Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

ZUHUD (5)

(5)
Hadits yang paling masyhur perintah agar zuhud terhadap dunia adalah,
(كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيل) رواه البخاري
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”.
(لَا عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الْآخِرَةِ)
“Ya Allah, tidak ada kehidupan (yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat.” (HR. Al-Bukhary no. 6413, Muslim 1805)
Allah berfirman tentang dunia yang fana;
﴿مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ﴾ [سورة النحل الآية:96]
"Dan apa yang di sisimu akan musnah, dan apa yang di sisi.Allah kekal abadi"
Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata:
ﻭﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺃﻥَّ ﻋﻴﺶ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺇﻥ ﻋَﻈُﻢَ ﻓﻬﻮ ﺯﺍﺋﻞ، ﻭﺇﻥ ﻣُﺘِّﻊَ ﺑﻪ ﻣﺌﺔ ﻋﺎﻡ ﺃﻭ ﺃﻟﻒ ﻋﺎﻡ ﻓﻬﻮ ﺯﺍﺋﻞ، ﻟﻜﻦ ﻋﻴﺶ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺑﺎﻕٍ ﺩﺍﺋﻢٌ، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻌﻴﺶ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﻲ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻨَّﻌﻴﻢ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﻲ.
“Maksudnya adalah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia walaupun mewah namun pasti akan berakhir, walaupun seseorang diberi umur 100 atau 1000 tahun tetap saja akan berakhir. Tetapi kehidupan akhirat kekal abadi, dan itulah kehidupan yang hakiki dan kenikmatan yang sebenarnya.”
Apa itu zuhud?
زَهَّدَ الشَّيْءَ : قَلَّلَهُ
"Yaitu: menganggapnya kecil"
زَهِدَ في الدنيا : ترك حلالها مخافةَ حسابهِ ، وترك حرامها مَخَافة عقابه
Zuhud terhadap dunia : meninggalkan yang halal darinya karena takut hisab-nya, meninggalkan yang haram darinya karena takut siksa di akhirat.
Al-Junaid ditanya mengenai zuhud, beliau berkata,
«استصغار الدنيا, ومحو آثارها من القلب»
“Zuhud adalah menganggap dunia itu kecil dan menghilangkan bekasnya dari hati”.
Berkata Abu Sulaiman Ad-Darani,
«الزهد : ترك ما يشغل عن الله»
“Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang menyibukkanmu dari Allah”
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah,
«الزهد ترك ما لا ينفع في الآخرة, والورع ترك ما تخاف ضرره في الآخرة »
“Zuhud adalah meninggalkan- apa-apa yang tak berfaidah bagi akhirat, wara’ adalah meninggalkan apa-apa yang membuatmu takut akan bahayanya terhadap akhirat. Ibnul Qayyim telah menganggapnya baik sekali pernyataan Syaikhul Islam ini”.
Berkata Ibnul Qayyim,
«والذي أجمع عليه العارفون : أن الزهد سفر القلب من وطن الدنيا, وأخذه في منازل الآخرة»
“Orang-orang bijaksana telah bersepakat bahwa zuhud adalah menyingkirnya hati dari negeri dunia, dan membawanya kepada negeri akhirat”.
الزُّهْد : الانْصِرافَ إلَى العِبادَةِ وَتَرْكَ مَلَذَّاتِ الدُّنْيا ، الإِعْراضَ عَنْها احْتِقاراً لَها
Zuhud : mengutamakan kepada ibadah, meninggalkan kelezatan² kesenangan dunia, berpaling darinya dan menganggapnya rendah.
الزهد: ترك ما لا ينفع في الآخرة
Zuhud : meninggalkan apa- apa yang tak manfaat di akherat
أما الورع: ترك ما تخاف ضرره في الآخرة،
Adapun waro' : meninggalkan apa- apa yang membahayakan di akhirat.
إن تركت شيئاً يضر بآخرتك فأنت ورع، وإن تركت شيئاً لا تنتفع به في آخرتك فأنت زاهد.
Jika engkau meninggalkan sesuatu yang bisa membahayakan akhiratmu maka engkau seorang yang wara'. Dan jka engkau meninggalkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya di akhiratmu maka engkau seorang yang zuhud.
الزهد: عدم الفرح بإقبال الدنيا وعدم الحزن على إدبارها.
Zuhud : tidak ada berbangga dengan memperoleh dunia, tidak pula bersedih dengan lenyapnya
قال أهل العلم : لا يبلغ أحد حقيقة الزهد, حتى يكون فيه ثلاث خصال: عمل بلا علاقة، وقول بلا طمع، وعز بلا رياسة،
Seseorang tidak akan mencapai hakekat zuhud sampai dirinya memiliki tiga hal: berbuat amal tanpa bergantung, berbicara tanpa ambisi, mulia tanpa kekuasaan.
BEBERAPA PERKATAAN PARA ULAMA TENTANG ZUHUD, (Rujukan kitab : AzZuhdu karya Ibnu Abid Dunya);
قال يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ: مَا شُبِّهَتِ الدُّنْيَا إِلَّا كَرَجُلٍ نَامَ فَرَأَى فِي مَنَامِهِ مَا يَكْرَهُ وَمَا يُحِبُّ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذِ انْتَبَهَ.
Yunus bin Ubaid berkata ;
"Permisalan kehidupan dunia ini tiada lain kecuali hanya seperti seseorang yang tidur, di dalam tidurnya dia bermimpi yang dia.sukai dan yang dia benci. Kemudian dia tiba2 terbangun" (hal. 28). Yaitu terbangun, terkejut di kehidupan akhirat yang sebenarnya.
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَنَفْجَةِ أَرْنَبٍ. كنفجة أرنب: أي كوثبته من مجثمه، يريد تقليل مدة الدنيا.ص28.
Umar bin Khotob berkata ;
"Dunia itu seperti lobang kelinci". Yaitu kelinci yang tinggal sejenak di dalam lobang. Dan di luar lobang banyak pemangsa & bahaya"
(hal. 28)
قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لَا دَارَ لَهُ، وَمَالُ مَنْ لَا مَالَ لَهُ، وَلَهَا يَجْمَعُ مَنْ لَا عَقْلَ لَهُ. ص29.
Ibnu Mas'ud berkata ;
"Dunia ini adalah negeri orang yang tidak mempunyai negeri, dan harta bagi orang yang tidak punya harta, dan hanya orang yang tidak berakal saja yang menghimpun harta untuk kehidupan duniawi." (hal. 29)
قِيلَ لِبَعْضِ الْحُكَمَاءِ: أَيُّ شَيْءٍ أَشْبَهُ بِالدُّنْيَا؟ قَالَ: أَحْلَامُ النَّائِمِ.
ذُكِرَتِ الدُّنْيَا عِنْدَ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ، فَقَالَ:
أَحْلَامُ نَوْمٍ أَوْ كَظِلٍّ زَائِلٍ ... إِنَّ اللَّبِيبَ بِمِثْلِهَا لَا يُخْدَعُ. ص31.
Sebagian Ahli hikmah ditanya ;
"Seperti apakah kehidupan dunia? Maka hukama' menjawab: seperti mimpi. Imam Hasan alBashri ditanya tentang permisalan dunia. Maka beliau menjawab: bagaikan mimpi orang tidur, seperti bernaungnya orang bernaung sejenak, dan orang yang cerdas adalah orang yang tidak terperdaya darinya". (hal. 31)
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ: رَأَيْتُ الدُّنْيَا - يَعْنِي فِي النَّوْمِ - عَجُوزًا مُشَوَّهَةً حَدْبَاءَ. ص33.
Abu Bakr bin Ayyasy berkata ;
"Aku melihat permisalan dunia seperti: nenek tua, bungkuk, cacat" (hal. 33)
- Nenek renta, pincang, bongkok, mengkerut kulitnya, lemah powernya, penyakitan, berdandan menor. Maka orang yang tertipu dengan polesan kecantikan kosmetiknya adalah orang² yang tertipu.
قال الْحَسَنُ: أَرْبَعٌ مِنْ أَعْلَامِ الشَّقَاءِ: قَسْوَةُ الْقَلْبِ، وَجُمُودُ الْعَيْنِ، وَطُولُ الْأَمَلِ، وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا.
AlHasan berkata ;
"Empat hal tanda sengsara: hati keras, mata kering (tak pernah menangis karena Allah), panjang angan², serta ambisius terhadap dunia" (hal. 33)
قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ: يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ، كَيْفَ بِدُنْيَا تَقْطَعُ رِقَابَكُمْ؟ فَمَنْ جَعَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ لَا فَلَيْسَ بِنَافِعَتِهِ دُنْيَا.
Mu'ad bin Jabal berkata ;
"Wahai para pembaca Quran, bagaimana bisa kehidupan dunia menebas leher² kalian?. Barangsiapa yang Allah jadikan rasa kaya di hatinya maka beruntung dia. Dan barangsiapa yang tidak demikian, niscaya dunia tidak memberi kepadanya"
(hal.36)
قال مَالِكُ بْنُ دِينَارٍ: اتَّقُوا السَّحَّارَةَ، اتَّقُوا السَّحَّارَةَ؛ فَإِنَّهَا تَسْحَرُ قُلُوبَ الْعُلَمَاءِ، يَعْنِي الدُّنْيَا. ص36.
Malik bin Dinar berkata ;
"Hati²lah kalian dengan penyihir!, Sungguh para penyihir itu telah memperdaya para ulama', yaitu dunia" (hal. 36)
قَالَ أَبُو هَاشِمٍ الزَّاهِدُ: خَلَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ، فَالدَّاءُ الدُّنْيَا، وَالدَّوَاءُ تَرْكُهَا. ص40.
Abu Hasyim berkata ;
"Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Penyakit itu ada pada (ambisi, cinta) dunia, obatnya ada pada meninggalkannya". (hal. 40)
مَرِضَ دَاوُدُ الطَّائِيُّ فَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ حَدِيثٍ قَالَ: دَعْنِي، فَإِنِّي إِنَّمَا أُبَادِرُ خُرُوجَ نَفْسِي. ص44.
Dawud atTo'iy sakit dan ada orang bertanya kepadanya tentang suatu hadits, maka dia berkata ; biarkanlah aku. Sesungguhnya aku ingin segera keluar ruh ku" (hal. 44)
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: التُّؤَدَةُ فِي كُلِّ شَيْءٍ خَيْرٌ إِلَّا فِي أَمْرِ الْآخِرَةِ.
Umar bin Khatab berkata ;
" tidak terburu2 dalam segala sesuatu itu baik, selain dalam urusan akhirat" (hal. 44)
قَالَ الحسن: يَتَوَسَّدُ الْمُؤْمِنُ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ فِي قَبْرِهِ، إِنْ خَيْرًا فَخَيْرٌ، وَإِنْ شَرًّا فَشَرٌّ، فَاغْتَنِمُوا الْمُبَادَرَةَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ فِي الْمُهْلَةِ. ص45.
AlHasan berkata ;
"Seorang mukmin akan memanen apa yang pernah dia amalkan sewaktu dia di dunia. Dan dia akan.mendapat balasan di alam kuburnya. Jika amalnya baik maka balasannya baik, jika buruk maka balasannya buruk. Oleh karenanya segeralah memanfaatkan kesempatan di setiap tenggat waktu usiamu. Semoga Alllah merahmatimu" (hal. 45)
قال حَبِيبٌ أَبو مُحَمَّدٍ: لَا تَقْعُدُوا فُرَّاغًا، فَإِنَّ الْمَوْتَ يَطْلُبُكُمْ. ص46.
Habib Abu Muhammad berkata ;
"Jangan duduk2 menganggur. Sebab kematian selalu mengintaimu" (hal. 46)
قال وَهْبُ بْنُ مُنَبِّهٍ: مَثَلُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ كَمَثَلِ رَجُلٍ لَهُ ضَرَّتَانِ، إِنْ أَرْضَى إِحْدَاهُمَا أَسْخَطَ الْأُخْرَى.
Wahab bin Munabbih berkata ;
"Perumpamaan antara dunia dan akhirat adalah seperti seorang yang mempunyai dua hal berbahaya. Jika dia membuat ridho salah satunya maka membuat benci yang lainnya" (hal. 46)
BEBERAPA AYAT ALQURAN
YANG MENGGAMBARKAN TENTANG DUNIA.
Agar kita zuhud terhadapnya.
Berkata Imam Ibnul Qayyim :
"Al-Qur’an dipenuhi dengan anjuran zuhud terhadap dunia, berita akan kehinaan dunia dengan segala kekurangannya, keberakhirannya dan kesegeraan kebinasaannya, dan berisi tentang anjuran berhasarat kepada akhirat, berita akan kemuliaannya dan kekekalannya."
Di antara ayat-ayat yang mendorong bersikap zuhud di dunia adalah:
( اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ )
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” ( QS. Al-Hadid 57 : 20 )
( زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وًالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمًسّـوْمَةِوَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ )
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." ( QS. Ali ‘Imran 3 : 14)
( مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِيْ حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نًؤْتِهِ مِنْهـا وَمَالَهُ فِيْ الْآخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ )
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” ( QS. Asy-Syuuraa 42 : 20 )
( قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌ وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌلِّمَنِ اتَّقَى وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيلًا )
“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” ( QS. An Nisaa’ 4 : 77 )
( بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةُ خَيْرٌوَأَبْقَى )
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” ( QS. Al A’laa 87 : 16 - 17 )
----
Semoga bermanfaat. Amiin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar