(1)
*Keutamaan Mencintai Orang Miskin*
Rasulullah [] mengajarkan do’a kepada kita;
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, (HR. Tirmidzi no. 3235 dan Ahmad 5: 243)
Do’a yang penuh berkah di atas berisi berbagai macam permintaan. Di dalamnya berisi di antaranya permintaan agar bisa menyayangi orang melarat.
Di mana orang melarat itu kondisinya megap- megap. Super sengsara berkalang duka lara;
- kesulitan memenuhi kebutuhan sehari²
- simpanan untuk menyambung hidupdi hari esuk, pekan depan, bulan depan, tidak punya
- hari- harinya panik menghadapi berbagai kebutuhan pokok yang minim dipenuhi.
- hari- harinya akrab berkawan dengan: kelaparan, kehausan, kekurangan dan kesusahan. Saat tertidur perutnya terlilit rasa lapar, anak- anaknya makan hanya sekali, dua kali dalam sehari, itu pun cuma nasi berlauk teri.
- jika engkau belum bisa menyantuni mereka, MAKA tataplah mereka dengan penuh rasa iba.
- jika engkau wahai muslim belum banyak membantu mereka, MAKA ucapkan sepatah doa bagi mereka saat engkau jumpa: "Allaaahumma irhamhu" (Wahai Maha Kasih, sayangilah dia).
- di kala engkau membeli dagangan mereka, janganlah engkau banyak menawarnya. Sungguh laba yang dijajakan tidaklah berharga dimatamu. Namun uang 1.000 bagi mereka setara sejuta di hatimu.
*Keutamaan Mencintai Orang Miskin*
1. Mencintai orang miskin termasuk kebaikan. Oleh karenanya kita diperintahkan berdoa, agar bisa cinta sama mereka.
2. Mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka akan memudahkan hisab seorang muslim di hari kiamat. Rasulullah bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ...
"Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat " (HR. Muslim no. 2699).
Nabi juga berdo’a agar bisa menjadi bagian dari orang miskin (karena tawadhu’nya beliau) bahkan bisa berkumpul dengan mereka di hari kiamat. Karena orang miskin-lah yang mudah dihisab di hari kiamat. Mereka tidak memiliki banyak harta dibanding orang kaya, sehingga mereka lebih dahulu masuk surga. Bukti bahwa sedikit harta akan sedikit hisabnya adalah pada hadits Mahmum bin Labid, Rasulullah bersabda,
اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقُلُّ لِلْحِسَابِ
“Dua hal yang tidak disukai oleh manusia: kematian, padahal kematian itu baik bagi muslim tatkala fitnah melanda, dan yang tidak disukai pula adalah sedikit harta, padahal sedikit harta akan menyebabkan manusia mudah dihisab (pada hari kiamat)” (HR. Ahmad 5: 427. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid)
3. Dekat dengan orang miskin berarti semakin dekat dengan Allah pada hari kiamat. Rosulullah berdoa,
« اللَّهُمَّ أَحْيِنِى مِسْكِينًا وَأَمِتْنِى مِسْكِينًا وَاحْشُرْنِى فِى زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « إِنَّهُمْ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا يَا عَائِشَةُ لاَ تَرُدِّى الْمِسْكِينَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ يَا عَائِشَةُ أَحِبِّى الْمَسَاكِينَ وَقَرِّبِيهِمْ فَإِنَّ اللَّهَ يُقَرِّبُكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul [] (HR. Tirmidzi no. 2352)
Lihatlah bagaimana sampai Rasul _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ mendorong ‘Aisyah untuk mencintai dan dekat dengan wong miskin. Karena keutamaannya, seseorang akan semakin dekat dengan Allah pada hari kiamat. Namun patut diingat, Mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, yaitu dengan membantu dan menolong mereka. Jadi bukan hanya sekedar dekat dengan mereka dan menjadikan mereka bahan tertawaan.
3. Mencintai orang miskin adalah landasan kecintaan pada Allah. Para ulama menjelaskan bahwa mencintai orang miskin adalah landasan cinta pada Allah. Karena orang miskin tidaklah memiliki apa- apa dibanding orang kaya. Namun seseorang harus mencintai si miskin itu karena Allah, artinya semakin si miskin itu beriman, ia pun semakin menaruh cinta padanya. Rasulullah [] bersabda,
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya, dan tidak memberi juga karena-Nya, maka ia telah sempurna imannya” (HR. Abu Daud no. 4681, Tirmidzi no. 2521, dan Ahmad 3: 438).
5. Mencintai orang miskin termasuk dalam wasiat Rasulullah. Rasulullah pernah berwasiat kepada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata,
أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
“Kekasihku (Rasulullah) [] berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:
(1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,
(2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku,
(3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku,
(4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan _laa hawla wa laa quwwata illa billah_'(tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,
(6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan
(7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia” (HR. Ahmad 5: 159).
6. Memperjuangkan kehidupan orang miskin termasuk jihad di jalan Allah
السَّاعِى عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ –وَأَحْسِبُهُ قَالَ-: وَكَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ.
"Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjihad fii sabiilillaah.” –Saya (perawi) kira beliau bersabda-, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa bosan serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus” (HR. Muslim no. 2982).
7. Menolong orang miskin akan mudah memperoleh rizki dan pertolongan Allah, serta akan mudah mendapatkan barokah do’a mereka. Dengan menolong orang-orang miskin dan lemah, kita akan memperoleh rezeki dan pertolongan dari Allah ta'ala. Dalam hadits disebutkan bahwa Sa’ad menyangka bahwa ia memiliki kelebihan dari sahabat lainnya karena melimpahnya dunia pada dirinya, lantas Rasulullah [] bersabda,
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
"Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian" (HR. Bukhari no. 2896).
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ.
"Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka" (HR. An Nasai no. 3178)
Ibnu Baththol berkata, “Ibadah orang-orang lemah dan doa mereka lebih ikhlas dan lebih terasa khusyu’ karena mereka tidak punya ketergantungan hati pada dunia dan perhiasannya. Hati mereka pun jauh dari yang lain kecuali dekat pada Allah saja. Amalan mereka bersih dan do’a mereka pun mudah diijabahi (dikabulkan)”.
Al Muhallab berkata,
“Yang Nabi [] maksudkan adalah dorongan bagi Sa’ad agar bersifat tawadhu’, tidak sombong dan tidak usah menoleh pada harta yang ada pada mukmin yang lain” (Lihat Syarh Al Bukhari li Ibni Baththol, 9: 114).
8. Memiliki sifat tawadhu’ dan qona’ah. Orang yang mencintai si miskin akan memberikan pengaruh baik pada dirinya yaitu semakin tawadhu’ (rendah diri) dan selalu merasa cukup (qona'ah) karena ia selalu memperhatikan bahwa ternyata Allah masih memberinya kelebihan materi dari yang lainnya. Inilah sifat mulia yang diajarkan Islam pada umatnya. Nabi bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu” (HR. Muslim no. 2963).
*Siapa Si Miskin yang Patut Dicintai?*
Perlu dipahami, siapa orang miskin yang pantas dicintai? Tentu saja bukan orang miskin yang musyrik. Bukan sudah miskin, rumah reyot, penyembah patung gundul kuning botak. TIDAK !!. Tentu saja bukan orang yang sering meninggalkan shalat, atau yang lebih parah tidak pernah shalat. Sudah melarat, tak pernah bermunajat. Sombong lagi. Bukan. Tentu saja bukan juga yang malas puasa wajib di bulan Ramadhan. Tentu saja bukan yang gemar melakukan ajaran yang tidak ada tuntunan dalam Islam. Yang patut dicintai adalah seorang muslim yang taat. Begitu pula bukanlah masuk kategori miskin jika malas-malasan kerja, yang kerjaannya hanya meminta-minta di jalan raya sebagai profesinya. Pahamilah hadits berikut, yaitu dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul [] bersabda,
لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا
"Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu atau tidak meminta dengan cara mendesak" (HR. Bukhari no. 1476).
Akhirnya. Let's berdoa.... Ya Allah, berilah kami sifat mencintai orang miskin dan menjadi mujahid di jalan Allah dengan memperjuangkan dan menolong mereka.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin
Wa billahit taufiq.
@ KSU, Riyadh, KSA, 14 Rabi’ut Tsani 1433 H. Source: www.rumaysho.com
-
(2)
CINTAILAH ORANG MISKIN
*BEBERAPA FAEDAH MENCINTAI ORANG MISKIN*
Berkata Ibnu Rojab :
"Ketahuilah bahwa mencintai orang miskin, tidak punya harta, mencintai kaum jelata, mempunyai beberapa faedah, di antaranya :
منها : أنها توجب إخلاص العمل لله - عز وجل - لأن الإحسان إليهم لمحبتهم لا يكون إلا لله عز وجل لأن نفعهم في الدنيا لا يرجى غالبًا.
menyebabkan rasa ikhlas dalam berbuat, hanya nengharapkan dari Allah semata. Karena berbuat baik kepada orang miskin serta mencintai mereka tidak mungkin mengaharap harta dunia si miskin.
ومنها : أنها تزيل الكبر ، فإن المستكبر لا يرضا مجالسة المساكين .
Menghilangkan rasa sombong, sebab orang sombong itu (biasanya) tidak mau disandingkan dengan orang² miskin.
ومنها : أنه يوجب صلاح القلب وخشوعه.
menyebabkan bagusnya hati dan khusyuknya hati.
ومنها : أن مجالسة المساكين توجب رضا من يجالسهم بزرق الله - عز وجل - وتعظم عنده نعمة الله - عز وجل - بنظره في الدنيا إلى من دونه ، ومجالسة الأغنياء توجب التسخط بالرزق ، ومد العين إلى زينتهم وما هم فيه. وقد نهى الله - عز وجل - نبيه - صلى الله عليه وسلم - عن ذلك, [الجامع المنتخب (85-88)]
dengan bergaul bersama mereka menyebabkan rasa ridho, rela menerima harta sebagaimana rejeki dari Allah, dan semakin terasa betapa besarnya nikmat Allah yg dia dapatkan daripada si miskin tersebut. Semakin bersyukur dengan melihat kondisi orang² yang dibawahnya dari segi ekonomi. Tidak seperti jika sukanya bergaul dengan orang² kaya, yang timbul justru marah² dengan harta karena selalu membandingkannya dengan harta mereka. Karena jika selalu melongok, melihat dan membanding²kan dengan harta mereka akibatnya semakin 'nyesek' di dada, rasa jengkel- hasad dan tidak ada rasa qonaah. Tidak mensyukuri dengan apa yang ada.
Padahal Allahتعالى berfirman :
﴿ وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴾ [طه : 131]
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal."
ــــــ ❁❁❁❁ ــــــ
*PERHATIAN ULAMA' SALAF KEPADA FAKIR MISKIN*
عن أبي بكر بن حفص أن عبد الله بن عمر - رضي الله عنه - كان لا يأكل طعامًا ، إلا وعلى خوانه يتيم.
[صفة الصفوة 1/ 270]
"Adalah Abdullah bin Umar, beliau tidak makan suatu makanan melainkan ingin disertai bersama anak yatim"
قال جابر بن زيد - رضي الله عنه -: لأن أتصدق بدرهم على يتيم أو مسكين، أحب إلي من حجة بعد حجة الإسلام.
[الحلية 1/ 462]
Jabir ibnu Zaid berkata :
"Andaikan aku bersedekah dengan satu dirham saja kepada anak yatim atau orang miskin, lebih aku sukai daripada haji setelah haji yang pertama dalam islam"
عن حميد قال : كانت قيمة ثياب بكر بن عبد الله رحمه الله أربعة آلاف وكان يجالس الفقراء والمساكين يحدثهم، ويقول : إنه يعجبهم ذلك. [الحلية 1/ 371].
Hamid berkata :
"Harga baju Bakr bin Abdillah seharga 4.000 dan duduk2 dengan orang fakir dan miskin ngobrol² bersama mereka. Maka dia berkata : sungguh Bakr membuat mereka terheran²"
عن النضر بن شميل قال : ما رأيت أرحم لمسكين من شعبة رحمه الله إذا رأى المسكين لا يزال ينظر إليه حتى يتغيب عن وجهه. [الحلية 2/ 416]
AnNadhr ibnu Syamil berkata :
"Aku tidak melihat orang yang paling sayang kepada orang miskin selain Syukbah, dia kalau sedang melihat orang miskin berlama² sampai orang miskin itu pergi lenyap dari pandangannya"
كان سفيان الثوري رحمه الله يعظم المساكين، ويجفُو أهل الدنيا، فكان الفقراء في مجلسه هم الأغنياء، والأغنياء هم الفقراء. [الجامع المنتخب / 82]
"Sufyan atTsauri sangat menghormati orang² miskin, menjaga jarak dengan para ahli dunia, baginya di majlisnya orang² miskin (diperlakukan) bagaikan orang kaya"
عن قبيصة قال : ما رأيت الأغنياء أذل منهم في مجلس سفيان الثوري رحمه الله، ولا الفقراء أعز منهم في مجلس سفيان الثوري. [الحلية 2/ 363]
"Orang² kaya tidak terlihat terhina di majlisnya Sufyan AtTsari, dan demikian pula tidak ada orang² gaqir yang terlihat mulia di majlisnya Sufyan AtTsari."
*KECELAKAAN BAGI ORANG YANG MENYAKITI ORANG MISKIN*
ﻓَﺬَﻟِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺪُﻉُّ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴﻢَ ( 2 ) ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺤُﺾُّ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﻌَﺎﻡِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴﻦِ (
"Itulah (orang yang mendustakan agama) yaitu orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."
Celakalah orang yang menjadikan orang miskin sebagai bahan olokan, obyek tertawaan, kenyataan yang diremehkan. Orang tersebut tidak punya kasih sayang kepada anak yatim. Padahal mereka itu adalah orang yang patut dikasihi dan iba kepadanya.
Golongan lemah, rakyat jelata, wong cilik yang fakir dan miskin sangat butuh dengan santunan. *Karena* kadang² mereka tidak makan. Kalau makan pun kadang nasinya beras raskin yang kasar bercampur kutu, lauk pauk sederhana. Kadang sambal garam atau daun singkong rebus. Sayur tong seng, krengséng, dendéng, empal, rendang, gulai, atau rawon bagi mereka makanan mewah. Sebab paling sering mereka berkuah mie. Makan Anggur, minum susu, apalagi makanan restoran bagi mereka tak terjangkau.
Bagi mereka (bagi orang miskin yang beriman), hanya tangisan yang bisa mereka andalkan. Saat ada masalah pelarian mereka hanya menengadahkan kedua tangan berdoa. Hanya tuhannya yang mereka andalkan. Hanya Allah yang jadi sandaran segalanya. Mereka mengadukan tentang kelaparan anak²nya, kurang gizinya anggota keluarga, sedikitnya keuangan, kurangnya bahan pangan, seretnya ekonomi, lambatnya usaha, terseok²nya pendapatan. Hidup mereka banyak dirundung derita dan pahitnya kehidupan.
Maka, mencintai orang miskin adalah tanda ikhlasnya cinta seseorang. Karena apa yang dia harap dari si miskin? Si miskin tidak memiliki materi atau harta yang banyak. Mengharap apanya? Beda halnya dengan seseorang yang mencintai orang kaya, pasti ada maksud, ada udang di balik rempéyék. Dan kadang maksud mencintai orang kaya tadi tidak ikhlas. Bisa jadi ada intrik² duniawi dan ambisi terselubung, entah ingin dapat proyek, dapat pekerjaan ataupun bantuan.
Maka Inilah di antara alasan kenapa Rasulullah [] mengajarkan do’a yang demikian kepada kita :
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻰ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻓِﻌْﻞَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻭَﺗَﺮْﻙَ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮَﺍﺕِ ﻭَﺣُﺐَّ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴﻦِ
"Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang² miskin" (HR. Tirmidzi no. 3235)
*Keutamaan Mencintai Orang Miskin*
*Pertama* : Mencintai orang miskin termasuk kebaikan. Dalam do’a yang diajarkan di atas, mencintai orang miskin disebutkan secara tersendiri dan ini menunjukkan pentingnya amalan ini, di samping menunjukkan kemuliaannya.
*Kedua* : Mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka akan memudahkan hisab seorang muslim pada hari kiamat.
Karena rosulullah bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat."
Mengapa berdoa agar mencintai orang miskin? Hal ini karena tawadhu’nya beliau [] bahkan agar bisa berkumpul dengan mereka di hari kiamat karena orang miskin-lah yang mudah dihisab di hari kiamat. Mereka tidak memiliki banyak harta dibanding orang² kaya, sehingga mereka lebih dahulu masuk surga.
*Kedua* : Dekat dengan orang miskin berarti semakin dekat dengan Allah pada hari kiamat. Karena rosulullah berdoa :
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺣْﻴِﻨِﻰ ﻣِﺴْﻜِﻴﻨًﺎ ﻭَﺃَﻣِﺘْﻨِﻰ ﻣِﺴْﻜِﻴﻨًﺎ ﻭَﺍﺣْﺸُﺮْﻧِﻰ ﻓِﻰ ﺯُﻣْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴﻦِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ » . ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﻟِﻢَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ « ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻏْﻨِﻴَﺎﺋِﻬِﻢْ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻌِﻴﻦَ ﺧَﺮِﻳﻔًﺎ ﻳَﺎ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﻻَ ﺗَﺮُﺩِّﻯ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴﻦَ ﻭَﻟَﻮْ ﺑِﺸِﻖِّ ﺗَﻤْﺮَﺓٍ ﻳَﺎ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﺃَﺣِﺒِّﻰ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴﻦَ ﻭَﻗَﺮِّﺑِﻴﻬِﻢْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﻘَﺮِّﺑُﻚِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ »
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat ”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian? ” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul
[] (HR. Tirmidzi no. 2352.)
*Ketiga* : Dekat dengan mereka, yaitu dengan membantu dan menolong mereka. Jadi bukan hanya sekedar dekat dengan mereka.
*Keempat* : Memperjuangkan kehidupan orang miskin termasuk jihad di jalan Allah :
ﺍﻟﺴَّﺎﻋِﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻷَﺭْﻣَﻠَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦِ ﻛَﺎﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺪِ ﻓِﻲْ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ – ﻭَﺃَﺣْﺴِﺒُﻪُ ﻗَﺎﻝَ :- ﻭَﻛَﺎﻟْﻘَﺎﺋِﻢِ ﻻَ ﻳَﻔْﺘُﺮُ ﻭَﻛَﺎﻟﺼَّﺎﺋِﻢِ ﻻَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ
“Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjihad fii sabiilillaah" (muslim)
*Kelima* : Menolong orang miskin akan mudah memperoleh rizki dan pertolongan Allah, serta akan mudah mendapatkan barokah do’a dari mereka
ﻫَﻞْ ﺗُﻨْﺼَﺮُﻭْﻥَ ﻭَﺗُﺮْﺯَﻗُﻮْﻥَ ﺇِﻻَّ ﺑِﻀُﻌَﻔَﺎﺋِﻜُﻢْ
“Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian ” (HR. Bukhari no. 2896).
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻨْﺼُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻫَﺬَﻩِ ﺍْﻷُﻣَّﺔَ ﺑِﻀَﻌِﻴْﻔِﻬَﺎ : ﺑِﺪَﻋْﻮَﺗِﻬِﻢْ ، ﻭَﺻَﻼَﺗِﻬِﻢْ ، ﻭَﺇِﺧْﻼَﺻِﻬِﻢْ .
“Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka ” (HR. An Nasai no. 3178.
Ibnu Baththol berkata, “Ibadah orang-orang lemah dan doa mereka lebih ikhlas dan lebih terasa khusyu’ karena mereka tidak punya ketergantungan hati pada dunia dan perhiasannya. Hati mereka pun jauh dari yang lain kecuali dekat pada Allah saja. Amalan mereka bersih dan do’a mereka pun mudah diijabahi (dikabulkan)”. Al Muhallab berkata, “Yang Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ maksudkan adalah dorongan bagi Sa’ad agar bersifat tawadhu ’, tidak sombong dan tidak usah menoleh pada harta yang ada pada mukmin yang lain” (Lihat Syarh Al Bukhari li Ibni Baththol, 9: 114).
*Keenam* : Memiliki sifat tawadhu’ dan qona’ah..Orang yang mencintai si miskin akan memberikan pengaruh baik pada dirinya yaitu semakin tawadhu’ (rendah diri) dan selalu merasa cukup ( qona’ah ) karena ia selalu memperhatikan bahwa ternyata Allah masih memberinya.
Semoga bermanfaat. Amiin.
أبو حسن
Tidak ada komentar :
Posting Komentar