🇨 🇭 🇪 🇨 🇰 🇱 🇮 🇸 🇹
🇦 🇲 🇦 🇱
ALLAH MENGUJI KITA UNTUK MENJADI YANG TERBAIK AMALNYA, BUKAN YANG TERBANYAK*
✍🏻 Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly _rahimahullah_ berkata:
وكان السلف يوصون بإتقان العمل وتحسينه دون الإكثار منه، فإن العمل القليل مع التحسين والإتقان أفضل من الكثير مع الغفلة وعدم الإتقان.
"Dahulu ulama salaf berwasiat untuk menyempurnakan amal dan memperbagusnya, dan mereka tidak berwasiat untuk memperbanyaknya, karena sesungguhnya amal yang sedikit namun bagus dan sempurna lebih afdhal (:utama) dibandingkan dengan amal yang banyak namun diiringi dengan kelalaian dan tidak sempurna." (Majmu'ur Rasail, jilid 1 hlm. 352)
🌴 Yang penting itu bukan BANYAKnya, tapi yang lebih penting adalah DITERIMAnya.
🌴 Berbeda dengan kebanyakan orang² yang lalai, mereka hanya berorientasi kepada banyaknya amal, lebah menitik beratkan pada target² kuantitas, fokus pada frekuensi capaian dan kalkulasi jumlah. Bagi mereka yang penting adalah banyak- banyakan program amalan.
🌴 Ada seseorang meminta kepada Ibnu Umar, maka dia berkata kepada anaknya;
أَعْطِهِ دِينَارًا , فاعطاه ، فلما انصرف فَقَالَ لَهُ ابْنُهُ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنْكَ يَا أَبَتَاهُ , فَقَالَ : لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ تَقَبَّلَ مِنِّي سَجْدَةً وَاحِدَةً , أَوْ صَدَقَةَ دِرْهَمٍ وَاحِدٍ , لَمْ يَكُنْ غَائِبٌ أَحَبَّ إِليَّ مِنَ الْمَوْتِ , أَتَدْرِي مِمَّنْ يَتَقَبَّلُ اللَّهُ , إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ سورة المائدة آية 27 ( التمهيد لابن عبد البر، حديث 19)
"Berikan padanya satu dinar". Tatkala yang meminta tadi berlalu, anaknya berkata ; "semoga Allah menerima (amalan) darimu wahai ayah". Maka Ibnu Umar berkata : "sekiranya aku mengetahui bahwa Allah menerima satu sujudku, atau sedekahku satu dirham, maka hal itu lebih aku cintai daripada kematian. Tahukah kamu, siapakah orang yang diterima (amalannya) itu? Yaitu firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
🌴 Para ulama salaf terdahulu begitu semangat untuk menyempurnakan amalan mereka, kemudian mereka berharap-harap agar amalan tersebut diterima oleh Allah dan khawatir jika tertolak. Merekalah yang disebutkan dalam firman Allah,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.” (QS. Al Mu’minun: 60)
🌴 Ali bin Abi Thalib berkata,
كانوا لقبول العمل أشد اهتماماً من العمل ، ألم تسمعوا قول الله عز وجل {إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين} . (المائدة:27) .
“Mereka para salaf lebih besar perhatiannya kepada diterimanya amalan-amalan daripada banyaknya amalan. Bukankah engkau mendengar firman Allah Ta’ala,َ “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
🌴 Dari Fudholah bin ‘Ubaid, beliau mengatakan,
: لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ تَقَبَّلَ مِنِّي ذرة من الخير أَحَبَّ إِليَّ مِنَ الدنيا وما فيها لأن الله قال
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين
“Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
🌴 berkata Abu Darda' ;
لإن أستيقن أن الله تقبل مني صلاةً واحدةً أحب إليّ من الدنيا وما فيها إن الله يقول: {إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين}.
“Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu sholatku, maka hal itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.”
🌴 Ali bin Abu Talib berkata ;
لا يَقِلّ عمل مع تقوى وكيف يَقِلّ ما يُتقبل .
"Tidak termasuk sedikit suatu amalan yang disertai ketaqwaan, bagimana bisa sedikit apa- apa yang diterima"
🌴 Ibnu Diinar mengatakan,
لايقبل العمل اخوف علي من كثرة العمل
“Tidak diterimanya amalan lebih ku khawatirkan daripada banyak beramal.”
🌴 Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata,
أدركتهم يجتهدون في العمل الصالح فإذا فعلوه وقع عليهم الهم أيقبل منهم أم لا ؟ ،
“Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan sholih. Apabila telah selesai melakukannya, mereka ditimpa kekhawatiran apakah amalan mereka diterima atau tidak.”
🌴Oleh karena itu sebagian ulama sampai-sampai mengatakan,
فلقد كان السلف الصالح يدعون الله ستة أشهر أن يبلغهم شهر رمضان , ثم يدعون الله ستة أشهر أن يتقبل منهم .
“Para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.”
Lihat pula perkataan ‘Umar bin ‘Abdul Aziz berikut tatkala beliau berkhutbah pada hari raya Idul Fithri,
“Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri.
Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak.” [3]
🌴 Itulah kekhawatiran para salaf. Mereka begitu khawatir kalau-kalau amalannya tidak diterima. Namun berbeda dengan kita yang amalannya begitu sedikit dan sangat jauh dari amalan para salaf. Kita begitu “pede” dan yakin dengan diterimanya amalan kita. Sungguh, teramatlah jauh kita dengan mereka.
_______
🌴 Hasan al Bashri berkata,
إن المؤمن جمع إحساناً وشفقة ، وإن المنافق جمع إساءة وأمناً ،
"Sesungguhnya seorang mukmin menggabungkan antara berbuat baik dengan rasa takut. Dan sesungguhnya orang munafik menggabungkan antara berbuat buruk dengan merasa aman", kemudian beliau membaca ayat,
{ إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ * وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ * وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ * وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ } [سورة المؤمنون] وقال المنافق : {قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي }.
"Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat- ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (seusuatu apa pun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka.” (QS: Al-Mukminun [23]: 57- 60). Lalu beliau membacakan sifat orang munafiq,
"Sesungguhnya aku diberi (harta), karena ilmu (:kepintaran) ku"
🌴 Umar bin ABDUL Azis berkata,
أوصيك بتقوى الله الذي لا يقبل غيرها ولا غيرها ولا يرحم إلا عليها ولا يثيب إلا عليها فإن الواعظين بها كثير والعاملين بها قليل .
سئل موسى بن أعين عن قوله {إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين} فقال : تنزهوا عن أشياء من الحلال مخافة أن يقعوا في الحرام فسماهم متقين .
وروى ابن جرير عن عامر بن عبدالله العنبري أنه حين حضرته الوفاة بكى، فقيل له ما يبكيك فقد كنت وكنت ؟ فقال يبكيني أني أسمع الله يقول {إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين} فمن منا أشغله هذا الهاجس !!
🌴 Duhai alangkah bahagia bagi orang yang mengisi hari- hari dan malam- malamnya dengan amalan. Lalu mereka bersukacita karena sebab diterimanya amalan. Mereka berbahagia saling mengucapkan selamat atas diterimanya amalan, bagikan ucapan pada hari raya "TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM".
🌴 Duhai alangkah menderita bagi orang yang mengisi hari- hari dan malam- malamnya dengan amalan yang tidak diterima. Sebab banyaknya faktor terhalangnya ijabah. Tidak dipenuhinya syarat dan niyat. Lalu mereka berdukacita karena sebab sia-sianya amalan. Mereka berkabung saling mengucapkan celaka atas ditolaknya amalan, bagikan ratapan dalam kematian. Bagaikan 'ibadah' para rahib sepanjang hayatnya. Dalam kelelahan, dalam banyaknya amalan namun dibalas neraka. Na'udzu billah.
فابكوا على ما مضى من العمر واغتنموا ***** ما قد بقي فهو حق عندكم جاري
🌴 Bukankah sepotong doa yang dikabulkan itu lebih baik daripada sederet kata- kata yang tak berguna. Bukankah sedikit ilmu yang bermanfaat lebih baik daripada segudang informasi?
Oleh karena itu nabi mengajarkan doa agar amalan kita diterima;
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“.
(HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)
Semoga amalan kita dari hari ke hari diterima sebagai amalan yang sholih.
ودكم أبو حسن
___________
Tidak ada komentar :
Posting Komentar