Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

Ujub

*JANGANLAH UJUB*
Janganlah Ujub.
- Siapa yang 'ujub dengan HARTA nya maka ingatlah QORUN
- Siapa yang 'ujub dengan KEDUDUKANnya maka ingatlah FIR'AUN
- Siapa yang 'ujub dengan NASABnya maka ingatlah ABU LAHAB
- Siapa yang 'ujub dengan ILMUnya maka ingatlah Bal'am bin Ba'ura
- Siapa yang 'ujub dengan AMALnya maka ingatlah IMAM BARSESHO
- Siapa yang 'ujub dengan kehebatannya maka ingatlah umat- umat terdahulu yang telah dibinasakan.
Sobat....
Biasanya....
Kemapanan ekonomi seseorang, kekuatan finansial yang besar, sosialisasi dan interaksi yang lancar, harta kekayaan, ketersediaan budget, kontinuitas sumber pendapatan yang terjamin, sarana dan prasrana yang serba lengkap terkadang membuat manusia lupa akan hakekat dirinya yang lemah. Lupa siapa yang memberikan semua rejeki itu semua.
Ujub merupakan maksiat yang teramat halus, seperti merasa dirinya paling berguna, paling pintar, saleh, paling dermawan, paling benar jihadnya, paling taat, dan paling bersih.
Tiada godaan terhebat pada seorang yang telah sukses rezekinya, jabatannya, popularitasnya, ilmunya, dan keturunannya kecuali bangga diri dan kagum pada diri sendiri. Merasa paling hebat, paling pintar, paling benar, paling suci. Dan sungguh, inilah penyakit hati mematikan.
Jangan Ujub dan sombong dengan Amalan, Harta, kedudukan dan Nasab. Ingat kita ini adalah Seorang Hamba, kesuksesan kita yang sesungguhnya adalah ketika kita selamat dari neraka dan dimasukkan oleh Allah kedalam surga. Apapun sukses² secara materi, progress² duniawi, popularitas diri, dan sebagainya hanyalah nisbi.
Ibnu Sa’ad menceritakan di dalam kitabnya ath-Thabaqat, bahwasanya Umar bin Abdul Aziz apabila berkhutbah di atas mimbar kemudian dia khawatir muncul perasaan ujub di dalam hatinya, dia pun menghentikan khutbahnya. Demikian juga apabila dia menulis tulisan dan takut dirinya terjangkit ujub maka dia pun menyobek-nyobeknya, lalu dia berdoa, _“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari keburukan hawa nafsuku.”_ (dikutip dari al-Fawa’id, hal. 146)
Saudaraku, salafus shalih telah memberikan teladan kepada kita untuk tidak bersikap ujub. Ingatlah, bahwa segala kebaikan yang ada pada diri kita semata² berasal dari anugerah Allah ta’ala, bukan semata-mata karena kemampuan, kecerdasan dan kehebatan diri kita!
Bisyr Al-Hafi mendefenisikan ujub sebagai berikut: “Iaitu menganggap hanya amalanmu saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain.”
Ibnu Mas’ud ada berkata:
” الهَلَكُ فِى اثْنَيْنِ القَنوْطُ وَالعُجْبُ “
"Kebinasaan itu berpuncak dari dua perkara : berputus asa dan bangga diri"
Ibnul Mubaarok rahimahullah berkata :
وَلاَ أَعْلَمُ فِي الْمُصَلِّيْنَ شَيْئًا شَرٌّ مِنَ الْعُجْبِ
“Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sy’abul Iman no 8260).
Nabi shallallahu alaihi wasallam:
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452
Demikian pula sabda beliau :
لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ
“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868,
Semoga kita dihindar jauh dari ujub. Semoga manfaat, amiin.
.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar