*Menunaikan hak Allah adalah tujuan utama manusia diciptakan di muka bumi.* *Takut hendaknya hanya kepada Allah* . Makhluk- makhluk lemah, kerdil, tidak mampu memberikan manfaat dan mudhorrot, maka tak perlu ditakuti dengan ketakutan melampau batas.
*PAHALA TAKUT HANYA KEPADA ALLAH*
Terdapat beberapa ayat sebagai dalil yang menjelaskan rasa takut kepada Allah. Allah berfirman,
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ ﴿٤٦﴾
“Orang yang takut pada Allah akan mendapatkan dua surga” (QS. Ar-Rahman: 46).
Allah juga berfirman,
فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا
“Karena itu *janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.* Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit” (QS. Al-Maidah: 44).
________
*JENIS- JENIS TAKUT*
Ada dua. Pertama takut tabi'iy. Takut secara tabiat, naluri. Seperti;
- takut berkelahi dengan lawan yang lebih kuat,
- takut digigit ular
- takut jatuh dari ketinggian
- takut pegang setrum
- takut tersesat dan kehabisan bekal dalam perjalanan jauh
- takut diterkam macan
- takut tersesat di perjalanan
- takut jika api membakar rumah, dan sebagainya. Maka takut seperti ini tidak mengapa. Memang Allah sudah tancapkan naluri rasa takut seperti ini semenjak lahir. Dan logis, masuk akal.
Yang kedua. Ini yang tidak wajar. Bahkan justru mengandung dosa. Pelakunya dicatat baginya dosa. Karena rasa takut ini dilarang. Yaitu takut yang menjurus pada kemusyrikan.
Yaitu takut kepada selain Allah (syirkul khouf). berupa;
- takut kepada batu berhala, dipahat- pahat sendiri, diukir- ukir sendiri, dibentuk² sendiri...disembah sendiri, eeee.... ditakuti sendiri. Ini termasuk kategori kedunguan.
- takut kepada manusia/ makhluk yang jauh jaraknya (tidak ada di tempat), seperti sudah mati. Keyakinan dia orang mati itu bisa mengganggu orang hidup. Kalau tidak dikirimi 'pahala', kalau tidak disiapi sesajen nanti bisa mengganggu keluarga di rumah. Ini juga termasuk kebodohan tingkat akut. Wong.... mayit embah nya itu sudah mati. Jalan gak bisa, ngomong gak bisa. Ke kuburan saja digotong... kok bisanya mau pulang ganggu orang. Masa gara² gak disiapi sesaji berupa rokok gudang garam kesukaannya saja mau marah. Emang si mayat masih butuh smoking....
- takut kepada arwah leluhur. Dia berkeyakinan kalau makhluk tersebut bisa menimpakan hal yang berbahaya. Ia berkeyakinan bahwa makhluk tersebut bisa memberikan manfaat dan mudhorrot dengan aqidah yang tidak benar. Dan ini semua termasuk kesyirikan. Tidak main- main.
Misalnya lagi:
– Takut lewat pohon angker (padahal pohon tidak bisa memberi manfaat dan madharat). Katanya pohon itu keramat. Banyak penghuninya. Para penghuninya terdiri dari jin, tuyul gundul, gendruwo, kuntilanak, dan segala jenis setan keparat. Kalau lewat di situ tidak pamit, tidak permisi, atau tidak membunyikan klakson, nanti setannya marah. Rupanya setan kurang ajar.. ini setan minta diagung²kan. Mendingan pohon- pohon kuno dan gerumbul kepundan desa itu dibasmi saja. Ditebang saja dari pada dibuat kesyirikan. Diratakan dibuat lapangan voli atau gardu poskampling.
– Takut terhadap keris pusaka apabila tidak diperlakukan dengan baik semisal disimpan ditempat khusus, dimandikan kembang setaman tiap bulan syuro, tidak dikasih sesaji kemenyan ... nanti kerisnya bisa marah. Bisa menimbulkan kematian. Kalau gini caranya. Mendingan begini saran saya min... keris yang minta mandi kembang pandan, diyakini bisa macam² alias ngancam- ngancam itu bawa ke rumah gué... entar gué lass.... pakai las karbit. Lalu digépéngin buat monel. Dijamin aman.
– Takut pakai baju berwarna hijau ke suatu tempat, karena jin akan mengganggu yang berwarna hijau. Terutama kalau mau ke pantai selatan yang warna hijau wajib dilepas. Ini hayalan apa lagi min. Dan keyakinan macam begini masih melekat di mayoritas orang. Saat kami dahulu pernah ke pantai selatan- penduduk desa menyarankan agar tidak pakai baju warna hijau dan merah. Kaatanya, nanti Nyi Roro Kidul penguasa laut selatan bisa marah. Kami cuek saja. Sajadah hijau.... tenda sewaan merah dan hijau. Biar kalau jin Nyi Blorong marah.... kita jawab... "kenapa hijau gak boleh, emang elu partainya PDI apa...!!."
- Masuk wilayah candi, lokasi pura, wajib pakai selendang kuning. Kalau tidak bahaya katanya. Di situ juga wajib mempersembahkan sesaji, berupa melempar koin, membakar dupa, menaruh setangkai bunga, meninggalkan tumbal meski remeh nilainya berupa koin, seiris bunga, menabur rajangan pandan, beras kuning, atau memberi isyarat pengagungan dan penghormatan berupa tunduk hormat, memberi isyarat tangan, membungkukkan badan, dan semisalnya. Kalau tidak melakukan demikian dia takut terkena bencana. Takut (syirik). Bisa kualat. Bisa tidak selamat. Kalau tidak menghormat sesaji takut tertimpa karma. Ini keyakinan macam apa lagi.....pula. Dan Ada yang berkeyakinan seperti itu. Takut terkena bala bencana dari dewa penghuni pura. Ini keyakinan syirik. Menyekutukan Allah ta'ala.
*ULAH KERJA SETAN*
Demikian juga setan menakut-nakuti manusia untuk menghalangi mereka dari melaksanakan tauhid dan menunaikan hak Allah di muka bumi. Allah berfirman,
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Imran: 175).
Kits ulangi lagi, bahwa jenis takut sda dua;
1. Takut Thabi’iy (tabiat)
Hal ini bukanlah jenis takut ibadah dan tidak menafikan keimanan. Bahkan seorang mukmin bisa takut jenis ini sebagaimana takutnya Musa tatkala membunuh seorang penduduk Mesir dan dicari oleh pasukan Fir’aun. Allah berfirman,
فأصبح في المدينة خائفا يترقب
“Karena itu, jadilah Musa di kala itu merasa takut menunggu-nunggu dengan takut khawatir (akibat perbuatannya)” (QS. Al-Qashash: 18).
Takut jenis ini tidak tercela jika jelas sebabnya, akan tetapi jika sekedar wahm (sangkaan yang tidak kuat) dan sebabnya lemah (tidak mungkin) maka ini tercela karena pelakunya adalah pengecut.
*JANGAN TAKUT !!*
Takut yang mengarah pada kesyirikan adalah jenis takut yang dilarang dalam firman Allah QS. Al-An’aam: 81. Dalam ayat tersebut, Allah mengabarkan bahwa Nabi Ibrahim _'alaihis salaam_ berkata,
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا ۚ فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kalian tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepada kalian untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kalian mengetahui?” (QS. Al-An’aam: 81).
Telah dijelaskan, bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam mengatakan
{وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ}
“Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah)”.
Para Ulama menjelaskan bahwa kaum musyrikin yang dihadapi beliau ketika itu takut (takut jenis ibabah) kepada sesembahan-sesembahan selain Allah yang mereka sembah. Oleh karena itu Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam mengingkari kesyirikan tersebut.
Semoga kita dihindarkan dari segala bahaya jenis kemusyrikan, di antara yaitu takut kepada selain Allah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar