*BAB ZUHUD*
🏺 Bahwa Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ termasuk manusia yang paling zuhud di dunia. Tidak ada manusia yang paling zuhud selain beliau. Kezuhudan beliau [] adalah pilihan. Bukan keterpaksaan. Andaikan mau, niscaya Allah akan menjadikan sebuah gunung berubah menjadi emas baginya.
🏺 Beliau _shallallahu ‘alaihi wasallam_ tidak diragukan lagi akan sikap zuhudnya terhadap dunia. Bukankah :
- Allah _Ta’ala_ telah membebaskan dan menakhlkukkan baginya banyak negeri,
- Alloh juga telah menjadikan 1/5 harta hasil rampasan perang (ghanimah) menjadi hak beliau,
- beliau juga memiliki setengah dari persawahan Khoibar, namun pada saat yang sama beliau selalu bersedekah dengan harta yang datang kepada beliau,
- andaikan mau beliau akan menjalani hidup penuh kemewahan dan bersenang² dengan gaya hidup gelamour... bukankah setiap doa beliau pasti dikabulkan ?
🏺 Namun tidaklah demikian itu yang menjadi pilihan. Bukan seperti gaya hidup orang² hedonis sekarang yang aslinya melarat tapi bergaya konglomerat. Harta yang tidak seberapa cuma secuil saja sudah pamernya _amit² jabangbayi._ Tidak ada apa²nya cuma minta ampun gaya kelakuannya mencintai dunia (hubbud dunya).
🏺 Bagaimana yang beliau lakukan ?
- Kadang² tetap memilih untuk tidur dengan alas tanah, tidur beralaskan anyaman daun kurma hingga membekas guratannya di punggungnya yang mulia.
- Pernah tidak mendapatkan apapun untuk dimakan. Sering dalam berhari² makan beberapa butir kurma dan air zam-zam.
- Sering berjalan kaki bersama sahabat²nya. Tidak ada jarak antara semua kalangan. Bahkan tidak ada pengawalan khusus. Duduk bersama² orang² miskin.Menyapa anak² kecil. Mendatangi, memberikan bantuan dan menanyakan keadaan rakyatnya, janda² renta, orang² papa kalangan ahlus suffah yang jelata. Coba perhatikan OKB yang tidak zuhud. Baru saja punya sedikit dia menganggap 'inferior' tetangga; _kamu gak level_ _gak level_ . Dasar kelas proletar. Namun tidak demikian pada diri nabi [].
🏺 Pada saat sebagian orang membicarakan tentang pembagian ghanimah (harta rampasan) maka Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(إِنَّهُ لَيْسَ لِي مِنْ هَذَا الْفَيْءِ شَيْءٌ، إِلَّا الْخُمُسَ ، وَالْخُمُسُ مَرْدُودٌ عَلَيْكُمْ) رواه أبو داود (2694) وصححه الألباني في صحيح أبي داود
“Bahwa saya sebenarnya tidak mendapatkan apapun dari al fai’ (harta rampasan dengan damai) ini kecuali 1/5, dan 1/5 tersebut pun dikembalikan kepada kalian semua”. (HR. Abu Daud: 2694)
Yaitu; bahwa 1/5 yang menjadi hak beliau dari ghanimah yang ada, beliau tidak mengambilnya untuk kebutuhan pribadi, akan tetapi beliau sedekahkan kepada kaum muslimin.
🏺 Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ juga sering berdoa dengan mengatakan:
( اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا ) مسلم (1055)
“Ya Alloh, jadikan rizeki keluarga Muhammad sebagai cukup untuk dimakan”. (HR. Muslim: 1055)
🏺 Beliau meminta kepada Alloh agar Memberinya rizeki sesuai dengan kebutuhan, Rasulullah tidak pernah meminta lebih dari itu, berikut ini beberapa hadits yang menjelaskan tentang kezuhudan Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ :
🏺 Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata:
(مَا شَبِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ تِبَاعًا مِنْ خُبْزِ بُرٍّ حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ) رواه البخاري (5374) ومسلم (2970) .
“Rasulullah [] tidak merasa kenyang selama tiga hari, hanya cukup dengan roti dari gandum dengan kualitas sedang untuk beraktifitas”. (HR. Bukhori: 5374 dan Muslim: 2970)
🏺 Beliau –radhiyallahu ‘anha- juga pernah berkata:
(إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى الْهِلَالِ ثُمَّ الْهِلَالِ ثُمَّ الْهِلَالِ ، ثَلَاثَةَ أَهِلَّةٍ فِي شَهْرَيْنِ ، وَمَا أُوقِدَ فِي أَبْيَاتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَارٌ ، فسئلت : فَمَا كَانَ يُعَيِّشُكُمْ ؟ قَالَتْ : الْأَسْوَدَانِ التَّمْرُ وَالْمَاءُ ، إِلَّا أَنَّهُ قَدْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِيرَانٌ مِنْ الْأَنْصَارِ وَكَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ ، فَكَانُوا يُرْسِلُونَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَلْبَانِهَا فَيَسْقِينَاهُ) رواه البخاري (2567) ومسلم (2972) .
“Sungguh pada saat kami melihat hilal, hilal dan hilal sebanyak tiga kali dalam dua bulan, selama itu rumah-rumah Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ tidak ada tungku api yang menyala, seraya saya ditanya: “Apa yang menjadikan anda semua bertahan hidup ?”, ‘Aisyah menjawab: “Al aswadan” (kurma dan air), namun Rasulullah [] mempunyai tetangga dari orang-orang Anshor yang mempunyai onta yang susunya penuh. Mereka mengirimkan kepada Rasulullah [] susu tersebut maka kami semua meminumnya”. (HR. Bukhori: 2567 dan Muslim: 2972)
🏺 Beliau –radhiyallahu ‘anha- juga pernah berkata:
(تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا فِي رَفِّي مِنْ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ ذُو كَبِدٍ إِلَّا شَطْرُ شَعِيرٍ) رواه البخاري (3097) ومسلم (2973) .
“Pada saat Rasulullah [] meninggal dunia, di rak/ almariku tidak ada apa-apa yang bisa dimakan, kecuali beberapa gandum dengan kualitas rendah”. (HR. Bukhori: 3097 dan Muslim: 2973)
🏺 Beliau –radhiyallahu ‘anha- juga berkata:
(لَقَدْ مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا شَبِعَ مِنْ خُبْزٍ وَزَيْتٍ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ) مسلم (2974) .
“Pada saat Rasulullah [] meninggal dunia beliau tidak mendapatkan sepotong roti dan minyak dalam satu hari, dan itu terulang dua kali”. (HR. Muslim: 2974)
🏺 Dari An Nu’man bin Basyir –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
(ذَكَرَ عُمَرُ مَا أَصَابَ النَّاسُ مِنْ الدُّنْيَا فَقَالَ : لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَظَلُّ الْيَوْمَ يَلْتَوِي مَا يَجِدُ دَقَلًا يَمْلَأُ بِهِ بَطْنَهُ) الدقل : رديء التمر . رواه مسلم (2978) .
“Umar telah menyebutkan apa yang telah menimpa manusia dari dunia ini dan berkata: “Saya telah melihat Rasulullah [] agak sempoyongan karena hanya makan kurma dengan kualitas rendah sekedar untuk mengisi perutnya”. (HR. Muslim: 2978)
🏺 Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- :
(مَا أَكَلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم خُبْزًا مُرَقَّقًا ، وَلاَ شَاةً مَسْمُوطَةً حَتَّى لَقِىَ اللَّهَ) – مسموطة : أي : مشوية - رواه البخاري (5385).
“Nabi [] tidak pernah memakan roti yang lembut, tidak juga daging kambing bakar sampai beliau menghadap Alloh”. (HR. Bukhori: 5385)
🏺 Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- berkata:
(كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبِيتُ اللَّيَالِي الْمُتَتَابِعَةَ طَاوِيًا ، وَأَهْلُهُ لاَ يَجِدُونَ عَشَاءً ، وَكَانَ أَكْثَرُ خُبْزِهِمْ خُبْزَ الشَّعِيرِ) رواه الترمذي (2360) وحسنه الألباني في صحيح الترمذي .
“Bahwa Rasulullah [] bermalam beberapa malam secara berturut-turut dengan keadaan menahan lapar, keluarganya tidak mendapatkan makan malam bagi beliau, dan rata-rata roti yang mereka makan adalah roti gandum dengan kualitas rendah”. (HR. Tirmidzi: 2360 )
🏺 Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- :
(أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يربط على بطنه الحجر من الغرث – يعني الجوع -) رواه ابن الأعرابي في "المعجم" (21) وحسنه الألباني في "السلسلة الصحيحة" (1615) .
“Bahwa Rasulullah [] pernah mengikat perutnya dengan batu untuk menahan rasa lapar”. (HR. Ibnul Arabi dalam al Mu’jam: 21 ,Silsilah Shahihah: 1615)
🏺 ‘Amr bin Harits –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
(مَا تَرَكَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِلاَّ سِلاَحَهُ وَبَغْلَتَهُ الْبَيْضَاءَ ، وَأَرْضًا تَرَكَهَا صَدَقَةً) رواه البخاري (3098) .
“Nabi [] tidak meninggalkan kecuali senjatanya dan tunggangannya yang dari peranakan kuda dan keledai berwarna putih, dan sebidang tanah yang beliau tinggalkan sebagai sedekah”. (HR. Bukhori: 3098)
🏺 Dari Abdullah bin Mas’ud berkata:
(نَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً ؟ فَقَالَ : مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا) رواه الترمذي (2377) وصححه الألباني في "سلسلة الأحاديث الصحيحة" (438) .
“Rasulullah [] tidurnya di atas tikar, pada saat beliau terbangun membekas di tubuh beliau bagian samping, maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, kalau anda mau akan kami sediakan bagi anda tempat tidur yang nyaman ?”, seraya beliau bersabda: “Buat apa dunia bagi saya ?!, tidaklah saya di dunia ini kecuali seperti seorang musafir yang sedang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya”. (HR. Tirmidzi: 2377 dan dishahihkan oleh al Baani dalam Silsilah Ahadits Shahihah: 438)
🏺 Hadits-hadits tentang kezuhudan beliau di dunia begitu banyak, akan tetapi beberapa hadits yang telah kami sebutkan sudah cukup mewakili. Sudah jelas bahwa belia adalah contoh dalam kezuhudan. Yaitu lebih memilih kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia.
🏺 Zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal hingga tidak mau makan yang enak², enggan naik mobil bagus, lebih memilih rumah gubuk, hidup ala kadarnya, memutuskan untuk hidup miskin dan menelantarkan keluarga. TIDAK DEMIKIAN. !!
- Nabi Yusuf jelas lebih zuhud daripada kita. Namun beliau adalah raja Mesir pada masanya
- Nabi Dawud jelas lebih zuhud daripada kita. Namun beliau adalah raja dan penguasa di zamannya. Suka mengumpulkan belalang² sebagai hartanya.
- Nabi Sulaiman jelas lebih zuhud daripada kita. Seluruh kerajaan tiga dimensi: manusia, jin dan alam tunduk kepadanya. Tapi beliau zuhud dengan kekayaannya.
- Nabi Muhammad [] jelas lebih zuhud daripada kita. Di hadits yabg lain beliau kesukaannya berupa lengan kambing bakar, sangat menyukai madu, berpakaian bagus berupa burdah made in Yaman, memiliki banyak istri (sebab logikanya punya banyak istri tak mungkin melarat), sangat menyukai minyak wangi misik, al'oud gaharu, memiliki baju perang dan kuda pilihan untuk perang.
- Sebaliknya, orang miskin bisa tidak zuhud karena menjadi budak dunia, tidak punya bagian cita² akhirat di hatinya, jiwanya penuh kejengkelan dengan taqdir yang menimpanya, hasad dan dengki kepada tetangganya. Jadi masalah zuhud itu urusan hati.
Semoga bermanfaat. Amiin.
Wallahu a’lam.
13 Syawal 1439
ودكم أبو حسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar