Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

WARO' (4)

*WARO' (4)*
ﻗﺎﻝ ﺳﻔﻴﺎﻥ : ‏( ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﻮﺭﻉ ﻳﺨﻔﻒ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺴﺎﺑﻚ ، ﻭﺩﻉ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺒﻚ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﻳﺒﻚ ، ﻭﺍﺩﻓﻊ ﺍﻟﺸﻚ ﺑﺎﻟﻴﻘﻴﻦ ﻳﺴﻠﻢ ﻟﻚ ﺩﻳﻨﻚ ‏) .
(ﺍﻟﻮﺭﻉ (( ﻻﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ‏( ﺹ 112 ‏) .
Berkata Sufyan: "wajib bagi kalian bersikap waro', niscaya Allah meringankan hisabmu kelak di akhirat. Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukan, tolaklah yang meragukan kepada yang lebih meyakinkan, maka selamat agamamu"
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻜﻮﻳﻪ : ‏( ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻮﺭﻉ ﻓﻬﻮ ﻟﺰﻭﻡ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺠﻤﻴﻠﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻓﻴﻬﺎ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﻨﻔﺲ ‏) .
)) ﺗﻬﺬﻳﺐ ﺍﻷﺧﻼﻕ (( ﻻﺑﻦ ﻣﺴﻜﻮﻳﻪ ‏( ﺹ 29 ‏) .
Berkata Ibnu Maskawih :
"Adapun waro' adalah mengharuskan diri (iltizam) dengan amalan- amalan yang bagus yang di dalamnya ada kesempurnaan jiwa"
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻬﺮﻭﻱ : ‏( ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺗﻮَﻕٍّ ﻣﺴﺘﻘﺼًﻰ ﻋﻠﻰ ﺣﺬﺭ ، ﻭﺗﺤﺮُّﺝٌ ﻋﻠﻰ ﺗﻌﻈﻴﻢ ‏) .
)) ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ (( ﻻﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ‏( 2/25 ‏) .
Berkata AlHarowi :
"Waro' adalah sikap penjagaan diri, sikap puncak dalam kehati-hatian, dan sangat malu (dalam berbuat kejelekan) di atas dasar pengagungan kepada Allah"
ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺴﻠﻒ : ‏( ﻻ ﻳﺒﻠﻎ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ؛ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﻉ ﻣﺎ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﺣﺬﺭًﺍ ﻣﻤﺎ ﺑﻪ ﺑﺄﺱ ‏) .
Berkata sebagian salaf :
"Seorang hamba tidak akan mencapai puncak hakekat ketaqwaan hingga dia meninggalkan sesuatu yang (tidak berdosa) yang tidak masalah jikapun dilakukan, namun meninggalkannya karena kehati- hatiannya takut sesuatu tersebut berdosa"
ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ : ‏( ﻛﻨﺎ ﻧﺪﻉ ﺳﺒﻌﻴﻦ ﺑﺎﺑًﺎ ﻣﻦ
ﺍﻟﺤﻼﻝ ؛ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻧﻘﻊ ﻓﻲ ﺑﺎﺏٍ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ (ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ (( ﻻﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ‏( 2/25 ‏) .
Berkata sebagian sahabat :
"Kami meninggalkan 70 bab dari permasalahan halal, lantaran takut kami terjatuh ke dalam satu bab yang diharamkan"
- قال أبو الدرداء: (تمام التقوى أن يتقي اللهَ العبدُ، حتى يتقيه من مثقال ذرة، وحتى يترك بعض ما يرى أنه حلال، خشية أن يكون حرامًا، حجابًا بينه وبين الحرام)
Berkata Abu darda :
"Kesempurnaan taqwa adalah seorang hamba bertaqwa kepada Allah, sampai- sampai dia harus mentaqwai-Nya walaupun sebesar dzarroh, dia juga meninggalkan sesuatu hal yang (sebenarnya) halal karena takut hal tersebut harom, demikian itu sikapnya membentengi dirinya dari suatu yang haram"
.
- وقال الحسن: (مازالت التقوى بالمتقين؛ حتى تركوا كثيرًا من الحلال مخافة الحرام).
Berkata AlHasan :
"Tidak henti2nya ketaqwaan berada pada orang² yang bertaqwa, sampai- sampai dia meninggalkan banyak sesuatu hal yang (sebenarnya) halal, hanya saja (dia meninggalkannya) lantaran takut harom"
- وقال الثوري: (إنما سموا المتقين؛ لأنهم اتقوا ما لا يُتَّقى. ورُوي عن ابن عمر قال: إني لأحبُّ أن أدع بيني وبين الحرام سترة من الحلال لا أخرقها).
Berkata AtTsauri :
"(Sebenarnya) dinamakan orang² bertaqwa, sebab mereka itu bertaqwa kepada apa- apa yang (sebenarnya) tidak perlu ditakutkan. Diriwayatkan dari Ibnu umar; sungguh aku sangat ingin meninggalkan hal² yang haram, dan di antara diriku dengan hal yang haram terdapat pembatas"
- وقال ميمون بن مهران: (لا يسلم للرجل الحلال؛ حتى يجعل بينه وبين الحرام حاجزًا من الحلال).
Berkata Maimun bin Mahron :
"Seseorang tidak akan selamat dari (bahaya) yang halal sampai dia menjadikan jarak antara dirinya dengan sesuatu yang haram tersebut pembatas dari yang halal"
- وقال سفيان بن عيينة: (لا يصيب عبد حقيقة الإيمان؛ حتى يجعل بينه وبين الحرام حاجزًا من الحلال، وحتى يدع الإثم وما تشابه منه)
Berkata :
"Seorang hamba tidak akan meraih hakekat iman sampai dia mesti menjadikan antara dirinya dengan sesuatu yang haram suatu pembatas daribyang halal, juga dia mesti meninggalkan dosa dan hal- hal yang syubhat"
- وقال إبراهيم بن أدهم: (الورع ترك كلِّ شبهة، وترك ما لا يعنيك هو ترك الفضلات).
Berkata Ibrahim bin Adham:
" Waro' adalah meninggalkan setiap apa saja yang syubhat, dan meninggalkan apa yang tidak berguna bagimu. (Yaitu) meninggalkan apa² yang berlebihan"
- وقال الشبلي: (الورع أن يتورَّع عن كلِّ ما سوى الله.
Berkata AsSyibli :
"Waro' adalah tidak begitu berhajat kepada selain Allah,
وقال إسحاق بن خلف: الورع في المنطق أشدُّ منه في الذهب والفضة، والزهد في الرياسة أشدُّ منه في الذهب والفضة؛ لأنهما يبذلان في طلب الرياسة).
Berkata AsSyibli :
"Waro' untuk tidak berbicara (ngomong) lebih berat daripada waro' dari emas dan perak. Sementara, zuhud dalam pularitas lebih berat daripada emas san perak, sebab keduanya (emas, perak) dikerahkan untuk mencari popularitas kepemimpinan"
- وقال أبو سليمان الداراني: (الورع أول الزهد، كما أنَّ القناعة أول الرضا).
Berkata Abu Sulaima addaroni :
"Waro' itu awal zuhud, sebagaimana qona'ah (menerima apa yang ada) itu awal ridho"
- وقال يحيى بن معاذ: (الورع الوقوف على حدِّ العلم من غير تأويل).
Berkata Yahya bin Muadz:
"Waro' adalah berhenti pada batas ilmu tanpa ditakwil² lagi"
وقال: (الورع على وجهين: ورع في الظاهر، وورع في الباطن، فورع الظاهر أن لا يتحرك إلا لله، وورع الباطن هو أن لا تُدخل قلبك سواه). وقال: (من لم ينظر في الدقيق من الورع؛ لم يصل إلى الجليل من العطاء).
Berkata Yahya bin Muadz:
"Waro' itu ada dua sisi; yakni waro' secara lahir dan waro' secara bathin. Waro' secara dhahir yaitu: seseorang tidak bergerak kecuali karena Allah. Dan waro' secara batin yaitu: engkau tidak bakal memasukkan apapun ke dalam hatimu selain Allah ta'ala" Beliau juga berkata: siapa yang tidak melihat kepada dalamnya waro' maka dia tidak bakal mencapai agungnya pemberian (karunia Allah)".
- وقيل: (الورع الخروج من الشهوات، وترك السيئات).
Dikatakan pula :
"Waro' adalah keluar dari keinginan syahwat, dan meninggalkan berbagai kejelekan"
- وقيل: (من رقَّ في الدنيا ورعه - أو نظره - جلَّ في القيامة خطره).
Dikatakan pula :
"Siapa yang tipis wira'i nya di dunia, sangat berat beban bahayanya kelak di akhirat"
- وقال يونس بن عبيد: (الورع الخروج من كلِّ شبهة، ومحاسبة النفس في كلِّ طرفة عين).
Berkata Yunus bin Ubaid :
"Waro' adalah keluar dari seluruh syubhat, bermuhasabah/ berusaha mawas diri dalam setiap kedipan mata"
- وقال سفيان الثوري: (ما رأيت أسهل من الورع، ما حاك في نفسك فاتركه).
Berkata Sufyan atTsauri :
"Tidaklah aku melihat sesuatu yang lebih mudah selain waro', (yaitu) ketika ada sesuatu yang meragukan di hatimu maka tinggalkan"
- وقال سهل: (الحلال هو الذي لا يُعصَى الله فيه، والصافي منه الذي لا ينسى الله فيه، وسأل الحسن غلامًا، فقال له: ما ملاك الدين؟ قال: الورع. قال: فما آفته؟ قال: الطمع. فعجب الحسن منه).
Berkata Sahl :
"Halal yaitu apa yang Allah tidak di-maksiyati, perkara yang lebih jernih dari itu adalah yang Allah tidak dilupai. Imam alHasan pernah bertanya kepada pwmuda: siapakah malaikat agama itu? Dia menjawab: seorang yang waro'. Ditanya lagi: lalu apa malapetakanya? Menjawab: tamak / serakah. Maka imam Hasan sangat takjub padanya.
- وقال الحسن: (مثقال ذرةٍ من الورع، خيرٌ من ألف مثقال من الصوم والصلاة).
Berkata alHasan :
"Sebesar titik dzarroh lebih baik daripada seribu misqal puasa dan sholat"
- وقال أبو هريرة: (جلساء الله تعالى غدًا أهل الورع والزهد)
Berkata Abu Hurairah :
"Orang² yang duduk di sisi Allah ta'ala kelak adalah pemilik waro' dan zuhud"
- وقال بعض السلف: (لا يبلغ العبد حقيقة التقوى؛ حتى يدع ما لا بأس به حذرًا مما به بأس).
Berkata sebagian salaf :
"Seorang hamba tidak akan meraih hakekat taqwa sampai dia meninggalkan apa² yang sebenarnya tidak dosa, hanya saja (dia tinggalkan) karena sikap kehati- hatiannya terjatuh kepada dosa"
Semoga bermanfaat. Amiin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar