*TAK TERKENAL*
✍ Al-Fudhail bin Iyyadh _rahimahullah_ berkata:
إن قدرت أن لا تُعرف فافعل، وما عليك ألا تُعرف، وما عليك ألا يُثنى عليك، وما عليك أن تكون مذمومًا عند الناس إذا كنت محمودًا عند الله عَزّ وَجَلّ.
“Jika engkau mampu untuk tidak terkenal maka lakukanlah. Tidak ada ruginya engkau tidak dikenal. Tidak ada ruginya engkau tidak mendapatkan pujian. Tidak ada ruginya engkau dicela oleh manusia jika engkau terpuji di sisi Allah Azza wa Jalla.” (At-Tawadhu’ wal Khumul, karya Abu Bakr al-Qurasyi, hlm. 43)
✍ Dahulu Bisyr bin Harits al-Hafy _rahimahullah_ pernah berdoa:
اللهم إن كنت شهرتني في الدنيا لتفضحني في الآخرة فاسلبه مني.
“Yaa Allah, jika Engkau menjadikan diriku terkenal di dunia ini untuk Engkau bongkar aibku di akhirat nanti, maka cabutlah ketenaran itu dariku.” (Shahih, riwayat al-Baihaqy, az-Zuhdul-Kabir, no. 147)
***
✍ Ashim al-Ahwal _rahimahullah_ berkata:
كان أبو العالية إذا جلس إليه أكثر من أربعة قام فتركهم.
“Dahulu Abul Aliyah (Rufai’ bin Mihran) jika ada lebih dari empat orang duduk di majelis beliau untuk mendengarkan mengerumuninya, maka beliau bangkit meninggalkan mereka.” (Siyarul A’lamin nubala: 4 /210)
وكان خالد بن معدان إذا عظمتْ حلقته (أي كثر تلاميذه في حلقة التدريس) قام فانصرف، قيل لصفوان: ولِمَّ كان يقوم؟ قال: كان يكره الشهرة.
"Demikian pula Kholid bin Ma'dan apabila banyak yg datang kepadanya, dalam halaqah pelajarannya maka bergegas pergi. Ditanya sofwan: 'mengapa dia beranjak pergi? Dijawab : "dia tidak suka terkenal"
✍ Hammad bin Zaid _rahimahullah_ berkata:
كنت أمشي مع أيوب فيأخذ في طرق إني لأعجب له كيف اهتدي لها، فراراً من الناس أن يقال هذا أيوب.
“Dahulu saya biasa berjalan bersama Ayyub as-Sikhtayany, beliau mengambil jalan-jalan yang berbeda yang saya benar-benar merasa heran bagaimana beliau bisa menghafal jalan-jalan tersebut. Hal itu beliau lakukan untuk menghindari agar orang-orang tidak mengatakan, “Ini adalah Ayyub.” (Al-Ma’rifah wat Tarikh, al-Fasawy, 2/ 232), dan (Thabaqat Ibnu Sa’ad, jilid 7 hlm. 249, sanad shahih).
✍ Sudah menjadi tabiat manusia, bahwa dia terpandang, terhormat, terkenal di tengah² masyarakat. Apakah dia terkenal sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, penderma harta, dikenal hebat sebagai orang yang sakti, atau pemilik keutamaan yang lain. Kepalanya langsung 'besar' kalau ada orang lain jalan membungkuk² hormat di hadapannya. Hatinya langsung berbangga kalau ada orang cium²/kedua tangannya. Mengutamakan, mendahulukan, membukakan pintu mobil kepadanya serta memuji-mujinya.
Imam Ahmad bin Hambal mengatakan kepada Abdul Wahhab Al Warraq :
أخمل ذكرك ، فإني أنا قد بليت بالشهرة
“(Wahai Abdul Wahab) sembunyikanlah namamu. Karena sungguh aku telah diuji berat dengan ketenaran” (Siyar A’lamin Nubala, 11/226).
✍ Orang yang punya penyakit 'syuhroh' alias ingin muncul dan unggul, tidak ingin orang lain berpaling meremehkannya. Benci namanya dilupakan orang sambil lalu.
إنَّ الله يُحبُّ العبدَ التقيَّ النقيَّ الغنيَّ الخفيَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang merasa cukup (tidak meminta-minta), dan menyembunyikan amal kebaikannya.” (HR. Muslim)
✍ Betapa banyak orang *karena ketenarannya* , *ia haus akan pujian* manusia, sehingga semua amalnya demi manusia, ingin disukai manusia. Ingin diterima di kalangan manusia, hingga jauh dari keikhlasan. Sia-sialah amalannya.
✍ Betapa banyak orang karena ketenarannya, ia merasa menjadi panutan, menjadi role-model, *hingga lupa introspeksi diri dan lupa akan aib-aib diri.*
✍ Betapa banyak orang karena ketenarannya, *ia merasa tidak pernah salah, senantiasa di atas kebenaran, dan mengajak orang-orang kepada dirinya.*
✍ Betapa banyak orang karena ketenarannya, *ia tidak mau dikoreksi dan enggan rujuk pada kebenaran.*
✍ Betapa banyak orang karena ketenarannya, dia *membuat kesalahannya diikuti orang banyak, sehingga berlipat-lipat dosanya.*
✍ Betapa banyak orang karena ketenarannya, ia sedikit-demi-sedikit menyimpang dari jalan yang lurus, dan terjerumus lubang kesesatan.
✍ Bisyr bin Al Harits rahimahullah mengatakan:
لا أعلم رجلاً أحب أن يُعرف إلا ذهب دينه وافتضح
“Yang aku ketahui dari orang yang suka untuk dikenal orang banyak, adalah ia akan luntur agamanya dan akan terungkap aib-aibnya” (Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Ashfiya’, 8/434).
*TERKENAL YANG TERPUJI*
✍ Yaitu terkenal di langit. _Subhanallah_ Apalah guna jika seseorang terkenal di dunia tapi dilupakan dan tercela di langit ??
✍ Seorang lelaki melewati Rasulullah maka beliau bertanya pada para sahabat:
مَا تَقُولُونَ فِي هَذَا؟. قَالُوا: حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ يُنْكَحَ، وَإِنْ شَفَعَ أَنْ يُشَفَّعَ، وَإِنْ قَالَ أَنْ يُسْتَمَعَ. قَالَ: ثُمَّ سَكَتَ. فَمَرَّ رَجُلٌ مِنَ فُقَرَاءِ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ: مَا تَقُولُونَ فِي هَذَا؟. قَالُوا: حَرِىٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ لاَ يُنْكَحَ وَإِنْ شَفَعَ أَنْ لاَ يُشَفَّعَ، وَإِنْ قَالَ أَنْ لاَ يُسْتَمَعَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: هَذَا -أي: الثاني الفقير المغمور- خَيْرٌ مِنْ مِلْءِ الأَرْضِ مِثْلَ هَذَا.متفق عليه
"apa pandangan kalian tentang orang ini?’ mereka menjawab: orang ini seandainya meminang wanita pasti akan diterima pinangannya, seandainya memohon syafaat pasti akan diterima syafaatnya, seandainya berbicara akan didengarkan omongannya”, maka Rasulullah terdiam. Tak berapa lama lewatlah salah seorang dari kaum muslimin yang fakir, maka Rasulullah kembali bertanya: “apa pandangan kalian tentang orang ini?” Mereka menjawab: “orang ini seandainya meminang akan ditolak lamarannya, jika memohon syafaat, tidak akan dilayani dan jika berbicara tidak akan didengar. Rasulullah menjawab: “orang ini lebih baik satu dunia daripada orang yang pertama. (Muttafaq ‘alaihi.)
✍ Berkata Ibrahim an-nakh’i dan Hasan Bashri:
“كفى بالمرء شرًّا أن يُشار إليه بالأصابع في دين أو دنيا إلا من عصم الله”.
”Sungguh seseorang dalam kejelekan tatkala orang-orang orang mengacungkan jari-jari telunjuk mereka padanya dalam hal agama ataupun dunia, kecuali orang-orang yang dipelihara Allah.
✍ Berkata Fudhail bin Iyadh:
“إن قدرت أن لا تـُعرف فافعلْ وما عليك إن لم يُثنَ عليك، وما عليك أن تكون مذمومًا عند الناس إذا كنت عند الله محمودًا”.
“Seandainya kalian mampu untuk tidak dikenal maka lakukanlah, tiada sedikitpun dosa seandainya kalian tidak pernah dipuji, dan tidak juga menjadi masalah jika kalian dicela manusia selama kalian dipuji Allah”.
✍ Berkata Mukhallad bin Hasan:berkata Ayyub:
ما صدق عبد قط فأحب الشهرة
"tidak pernah selamanya ada seorang hamba yang jujur yang mencintai ketenaran”.
✍ Berkata Sufyan Tsauri:
“السلامة في أن لا تُحِب أن تعرف
"Keselamatan itu ada ketika seseorang tidak menginginkan ketenaran."
✍ Dia juga berkata:
“واحذر حب المنزلة فإن الزهادة فيها أشد من الزهادة في الدنيا”.
"waspadailah sifat ingin mencari kedudukan, sebab zuhud terhadap perkara ini lebih dahsyat daripada zuhud terhadap dunia”.
✍ Berkata Abdullah bin Mubarak: Sufyan Tsauri berpesan padaku:
” إياك والشهرة، فما أتيتُ أحدًا (أي من العلماء) إلا وقد نهى عن الشهرة”.
"hindarilah mencari popularitas, tidak seorangpun dari ulama yang pernah kudatangai kecuali mengingatkan agar meninggalkan keinginan untuk tenar”. Sufyan juga menuliskan pesan padaku: Sebarkan ilmumu dan hindari popularitas”.
✍ Dari Fudhail bin Muhalhal dia berkata:
“قال لي سفيان فيم السلامة؟ قلت: أن لا تعرف. قال: هذا ما لا يكون، ولكن السلامة في أن لا تحب أن تعرف”:
"Sufyan tsauri bertanya padaku” bagaimana jalan keselamatan? Aku menjawab: ';ketika engkau tidak inggin dikenal, dia menjawab: hal itu mustahil, tetapi jalan keselamatan adalah tatkala engkau tidak memiliki ambisi untuk dikenal”.
✍ Diantara bentuk ungkapannya:
“مَن أَحَبَّ أن يُذكَر لم يُذكرْ، ومَن كره أن يذكَر ذُكِر
"Barang siapa yang ingin terkenal maka tidak akan dikenal, dan barang siapa yang dan tidak ingin dikenal, akan terkenal."
✍ Berkata Bisyir bin Harits:
لا أعلم رجلاً أحبَّ أن يُعرف إلا ذهب دينه وافتضح
"tidak ada seorangpun yang kukenal gila popularitas kecuali akan luntur agamanya dan akan dipermalukan.”
✍ Dia juga berkata:
لا يجد حلاوة الآخرة رجل يحب أن يعرفه الناس
"tidak akan mendapatkan manisnya negeri akhirat bagi orang-orang yang ingin dikenal manusia”.
✍ Berkata Almarwazi :
“قال لي أحمد: قل لعبد الوهاب: أخملْ ذكرك فإني أنا قد بليت بالشهرة”.
Imam Ahmad berkata padaku: “hindari popularitas, sebab aku benar-benar telah diuji dengan ketenaran”.
✍ Untuk mencari popularitas terkadang seseorang nekat melakukan perbuatan yang terkutuk _nauzubillah min zalik_
Ada yang memuji² diri, ada yang berbangga diri. Ada yang fotonya dipajang di baner spanduk, dia sdh merasa senang.
✍ Dikisahkan ada seseorang yang tertangkap ketika berusaha mengencingi sumur zam-zam, maka orang beramai-ramai menangkapnya dan bertanya padanya apa motifasinya nekat melakukan itu, maka dia menjawab: “aku inggin menjadi orang yang terkenal” _nauzubillah min zalik_ , nekat dikenal walaupun dengan laknat.
Semoga bermanfaat. amiin
ابو الحسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar