah punya tanggungan masing².
- tidak punya sepeda motor, sehingga kemana- mana jalan kaki.
- sering masak palawija, singkong, pisang guna mengganjal perut.
- pakaian bersahaja, berbeda dengan orang² yang serba modis dan gonta- ganti.
- untuk berhemat, anak²nya kalau sekolah membawa air minum dari rumah dan tidak usah jajan.
- kalau jalan di tempat sepi, sandalnya ditenteng dengan tangan agar awet dan tidak rusak.
- harta dan perabot rumahnya sangat sedikit dan terbilang usang.
- menu sehari- hari jauh dari standar gizi.
- sering izin ke tetangga, minta kembang pisang (tuntut/ontong) yang di pohon dipetik untuk disayur.
- jalan kaki dengan istrinya menjual nangka, lombok, ayam, daun bayam, sawi, daun pisang yang dimilikinya.
- berpuasa dan menahan lapar adalah hal biasa dalam keluarga.
- kekurangan dan derita adalah paket harian.
- ayam dan itik piaraannya pun tidak pernah diberi pakan pabrikan bahkan sisa makanan.
- isak tangis peraduan, ratapan peluh permintaan, mengemis rejeki, wajahnya yang penuh iba sering menatap ke arah langit, tengadah tangan dalam pinta, bersungkur sujud dalam doa, berbaring membisikkan segala duka, mengkomat- kamitkan dzikir harapn, melaporkan segala pahit getir yang dialami, berharap taqdir keajaiban terjadi, mencitakan kecukupan, dilimpahkan makanan, terpenuhinya hajat keperluan, dimudahkan semua urusan, dijauhkan dari kemiskinan, tertutupinya semua aib.
- Maka benarlah, acapkali seorang tatkala miskin.... mereka sangat rajin berdoa, bersungguh dalam berdzikir, dan sangat dekat dengan Allah.... Tak luput dalam tahajut. Yang kadang² orang kaya tidak seperti demikian.

⭕ Dengan berbuat baik kepada orang miskin dan lemah bisa jadi kita dan lingkungan kita didoakan oleh mereka. Dan janganlah sering meremeh mereka, karena walaupun penampilan mereka seperti orang yang diremehkan, tetapi bisa jadi jika dia berdoa kepada Allah, langsung dikabulkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ

“Mungkin saja orang yang berpenampilan kusut, senantiasa diusir dari pintu rumah orang, akan tetapi bila bersumpah memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkannya.”[4]

⭕ *Justru orang kaya dan bermegah-megah bisa ditimpa musibah.* Sebaliknya jika banyak orang kaya/mewah dan melampau batas, maka tempat tersebut bisa ditimpa kesusahan bahkan musibah. Bisa jadi karena kesombongan dan keangkuhan mereka serta lupa dengan karunia Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan mereka yang hidup mewah di negeri itu (agar taat kepada Allah), maka mereka pasti durhaka di dalamnya, sehingga pantas berlaku baginya ketentuan (hukuman) Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Al-Isra’: 16)

Allah Ta’ala juga berfirman,

فَلَمَّا أَحَسُّوا بَأْسَنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَرْكُضُونَ (12) لَا تَرْكُضُوا وَارْجِعُوا إِلَى مَا أُتْرِفْتُمْ فِيهِ وَمَسَاكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْأَلُونَ (13) قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ (14)

'Maka, ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka lari kalang-kabut dari negerinya itu. (Dikatakan kepada mereka): Janganlah kalian lari kalang-kabut, kembalilah kepada kemewahan yg diberikan kepada kalian dan ke rumah-rumah kalian, agar (nantinya) kalian dapat ditanya. Mereka berkata: “Betapa celaka kami! sungguh kami orang-orang yang zalim”. [Al-Anbiya’: 12-14]

⭕ Mencari teman dan lingkungan yang mayoritas dibawah kita dalam urusan dunia. Usahakan kita cari teman dekat dan tetangga yang mayoritas dibawah kita dari segi dunia. Jangan hanya bergaul dengan teman yang kaya saja. Maka salah satu keuntungan dari sekian keuntungan berteman dengan orang miskin atau lingkunag di sekitar kita banyak orang miskin. Maka kita akan banyak bersyukur dan berbahagian, kita melihat mereka lebih susah hidupnya dari kita. Berbeda jika dibandingkan dengan tema-teman orang kaya saja, maka hati sering sesak, bahkan hasad melihat nikmat mereka dan akhirnya kita kurang mensyukuri nikmat Allah.

⭕ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau lihat orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”[5]

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) , maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.”[6]

⭕ Orang miskin dan lemah mayoritas penduduk surga

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

قمت على باب الجنة، فكان عامة من دخلها المساكين، وأصحاب الجد محبوسون غير أن أصحاب النار قد أمر بهم إلى النار

“Saya pernah berdiri di pintu surga, ternyata umumnya orang yang memasukinya adalah orang miskin. Sementara orang kaya tertahan dulu (masuk surga). Hanya saja, penduduk neraka sudah dimasukkan ke dalam neraka.”[7]

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اطلعت في الجنة، فرأيت أكثر أهلها الفقراء

“Saya pernah melihat surga, aku lihat kebanyakan penduduknya adalah orang miskin.”[8]



Semoga bermanfaat,
[1] Dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 779
[2] HR Nasa’i. 3179
[3] Fathul Bari 6/89, Darul Ma’rifah, Beirut, 1397 H, syamilah
[4] H.R. Muslim
[5] HR. Bukhari dan Muslim
[6] HR. Bukhari dan Muslim)
[7] HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim
[8] HR. Bukhari dan Muslim
.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar