Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

Panjang Angan- Angan

²
*PANJANG ANGAN-ANGAN*
Al-Imam Ibnu Rajab _rahimahullah_ berkata:
ومنهم [الصحابة] من كان يفعل ذلك [الوتر في أول الليل] خشية هجوم الموت في النوم، فإنهم كانوا على نهاية من قصر الأمل.
"Sebagian mereka (Shahabat) ada yang melakukannya (witir di awal malam) karena takut serangan maut (kematian) ketika tidur, jadi sungguh mereka adalah orang-orang yang paling pendek angan-angannya." (Fathul Bary, jilid 8 hal. 107).
خط النبي صلى الله عليه وسلم خطا مربعا وخط خطا في الوسط خارجا منه وخط خططا صغارا إلى هذا الذي في الوسط من جانبه الذي في الوسط وقال هذا الإنسان وهذا أجله محيط به أو قد أحاط به وهذا الذي هو خارج أمله وهذه الخطط الصغار الأعراض فإن أخطأه هذا نهشه هذا وإن أخطأه هذا نهشه هذا
“Rasulullah pernah membuat sebuah garis seraya bersabda, ”ini adalah manusia lalu beliau membuat garis lagi di sampingnya seraya berkata, ”Ini adalah ajalnya”. Lalu beliau membuat garis lain yang jauh dari garis sebelumnya serta bersabda, ”Ini adalah angan-angannya. ”Ketika ia berada seperti itu tiba-tiba datanglah garis yang paling dekat (ajalnya)” (HR. Bukhari).
*APA ITU PANJANG ANGAN²?*
هو دوام الحرص على الدّنيا، مع الإعراض عن الآخرة.
- yaitu: senantiasa serakah /ambisius terhadap dunia serta berpaling dari akhirat.
أن يُمَنيَ الإنسان نفسَه بالبقاء في هذه الدنيا، ولا يتفكر في رحيله عنها.
- Yaitu: angan² manusia akan dirinya dia menganggap selamanya di dunia, dia tidak memikirkan akan berpisah darinya.
هو التعلقُ بالدنيا ونسيانُ الآخرة، هو الذي يحمل على الغفلة والتفريط وتسويف التوبة وتأخير الأعمال الصالحة.
- Yaitu: ketergantungan seseorang terhadap dunia dan melupakan akhirat. Yang angan² tersebut membuatnya lalai, terperdaya, meremehkan akhirat, menunda taubat dan berlambat² beramal sholih.
Memang fitrah manusia itu mencintai harta. Pasti. Namun ada yang proporsional dan ada juga yang over/ keterlaluan. Sehingga dia memiliki sangat banyak keinginan, mempunyai setumpuk ambisi duniawi, menyusun berbagai strategi, merencanakan target², mengatur program² hanya demi mendapatkan dunia. Hanya ambisi duniawi yang dia cari, hanya kesenangan dunia yang dia kejar², yang di benak fikirannya hanya kecintaan dunia. Inilah panjang angan².
Sebenarnya tidak mengapa seseorang mencari kesenangan dan kebahagian di dunia asalkan juga tidak melupakan akhiratnya, sebagaimana firman Allah,
﴿ وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبّ الْمُفْسِدِينَ ﴾ [القصص: 77].
Yang menakjubkan dalam diri seseorang adalah: semakin tua dia justru semakin muda ambisinya. Tambah tua bertambah pula angan²nya. Nabi bersabda,
"لا يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابّا فِي اثنَتيْنِ: فِي حُبِّ الدُنْيَا، وَطولِ الأَمَلِ".
"hati orangtua senantiasa muda dalam dua perkara : cinta dunia dan panjang angan²" (HR. Bukhori)
Biarpun usianya sudah 60, 70, 80 tetap saja hatinya sangat bergantung dengan dunia. Keinginannya tetap saja macam², ambisinya terus tak terbatas. Dia sangat menginginkan kesenangan dan kenikmatan. Sangat mencintai kehidupan dan melupakan kematian. Panjang angan² nya benar² memperdayai diri dengan berbagai ambisi. Sudah tua pun maunya nikah lagi. Tak punya gigi tapi tetap ingin makan jadah. Sudah tumbuh uban tapi berpenampilan anak muda.
Lupa mati. Sudah 80 tahun tapi masih ingin beli ini, beli itu, punya ini, punya itu, nonton ini itu.
Diantara tanda seseorang terperdaya dengan panjang angan adalah : menunda2 amal. Menunda 2 taubat. Fikirannya nanti- nanti. Sampai kedahuluan mati.
Diantara contoh seseorang terperdaya dengan panjang angan seperti ingin hafal alQuran tapi gak pernah muroja"ah, tak pernah membaca alQuran. Tapi cuma 'wacaaaaana' ajah.
Contoh lagi, seorang anak muda ingin sukses, kaya dan maju. Tapi tak pernah melangkah. Tak pernah belajar dan bekerja sungguh2. Tapi kerjaannya hanya 'nooooonton' doang. Hari2nya isinya menganggur. Tapi ingin sukses. Itulah namanya berhayal. Demikian juga bagi seseorang menginginkan kebaikan di akhirat maka hendaknya tidak panjang angan2.
Obat panjang angan :
1. Mengingat kematian.
Ingatlah selalu kematian. Datang dengan tiba- tiba.
Jika kita telah mengetahui bahwa kita pasti pergi ke negeri akhirat, maka hendaknya kita benar2 mempersiapkan perbekalannya.
2. Sering ziarah kubur. Karena hal itu akan mengingatkan akhirat.
3. Hindarkan ketergantungan dengan dunia yang fana. Yang hilang. Yang rusak. Tidak kekal. Karena memang sifat dasar dunia itu rusak dan hilang maka hindarkanlah ketergantungan terhadapnya.
4. Ambillah pelajaran akan perguliran waktu yang begitu cepat. Hati demi hari begitu terasa cepat. Bulan demi bulan yang terus berjalan cepat. Dan semuanya pasti berujung pada batas akhir.
Berkata Ali bin Abu Talib:
قال علي إن أخوف ما أخاف عليكم اثنتين طول الأمل واتباع الهوى فأما طول الأمل فينسي الآخرة وأما اتباع الهوى فيصد عن الحق (رواه أحمد في الزهد)
"Yang paling aku khawatirkan pada kalian itu dua hal: panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu, panjang angan-angan membuat orang lupa akhirat, mengikuti hawa nafsu membuat orang menyimpang dari kebenaran Riwayat Ahmad filkitab: Az Zuhd)
*PETAKA*
Hasan Al-Bashir berkata, ”Tidaklah seorang hamba berpanjang angan-angan melainkan akan merusak amalannya” (Al Bayan wat Tabyin, jilid III, hal 74).
Ali Bin Abi Thalib berkata, ”Keberuntungan menghampiri orang yang tidak mencarinya, tamak menjanjikan sesuatu yang sulit dipenuhi, angan-angan membuat buta mata orang cerdik dan siapa yang panjang angan-angan pasti menuai amal yang buruk” (Faraidul Kalam li Khulafail Kiram, Qashim Ashar, hal 345).
Setan laknatullah terus memprovokasi otak dan hati kita untuk merasakan kelezatan hingga ia seolah-olah akan hidup seribu tahun. Pikirannya disibukkan untuk merancang masa depan yang terlalu jauh seperti harus kuliah, lantas bekerja, kemudian memburu kain hingga kemuncak, memiliki fasilitas hidup seperti rumah mewah, perabot, kendaraan, baru menikah. Nyaris detik menit dan hari-harinya berputar sekitar dunia tanpa diiringi bagaimana merancang kehidupan dunia
Baca selengkapnya,
NOTE:
Fudhail bin Iyadh berkata, ”Sekiranya dunia itu emas yang segera fana dan akhirat seperti tembikar yang akan kekal maka seyogyanya engkau memiliki tembikar yang kekal daripada emas yang akan segera fana. Lantas, bagaimana sekiranya dunia itu sebuah tembikar yang akan segera fana, sedangkan akhirat adalah emas yang kekal” (Mukasyafatul Qulub, hal 127).
Al Hurawi berkata, ”Tidak terkumpul kecintaan kepada dunia dan kecintaan Allah serta akhirat. Kedua kecintaan ini tidak akan bersemayam dalam satu tempat namun salah satu dari keduanya pasti akan mengusir yang lainnya dan akan menguasai tempat tersebut. Sesungguhnya jiwa manusia itu satu. Bila ia disibukkan dengan sesuatu maka ia akan terputus dari tandingannya” (Faidhul Qadir, Abdurrauf Al Munawi, Beirut, Darul Nahdhah al Haditsah, Jilid III, hal 396).
*PERBEDAAN ANTARA PANJANG ANGAN² DAN NIAT YANG BAIK UNTUK BERAMAL DI MASA MENDATANG*
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Pertanyaan:
Penanya ini berkata, wahai Syaikh! Apa perbedaan antara panjang angan-angan dan niat yang baik untuk beramal baik pada masa yang akan datang?
Jawaban:
Jika dia meminta kepada Rabb-nya memanjangkan umurnya dalam kebaikan tidak mengapa, karena Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Sebaik-baik manusia adalah seseorang yang panjang umurnya dan baik amalannya.
Jadi, apabila dia meminta dari Rabb-nya panjangnya umur dalam ketaatan kepada Allah dan mengikuti syariatnya, maka tidak mengapa atau menyukainya dalam ketaatan kepada Allah. Baik. (Nurun 'Ala ad-Darb: 913)
الفرق بين طول الأمل والنية الحسنة لفعل الخير في المستقبل
السؤال: يقول هذا السائل يا سماحة الشيخ! ما هو الفرق بين طول الأمل وبين النية الحسنة لفعل الخير في المستقبل؟الجواب: إذا سأل ربه أن يطيل عمره في خير فلا بأس، يقول صلى الله عليه وسلم: (خير الناس من طال عمره وحسن عمله)، فإذا طلب من ربه أن يطيل عمره في طاعة الله واتباع شريعته فلا بأس، أو أحب ذلك في طاعة الله طيب.
Saluran Telegram asy-Syaikh Fawaz al-Madkhaly hafizhahullah
••••••••••••••••••

Tidak ada komentar :

Posting Komentar