Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

ADAB KHOTIB JUMAT

*ADAB² KHOTIB JUM'AT:*
1. Pada asalnya khutbah jumat merupakan perkara "ta'abbud", masih termmasuk dalam ibadah jumat, sebagai pengganti dua rokaat sholat dhuhur yang pertama, dua rokaat berikutnya dilengkapi dengan dua tokaat sholat jumat. Karena termasuk ibadah maka hendaknya ittiba' bagaimana perunjuk nabi dalam khutbah jumat.
2. Berdiri dengan sikap tenang, tampil berwibawa, penuh kesungguhan, menjauhi sikap bercanda, humor dan main- main.
3. Menjauhi tolah- toleh, banyak menoleh kesana kemari, banyak menoleh ke segala arah. Bergerak yang tidak perlu, seperti menggeleng kepala, dan badan.
بن مسعود رضي الله عنه قال: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا استَوَى عَلَى المِنبَرِ استَقبَلنَاهُ بِوُجُوهِنَا (¬20).
صحيح سنن الترمذي (1/ 157) برقم (420).
Imam Syafi'i juga membenci orang ketika khutbah banyak tolah- toleh:
قال الشافعي: ولا أحب أن يلتفت يمينًا ولا شمالًا لِيُسْمِعَ الناس خطبته، لأنه إن كان لا يسمع أحد الشقين إذا قصد بوجهه تلقاءه، فهو لا يلتفت ناحية يسمع أهلها، إلا خفي كلامه على الناحية التي تخالفها، مع سوء الأدب من التلفت (الشافعي في الأم : 1/ 334).
4. Tidak banyak menggerak- gerakkan tangan, seperti: bergaruk², menunjuk², maupun banyak gerakan² isyarat tangan.Hendaknya menjauhi menunjuk kesana- kesini, berisyarat kesana- kemari, memutar² tangan, mengangkat tinggi², dan banyak menggerak- gerakkan tangan. (Saya tambahi: kalau perlu tangannya diikat saja biar gak banyak gerak).
من حديث عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ قَالَ: رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ، فَقَالَ: قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ، لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ. (روى مسلم في صحيحه)
Bisyr bin Marwan melihatnya khutbah di atas mimbar mengangkat kedua tangannya, maka dia berkata: semoga Allah memburukkan kedua tangan itu. Sungguh aku melihat rosulullah berkhutbah tidaklah dia melebihi (mengangkat tangan) melainkan hanya begini, sambil menunjukkan jari telunjuknya. (HR. Muslim)
قال الحجَّاج لأعرابيٍّ: أخطيبٌ أنا؟ قال: نعم، لولا أنك تُكثِرُ الرد، وتشير باليد، أي: تكثر من ذلك
AlHajjjaj berkata kepada orang arab Badui: apakah saya khutbah? Dia jawab: ya, sekiranya kamu tidak banyak bergerak dan menunjuk dengan tangan.
قال الجاحظ: وحسن الإشارة باليد والرأس من تمام حسن البيان باللسان[4].
Berkata alJahidh: bagusnya memberi isyarat dengan tangan dan kepala merupakan bagusnya kefasihan bicara lisan.
Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Alu Syaikh, Syaikh Ibnu Utsaimin juga dalam fatwanya melarang menggerak²kan tangan ketika khutbah,
قال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله: «ليس في السنة أن يحرك يديه، وإن كان بعض الخطباء بلغني أنهم يفعلون ذلك .. إلى أن قال: أما خطبة الجمعة فإن المغلب فيها التعبد، ولهذا أنكر الصحابة على بشر بن مروان حيث رفع يديه في الدعاء، مع أن الأصل في الدعاء رفع اليدين، فلا يشرع فيها إلا ما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم» (الشرح الممتع :5/ 85).
5. Berkhutbah dengan cara berdiri. Tidak duduk. Tidak duduk maupun sandaran. Oleh karena itu, merupakan sunnah ketika khutbah adalah dengan berpegangan tongkat, tombak, busur panah maupun kayu. Hikmahnya: agar mengkondisikan kewibawaan dan agar tangan tidak banyak gerak- gerak kesana kemari.
عن الحكم بن حَزْنٍ رضي الله عنه قال: "شهدنا الجمعة مع النبي صلى الله عليه وسلم فقام متوكئًا على عصا أو قوس"[رواه أبو داود).
Hakam bin Hazn berkata: aku telah menyaksikan sholat jumat bersama nabi shollallahu 'alaihi wasallam, maka beliau (nabi) berdiri bertelekan dengan tongkat, maupun busur panah. (HR. Abu Dawud)
6. Menjauhi: menekuk² jari, menjauhi kesan main² seperti tangan mengelus² jenggot, bermain² dengan ujung sorban, dan sejenisnya.
7. Tidak terlalu panjang. Termasuk sunnah dalam khutbah jumat adalah tidak panjang. Seakan² seluruh permasalahan mau dibahas sekaligus dalam satu khutbah.
8. Mengangkat suara, suara yang jelas dan fasih. Tidak dengan suara tersendat², terlalu cepat, terlalu lirih atau terbata². Tapi dengan suara jelas.
9. Hendaknya dalam khotbahnya mengandung ayat² alQuran dan hadits² nabi. Mengandung hukum² syariat, maupun ucapan para salaf. Menjauhi: intepretasi logika semata², permainan retorika, kisah fiktif, hoak, dan ucapan² manusia murahan. Karena ayat dan hadits nabi lebih terpatri di dalam hati daripada permainan kata- kata dan ucapan² yang tidak memberi manfaat.
10. Hendaknya khotib mengetahui syarat dan rukun khutbah jumat. Sebab khutbah jumat bukanlah ceramah sebagaimana biasa, bukan berdeklamasi, bukan orasi, bukan pula pidato pada umumnya.
11. Khotib hendaknya memakai pakaian yang baik, sebagaimana imam Malik memakai pakaian terbaik. Sebab dia menjadi pusat perhatian manusia. Dia juga pada saat itu sedang memimpin ibadah, membawakan khutbah jumat yang agung. Tanpa memakai pakaian 'suhroh'
12. TETAP bersikap menghormati jama'ah yang hadir, tidak terkesan menggurui sebagaimana guru yang mengajar muridnya. Tidak menganggap audience tak mengerti apa- apa. Tidak pula bergaya seperti majikan yang membentak- bentak bawahan semau- maunya.
13. Menjauhi monotonitas. Tema khutbahnya itu- itu saja. Atau justru tanpa tema sehingga loncat- loncat, bahas ini lalu itu, lalu bahas lagi isu lain hingga menkadikan bingung pendengarnya. Hendaknya tema per khutbah berbeda, dengan pembahasan yang mendalam dengan poin- poin yang mengena dan berkesan.
14. Tidak menyampaikan hadits² palsu, dhoif, berita² politik murahan, khurafat, latah dengan isu² populer, hujatan, ujaran kebencian, menfitnah, dan desas- desus berita.
15. Dengan suara fasih dan jelas. Tidak takalluf, berlagak dalam berbicara, atau dibuat² nada intonasinya, bergaya yang tidak sebagaimana mestinya.
فيها. قال النووي: يستحب كون الخطبة فصيحة، بليغة، مرتبة، مبينة من غير تمطيط، ولا تقعير (المجموع (4/ 358).
قال البغوي: «ولا يمد الكلمات مدًا يجاوز الحد، ويحترز عن التغني وتقطيع الكلام»
(التهذيب 2/ 342).
16. Menjauhi masalah khilafiyah. Sebab pada asalnya khutbah itu memberi peringatan dengan dalil- dalil yang jelas.
17. Seorang khotib sudah barang tentu harus membekali diri dengan berbagai bidang ilmu. Sebab dia menjadi pusat perhatian mata- mata tertuju kepadanya. Jika bahasa Arabnya buruk, nahwu sharafnya rosib, tajwidnya buruk, baca ayat banyak keliru, maka akan berpengaruh kepada pemahaman yang kurang mumpuni. Ditelinga pun terasa gatal dengar harokat i'rob yang kacau. Bikin geli dan tahan nafas mendengarnya. Yang gak faham manggit- manggut. Iya- iya saja. Tapi bagi yang faham, ingin pulang saja rasanya.
18. Berdoa dengan berisyarat jari telunjuk tanpa mengangkat tinggi. Bahkan berdoa yang seyogyanya biasanya mengangkat kedua tangan pun, tidak dianjurkan dalam khutbah jumat. Kalaupun memberi isyarat dengan tangan maka sebagaimana yang dilakukan rosulullah,
النبي قال : «بُعثِتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَينِ» وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى. (رواه مسلم في صحيحه)
19. Khotib mendoakan kebaikan penguasa, kebaikan untuk kaum muslimin dan negeri kaum muslimin.
20. Khotib harusnya lebih pertama dalam mengamalkan apa yang dikhutbahkan. Menceramahi orang, tapi dia sendiri tidak mengamalkan apa yang disampaikan. Khutbah bukan hanya "nyerocos" dan "berbunyi" mulut berbusa- busa seperti himar meringkik. Kalau cuma "ceramah dan khutbah" gampang saja itu. Lebih urgen dari itu semua adalah mengamalkan.
Sumber asli yang ditranslate secara bebas :
Itu saja di antara yang bisa saya tulis. Semoga bermanfaat. Amiin

Tidak ada komentar :

Posting Komentar