ZUHUD*
*Apa itu zuhud? Bagaimana zuhud yang benar ?*
🔶 Bukanlah zuhud terhadap dunia itu adalah meninggalkan sesuatu yang halal dan (tapi) tidak pula berarti menghambur- hamburkan harta, akan tetapi engkau jadikan apa yang di tangan Allah itu lebih terpercaya dibandingkan dengan apa yang di tanganmu, dan terus-menerus di dalam sikap pertengahan seperti inilah yang dituntut (oleh kita).
🔶 Zuhud adalah perkara yang baik yang dianjurkan dalam syari’at.
🔶 Dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idi رضي الله عنه berkata,
أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِىَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِىَ النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ ».
“Ada seseorang yang datang kepada Rasulullâh صلى الله عليه وسلم lalu berkata, ‘Wahai Rasulullâh! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau menjawab, *“Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.* ” [HR Ibnu Mâjah. 4102, Ibnu Hibbân, Ath-Thabarâni: 5972)
🔶 Jelas, bahwa zuhud pada dunia, ini akan membuahkan kecintaan Allah, dan zuhud pada apa yang ada di sisi manusia, ini akan mendatangkan kecintaan manusia.
🔶 Tidak ragu lagi, bahwa Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ adalah Manusia Yang Paling Zuhud di Dunia.
🔶 Bahwa kezuhudan beliau _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ adalah pilihan, andai saja beliau mau, niscaya Alloh akan menjadikan sebuah gunung berubah menjadi emas baginya. Mudah saja hal itu. Andai saja beliau mau, tak perlu Allah memberi kekuasaan dan kekayaan tanpa bersusah payah. Sebab apa saja yang beliau minta tentu dikabulkan. Alloh –Ta’ala- telah membebaskan bagi beliau banyak negeri, Alloh juga telah menjadikan 1/5 harta rampasan perang (al-fai') menjadi hak beliau, beliau juga memiliki setengah dari persawahan Khoibar, namun pada saat yang sama beliau selalu bersedekah dengan harta yang datang kepada beliau, beliau tetap memilih untuk tidur dengan alas tanah, tidur dengan beralaskan anyaman daun kurma, pernah tidak mendapatkan apapun untuk dimakan. Bahkan sering mengganjal perutnya dengan batu. Sampai segitunya.
🔶 Pada saat sebagian orang membicarakan tentang pembagian ghanimah (harta rampasan) maka Nabi [] bersabda:
(إِنَّهُ لَيْسَ لِي مِنْ هَذَا الْفَيْءِ شَيْءٌ، إِلَّا الْخُمُسَ ، وَالْخُمُسُ مَرْدُودٌ عَلَيْكُمْ) رواه أبو داود (2694)
“Bahwa saya sebenarnya tidak mendapatkan apapun dari al fai’ (harta rampasan dengan damai) ini kecuali 1/5, dan 1/5 tersebut pun dikembalikan kepada kalian semua”. (HR. Abu Daud: 2694)
🔶 Yaitu; bahwa 1/5 yang menjadi hak beliau dari ghanimah yang ada, beliau tidak mengambilnya untuk kebutuhan pribadi, akan tetapi beliau sedekahkan semuanya kepada kaum muslimin.
🔶 Rasulullah juga sering berdoa dengan mengatakan:
( اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا ) مسلم (1055)
“Ya Alloh, jadikan rizeki keluarga Muhammad sebagai makanan”. (HR. Muslim: 1055)
🔶 Beliau meminta kepada Alloh agar Memberinya rizeki sesuai dengan kebutuhan, Rasulullah tidak pernah meminta lebih dari itu, berikut ini beberapa hadits yang menjelaskan tentang kezuhudan Nabi kita _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ :
Dari ‘Aisyah ¢ berkata :
(مَا شَبِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ تِبَاعًا مِنْ خُبْزِ بُرٍّ حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ) رواه البخاري (5374) ومسلم (2970) .
“Rasulullah - tidak merasa kenyang selama tiga hari, hanya cukup dengan roti dari gandum dengan kualitas sedang untuk beraktifitas”. (HR. Bukhori: 5374 dan Muslim: 2970)
🔶 Beliau –'Aisyah, juga pernah berkata:
(إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى الْهِلَالِ ثُمَّ الْهِلَالِ ثُمَّ الْهِلَالِ ، ثَلَاثَةَ أَهِلَّةٍ فِي شَهْرَيْنِ ، وَمَا أُوقِدَ فِي أَبْيَاتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَارٌ ، فسئلت : فَمَا كَانَ يُعَيِّشُكُمْ ؟ قَالَتْ : الْأَسْوَدَانِ التَّمْرُ وَالْمَاءُ ، إِلَّا أَنَّهُ قَدْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِيرَانٌ مِنْ الْأَنْصَارِ وَكَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ ، فَكَانُوا يُرْسِلُونَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَلْبَانِهَا فَيَسْقِينَاهُ) رواه البخاري (2567) ومسلم (2972) .
“Sungguh pada saat kami melihat hilal, hilal dan hilal sebanyak tiga kali dalam dua bulan, selama itu rumah-rumah Nabi [] tidak ada tungku api yang menyala, seraya saya ditanya: “Apa yang menjadikan anda semua bertahan hidup ?”, ‘Aisyah menjawab: “Al aswadan” (kurma dan air), namun Rasulullah [] mempunyai tetangga dari orang-orang Anshor yang mempunyai onta yang susunya penuh. Mereka mengirimkan kepada Rasulullah ¢ susu tersebut maka kami semua meminumnya”. (HR. Bukhori: 2567 dan Muslim: 2972)
🔶 'Aisyah berkata:
(تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا فِي رَفِّي مِنْ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ ذُو كَبِدٍ إِلَّا شَطْرُ شَعِيرٍ) رواه البخاري (3097) ومسلم (2973) .
“Pada saat Rasulullah [] meninggal dunia, di rak/ almariku tidak ada apa-apa yang bisa dimakan, kecuali beberapa gandum dengan kualitas rendah”. (HR. Bukhori: 3097 dan Muslim: 2973)
🔶 Beliau –radhiyallahu ‘anha- juga berkata:
(لَقَدْ مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا شَبِعَ مِنْ خُبْزٍ وَزَيْتٍ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ) مسلم (2974) .
“Pada saat Rasulullah meninggal dunia dan beliau tidak mendapatkan sepotong roti dan minyak dalam satu hari, dan itu terulang dua kali”. (HR.Muslim)
Dari An Nu’man bin Basyir –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
(ذَكَرَ عُمَرُ مَا أَصَابَ النَّاسُ مِنْ الدُّنْيَا فَقَالَ : لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَظَلُّ الْيَوْمَ يَلْتَوِي مَا يَجِدُ دَقَلًا يَمْلَأُ بِهِ بَطْنَهُ) الدقل : رديء التمر . رواه مسلم (2978) .
“Umar telah menyebutkan apa yang telah menimpa manusia dari dunia ini dan berkata: “Saya telah melihat (Rasulullah [] agak sempoyongan karena hanya makan kurma dengan kualitas rendah sekedar untuk mengisi perutnya”. (HR. Muslim: 2978)
🔶 Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- :
(مَا أَكَلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم خُبْزًا مُرَقَّقًا ، وَلاَ شَاةً مَسْمُوطَةً حَتَّى لَقِىَ اللَّهَ) – مسموطة : أي : مشوية - رواه البخاري (5385).
“Nabi [] tidak pernah memakan roti yang lembut, tidak juga daging kambing bakar sampai beliau menghadap Alloh”. (HR. Bukhori: 5385)
🔶 Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- berkata:
(كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبِيتُ اللَّيَالِي الْمُتَتَابِعَةَ طَاوِيًا ، وَأَهْلُهُ لاَ يَجِدُونَ عَشَاءً ، وَكَانَ أَكْثَرُ خُبْزِهِمْ خُبْزَ الشَّعِيرِ) رواه الترمذي (2360)
“Bahwa Rasulullah bermalam beberapa malam secara berturut-turut dengan keadaan menahan lapar, keluarganya tidak mendapatkan makan malam bagi beliau, dan rata-rata roti yang mereka makan adalah roti gandum dengan kualitas rendah”. (HR. Tirmidzi: 2360 dan Tirmidzi)
🔶 Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- :
(أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يربط على بطنه الحجر من الغرث – يعني الجوع -) رواه ابن الأعرابي في "المعجم" (21) وحسنه الألباني في "السلسلة الصحيحة" (1615) .
“Bahwa Rasulullah pernah mengikat perutnya dengan batu untuk menahan rasa lapar”. (HR. Ibnul Arabi dalam al Mu’jam: 21)
🔶 ‘Amr bin Harits _radhiyallahu ‘anhu_ berkata:
(مَا تَرَكَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِلاَّ سِلاَحَهُ وَبَغْلَتَهُ الْبَيْضَاءَ ، وَأَرْضًا تَرَكَهَا صَدَقَةً) رواه البخاري (3098) .
“Nabi [] tidak meninggalkan kecuali senjatanya dan tunggangannya yang dari peranakan kuda dan keledai berwarna putih, dan sebidang tanah yang beliau tinggalkan sebagai sedekah”. (HR. Bukhori: 3098)
Dan keledai tunggangannya diberi nama DUL DUL. (Lih. Zadul Ma'ad)
🔶 Dari Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
(نَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً ؟ فَقَالَ : مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا) رواه الترمذي (2377)
“Rasulullah –- tidurnya di atas tikar, pada saat beliau terbangun membekas di tubuh beliau bagian samping, maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, kalau anda mau akan kami sediakan bagi anda tempat tidur yang nyaman ?”, seraya beliau bersabda: “Buat apa dunia bagi saya ?!, tidaklah saya di dunia ini kecuali seperti seorang musafir yang sedang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya”. (HR. Tirmidzi: 2377
🔶 Hadits-hadits tentang kezuhudan beliau di dunia begitu banyak, akan tetapi beberapa hadits yang telah kami sebutkan sudah cukup mewakili.
*ZUHUD YANG MENYIMPANG*
🔶 Akan tetapi keindahan dan kebaikan zuhud telah dinodai oleh praktek dari pemahaman yang menyimpang.
Zuhud yang menyimpang adalah zuhud yang menyelisihi Sunnah dan tidak mendatangkan kebaikan. Ia hanya menzhalimi dan membutakan hati serta mengotori keindahan agama Islam yang diridhai Allah عز وجل ini dan membuat manusia lari menjauhi agama Islam, menghancurkan peradabannya dan membuat umatnya terhina, tunduk takluk serta rendah kepada musuh Islam.
🔶 Sebagaimana yang pernah terjadi di zaman nabi, ada orang yang salah dalam menerapkan zuhud, ada yang puasa terus tidak makan, sholat terus tidak tidur, membujang terus tidak nikah. Intinya menjauhi perkara dunia,
عن أنس رضي الله عنه قال : جاء ثلاثة رهط إلى بيوت أزواج النبي صلى الله عليه وسلم يسألون عن عبادة النبي صلى الله عليه وسلم فلما أخبروا كأنهم تقالوها وقالوا : أين نحن من النبي صلى الله عليه وسلم وقد غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر ، قال أحدهم : أما أنا فأصلي الليل أبدا ، وقال الآخر : وأنا أصوم الدهر أبدا ولا أفطر ، وقال الآخر : وأنا أعتزل النساء فلا أتزوج أبدا ، فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم إليهم ، فقال : أنتم الذين قلتم كذا وكذا ، أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له لكني أصوم وأفطر ، وأصلي وأرقد ، وأتزوج النساء ، فمن رغب عن سنتي فليس مني
“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Ada tiga orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi [], mereka bertanya tentang ibadah Nabi. Setelah mereka diberitahu, seakan-akan mereka menganggap ibadah Nabi hanya sedikit, dan mereka berkata, ‘Di manakah tempat kami dibandingkan dengan Nabi [], padahal beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang’. Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Saya selamanya shalat sepanjang malam’. Yang lain berkata, ‘Saya selamanya berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah berbuka’. Yang lain lagi berkata, ‘Saya menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya’. Kemudian Rasulullah [] datang dan berkata kepada mereka, ‘Kaliankah yang tadi berkata demikian dan demikian? Demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi saya berpuasa dan juga berbuka, shalat dan juga tidur malam, dan saya juga menikah dengan perempuan. Barangsiapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.” (Muttafaq ‘alaih)
🔶 Sebagian orang salah paham dengan istilah zuhud. Dikira zuhud adalah menikmati hidup dengan pasrah tanpa harta.
- Sebagian orang mengira zuhud itu hidup seadanya, biar saja hidup miskin melarat begini saja,
- anak istrinya tiap hari makan sekali, biar saja, zuhud.
- berpakaian compang- camping, tambalan 16, sandal jepit ditali rapia, gak papa... zuhud katanya.
- Tak usah makan enak, tak perlu beli kendaraan bagus, tak enak mengenakan jam tangan bagus, tak nyaman kalau pakaian keluarganya keren- keren. Kalau perlu hidup menggelandang.... zuhud.
- Demikian ini adalah prasangka yabg salah tentang zuhud.
🔶 Sebagian manusia memahami bahwa sikap zuhud itu adalah menolak dunia secara mutlak dan meninggalkan untuk mencari penghasilan yang halal serta merendahkan diri kepada sikap pasrah dan menyandarkan kepada apa yang berada di tangan manusia (berharap pemberian orang), maka ini adalah perkara yang buruk lagi tercela, dan sama sekali bukan dari sikap zuhud."
🔶 Selain itu, zuhud yang menyimpang ini juga menimbulkan kebodohan yang merata dan bersandar kepada selain Allah. Akhirnya mengandalkan sumbangan orang, terlalu berharap santunan orang, berharap- harap dibantu teman, menunggu- nunggu belas kasih orang. Hina.
🔶 Berikut ini adalah ucapan para tokoh Sufi yang mengajarkan zuhud yang KELIRU dan MENYIMPANG jauh serta MENYELEWENG dari tuntunan Rasululloh [].
🔶 Al-Junaid berkata,
“Yang lebih saya sukai bagi para pemula ialah tidak menyibukkan hatinya dengan ketiga hal ini, jika tidak maka keadaan akan berubah: pertama: berusaha (mencari rizki), kedua: mencari hadits, dan menikah: menikah. Dan yang saya sukai dari seorang Sufi ialah hendaknya ia tidak membaca dan tidak menulis, supaya lebih konsentrasi.”[Al-FawId h.268]]
🔶 Abu Sulaiman ad-Darani berkata,
“Apabila seseorang mencari hadits, atau safar dalam rangka mencari rezeki, atau menikah maka ia telah bertumpu pada dunia.”
- Semua yang disebutkan di atas oleh al-Junaid dan Abu Sulaimân ad-Darani adalah menyelisihi Sunnah Nabi dan mereka sebenarnya berusaha merusak Islam, mengajak orang supaya bodoh, statis, malas, stagnan, mengemis serta membuka pintu kemelaratan dan lainnya.
🔶 Telah diketahui bersama bahwa peradaban Islam tidak akan tegak kecuali dengan ilmu, mata pencaharian dan menikah. Islam menyuruh umatnya agar menuntut ilmu agama juga ilmu dunia.
Rasulullâh صلى الله عليه وسلم bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُـلِّ مُـسْلِمٍ
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim. [HR Ibnu Majah, 224]
🔶 Rasululloh bersabda,
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. [HR Ahmad]
🔶 Islam menyuruh kita untuk bekerja dan mencari nafkah. Rasulullahصلى الله عليه وسلم bersabda,
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللّٰـهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَ مُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang makan suatu makanan pun yang lebih baik daripada hasil pekerjaan (usaha) tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Dâwud Alaihissallam makan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri.” [HR Bukhory, 2072]
🔶 Islam juga menyuruh umatnya untuk menikah. Lalu dengannya terbentuk keluarga muslim yang kuat, harmonik, melahirkan anak- anak keturunan yang.hebat. Lahir pula dari pernikahan tersebut kewibawaan dan kehormatan di tengah masyarakat. Disupport pula kemapanan ekonomi, ditopang ilmu pengetahuan dan sklill, kompetensi tehnik dan jadilah generasi yang handal, yang berkualitas, beriman dan sejahtera. Singkatnya mampu hidup dengan Excellent, Ideal and Happy here and afterhere.
🔶 Zuhud yang yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah, akan menjerumuskan pelakunya kepada kehancuran dan kebinasaan.
Kita memang meyakini bahwa Al-Qur`ân dan Sunnah menegaskan bahwa akhirat lebih baik daripada dunia secara mutlak.
Rasulullâh bersabda,
وَ اللهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِـي الْيَمِّ ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ ؟
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian meletakkan jari-jarinya ke laut, maka lihatlah air yang dibawa jari-jarinya?” [HR Muskim, 2858]
🔶 Hadits ini menegaskan bahwa akhirat lebih baik daripada dunia beserta isinya, tetapi kita harus mengembalikan pemahaman itu kepada Para Salaf, bukan membabi buta meninggalkan perkara dunia seperti perbuatan orang-orang Tarekat Sufy yang menyimpang.
🔶 Yang dimaksud zuhud di sini ialah zuhud seperti yang dilakukan oleh para Ulama Salaf, bukan zuhud menurut cara kaum Sufy yang menyebabkan kaum Muslimin menjadi bodoh dan terbelakang.
🔶 Memang, banyak sebagian orang yang memahami zuhud dengan ngawur, hingga pada prakteknya dia berfahaman sufi, anti kemajuan, tidak aktif, tidak kreatif, tidak inovatif dalam hidupnya.
🔶 Seperti anti sekali dengan mencari harta kekayaan, bahwa dunia tidak lain adalah bangkai yang berubah,
memperebutkannya hanyalah anjing-anjing dan mereka ingin menyeretnya. Akhirnya dia anti dunia karena takut dibilang anjing.
🔶 Ada juga yang meninggalkan kehidupan bermasyarakat lalu mengasingkan diri dan tidak ada tuntunannya dalam beragama. Hidup menyendiri khalwat dan menyendiri ditengah keramaian, uzlah.
🔶 Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
أبو حسن
27Sep18"
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar