(7)
PERKATAAN PARA ULAMA TENTANG ZUHUD, (Rujukan kitab : AzZuhdu karya Ibnu Abid Dunya);
قَالَ وُهَيْبٌ الْمَكِّيُّ: الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا أَنْ لَا تَأْسَى عَلَى مَا فَاتَ مِنْهَا، وَلَا تَفْرَحَ بِمَا أَتَاكَ مِنْهَا. ص63
Wuhaib alMakki berkata,
"Zuhud di dunia yaitu engkau tidak berputus asa dari apa yang terluput darinya (dunia), dan engkau tidak pula berbangga diri dengan apa yang diberikan kepadamu darinya (dunia)"
قال سُفْيَانُ: الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا قِصَرُ الْأَمَلِ، لَيْسَ بِأَكْلِ الْغَلِيظِ وَلَا لُبْسِ الْعَبَاءِ.
ص63.
Sufyan berkata,
"Zuhud di dunia itu pendek angan², bukan dengan makan makanan buruk dan berpakaian kasar"
قال سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ: الدُّنْيَا غَنِيمَةُ الْآخِرَةِ. ص67.
Said bin abdil Aziz berkata,
"Dunia itu ghonimah untuk akhirat"
NB : yaitu dengan memanfaatkan harta /kesempatan yang tersedia untuk akhirat.
قال فُضَيْل بْنِ عِيَاض: أَصْلُ الزُّهْدِ الرِّضَا عَنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. ص68.
Fudhail ibnu iyadh berkata,
"Zuhud yang mendasar adalah ridho dengan apapun (:taqdir, ketentuan) dari Allah ta'ala"
قال مَضَاءٌ: إِنَّمَا أَرَادُوا بِالزُّهْدِ لِتَفْرَغَ قُلُوبُهُمْ لِلْآخِرَةِ. ص71.
Madhza' berkata,
"Sesungguhnya orang² zuhud terhadap dunia hanyalah agar supaya hati² mereka perhatian untuk kehidupan akhirat"
قال أبو الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: لَئِنْ حَلَفْتُمْ لِي عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ أَنَّهُ أَزْهَدُكُمْ، لَأَحْلِفَنَّ لَكُمْ أَنَّهُ خَيْرُكُمْ.
Abu Darda' [] berkata,
"Andaikan kalian bersumpah kepadaku mengenai seseorang dari kalian, bahwa dia itu orang yang paling zuhud, niscaya aku juga bersumpah bahwa dia adalah orang terbaik di kalangan kalian"
قال الحسن: وَاللَّهِ لَقَدْ عَبَدَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ الْأَصْنَامَ بَعْدَ عِبَادَتِهِمُ الرَّحْمَنَ بِحُبِّهِمُ الدُّنْيَا. ص73.
AlHasan berkata,
"Demi Allah, sungguh dahulu Kaum Bani Israel itu menyembah berhala² setelah beribadah menyembah Allah ta'ala, KARENA faktor kecintaan mereka terhadap dunia"
NB: - ambisi duniawi, kompetisi popularitas, keserakahan kepada harta, perlombaan banyak²an pendapatan, kegilaan kepada uang, kerakusan profit, kecintaan terhadap perolehan financial, ketamakan kepada kekayaan, MAMPU membahayakan agama seseorang.
قال الصَّلْتُ بْنُ حَكِيمٍ: بَلَغَنَا أَنَّهُ أُوحِيَ إِلَى الدُّنْيَا أَنَّهُ مَنْ تَرَكَكِ فَاخْدُمِيهِ، وَمَنْ آثَرَكِ فَاسْتَخْدِمِيهِ. ص74.
Assoltu Bin Hakim berkata,
"Telah sampai atsar kepadaku bahwasanya harta dunia itu telah diberi ilham agar : siapa² yang meninggalkannya maka mengabdilah kamu kepadanya, dan barangsiapa yang justru mementingkannya maka jadikanlah dia pembantunya (dunia)"
قال هِشَام الثَّوْرِيُّ: كَانَ يُقَالُ: إِنَّمَا سُمِّيَتِ الدُّنْيَا، لِأَنَّهَا دَنِيَّةٌ، وَإِنَّمَا سُمِّيَ الْمَالُ لِأَنَّهُ يَمِيلُ بِأَهْلِهِ. ص75.
Hisyam atTsauri berkata,
"Dinamakan dunia karena dia itu DANIYAH, yaitu rendah. Dan harta itu dinamakan MAAL karena memang membuat condong para pemiliknya"
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، {إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ} [ص: 46] قَالَ: أَخْلَصْنَاهُمْ [ص:78] بِذِكْرِ الْآخِرَةِ. ص77.
Usman bin Atho' dari ayahnya berkata tentang tafsir alAquran surah Shaad " Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri itu." Yaitu negeri akhirat.
قَالَ عَوُنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: زَهْرَةُ الدُّنْيَا غُرُورٌ وَلَوْ تَحَلَّتْ بِكُلِّ زِينَةٍ وَالْخَيْرُ الْأَكْبَرِ غَدًا فِي الْآخِرَة ِفَنَحْنُ بَيْنَ مُسَارِعٍ وَمُقَصِّرٍ. ص79.
Aun bin Abdillah berkata,
"Bunga (perhiasan) dunia memperdaya meski bersolek dengan setiap keindahan dsn kebaikan. Dan kebaikan yang besar adalah kelak di akherat. Kini sekarang kita berada di antara yang bersegera dan memperpendek"
كَانَ يُقَالُ: مَثَلُ الَّذِي يُرِيدُ أَنْ يُجْمَعَ لَهُ الْآخِرَةُ وَالدُّنْيَا مَثَلُ عَبْدٍ لَهُ رَبَّانِ لَا يَدْرِي أَيَّهُمَا يُرْضِي.
Seorang dari Ulama berkata,
"Perumpamaan orang yang ingin terkumpul baginya dunia dan akhirat adalah perumpamaan seorang budak yang dimiliki oleh dua orang tuan. Dia tidak tahu tyan yang mana yang ridho"
قَالَ أَبُو مُوسَى: إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا فِتْنَةٌ مُنْتَظَرَةٌ، وَكَلٌّ مُحْزِنٌ.
Abu Musa berkata,
"Tidak tersisa dari dunia melainkan terdapat fitnah yang dinantikan. Dan semuanya membuat kesedihan"
قال مَيْمُونُ بْنُ مِهْرَانَ: الدُّنْيَا كُلُّهَا قَلِيلٌ، وَقَدْ ذَهَبَ أَكْثَرُ الْقَلِيلِ، وَبَقِيَ قَلِيلٌ مِنَ الْقَلِيلِ. ص81.
Maimun bin Mahran berkata,
"Dunia semuanya sedikit. Dan sudah pergi kebanyakan yang kecil tersebut, dan yang sedikit tersisa dari yang sedikit".
قَالَ السَّرِيُّ بْنُ يَنْعُمَ، وَكَانَ مِنْ عُبَّادِ أَهْلِ الشَّامِ: بُؤْسًا لِمُحِبِّ الدُّنْيَا، أَتُحِبُّ مَا أَبْغَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ؟
Assariy bin Yan'um, dia adalah dari ahli Ibadah negeri Syam, berkata,
"Buruk sekali para pecinta dunia, apakah kamu suka apa yang dibenci Allah ta'ala?"
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: لَا تَحْزَنْ أَنْ يُعَجَّلَ لَكَ كَثِيرٌ مِمَّا تُحِبُّ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاكَ إِذَا كُنْتَ ذَا رَغْبَةٍ فِي أَمْرِ آخِرَتِكَ. ص82.
Umar bin Khotob berkata,
"Janganlah bersedih dengan apa yang disegerakan dengan kebanyakan yang kalian senangi dari urusan dunia, apabila kalian memiliki harapan dengan perkaramu di akherat"
قال أبو عبد الله الأنطاكي: لَيْسَ شَيْءٌ خَيْرًا لَنَا مِنْ أَنْ لَا نَمْتَحِنَ بِالدُّنْيَا. ص87.
Abu Abdillah al-Antoqiy berkata,
"Tidak ada sesuatu yang lebih baik untukku, selain dari aku tidak diuji dengan perkara dunia"
قال مَالِكُ بْنُ دِينَارٍ: بِقَدْرِ مَا تَفْرَحُ لِلدُّنْيَا كَذَلِكَ تُخْرِجُ حَلَاوَةَ الْآخِرَةِ مِنْ قَلْبِكَ. ص100.
Malik bin Dinar berkata,
"Seberapa besar kadar kebanggaanmu dengan dunia, maka sebesar itu pula manisnya iman keluar dari hatimu"
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا رَاحَةُ الْقَلْبِ وَالْبَدَنِ. ص106.
Umar bin khatab berkata,
"Zuhud terhadap dunia, merehatkan (menentramkan) hati dan badan"
- jiwa -raga, jasmani - rohani menjadi tentram damai dengan zuhud.
كَتَبَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ إِلَى أَخٍ لَهُ، فَقَالَ فِي كِتَابِهِ: ارْفُضْ يَا أَخِي حُبَّ الدُّنْيَا، فَإِنَّ حُبَّ الدُّنْيَا يُعْمِي وَيُصِمُّ. ص108.
Ibrahim bin Adham berkata kepada saudaranya,
"Hai saudaraku... tinggalkanlah sikap cinta dunia. Sebab cinta dunia bisa menyebabkan buta dan tuli"
قال عُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ: الدُّنْيَا أَمَدٌّ، وَالْآخِرَةُ أَبَدٌ..ص109.
Ubaid bin Umair berkata,
"Dunia itu pendek, akhirat itu kekal abadi"
قال سُفْيَانُ الثَّوْرِيِّ: كَانَ مِنْ دُعَائِهِمْ: اللَّهُمَّ زَهِّدْنَا فِي الدُّنْيَا، وَوَسِّعْ عَلَيْنَا مِنْهَا، وَلَا تَزْوِ بِهَا عَن.
Sufyan atTsaury berdoa, dan dari doanya begini;
"Ya Allah... jadikanlah kami zuhud kepada dunia, dan lapangkan kami dengannya (dunia), & janganlah kami diperdaya olehnya (dunia)"
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ: لَوَدِدْتُ أَنِّي مِنَ الدُّنْيَا فَرْدٌ كَالرَّاكِبِ الْغَادِي الرَّائِحِ.
Abdullah bin Masud berkata,
"Aku sangat ingin diriku dengan dunia seperti seorang pengendara di pagi hari dan sore hari"
قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ: الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَا أَدَّى إِلَيْهِ.
Abu Darda' berkata,
"Dunia itu terlaknat, terkutuk apa yang ada di dalamnya, SEKAIN dzikir keoada Allah, dan apa² ibadah yang ditunaikan kepadaNya"
قَالَ مُطَرِّفٌ: لَوْ كَانَتْ لِي الدُّنْيَا كُلُّهَا فَسَلَبَنِيهَا بِشَرْبَةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَافْتَدَيْتُ بِهَا. ص118.
Muthorrif berkata,
"Sekiranya aku memiliki dunia seluruhnya, yang akan merampasku meski hanya seteguk air pada hari kiamat, niscaya aku akan jadikan dia (dunia tsb) sebagai tebusannya"
قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: كَيْفَ يَفْرَحُ بِالدُّنْيَا مَنْ يَوْمُهُ يَهْدِمُ شَهْرَهُ، وَشَهْرُهُ يَهْدِمُ سَنَتَهُ، وَسَنَتُهُ تَهْدِمُ عُمْرَهُ؟.ص120.
Sebagai Ahli hikmah berkata,
"Bagaimana engkau berbangga dengan dunia yang harinya menghancurkan bulan, bulan²nya menghancurkan tahun, tahun²nya menghancurkan umur"
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا تَهَاوَنَ بِالْمُصِيبَاتِ، وَمَنِ ارْتَقَبَ الْمَوْتَ سَارَعَ إِلَى الْخَيْرَاتِ.
ص125.
Ali bin Abu Talib berkata,
"Barangsiapa zuhud terhadap dunia, niscaya ringan baginya berbagai musibah. Dan barangsiapa merasa diintai kematian niscaya bersegera dalam beramal"
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: اتَّقُوا فُضُولَ الدُّنْيَا، فَإِنَّهَا رِجْسٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. ص128.
Isa bin Maryam berkata,
"Berhati²lah dengan berlebihan dengan perkara dunia. Karena hal itu termasuk keburukan disisi Allah"
قال أبو سليمان الداراني: لَا يَصْبِرُ عَنْ شَهَوَاتِ الدُّنْيَا إِلَّا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مَا يَشْغَلُهُ مِنَ الْآخِرَةِ.
Abu Sulaiman aDaroroni berkata,
"Tidak bisa bersabar memperturuti keinginan syahwat dunia, melainkan orang yang di hatinYa tidak sibuk dengan kepentingan akhirat"
قال بعض الحكماء: مَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا مَلَكَهَا، وَمَنْ رَغِبَ فِي الدُّنْيَا خَدَمَهَا.
Sebagai Ahli hikmah berkata,
"Barangsiapa zuhud terhadap dunia maka dia menguasainya. Barangsiapa yang berambisi dengan dunia mska dia pembantunya"
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: تَعْمَلُونَ لِدُنْيَا صَغِيرَةٍ، وَتَتْرُكُونَ الْآخِرَةَ الْكَبِيرَةَ، وَعَلَى كُلِّكُمْ يَمُرُّ الْمَوْتُ. ص134.
Isa bin Maryam berkata,
"Kalian berbuat demi perkara dunia yang kecil, dan meninggalkan perkara akhirat yang besar. Dan setiap dari kalian pasti dihampiri kematian"
قال الفضيل بن عياض: الْقُنُوعُ هُوَ الزُّهْدُ، وَهُوَ الْغِنَى.
Fudzail ibnu Iyadh berkata,
"Qona'ah itulah zuhud. Dan zuhud itu sebuah kekayaan"
قال عَوْنَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ: إِنَّ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ فِي قَلْبِ ابْنِ آدَمَ كَكَفَّتَيِ الْمِيزَانِ، بِقَدْرِ مَا تَرْجَحُ إِحْدَاهُمَا تَخِفُّ الْأُخْرَى. ص136.
Aun bin Abdillah berkata,
"Sesungguhnya dunia dan akhirat di dalam hati seorang anak Adam sebagaimana neraca timbangan. Yang mana yang lebih berat dari keduanya maka yang lainnya pasti lebih ringan (diremehkan)"
قال أبو معاوية الأسود: مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّهِ طَالَ غَدًا فِي الْقِيَامَةِ غَمُّهُ.
Abu Muawiyah al-As'ad berkata,
"Siapa yang dunia itu orientasi (keinginan) nya yang paling besar, maka dia akan menjadi orang paling lama kesedihannya di hari kiyamat"
قال مَسْلَمَةُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ: إِنَّ أَقَلَّ النَّاسِ هَمًّا فِي الْآخِرَةِ أَقَلُّهُمْ هَمًّا فِي الدُّنْيَا.
ص137.
Maslamah bin Abdul Malik berkata,
"Sesungguhnya orang yang paling sedikit kesedihannya kelak di akhirat, adalah orang yang paling sedikit ambisinya di dunia"
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا لَا يُقِيمُ الرَّجُلَ عَلَى رَاحَةٍ تَسْتَرِيحُ إِلَيْهَا نَفْسُهُ.
Sebagai Ahli ilmu berkata,
"Zuhud di dunia tidak menyebabkan seseorang bersantai² yang dirinya selalu berleha- leha"
كَانَ يُقَالُ: الْوَرَعُ يَبْلُغُ بِالْعَبْدِ إِلَى الزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا، وَالزُّهْدُ يَبْلُغُ بِهِ حُبَّ اللَّهِ تَعَالَى. ص139.
Sebagai Ahli hikmah berkata,
"Sikap Wara' bisa menyampaikan seorang hamba terhadap zuhud terhadap dunia. Dan sikap Zuhud bisa menyampaikan dengannya kepada kecintaan Allah"
قال أبو حازم: يَسِيرُ الدُّنْيَا يَشْغَلُ عَنْ كَثِيرِ الْآخِرَةِ. ص140.
Abu Hazm berkata,
"Sedikit saja dari urusan dunia, akan menyibukkan dari banyak perkara akherat"
*Perkataan Salaf Tentang Zuhud*
1. Berkata Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu,
« إن الدنيا قد ارتحلت مدبرة, وإن الآخرة قد ارتحلت مقبلة و ولكل منهما بنون, فكونوأ من أبناء الآخرة, ولاتكونوا من أبناء الدنيا, فإن اليوم عمل ولا حساب, وغدا حساب ولا عمل. »
{وتزودوا فإن خير الزاد التقوى} [البقرة : ١٩٧]
"Sesungguhnya dunia telah beralih ke belakang dan akhirat telah beralih ke hadapan, pada tiap-tiap keduanya terdapat anak-anaknya. Maka jadilah anak-anak akhirat dan jangan jadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah untuk beramal bukan hisab, dan esok adalah hari penghisaban bukan untuk amal."
Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”
[ Shahîhul Bukhâri, kitab: ar-Riqâq, bab: fil Amali wa Thûlihi, Fat-hul Bâri XI/235. Lihat juga Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, II/378 ]
2. Isa bin Maryam 'alayhisalam berkata,
« إعبروها ولا تعمّروها »
“Berlalulah di dunia ini dan janganlah mendiaminya”
Beliau berkata lagi,
« من ذا الذي يبني على موج البحر دارًا؟ تلكم الدنيا فلا تتخذوها قرارا »
“Siapakah gerangan yang membangun kampung di atas gelombang lautan? Yang menghantam dunia maka janganlah kau jadikan tempat tinggalmu.”
Berkata Abdullah bin ‘Aun rahimahullahu,
« إن من كان قبلنا كانوا يجعلون للدنيا ما فضل عن آخرتهم, وإنكم تجعلون لآخرتكم ما فضل عن دنياكم. »
"Sesungguhnya orang-orang sebelum kita dahulu menjadikan dunianya tidak lebih utama daripada akhirat, dan kalian menjadikan bagi akhirat kalian tidak lebih utama dari dunia kalian.”
[ Shifatush Shafwah, jilid 3, 101 ]
Aku (penyusun) berkata,
"Hal tersebut terjadi di zaman Abdullah bin ‘Aun, adapun sekarang, sesungguhnya banyak manusia telah zuhud terhadap akhirat bahkan terhadap keutamaannya !!"
*Hakekat Zuhud Terhadap Dunia*
Zuhud terhadap dunia adalah sebagaimana yang diamalkan Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau.
Zuhud bukanlah mengharamkan hal-hal yang baik dan mengabaikan harta, tidak pula zuhud itu berpakaian dengan pakaian yang kumal penuh tambalan.
Zuhud bukanlah duduk bersantai-santai di rumah dan menunggu sedekah, karena sesungguhnya amal, usaha dan mencari nafkah yang halal adalah ibadah yang akan mendekatkan seorang hamba kepada Allah, dengan syarat menjadikan dunia hanya pada kedua tangannya tidak menjadikannya di dalam hatinya.
Jika dunia itu terletak di tangan hamba bukan di hatinya, sama menurut pandangannya baik ketika ia sejahtera maupun sengsara.
Tidaklah ia bersuka cita dengan kesejahteraannya dan tidaklah pula ia berduka cita dengan kesengsaraannya.
Berkata Ibnul Qayyim dalam mensifati hakikat zuhud:
“Tidaklah yang dimaksud dengan zuhud adalah menolak dunia, seperti kekuasaan, adalah Sulaiman dan Dawud ‘alaihima salam adalah termasuk orang terzuhud pada masanya, namun mereka memiliki harta, kerajaan dan para istri.
Nabi kita, Muhammad _Shallallahu ‘alaihi wa Salam_ adalah manusia yang paling zuhud secara mutlak dan beliau memiliki sembilan istri.
Ali bin ‘Abi Tholib, Abdurahman bin ‘Auf, Zubair bin Awwam dan ‘Utsman bin ‘Affan Radhiallahu ‘anhum, walaupun termasuk orang-orang yang zuhud namun mereka adalah orang-orang yang berharta.
Adalah termasuk kebaikan apa yang dikatakan tentang zuhud, perkataan yang baik atau selainnya, yaitu tidaklah termasuk zuhud terhadap dunia dengan mengharamkan yang halal dan mengabaikan harta. Namun, zuhud adalah menjadikan apa-apa yang di tangan Allah lebih kau yakini daripada apa-apa yang ada pada tanganmu.
Datang seorang lelaki kepada Al-Hasan dan berkata :
Aku punya tetangga yang tidak mau makan ‘Faludzaj’ (semacam pudding atau agar-agar, pent.).
Berkata Hasan:
Mengapa tidak mau?
Orang itu menjawab:
Tetanggaku berkata, aku tak mampu memenuhi terima kasihnya.
Berkata Hasan:
Sesungguhnya tetanggamu itu jahil, apakah ia membalas terima kasihnya dengan air yang dingin?!
اللهم اجعلنا من الزاهدين ٧. آمين.
Semoga bermanfaat. Amiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar