Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

FANATIK HIZBIYAH

Fanatisme kepada apapun selain KEBENARAN (AL-HAQ) adalah bentuk nyata dari hizbiyah kepada selain Allah dan Rasul-Nya.
Bila fanatisme kepada guru kelewat batas, walaupun dia adalah seorang Imam semisal Imam Malik bahkan kepada seorang sahabat semisal sahabat Abu Bakar atau Umar, maka pasti terjerumus dalam kesyirikan. Fanatisme seseorang menyebabkan dia mengutamakan pendapat dan sikap figur tersebut walaupun terbukti menyelisihi dalil.
Biarpun ucapan² tokohnya tersebut "nyelenéh", meskipun fatwa²nya melecehkan ajaran Islam, kontraproduktif terhadap umat islam, biarpun ceramahnya mempermainkan agama yang suci ini, maka si fanatis tadi tetap mengutamakan tokohnya tersebut. Bahkan dia mencari²kan pembenaran. Bukannya menasehati tokoh idolanya yang salah tersebut, tapi malah membela²nya mencarikan pembenaran untuknya. Kalaupun dia tidak membela, minimal dia membenci kepada yang menentang pendapat atau sikap "tokohnya" tersebut.
Orang itu kalau sudah terjangkit wabah fanatik, maka semua yang dia fanatiki itu adalah kebaikan. Dan yang menyelisihinya adalah lawannya yang harus dimusuhi. Biarpun yang dimusuhinya tersebut dalam pihak yang benar. Bahkan orang itu kalau sudah fanatik maka dia anti kritik, tidak mau disalahkan, tidak mau menerima klem salah. Maunya hanya dibenarkan.
Inilah sejatinya kesyirikan yang sering terlupakan. Sebagaimana orang² Nasrani menjadikan rahib² mereka sekutu selain Allah, maka orang fanatik buta menjadikan "guru/ wali/ tokoh" nya seperti rahib² mereka yang mutlak harus ditaati sekalipun menyelisihi dalil. Bagi orang fanatik, posisi ucapan tokoh spiritual mereka sangat utama. Sementara dalil nash yang menentangnya mereka buang ke belakang.
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. AtTaubah: 31)
Dahulu orang² Yahudi dan Nasrani jika orang-orang alim dan rahib-rahib mereka menghalalkan sesuatu maka mereka ikut menghalalkannya; dan jika mengharamkan sesuatu mereka ikut mengharamkannya. Mereka mentaati apa yang orang-orang alim dan rahib-rahib itu perintahkan dan larang meskipun menyelisihi hukum-hukum Allah. (Tafsir Muyassar Kementerian Agama Saudi Arabia)
Ucapan alim², tokoh², guru² mereka lebih mereka utamakan meskipun menyelisihi dalil AlQuran dan asSunnah. Padahal tokoh, pemimpin, ustadz, kyai, alim, guru, ada yang lurus ada pula yang bengkok. Ada yang 'robbani', ada pula yang suu'. Bahkan ada dari orang² yang ditokohkan dalam agama itu yang manhajnya banyak menyimpang. Dari kalangan ahlul bid'ah; khowarij, syi'ah rafidhah, qodariyah, muktazilah, liberal, sufi tarikat tasawuf, murji'ah, quburiyun, dan sebagainya. Masing² punya ustadz dan kyai.
Sebagaimana gaji dan jabatan yang menyebabkan anda buta mata membela juragan anda, tanpa peduli salah atau benar, maka itulah bentuk dari kesyirikan (syirkut tho'at), walaupun yang mengangkat anda sebagai pejabat adalah seorang raja apalagi sekedar seorang juragan atau pesuruh perkumpulan.
Jadi syirik itu bukan hanya urusan pengagungan kepada penghuni kuburan atau sesajén, bukan hanya menyembah patung gundul plontos botak arca batu bisu. Namun syirik itu adalah sikap menduakan Allah dalam jiwa anda, yang terefleksi pada ucapan atau tindakan.
Semoga bermanfaat.
.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar