Abu Hasan

مجموعة الاسلامية على نهج سلف الأمة

Minggu, 29 Maret 2020

Mukmin Bagaikan Lebah

*Seorang mukmin itu bagaikan lebah.*
Rasulullah [] bersabda:
إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
“Sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir).
*FAWAID
1. Itulah mukmin bagaikan lebah, hanya memakan yang halal dan menjauhi yang haram.
2. Dia selalu mengeluarkan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat sebagimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk manusia. Lebah terus memberi manfaat. Lebah mengeluarkan madu, dan madu mempunyai khasiat kesehatan untuk manusia. Dia produktif dengan kebaikan, dan hasilnya dapat bermanfaat bagi mahluk lain.
3. Seorang mukmin tidak pernah berbuat kerusakan. Bahkan ia menjadi pintu pintu pembuka kebaikan untuk manusia. Sebagaimana lebah jika hinggap pada bunga justru membantu proses perkembang biakan.
4. Lebah itu rajin, aktif selalu berusaha mencari rejeki ke sana kemari. Tak pernah malas. Tak pernah berpangku tangan, bertopang dagu meratapi nasib. Tidak. Tapi ulet dan tak pernah menyerah. Bahkan ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain. Begitu seharusnya orang muslim coy...
5. Lebah itu qona'ah. Dapatnya madu seberapa ya segitu dia makan. Madunya dari bunga apa ya disyukuri. Gak pilih² harus cari bunga sakura atau bunga ini dan itu. Apa yang ada itu sudah disyukuri dan qona'ah. Yang di makan pun secukupnya. Sisanya disimpan (saving).
6. Taat kepada pemimpinnya dalam hal kebaikan. Makanya tidak ada lebah hobby demo, gak ada. Lebah itu berkasih sayang sesama mereka. Belum pernah ada cerita lebah pertengkaran atau bunuh- bunuhan sesama lebah. Tapi mereka saling taat dan berkasih sayang.
7. Fokus. Tujuannya adalah mencari madu bunga. Tidak pernah terlalaikan dengan keindahan taman bunga yang warna- warni. Tidak pernah terperdaya dengan ketiduran di dalam bunga, atau muter- muter dulu lihat indahnya pemandangan. Tapi fokus dalam tujuan hidupnya.
8. Cerdas. Sepertinya Allah memberinya instink atau naluri menemukan nektar tumbuhan, navigasi arah untuk pulang dan kemampuan komunikasi antar mereka. Meskipun terbang lebih dari dua kilometer tapi tidak lupa arah pulang. Kecerdasan membuat sarang hexagon yang sangat kuat. Demikian pula seorang mukmin harus menjadi mukmin yang cerdas. Gak boleh mukmin itu goblok- goblok, pah-poh, plonga- plungo, bahlul murokkab, dungu bin debil. Tidak boleh.!!
9. Kerjasama. Tidak egois dan merasa diri paling penting dan berjasa. Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang harus dibangun dalam dirinya seperti lebah.
10. Mengerti waktu. Kalau malam dia beribadah dan berkumpul dengan keluarga. Kalau siang dia bangun berusaha.
11. Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya hinggap ditempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang lain amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah tidak, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitu lah pula sifat seorang mukmin, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 172)
12. Mengeluarkan yang bersih. Lebah mengeluarkan madu, dan madu mempunyai khasiat kesehatan untuk manusia. Dia produktif dengan kebaikan, dan hasilnya dapat bermanfaat bagi mahluk lain. Begitu juga dengan sifat seorang mukmin mampu mengeluarkan kebaikan yang dirasakan oleh manusia dan mahluk lainnya.
13. Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu. Kalau kamu coba- coba ganggu dia, ehmmm... bisa benjol benjol bengkak gundul elo.. Lebah tidak pernah memulai untuk menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa tergangggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan kehormatan agamanya, mereka rela mati dalam jihad dengan melepas sengatnya ditubuh pihak yang diserang. Sifat ini pun setidaknya perlu dimiliki oleh seorang mukmin.
Itulah karakter karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang mukmin.
Sungguh, tidaklah sia-sia Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Qur’an sebagai salah satu nama surah, yaitu An-Nahl.
Al Munawi rahimahullah berkata:
: “ووجه الشبه: حذق النحل، وفِطنته، وقلة أذاه، وحقارته، ومنفعته، وقنوعه، وسعيه في النهار، وتنزُّهه عن الأقذار، وطيب أكله، وأنه لا يأكل مِن كسب غيره، وطاعته لأميره، وأن للنحل آفاتٍ تقطعه عن عمله، منها: الظلمة، والغَيْم، والريح، والدخَان، والماء، والنار، وكذلك المؤمن له آفات تُفقِره عن عمله؛ ظلمة الغفلة، وغَيْم الشك، وريح الفتنة، ودخَان الحرام، ونار الهوى
“Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti, rendah (tawadlu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona’ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makananya halal nan baik, ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain, amat taat kepada pemimpinnya, dan lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian pula mukmin amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu” (Faidlul Qadiir, 5/115).
***
Lebah adalah serangga berbulu dan bersayap empat dan hidup dari madu kembang. Allah memberi kemampuan pada lebah untuk memakan berbagai jenis buah-buahan dan untuk menempuh jalan-jalan yang dimudahkan Allah bagimya sesuai dengan kemauannya, baik di udara, darat, lembah maupun dipegunungan, lalu kembali kesarangnya tanpa tersesat.
Lebah mengeluarkan madu,dan di dalamnya terdapat obat untuk manusia, hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’àla dalam Surat Al-Nahl ayat 69:
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl : 69)
Firman Allah Ta’ala,
“Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”.
Kata ganti (hi yang berartinya) kembali kepada madu. Demikian dikatakan oleh Al Jumhur. Dengan kata lain, di dalam madu terdapat kesembuhan bagi manusia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pernyataannya dalam hadits diatas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah.
Sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaiman firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-Nahl ayat 68 :
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl : 68)
Muudah- mudahan kita bisa meniru sifat positif dari sang Lebah. Amiin.
_Wallahu a’lam bis-Shawab._

Tidak ada komentar :

Posting Komentar