(6)
PERKATAAN PARA ULAMA TENTANG ZUHUD, (Rujukan kitab : AzZuhdu karya Ibnu Abid Dunya);
مَرِضَ دَاوُدُ الطَّائِيُّ فَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ حَدِيثٍ قَالَ: دَعْنِي، فَإِنِّي إِنَّمَا أُبَادِرُ خُرُوجَ نَفْسِي. ص44.
Dawud atTo'iy sakit dan ada orang bertanya kepadanya tentang suatu hadits, maka dia berkata ; biarkanlah aku. Sesungguhnya aku ingin segera keluar ruh ku" (hal. 44)
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: التُّؤَدَةُ فِي كُلِّ شَيْءٍ خَيْرٌ إِلَّا فِي أَمْرِ الْآخِرَةِ.
Umar bin Khatab berkata ;
"Tidak terburu2 dalam segala sesuatu itu baik, selain dalam urusan akhirat" (hal. 44)
قال حَبِيبٌ أَبو مُحَمَّدٍ: لَا تَقْعُدُوا فُرَّاغًا، فَإِنَّ الْمَوْتَ يَطْلُبُكُمْ. ص46.
Habib Abu Muhammad berkata ;
"Jangan duduk² menganggur, sungguh kematian senantiasa mengintai mu" (hal. 46)
قال سَيَّارٌ أَبو الْحَكَمِ: الدُّنْيَا وَالْآخِرَةُ يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ الْعَبْدِ، فَأَيُّهُمَا غَلَبَ كَانَ الْآخَرُ تَبَعًا لَهُ.- ص49.
'Sayar abu Hakam berkata ;
"Dunia dan akhirat itu berhimpun dalam satu hati seorang hamba, yang manakah dari keduanya dominan, maka yang lainnya mengikut kepadanya"
(hal. 49)
قال مَالِكُ بْنُ دِينَارٍ: بِقَدْرِ مَا تَحْزَنُ لِلدُّنْيَا فَكَذَلِكَ يَخْرُجُ هَمُّ الْآخِرَةِ مِنْ قَلْبِكَ، وَبِقَدْرِ مَا تَحْزَنُ لِلْآخِرَةِ فَكَذَلِكَ يَخْرُجُ هَمُّ الدُّنْيَا مِنْ قَلْبِكَ.- ص50.
Malik bin Dinar berkata ;
"Seberapa kadar apa yang kalian sedihkan dari urusan dunia maka sebesar itu pula akan keluar orientasi akhirat dari hatimu. Dan seberapa besar apa yang kalian sedihkan dari urusan akhirat maka sebesar itu pula akan keluar motiv dunia dari hatimu. (hal. 50)
قال عَبْدُ الْوَاحِدِ: مَا الدُّنْيَا؟ إِنْ كُنْتُ لَبَائِعَهَا فِي بَعْضِ الْحَالَاتِ كُلِّهَا بِشَرْبَةٍ عَلَى الظَّمَأِ.'ص51.
Abdul Wahid berkata ;
"Apakah dunia? Jika saya sebagai penjualnya di suatu keadaan (kehausan), niscaya aku jual seharga seteguk air" (hal. 51)
قِيلَ لِعِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: لَوِ اتَّخَذْتَ بَيْتًا؟ قَالَ: تَكْفِينَا خُلْقَانُ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا.. ص52.
Dikatakan kepada Isa 'alaihis salam; sekiranya engkau memiliki sebuah rumah. Dia berkata; sudah cukup bagiku penciptaan sebagaimana orang² sebelum kami" (hal. 52)
قَالَ أَبُو وَاقِدٍ اللَّيْثِيُّ: تَابَعْنَا الْأَعْمَالَ وَلَمْ نَجِدْ شَيْئًا أَبْلَغَ فِي طَلَبِ الْآخِرَةِ مِنَ الزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا. ص57.
Abu Waqid akLaitsi berkata ;
"Kita melakukan amalan, dan kami tidak mendapati sesuatu yang lebih menyampaikan kepada pahala akhirat selain dari zuhud terhadap dunia" (hal. 57)
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ:
الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا مَنْ لَمْ يَغْلِبِ الْحَرَامُ صَبْرَهُ، وَلَمْ يَسْتَقِلَّ الْحَلَالُ شُكْرَهُ.
مَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا هَانَتْ عَلَيْهِ الْمُصِيبَاتُ، وَمَنِ ارْتَقَبَ الْمَوْتَ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ. ص58.
Ali bin Abu Thalib berkata ;
"Zuhud terhadap dunia yaitu barangsiapa yang perkara harom tidak mengalahkan kesabarannya, sedikitnya harta tidak menghalanginya bersyukur. Barangsiapa yang zuhud kepada dunia, niscaya ringan baginya berbagai derita musibah, dan barangsiapa yang selalu merasa diintai kematian, niscaya bersegera beramal" (hal. 58)
(Juga di: Biharul Anwar 75/73)
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ: أَفْضَلُ الزُّهْدِ إِخْفَاءُ الزُّهْدِ. ص61.
Ibnu Mubarak berkata ;
"Seutama- utama zuhud adalah yang zuhudnya disembunyikan" (hal. 61)
*HADITS² TENTANG ZUHUD*
Hadits-hadits Mengenai Zuhud Terhadap Dunia,
1. Sabda Nabi _Shallallahu ‘alaihi wa Salam_ kepada Ibnu ‘Umar,
«كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ»
“Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah orang yang asing dan seorang pengembara.” (HR. Bukhari).
Turmudzi menambahkan dalam riwayatnya,
«وعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ»
“Dan persiapkanlah dirimu sebagai ahli kubur.”
2. Bersabda Nabi _Shallallahu ‘alaihi wa Salam,_
«الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَ جَنَّةُ الْكَافِرِ»
“Dunia adalah penjaranya seorang mukmin dan surganya orang kafir.”
(HR Muslim).
3. Bersabda Nabi secara jelas tentang kerendahan dunia,
«مَا الدُّنْيا فِي الْآخِرَةِ إلَّا مِثلُ مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ, فَلْيَنْظْرْ بِما يَرْجِعُ»
Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan ibarat seseorang di antara kalian yang memasukkan jari-jemarinya ke dalam lautan samudera, maka lihatlah apa yang diperoleh darinya.” (HR Muslim).
4. Bersabda Nabi [],
«مَا لِي وَلِلدُّنْيَا, إنَّمَا مِثْلي ومْثلُ الدُّنيَا كَمِثْلِ رَاكِبٍ –أيْ نَوْمٍ– فِي ظِلِّّ شَجَرَةٍ, ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»
“Apakah urusanku dengan dunia ini, sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ibarat seorang pengembara yang sedang tidur di bawah naungan pohon pada hari yang panas, kemudian beristirahat lalu meninggalkannya.” (HR Turmudzi dan Ahmad dan haditsnya Shohih)
5. Bersabda Nabi [],
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى فِرْعَوْنَ مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ " .
“Seandainya dunia seberat sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberikan kepada orang kafir air minum sedikitpun.”
(HR Turmudzi dan beliau menshahihkannya).
6. Bersabda Nabi,
«إزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللّٰهُ, وَازْهَدْ فِيمَا فِي أيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ»
“Zuhudlah engkau di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah engkau terhadap apa yang dimiliki manusia niscaya mereka mencintaimu.”
(HR Ibnu Majah dan Albani menshahihkannya).
7. Dan beliau [] bersabda,
«إقْتَرَبَتِ السَّاعةُ وَلاَ يَزْدَادُ النَّاسُ عَلَى الدُّنْيا إلاَّ حِرْصًا, وَلَا يَزْدَادُوْنَ مِنَ اللّٰهِ إلاَّ بُعْدًا»
“Kiamat telah dekat, dan tidaklah bertambah kecuali manusia semakin rakus terhadap dunia, dan tidak bertambah melainkan mereka semakin jauh dari Allah.”
(HR Hakim dan Albani meng hasan kannya).
MACAM-MACAM ZUHUD
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
Zuhud itu bermacam-macam, di antaranya :
1. Zuhud terhadap perkara yang haram, dan hukumnya adalah fardhu ‘ain.
2. Zuhud terhadap syubuhat.
Hukumnya menurut tingkatan kesyubuhatannya. Jika syubuhatnya kuat, maka hukumnya wajib dan jika syubuhatnya lemah, maka hukumnya mustahab/sunnah.
3. Zuhud dalam hal keutamaan
yaitu zuhud terhadap apa-apa yang tak bermanfaat dari ucapan, pandangan, pertanyaan , pertemua,ataupun lainnya.
4. Zuhud terhadap manusia.
5. Zuhud terhadap diri sendiri, dengan cara mempermudah dirinya dalam beribadah di jalan Allah.
6. Zuhud terhadap perkara keseluruhan, yaitu zuhud terhadap perkara-perkara selain untuk Allah dan setiap perkara yang menyibukkanmu dari diri-Nya.
Dan zuhud yang paling utama adalah memelihara zuhud itu sendiri… hati yang bergantung pada syahwat maka tidak sah zuhud dan wara’ nya.
*Sebab-sebab Memperoleh Zuhud Terhadap Dunia*
Memandang dunia akan kesegeraan keberakhirannya, kefana’annya, kekurangannya, kehinaannya dan penuh sesaknya akan kesedihan, kesusahan dan kepayahan di dalamnya.
Memandang akhirat akan kesejahteraannya, kedatangannya yang pasti, kelanggengannya, kekekalannya dan kemuliaan di dalamnya yang penuh kebaikan-kebaikan.
Memperbanyak mengingat kematian dan negeri akhirat.
Mengantarkan jenazah sembari memikirkan penderitaan orang tua kita dan saudara-saudara kita. Mereka tidak membawa sesuatu apapun ke kuburan-kuburan mereka dari harta dunia, dan tidaklah pula bermanfaat kecuali amal-amal shaleh mereka.
Mencurahkan segalanya demi akhirat, menetapinya dengan ketaatan kepada Allah dan mengisi waktu-waktunya dengan dzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an.
Lebih mendahulukan maslahat-maslahat agama di atas maslahat-maslahat dunia.
Berderma, berinfak dan memperbanyak sedekah.
Meninggalkan majelisnya ahli dunia dan menyibukkan diri dengan majelis-majelis akhirat.
Sederhana dalam makan, minum, tidur, tertawa dan bercanda.
Menelaah kisah-kisah para zahidin terutama sirah Nabi dan para sahabatnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبح وسلم
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya dan kepada sahabat-sahabatnya.
Semoga bermanfaat. Amiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar